Kabari Januari 2012

Page 18

profil pariwisata

Sumur yang Selalu Sediakan Air Jernih

U

sianya hampir 80 tahun. Rambut memutih. Tak bisa ditolak, fisiknya menua. Sesekali masih terlihat berjalan kaki di kampus. Mengajar atau sekadar diskusi dengan Dosen dan mahasiswa. Sesekali juga terlihat di bandara untuk berangkat menjadi pembicara seminar di luar kota. Namanya, Soetandyo Wignjosoebroto. Guru Besar Emeritus di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya. Pendiri dan pengajar yang begitu dihormati. Pak Tandyo, begitu banyak teman Dosen dan mahasiswanya memanggil – adalah wujud seorang guru dalam makna sebenarnya. Sederhana, tidak berbelit, cerdas, dalam, dan obyektif. Penghargaan Yap Thiam Hien Award tahun ini jatuh di tangan Soetandyo, mengalahkan 34 calon lain. Penghargaan Yap Thiam Hien diberikan kepada pihak yang berjasa besar dalam upaya penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Yap Thiam Hien adalah pengacara Indonesia keturunan Tionghoa yang juga seorang pejuang HAM. Sosok yang pernah menerima penghargaan ini antara lain, Johny Simanjuntak- ahli hukum pembela masyarakat miskin, Marsinah- buruh yang meninggal karena hakhaknya dan Widji Thukul - seorang penyair pembela kaum tertindas.

Kenapa Soetandyo dipilih? Dia Dosen, bukan aktivis HAM Banyak orang datang kepada Guru Besar ini. Mulai dari orang-orang Lembaga Bantuan Hukum, aktivis mahasiswa, aktivis buruh, kaum miskin dan masyarakat biasa, anggota DPR dan sebagainya. Dari sekian yang datang itu, Soetandyo punya benang merah: membela

rakyat kecil. Dengan pengetahuan yang luas tentang sosiologi dan hukum, dia akan memberikan topangan akademis untuk semua yang datang padanya. Itu alasan para juri memilihnya untuk meraih penghargaan ini. Tahun 2001 ketika aktif di Komisi Nasional HAM, dia menjadi saksi ahli dari gugatan perwakilan kelompok (class action), kasus penggusuran kaum miskin kota. Selain itu, dia juga peduli pada kasus kisruh antara pedagang pasar Dinoyo dan pasar Blimbing Malang dengan Pemerintah Daerah setempat. Dia juga peduli ketika mahasiswanya menangani kasus buruh Marsinah. Di mata Dewan Pembina Yayasan Yap Thiam Hien, Makarim Wibisono, meskipun Soetandyo Wignjosoebroto bukan seorang aktivis HAM, namun dia adalah seorang guru di bidang kemanusiaan. “Pak Soetandyo telah menunjukkan kepada masyarakat Indonesia satu pemikiran sederhana tetapi konsisten mengenai bagaimana memanusiakan manusia, secara konsisten menghargai hak-hak kodrati manusia terutama saat memberikan kuliah dan cara hidup yang sangat sederhana.Ia mendahulukan kepentingan masyarakat dari pada kepentingannya sendiri,� kata Makarim. Soetandyo Wignjosoebroto merupakan pelopor aliran antipositivisme dalam hukum. Pemikirannya banyak dituangkan hingga menjadi Guru Besar di Universitas Airlangga. Salah satu prinsip yang disuarakan adalah, seorang hakim harus arif dalam memutus perkara. Dengan begitu, keadilan tidak terletak semata pada undang-undang namun pada hati nurani. Tidak banyak profesor yang tetap sederhana dan bisa bercakap-

Asuransi Kesehatan lewat Anthem Blue Cross,

18 | KabariNews.com

Klik www.TryApril.com atau 1-800-281-6175, April Insurance Agency, Anthem Blue Cross Authorized Agent, Ca Dept of Insurance 0659943 Sejak 1984.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.