Jambi Independent | 30 November 2010

Page 23

Jambi Independent

Selasa, 30 November 2010

Akibat Dipanggil Pelacur -------------------------- dari hal 24 Saat itu korban, Salfitra terlibat cekcok mulut dengan Mina, wanita paruh baya yang juga tetangganya sendiri. Penyebabnya, Salfitra dituding pelacur oleh Mina. Tersinggung dengan tuduhan itu, lalu Salfitra mendatangi rumah Mina yang persis berada di sebelahnya. “Anakku nanyo, ngapo dio dibilang kayak gituan,” kata Rani(52), ibu kandung korban yang ditemui di kediamannya. Tampaknya, pagi itu Mina merasa terganggu dengan ulah Salfitra yang datang ke rumahnya dengan tidak sopan. Mina yang terbakar api emosi itu kemudian masuk ke dalam rumah. “Begitu keluar dari rumah, dia keluar memegang parang. Dia berteriak mau membunuh anakku,” tambah Rani, lagi.

Merasa keselamatannya terancam, karuan Salfitra kabur menghindari amukan Mina. Saat itu pelaku berusaha mengejarnya sembari mengacungkan sebilah golok. Pelaku langsung menyabetkan parangnya ke tubuh Salfitra. Korban berusaha menangkis serangan itu dengan tangan kirinya. Darah segar langsung mengucur setelah golok membelah tangan kiri Salfitri. “Pada saat kejadian tidak seperti biasanya sepi. Padahal biasanya selalu banyak warga yang lalu lalang atau sekedar belanja jajanan untuk dapur ke warung kami,” tutur ibu korban yang menjadi saksi mata. “Usai menebas anakku, dia langsung pergi dan cepat-cepat menutup warung makannya,” terang Rani seraya mengatakan

pelaku cukup beruntung karena tidak sempat dikeroyok massa. Korban yang tersungkur bersimbah darah kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Jambi. Sementara, keluarga korban kemudian mengadukan masalah ini ke Polresta Jambi. Anehnya, Mina cukup cerdik. Dia justru lebih dulu melaporkan korban ke polisi dengan tuduhan melakukan perbuatan tidak menyenangkan. “Setiap laporan yang masuk tetap akan kita proses. Karena yang melapor adalah Mina, jadi, posisi tersangka adalah Salfitra. Meski demikian, kami berupaya untuk melakukan mediasi secara kekeluargaan antara dua belah pihak,” terang Kanit Reskrim Polsek Kotabaru Ipda Ivan Wahyudi saat ditemui di ruang kerjanya kemarin. (cr03)

Mantan Kakan Pos Dituntut ----------------------- dari hal 24 Dia menjelaskan, sejauh ini belum ada pengembalian kerugian negara yang dilakukan terdakwa. Heru Purmanto dijerat dengan dengan dakwaan primer pasal 2 ayat (1)

atau subsider pasal 3 dan pasal 8 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001.

Ancaman hukumannya maksimal 20 tahun penjara, dan denda minimal Rp 200 juta. “Sejauh ini belum ada jaminan kerugian negara yang dikembalikan terdakwa,” tandasnya. (ira)

Diduga Iis Bobol Dua Rumah Sekaligus ------------------------------- dari hal 24 “Jam 11.00 ada tetangga yang melihat pemulung di belakang rumah yang gerakgeriknya mencurigakan. Tapi, karena tetangga yang juga Sekretaris RT itu ada kegiatan lain, ia tinggalkan pemulung itu. Kemungkinan, pemulung itulah yang masuk ke rumah Warni,” kata Supriadi, Minggu (28/11) malam, di kediamannya. Dikatakannya, barang berharga yang hilang milik Warni adalah kalung emas satu suku, cincin perak empat buah, dan dua buah celengan milik anaknya, yang diperkirakan isi kedua celengan itu berisi Rp 600 ribu. “Kalau dijumlahkan secara

total, sekitar Rp 3 jutalah. Kasihan, dia mencari sendirian dan suaminya sudah tidak ada lagi. Dia mengumpulkan uang untuk anaknya sekolah, eh malah dicuri,” terangnya. Pukul 19.00, korban ditemani Supriadi melapor ke Polsekta Telanaipura mengenai peristiwa pencurian itu. Setelah melapor, korban diperlihatkan oleh pihak kepolisian barang-barang korban yang hilang. Dan, ternyata memang benar barang yang diperlihatkan adalah milik Warni. Namun, korban tidak menyangka dan melihat kalau pelaku sudah berha-

sil ditangkap dan berada di dekat mereka. Kapolsek Telanaipura AKP Morry Ermond, melalui Kanit Reskrim, Ipda Arif Nazarudin ketika dihubungi mengatakan bahwa diduga Iis Sugianto (19), sudah membobol rumah Warni. Pencuri yang merupakan warga Palembang, Sumatera Selatan, yang tinggal di Pulau Pandan, Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura, ditangkap saat mencuri di Lorong Al Hidayah, RT 9 Kelurahan Sungai Putri. “Berdasarkan pengem bangan diduga memang dia pelakunya. Tapi, kita masih melakukan pengembangan

dan pelaku masih belum mengaku kalau dia yang mencuri di Lorong Pancasila. Kita masih mengembangakan lagi, apakah pelaku juga pernah melakukan aksinya ditempat lainnya,” sebut Kanit Reskrim. Seperti yang diberitakan sebelumnya, Minggu (28/11) Iis, ditangkap warga karena mencuri dompet di rumah warga yang berada di Lorong Al Hdayah RT 9 Kelurahan Sungai Putri Kecamatan Telanaipura. Namun, saat ditangkap, warga tidak tahu apabila sebelumnya pelaku juga telah menggasak rumah Warni. (cr03)

Hendri Ancam Laporkan Robert Cs ----------------------------------- dari hal 24 Apalagi ini masalah proyek yang dilaporkan kontraktor,” sebut Hendri Sastra. Sementara pengacara Hendry Sastra yaitu M Antonius saat dikonfirmasi via teleponnya menyatakan dalam waktu dekat dirinya akan segera melaporkan Robert Butar-Butar dkk, “saya akan buat laporkan ke KPK dan selain itu kejagung,” ucapnya. Ia mengatakan laporan itu akan dilakukan dalam min-

ggu ini. Dalam laporannya nanti pihak rekanan seperti Bujang, Acuang Garam akan dilaporkan atas tindak pidana terkait fitnah. Khusus Robert, selain dilaporkan kasus fitnah, Robert juga akan dilaporkan terkait laporan palsu. Antonius beralasan, karena kliennya tidak menerima uang suap yang dilakukan Robert dkk. Dalam kuitansi yang diterima Robert, jelas

uang suap itu bukan diterima oleh kliennya, tetapi oleh Agis dan Susan. Agis dan Susan merupakan suruhan dari sesorang yang akan memuluskan proyek yang mana “bolanya” nanti akan didapat oleh Robert dkk. Sementara itu, Kabid Humas Polda Jambi AKBP Almansyah mengatakan bahwa kasus Kadis PU Tanjabbar tersebut terus berlanjut. “Memang sudah ditangguh-

kan, dan Hendri diharuskan wajib lapor. Tapi, kasusnya tetap berlanjut,” tegas Kabid Humas. Seperti yang diberitakan sebelumnya, Hendri Sastra dilaporkan Ke Mapolda Jambi, terkait penggelapan sebesar Rp 3,8 miliar terkait sejumlah proyek yang ia janjikan kepada kontraktor. Dan, dia sempat ditahan di Mapolda Jambi, sebelum mendapat penangguhan. (can)

Dua Saksi Bansos Mangkir ---------------------------------------------- dari hal 24 ”Kita sudah panggil, tapi yang kita panggil juga tidak hadir, kita panggil sesuai dengan surat tertanggal 26 November 2010,” tegasnya. Sementara itu, sidang terpaksa harus ditunda dan akan dilanjutkan Senin (6/12) pekan depan dengan agenda kembali menghadirkan dua

orang saksi masing-masing Zulfikar dan Bendarajaya yang akan dikonfontir dengan saksi SKB. Selain itu sesuai dengan permintaan kuasa hukum, pada sidang lanjutan pekan depan juga akan dihadirkan saksi lainnya. Tidak hanya itu saja, anggota Panggar

Legislatif DPRD Kerinci yang sudah disebut-sebut dalam persidangan sebelumnya tampaknya mulai was-was. Pasalnya, pihak kejaksaan negeri saat ini sudah mulai melirik ke arah panggar legislatif setelah mendengarkan kesaksian dari SKB pada persidangan sebelumnya.

“Setelah saksi-saksi yang kita ajukan sebanyak 16 orang itu selesai, kemungkinan dari pihak terdakwa akan menghadirkan saksisaksi dari pihak mereka, di persidangan lanjutan ini, nantinya akan tampak jelas persoalannya,” jelas Khairul. (ian)

14 Mahasiswa STKIP Nyaris Hilang ------------------------------------ dari hal 24 Lantaran khawatir tidak pulang, warga yang berada di sebelah posko tersebut melaporkan ke kepala desa setempat. Merasa ada yang aneh, kemarin, Kepala Desa Tanjung Karang bersama beberapa warga langsung menuju TKP di Desa Lempur dan bersama warga setempat lalu dilakukan pencarian. Beruntung, 14 orang mahasiswa ditemukan sekitar pukul 10.00 dalam kondisi lemah dan luka-luka kecil. Seperti yang dijelaskan oleh Samsuardi, tokoh masyarakat Lempur kepada koran ini bahwa seperti biasanya di Lempur

jika ada orang hilang warga berduyun-duyun mencarinya. “Tadi pagi (kemarin) begitu mengetahui ada orang hilang di bukit Kaca, maka warga langsung membunyikan gong dan melakukan pencarian dan Alhamdulillah sudah ketemu,” kata Samsuardi, yang juga mantan anggota DPRD Kerinci itu. Menurut Samsuardi, ke-14 orang tersebut ditemukan tidak dalam tempat yang sama. Mereka terpencar-pencar dan satu kelompok ada 14 orang. “Kemungkinan mereka itu nyasar, sebab di Danau Bukit Kaca itu kalau malam juga kelihatan seperti siang lantaran

sinar dari Danau. Bisa jadi mereka itu tidak tahu kalau hari sudah larut malam sehingga ketika hendak pulang tidak tahu lagi jalan keluar sehingga tersesat,” ujarnya. Kemudian sebaliknya Fahmi, salah satu diantara korban yang nyaris hilang ketika dikonfirmasi mengakui bahwa diantara mereka memiliki masalah internal sewaktu melakukan pendakian ke Danau Kaca. Hanya saja, ketika ditanya apa persoalan korban enggan menjawabnya. “Waktu itu kami sudah terpecah dan kami yang pergi ada 14 orang, 7 cewek dan 7 cowok. Semaunya

selamat dan sekarang kami menuju rumah masing-masing,” kata Fahmi yang mengakui sedang dalam perjalan dari Lempur ke Sungaipenuh. Sementara itu Kapolres Kerinci AKBP Hastho Rahardjo ketika dikonfirmasi juga membenarkan hal tersebut. Menurutnya, dia juga baru mendapatkan laporan dari Kapolsek Gunung Raya, kemarin pagi. “Memang betul saya juga dapat laporan dari Polsek Gunung Raya, anggota polsek juga sudah diturunkan ke lokasi waktu pencarian. Mahasiswa tersebut semuanya ditemukan dalam keadaan selamat,” cetus Hastho Rahardjo. (ian)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.