Jambi Independent | 24 Mei 2011

Page 24

Jambi Independent

Selasa, 24 Mei 2011

HOA SHI DONG DAI nadvertorial

Puncak Waisak di Yayasan

Dhyana Meditasi Centre Gelar Lima Ritual surya elviza, Kota Jambi Yayasan Dhyana Gu Yan Chan Yuan Meditasi Centre menggelar puncak perayaan Tri Suci Waisak 2555 BE, Minggu (22/5) lalu. Acara yang digelar di Komplek Jambi Trade Centre, Jalan Sentot Ali Basha, Blok B 35, Silincah Kota Jambi ini diikuti oleh puluhan umat Buddha Kota Jambi dengan berbagai ritual. Ritual pertama yang dilakukan adalah Trisarana dan penyalaan pelita yang dipimpin oleh seorang guru Zen, Ven. Sakya Dharmabhijna. Ritual Trisarana dimulai sejak pukul 08.00 di lantai dua bangunan yang selalu digunakan sebagai tempat meditasi. Trisarana merupakan pernyataan ketaatan dan kesetiaan kepada Buddha, Dhamma dan Sangha. Sehingga mereka yang mengikuti ritual ini memastikan diri untuk menjalani semua ajaran yang telah ditetapkan. Menurut Rosni, ketua Yayasan Dhyana Meditasi Centre mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan ritual rutin yang dige-

PENERANGAN : Ritual penyalaan pelita yang dipimpin oleh guru Zen, Ven. Sakya Dharmabhijna. Ini digelar di Yayasan Gu Yan Chan Yuan Meditasi Centre, Minggu (22/5) lalu. lar oleh pihak yayasan dalam rangka memperingati Tri Suci Waisak dengan menggelar lima ritual sekaligus. “Sehingga kita benar-benar bisa mengambil makna dari Waisak tahun ini dan menjadi manusia yang lebih baik,” ujarnya. Dari pantauan Jambi Independent, ritual Trisarana

Yayasan Teo Chew

0741 20335

Yayasan Kesejahteraan Sentosa

0741 33723

Yayasan Aneka Kesejahteraan (Ang ke)

0741 42620

Yayasan Dharma Bhakti

0741 23737

Yayasan Lambana Aneka Bhakti (Lam An)

0741 33553

Perkumpulan Hakka Jambi (Yayasan Satya Marga)

0741 25270

Yayasan Citra Sosial (Ciang Siok)

0741 443527

foto-foto surya elviza/jambi independent

BERKUMPUL: Diskusi dan sharing Dhamma oleh guru Zen, Ven. Sakya Dharmabhijna.

berlangsung sekitar satu jam dengan pembacaan Sutra Tiga Mustika yaitu berlindung kepada Buddha Dharma dan Sangha untuk menjadi manusia yang lebih sempurna. Dilanjutkan dengan penyalaan pelita yang dilakukan di luar halaman yayasan. Satu per satu umat menyusun dan men-

geluarkan pelita. Lalu, diletakkan di altar khusus. Pelita Dhamma yang berjumlah sekitar 500 pelita tersebut dihidupkan satu per satu oleh Bhikkhu Ven, Sakya Dharmabhijna, sembari doa terus dipanjatkan. Menurutnya, makna penyalaan pelita dalam kehidupan sehari-hari bahwa

manusia hidup dengan khayalan dan melakukan karma buruk yang tidak terbatas. Jika tidak mempunyai kebijaksanaan, maka sulit untuk hidup tenang. Akan tetapi dengan penyalaan pelita di hadapan Buddha, pelita bermakna memancarkan penerangan dan menghapus semua kebodohan

batin manusia. Ritual berjalan khusyuk. Ma­ sing-masing umat menggunakan jubah khusus berwarna hitam dengan terus membacakan sutra hingga semua pelita dinyalakan. “Mudah- mudahan kita mendapatkan kebaikan dari setiap ritual yang kita laksanakan,” harapnya. (*)

Pembacaan Sutra dan Mandi Rupang Buddha JAMBI - Setelah ritual penyalaan pelita Dhamma digelar, acara dilanjutkan dengan pembacaan sutra yang kali ini digelar di lantai dua yayasan. Satu per satu umat memasuki ruangan yang telah dilengkapi dengan berbagai persembahan seperti buah-buahan dan bunga. Satu orang bhikku memimpin doa. Ditemani oleh tiga orang yang memegang alat kebaktian sebagai tanda dimulainya ritual. Lalu, ada satu umat lagi yang membantu membacakan sutra yang diikuti oleh umat lainnya yang hadir. Pembacaan sutra berlangsung sekitar setengah jam. Pembacaan sutra dapat membantu semua makhluk hidup mendapatkan kebahagiaan dan umur panjang. Maka, Bhikkhu Sangha memimpin membacakan sutra Buddha atas nama para umat demi kebajikan keselamatan, keberuntungan dan hidup harmonis.

Lalu, ritual dilanjutkan de­ ngan pemandian Rupang Buddha yan g d i l a k u k a n d i l a n t a i d a s a r y a y asan. Terlebih dahulu, bhikkhu menuruni tangga dan diikuti oleh umat. Lalu mengayunkan gayung kecil sambil memandikan Rupang Buddha. Pemandian Rupang Buddha digelar dalam rangka memperingati hari kelahiran Pangeran Sidharta di Taman Lumbini pada hari purnama bulan Waisak, 623 SM. Pemandian rupang Buddha sebagai simbol membersihkan Lobha (ketamakan), dosa (kebencian) dan Moha (kebodohan). Menurut Rosni, Ketua Yayasan Dhayana Meditasi Centre bahwa pemandian Rupang Buddha menjadi salah satu ritual wajib dalam rangkaian Waisak yang selalu digelar oleh pihak yayasan. “Dengan pemandian Rupang Buddha, kita bisa membersihkan diri kita dari sifat bu-

surya elviza/jambi independent

Khusyuk : Pembacaan sutra dalam rangka perayaaan Tri Suci Waisak di Yayasan Gu Yan Chan Yuan.

ruk,” bebernya. Setelah itu, dilanjutkan dengan dana Sangha dimana umat memberikan dana sebagai salah satu bentuk syukur atas nikmat dan rezeki yang telah mereka peroleh. Berdana dalam bentuk ma-

kanan atau materi kepada vihara sebagai tindakan mulia memuja sepuluh penjuru Buddha, para Bodhisatva, Arahat dan Sangha serta menolong semua makhluk dialam samsara. Sebelum acara ditutup,

sebagian u m a t m e l a k u kan sharing dhamma atau berdiskusi langsung dengan guru Zen, Ven, dan Sakya Dharmabhijna mengenai Waisak dan semua hal yang berkaitan dengan ajaran Buddha. (viz)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.