Jambi Independent edisi 24 Juli 2009

Page 10

Jambi Independent

jumat, 24 juli 2009

Enam Ranperda Nyangkut di Dewan Mengaku Sedang Fokus ke Hak Angket

KOTA JAMBI – Jelang akhir masa jabatan, DPRD Kota Jambi masih menyisakan pekerjaan rumah alias PR yang belum rampung, baik itu di komisi atau di kelembagaan DPRD. Salah satu contoh, hingga kini enam rancangan peraturan daerah (ranperda) yang diajukan eksekutif beberapa waktu lalu tak kunjung tuntas. Padahal masa jabatan Dewan tinggal

sebulan lagi. Ditengarai mangkraknya pembahasan ranpeda itu buntut pembahasan hak angket terhadap wali kota yang kini jadi topik utama di Dewan. Wakil Ketua DPRD Kota Jambi Sukarno saat ditanya soal pembahasan ranperda, tak memastikan apakah produk hukum itu dapat mereka rampungkan atau tidak. “Masih ada sisa waktu sebulan bagi anggota Dewan. Sebulan itu bisa dimanfaatkan untuk membahas beberapa persoalan yang belum tuntas, termasuk pansus laporan hasil pemeriksaan

(LHP) Badan Pemeriksa Kuangan (BPK),” kilahnya kemarin (23/7). Kalaupun tidak selesai, DPRD sekarang akan memberikan rekomendasi kepada periode selanjutnya untuk membahas kembali. “Analisa saya, dengan sisa waktu itu, pembahasan ranperda bisa terkejar. Memang saat ini semua sedang fokus dengan hak angket, sehingga agenda lainnya sempat tertunda,” jelas politikus Partai Demokrat itu. Terpisah, ketua DPRD Kota Jambi Zulkifli Somad mengaku

belum menerima draf enam ranperda tersebut. Menurut dia, saat ini ranperda itu sedang dibahas di fraksi. “Belum diserahkan ke pimpinan,” katanya. “Saya juga tidak tahu apakah sudah dibahas di fraksi atau belum?” Terpisah, anggota pansus enam ranperda, Hodmasyah Siregar, menegaskan bahwa saat ini ranperda sedang dalam pembahasan. “Sudah kita serahkan ke pimpinan. Tetapi kalau belum diterima, mungkin sedang dalam proses di sekretariat,” elaknya.(ira)

Butuh Fasilitas Sekolah------------------------------------------------------------------ dari hal 17 Kami berharap agar sekolah kami ini ditingkatkan untuk menambah ruang belajar karena siswa kami 377, sementara lokal yang tersedia hanya delapan,” akunya. Ketersediaan air bersih di sekolah juga terbatas, padahal sekolahnya memiliki program siswa ibadah di musala sekolah. Keterbatasan air menjadi kendala.

“Saya berharap agar kami diberikan bantuan sumur bor untuk mengakomodasi kebutuhan air,” kata wanita yang sebelumnya bertugas di SDN 17 Sijenjang itu. Kendati demikian, ia bersyukur sekolah yang dia pimpin menjadi SD Inti kelompok kerja gugus di wilayahnya. Buah perkawinannya dengan M Yamin yang bertugas

di Dinas Pendidikan Kota Jambi, wanita asal Bungo itu dikarunia tiga anak. Anak pertama bernama Irma Noviana, karyawan Bank Artha Jelutung. Lalu Desi Mariana yang bekerja di RSUD Muarojambi. Terakhir si bungsu bernama Ricky Saputra, baru tamat SMAN 5 Kota Jambi. Alumnus Unja itu pertama kali diangkat menjadi PNS

pada 1982 dengan penugasan di SDN Aur Cino, Tebo Ulu. Kemudian pada 1984 dia pindah ke SDN 187 di Pasirputih, Jambi Selatan, Kota Jambi. Baru pada 2000 wanita kelahiran 21 Juni 1960 itu diangkat menjadi kepala SDN 17 Sijenjang, Jambi Timur. Empat tahun di sana, dia dipindahtugaskan menjadi kepala SDN 74 hingga sekarang.(kin)

Banyak Istri Minta Cerai --------------------------------------------------------------- dari hal 17 Menurut Helmi, dari kasus cerai yang mereka tangani, sedikit kasus yang dicabut atau kembali rujuk. “Mediasi sering tak berpengaruh,” tutur Helmi. Menurutnya, itu terjadi lanta-

ran ketika berkas cerai masuk ke pengadilan, kedua pihak umumnya telah berpikir matang. Pasti sebelumnya sudah banyak yang dimediasi keluarga. Kasus cerai merupakan kasus

yang terbanyak ditangani PA. Padahal Pengadilan Agama tidak hanya menangani masalah tersebut. Selain cerai, kasus yang kerap ditangani PAadalah pengangkatan anak, harta waris, dan penetapan

wali. Bagaiamana dengan poligami? Data tahun lalu menunjukkan, hanya ada dua kasus poligami. “Mungkin di luar lebih banyak, tapi biasanya nikah di bawah tangan,” katanya.(dra)

BPK: Belum Ada Tindak Lanjut ------------------------------------------------------ dari hal 17 Berdasarkan catatan Jambi Independent, Karo Eko­no­mi dan Pembangunan (Ekbang) Setda Provinsi Hasvia menargetkan, pada 1 Juli tunggakan KUPEM sudah tuntas. Mengingatkan, soal temuan tunggakan KUPEM, sebelum menjadi laporan hasil pemeriksaan (LHP), BPK lebih dulu menyampaikan draft temuan

mereka ke Pemprov. Pada Maret lalu, Pemprov menggelar rapat koordinasi tim KUPEM Provinsi Jambi dan kabupaten/ kota tentang pelaksanaan program KUPEM, permodalan, dan sertifikasi hak atas tanah di kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Lalu pada 13 April 2009, tim menyurati bupati/wali kota

se-Provinsi Jambi agar menindaklanjuti kesepakatan bersama untuk melaksanakan pembinaan dan pe­nagihan tunggakan KUPEM pada para nasabah. Surat itu bernomor 521/978/III-SDA tertanggal 13 April 2009. Se p u l u h h a r i k e m u d i a n , 23 April 2009, tim kembali menyampaikan draft temuan

BPK tentang KUPEM 2008 dan telah disampaikan jawaban yang ditujukan pada ketua BPK Perwakilan Jambi dengan nomor surat 521/187/1-Ekbang. Terakhir, pa­da 25-29 Mei 2009, tim KUPEM Provinsi dan kabupaten/kota mengevaluasi KUPEM permodalan dan penyertifikatan atas tanah.(dra)

Bakal Ada Surprise dari T2 --------------------------------- dari hal 17

“Dan itu penampilan perdana T2 di Kota Jambi,” kata Indra, manajer T2, kemarin. Sabtu (25/7) pagi sekitar pukul 10.00, Tika dan Tiwi dijadwalkan telah tiba di Kota Jambi. Kini keduanya tengah menggelar show di Batam. Menjelang acara dimulai, T2 akan berga­ bung bersama finalis PPI dan panitia penyelenggara di ACC untuk geladi resik. “Kita ingin lihat panggung yang disediakan panitia,” terangnya. “Itu juga menyangkut penampilan nanti agar disesuaikan dengan panggung. Manajemen T2 akan berkooordinasi dengan panitia pelaksana,” tambah Indra. Soal penampilan Tika dan Tiwi, Indra sedikit memberikan bocoran. Ia meyakinkan, persiapan matang dilakukan T2

agar menghibur warga Jambi yang hadir di malam grand final PPI. Soal busana, direncanakan T2 mengenakan dua busana berbeda. “Pokoknya T2 akan tampil prima dan maksimal sehingga tidak akan mengecewakan penonton dan penggemar T2,” janji Indra memberikan jaminan. Sembilan lagu bakal diba­ wakan keduanya. Lagu T2 yang sudah akrab di telinga bakal membahana di ACC. Sebut saja “Jangan Lebay”, “Malu-malu Dong”, “Jangan Ganggu Aku”, “Ok”, “Yang Terindah”, “Tua-tua Keladi”, dan “I Got That”. Dua lagu hits T2, “Lelaki Cadangan” dan “Berondong Manis (Brownies)”, bakal jadi lagu andalan. Lalu apakah T2 akan membawakan lagu Jambi? Ada baik­

nya Anda lagsung hadir di ACC untuk mendapatkan ja­wa­bannya. Terlebih manajemen T2 memastikan akan ada surprise yang diberikan T2 dalam penampilan mereka pa­da malam penganugerahan gelar Puteri Indonesia Provinsi Jambi nanti. “Ya, kalau semuanya kita ceritakan, takut bukan surprise lagi,” kata Indra sambil tertawa. Sementara Ketua Panitia PPI Provinsi Jambi 2009 Fitrilidia mengatakan, panitia sengaja menghadirkan T2. “Dan setiap malam grand final PPI, kita hadirkan artis yang tengah naik daun,” katanya. Nah, lanjut Fitri, T2 yang energik dan centil pasti akan menghidupkan suasana panggung. “Makanya jangan lewatkan penampilan T2 sembari melihat siapa Puteri Indonesia dari Jambi,” pungkasnya.(*)

“Pekerjaan Ini Keluarga Saya” ---------------------------- dari hal 17

Kawasan Jalan Dr Y Leimana, Pasar, Kota Jambi, terlihat cukup sibuk. Salah satu sendi perekonomian di Kota Jambi itu menawarkan banyak pilihan jasa dan perdagangan. Selain toko berbentuk ruko, tak sedikit pedagang kakilima yang mangkal di sana. Umumnya mereka menawarkan jasa. Jasa pembuatan duplikat kunci dan penyepuhan emas bisa ditemui di sana. Tapi Jalan Dr Y Leimana dan sekitarnya jauh berbeda dari kondisi sepuluh tahun lalu. Bila dulu di sana penyepuh emas menjamur, kini jumlahnya tinggal dalam hitungan jari. “Semasa pemerintahan Soeharto, dulu di sana berjejer orang yang menyepuh emas. Sekarang di sepanjang jalan ini cuma saya sendiri,” terang Buyung Gadang yang telah 25 tahun menekuni usahanya itu. Sepengakuan pria 59 tahun itu, saat ini hanya ada enam penyepuh emas di kawasan itu. Lainnya memilih gulung

tikar. Di sudut salah satu toko pakaian, Buyung ketika disambangi terlihat asyik menyepuh satu gelang imitasi. Perlengkapan menyepuh cukup sederhana, sebuah kotak berukuran 50x30 cm terpajang di sisinya, tak kalah renta. Isinya berbagai jenis perhiasan seperti gelang, cincin, giwang, dan kalung. Tak ketinggalan aneka air “ajaib” untuk membuat perhiasan menjadi kinclong. Air itu ada air emas, air perak, air keras, dan air hujan. Begitu ia menyebut airnya tersebut. Soal usahanya, ia mengakui prmintan sudah jauh berkurang seperti dulu. Padahal dulu ketika penyepuh emas menjamur, permintaan cukup banyak. Suami Nurbani itu menyatakan, untuk satu jenis perhiasan, konsumen cukup membayar Rp 5.000. Dalam satu hari, biasanya Buyung mendapatkan uang sebesar Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu. “Usaha seperti ini ada musimnya. Namanya juga rezeki, kadang banyak kadang juga sedikit. Paling banyak jika mau Lebaran,” ujarnya. Selain itu, beberapa toko emas di Kota Jambi juga menjadi pelanggannya. Hanya saja

tidak setiap hari ada pesanan dari toko emas tersebut. “Ada sekitar 2-3 toko emas, tapi tidak terus-terusan setiap hari,” tuturnya sembari terus menyepuh. Untuk menambah penghasilan, Buyung tak hanya melayani penyepuhan perhiasan. Pria yang disapa Ajo CD itu juga berjualan aneka jenis batu cincin. “Ya, itu hanya sebagai tambahan agar penghasilan lebih baik,” katanya. Dengan usaha itu, Buyung mengaku akan tetap bertahan dengan pekerjaannya. “Mau kerja apa lagi? Inilah usaha yang bisa saya lakukan saat ini. Kalau bisa mungkin selamanya saya akan bekerja sebagai penyepuh emas,” katanya lirih tanpa maksud pesimis terhadap rezeki. Lihatlah bagaimana keyakinannya sehingga mampu bertahan. Ia menganggap pekerjaannya itu sebagai keluarganya. Dengan usaha yang dijalani saat ini, semua kehidupan keluarga bisa dipenuhi dengan baik. “Pokoknya dengan usaha ini saya bisa beli rumah dan menghidupi keluarga dan anak-anak hingga besar dan tamat se­kolah,” ujarnya dengan logat Minang yang kental.(*)

Tunggakan KUPEM ------------- dari hal 17

Heri menjelaskan, untuk pola executing, tersalurkan dana sebesar Rp 12,7 miliar. “Data terakhir Mei memperlihatkan peningkatan realisasi atau pengembalian sebesar 88 persen,” kata Heri tanpa menyebut jumlah tunggakan yang belum dibayar. Sedangkan pada sistem cha­ nelling, jumlah tunggakan tersisa sebesar Rp 3,6 miliar. “Itu su­ dah termasuk pada sembilan ka­ bupaten dan satu kota,” ujarnya. Lebih jauh Heri menerangkan, selain kedua pola penyaluran tersebut, juga ada sistem penyertifikatan hak asas tanah. “Dana itu hanya dimanfaatkan untuk membuat sertifikat lahan atau tanah,” katanya. Hingga saat ini sertifikat yang sudah jadi mencapai 360 persil. Dana penyaluran dana itu mencapai Rp 360 juta, sedangkan yang telah dikembalikan mencapai Rp 143 juta. Artinya, tersisa tunggakan sebesar Rp 217 juta. Untuk diketahui, penyaluran pola executing melalui anggaran Provinsi Jambi. ada­pun pola chanelling melalui anggaran kabupaten/kota. Sementara itu, terdapat perbedaan tunggakan KUPEM di Kota Jambi antara versi Pemkot dan versi BPD. Kabag Perekonomian Setda Kota Jambi John Eka Powa menerangkan, menurut versi

mereka, tunggakan KUPEM hanya Rp 28 juta. “Sedangkan di BPD tercatat Rp 32 juta. Itu yang sedang kami cocokan,” katanya kemarin. Sayang, John yang ditemui di Bandara Sultan Thaha tak bisa membeberkan detail tunggakan itu. “Yang jelas tunggakan terkecil ada di Kota,” kata mantan Kabag Humas Setda Kota Jambi itu. Upaya penagihan tunggakan sejatinya telah dilakukan. Heri mengaku, pihaknya sudah me­ la­kukan berbagai upaya untuk meminta kembali dana yang belum dikembalikan itu, antara lain dengan mengadakan evaluasi dan pembinaan kepada pihak yang mendapatkan dana. Selain itu, juga mengadakan pengamatan langsung ke lapa­ ngan sehingga bisa mengetahui apakah program tersebut benarbenar dilaksanakan dengan baik. “Tim kita tetap melakukan pengamatan dan evaluasi. Itu juga merupakan program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dana itu kita pinjamkan dan harus di­kem­balikan secara bergulir,” papar Heri di ruangannya. Ia menilai wajar bila ada beberapa pihak yang belum bisa mengembalikan uang itu sesuai perjanjian.(*/dra)

Tiket Masuk Malam Grand Final PPI 2009 - Kelas VIP - Kelas Theater

Rp Rp

200.000,30.000,-

Tiket Box ada di: - - - - - -

Gedung Graha Pena Thehok (Lisha) Hotel Abadi (Yuke) Radio El John (Era) MM Sipin (Nining/Evi) Toko Buku Gloria Yutan Gallery (Lebak bandung)

- Toko Buku Sandy (Mimin) - Kampung Radja (Daud) - Salon Lettisia Gianti Cabang: * Sipin (Ena) * Hayam Wuruk (Mei) * Telanaipura (Endah)

Kontak Person: Fitri (08117404800), Lisha (08127477133) Pemesanan tiket dari 27 Juni - 25 Juli 2009


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.