Jambi Independent | 23 Agustus 2011

Page 25

Jambi Independent

Selasa, 23 Agustus 2011

HUA SHI DONG TAI

Siapkan 2.500 Bunga Teratai Jelang Upacara Siripadapudja ROLIS MS, Kota Jambi Umat Buddha Kota Jambi menyiapkan 2.500 bunga Teratai kertas untuk upaca­ ra Siripadapudja pada 16

Oktober mendatang. Acara dipusatkan di Taman ACI pada perayaan Hari Kat­ hina. Bunga Teratai kertas yang disiapkan memang lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. “Untuk per­ ayaan Kathina, kita selalu menggelar upacara Siripada setiap tahunnya,” ujar Fery Firmansyah, Ketua Panitia pelaksanaan Hari Kathina,

CN Blue

Siap Gebrak Indonesia Kabar baik bagi penggemar musik Korea, khususnya Boice, fans CN Blue. CN Blue bakal tampil dalam kon­ ser bertajuk CN Blue First Step In Indonesia yang digelar November mendatang. Melalui twitter, pihak promotor mengupdate perkembangan proses tersebut mulai dari negoisasi awal hingga kepastian Jung Yong Hwa dkk untuk tampil di Indonesia. @de_INFINITY. “Thanks ya semuanya atas masukannya. We’ll try to make it happen and do our best. Keep praying. #CNBLUEFIRSTSTEPINDONESIA,” tulis akun promotor, De Infinity, Minggu (14/8). Promotor yang berada di bawah naungan ApapunindoGroup ini pun memberi kepastian kedatangan pelantun tembang I’m a Loncer ini. Mereka mengungkap bahwa acara ini bakal dikemas dalam full konser dengan acara pemberian tanda tangan. “#CNBLUEFIRSTSTEPINDONESIA is full concert in­ cluding fansigning special for Indonesia fans :),” tulis mereka. Pihak promotor pun masih mencoba mendapat kepas­ tian sponsor dan hal-hal lain yang berhubungan dengan konser. Official statement bakal mereka berikan selan­ jutnya. Selain itu, untuk masalah harga tiket dan kapan dibu­ ka penjualannya, promotor masih belum bisa merilis. “Tiket nanti ya :) open salesnya masih lama koq jadi sekarang nabung aja dulu #CNBLUEFIRST­ STEPINDONESIA,” tulis promotor tersebut.(*)

kemarin (22/8). Saat ini, umat Buddha dari Vihara Jaya Manggala te­ lah mulai membuat bungabunga Teratai dari kertas tersebut. Teratai ini nanti­ nya akan diberikan kepada setiap umat yang hadir. Satu orang memegang satu Teratai. Nantinya di atas Teratai diletakkan satu lilin yang menyala. Lalu, bunga Teratai dihanyutkan ke su­

ngai secara serentak. Menurut Feri, setiap malamnya remaja Tiong­ hoa yang tergabung dalam Pemuda Theravada Indo­ nesia (Patria) Jambi terus menyiapkan Teratai yang jumlahnya tidak sedikit tersebut. Untuk menyedia­ kan Teratai, butuh waktu yang cukup lama sehingga harus dikerjakan secepat­ nya. “Jika ada umat yang

datang, maka mereka ikut membantu menyiapkan teratai. Pengerjaan bunga hampir selesai,” ujarnya. Dipastikannya, menjelang Hari Kathina, seluruh bunga sudah siap. Tahun lalu, upacara Siri­ pada digelar di taman ACI. Saat itu, umat menghanyut­ kan Teratai ke dalam sungai di dermaga. Diawali dengan doa bersama yang dipimpin

Bhikkhu Sangha. Nantinya dermaga akan berisi ribuan bunga Teratai. Kemudian, acara dilan­ jutkan dengan Anjani atau sikap hormat pada telapak kaki Sang Buddha. Para Bhikkhu keluar dari der­ maga dan melakukan An­ jani kepada rupang Buddha yang terletak di sisi kanan dermaga. Selain itu juga akan ada telapak kaki Budha

sebagai perwujudan telapak kaki sebenarnya. Sebagai penghormatan pada telapak kaki Buddha, vihara telah menyediakan patung sebagai simbol tela­ pak kaki Buddha yang saat ini disimpan di dalam vihara. “Simbol telapak kaki Buddha inilah yang kita gunakan se­ tiap tahunnya sebagai peng­ homatan kepada Buddha,” tandasnya.(*)

Bunga Teratai, Simbol Ketidaksempurnaan Manusia JAMBI - Pada beberapa ritual keagamaan umat Buddha, selalu menyedia­ kan bunga Teratai yang di atasnya diletakkan lilin seba­ gai pe­nerangan. Pemasangan bunga Teratai ini ternyata memiliki filosofi tersendiri. Bunga Teratai menggambar­ kan kehidupan manusia. Pada perayaan hari Kathina, umat Buddha Jambi menye­ diakan ribuan bunga Teratai yang dibuat dari kertas. “Ini memiliki makna khusus yang harus dipelajari oleh manusia sehingga mereka bisa belajar dari setangkai bunga Teratai,” ujar Bhikku Ati Medho Ma­ hathera, kemarin (22/8). Atimedho menjelaskan, bunga Teratai merupakan tumbuhan yang hidup di atas air yang kotor atau ber­ lumpur. Tetapi bunga itu tetap indah dan tidak ternoda sedikitpun oleh air kolam

yang kotor tersebut. Ini seba­ gai simbol bahwa dimanapun berada, seseorang harus tetap memiliki prinsip hidup, se­ hingga tidak terpengaruh oleh lingkungan yang ko­ tor atau tidak baik tersebut. “Intinya harus menjadi diri sendiri. Meskipun berada di lingkungan yang tidak baik, maka seseorang seharusnya tidak terpengaruh terhadap lingkungan buruk tersebut,” ujarnya. Begitu juga dengan lilin yang melambangkan pene­ rangan, dimana seseorang tersebut juga harus terang meskipun berada di tempat yang gelap sekalipun. Tentunya, filosofi bunga Teratai ini harus dipahami banyak orang. Ini mengingat saat ini banyak umat khusus­ nya remaja yang banyak ter­ pengaruh lingkungan sekitar yang tidak baik.

Untuk itu, seseorang yang berada di lingkungan yang baik agar mereka tetap men­ jadi anak yang baik. Begitu juga sebaliknya, jika berada di lingkungan yang buruk, tidak terpengaruh sama sekali. Namun tetap harus mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat. Selain itu, bunga Teratai juga sebagai simbol kesem­ purnaan dan ketidaksem­ purnaan seseorang. Artinya bunga Teratai yang berha­ sil muncul ke permukaan merupakan perjuangan dan kesempurnaannya menjadi setangkai bunga. Sebaliknya jika tidak berhasil mencapai permukaan air, maka bunga itu tidak akan sempurna. “Begitu juga dengan manu­ sia, untuk mencapai kesem­ purnaan tersebut tidaklah mudah. Butuh proses yang panjang,” tandasnya. (iis)

dok/jambi independent

HARI KATHINA: Bunga Teratai dari kertas yang disiapkan untuk upacara Siripadapudja pada tahun lalu.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.