Jambi Independent | 21 November 2010

Page 15

Jambi Independent

Minggu, 21 November 2010

chievo verona

inter milan

Tekanan buat Benitez Terpentalnya Inter Milan dari zona empat besar Serie A Liga Italia membuat gusar sang presiden Massimo Moratti. Bahkan, sejumlah media di Italia mengklaim, jabatan allenatore Rafael Benitez bergantung pada hasil dua laga ke depan. Tactician

Samuel Eto'o

asal Spanyol itu dituntut membawa kemenangan bagi Inter. Bila tidak, ancaman pemecatan berada di depan mata. Misi tiga poin Benitez itu akan dimulai malam nanti saat menantang Chievo Verona (siaran langsung Goal TV 1 pukul 21.00 WIB). Setelah Chievo, tugas Benitez berikutnya adalah mengalahkan FC Twente di Liga Champions (24/11). Masalahnya, cobaan demi cobaan belum juga selesai menerpa Nerazzurri--julukan Inter. Badai cedera belum juga mereda. Baru saja Dejan Stankovic dan Esteban Cambiasso pulih, kini giliran Diego Milito dan Philippe Coutinho dibekap cedera. Gelandang muda Joel Obi dan Marco Materazzi juga tidak berada dalam kondisi 100 persen. Padahal, sebe­ lumnya mereka sudah kehilangan Thiago Motta, Sulley Muntari, McDonald Mariga, dan Julio Cesar. Labilnya performa Inter musim ini tidak lepas dari badai cedera yang menerpa. Karena itu, berulangkali Benitez menegaskan agar me­ reka terjun di bursa transfer Januari nanti. Masalahnya, sebelum bursa dibuka, tugas berat harus dilalui. “Kami semua kecewa, tapi saya akan bekerja keras de­

ngan Marco Branca (direktur olahraga Inter) untuk mencari tambahan pemain pada bursa transfer Januari nanti,” kata Benitez, seperti dikutip Goal. “Sebelum itu, kami harus tetap berusaha untuk mening­k atkan performa. Saya akan melakukan beberapa langkah perubahan dan evaluasi agar menjaga posisi kami di klasemen,” lanjut Benitez. Sekarang, Inter berada di posisi kelima klasemen sementara dengan koleksi 20 poin. Mereka tertinggal enam angka dari AC Milan yang berkuasa di puncak klasemen. Bukan posisi yang ideal bagi sang juara bertahan. Moratti masih percaya kepada Benitez, tapi bukan tidak mungkin mantan manajer Liverpool itu tersingkir karena performa yang terus jeblok. Apalagi, kabarnya banyaknya pemain cedera diakibatkan program latihan Benitez yang terlampau berat. Bila berada dalam kondisi terbaik, di atas kertas tidak akan sulit bagi Inter melibas Chievo. Faktanya, selama sepuluh tahun terakhir hanya sekali Inter kalah dari Chievo. Selain itu, performa Chievo dalam empat laga terakhir juga kurang memuaskan. Mereka selalu gagal menang. Tidak beda jauh dengan Inter Milan yang selalu gagal menang dalam tiga laga terakhir. “Apapun yang terjadi Inter tetap tim besar. Itu tidak bisa diragukan. Namun, peluang tetap ada,” bilang Sergio Pellisier, striker Chievo, seperti dikutip Football

Murka Mark Hughes Tidak ada pelatih yang senang dipecat, tak terkecuali Mark Hughes. Pelatih Fulham itu masih menyimpan amarah saat dirinya dipecat Manchester City 19 Desember tahun lalu. Tak pelak, laga Fulham versus City di Craven Cottage (siaran langsung MNC TV pukul 23.00 WIB) merupakan kesempatan Hughes menumpahkan kemarahannya. “Tujuan saya adalah mem-

Perkiraan Pemain Fulham (4-4-1-1) 1 - S c hw a r ze r ( g ) ; 6 - B a i rd, 5-Hangeland, 18-A.Hughes, 3 - S a l c i d o ; 2 9 - D av i e s, 2 0 Etuhu, 13-Murphy”, 16-Duff; 23-Dempsey; 8-Andy Johnson Pelatih : Mark Hughes Man City (4-2-3-1) 25-Hart (g); 17-Boateng, 28Kolo Toure, 4-Kompany, 13Kolarov; 42-Yaya Toure, 34De Jong; 11-Adam Johnson, 7-Milner, 21-Silva; 32-Tevez” Pelatih : Roberto Mancini

Lima Bentrok Terakhir 21-3-2010 Fulham v City 1-2 (Premier League) 25-10-2009 City v Fulham 2-2 (Premier League) 23-9-2009 City v Fulham 2-1 (Piala Carling) 12-4-2009 City v Fulham 1-3 (Premier League) 6-12-2008 Fulham v City 1-1 (Premier League)

berikan kemenangan bagi Fulham dan akan menye­ nangkan meraihnya atas mantan klub (City). Itu sekaligus menunjukkan bahwa masih ada kehidupan se­ telah mereka mencampakkan saya,” kata Hughes kepada Daily Telegraph. Hughes menambahkan apabila dirinya memang diperlakukan buruk selama di City. Pelatih 47 tahun asal Wales itu merasa tidak diberi kesempatan cukup mena­ ngani skuad bertabur bintang City dengan hanya bertugas selama 18 bulan. Sparky - sapaan Hughes - juga mengritik kebijakan pemilik City, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, yang berani memunculkan pelatih baru sebelum dirinya dipecat. Ketika City me­n galahkan Sunderland 4-3 atau di momen terakhir kebersamaan Hughes dengan City, Roberto Mancini (yang akhirnya menjadi pengganti Hughes) sudah ada di tribun penonton. Meski begitu, Hughes tidak ingin kepelatihannya di City dibandingkan dengan Mancini. Di era Hughes, City hanya finis di peringkat kesepuluh musim 2008-2009, sedangkan Mancini yang menangani The Citizens “ sebutan City

Mark Hughes

“ di paro kedua musim lalu (2009-2010) memberi hasil finis di peringkat keenam. “Saya bukan pelatih yang akan menusuk pelatih lain dari belakang. Saya menghargai Roberto (Mancini) karena dia adalah pelatih bagus,” terang Hughes. Di pihak lain, Mancini sepakat apabila bentrok di Craven Cottage bukan ajang permusuhan pelatih. “Saya tidak tahu apa yang ingin dibuktikan Mark Hughes, tapi laga akan mempertemukan Manchester City versus Fulham dan bukan Mancini versus Hughes,” tuturnya di Daily Mail. Secara statistik individu, Hughes memiliki rekor bagus ketika melawan mantan klubnya dengan tidak pernah kalah. Tapi, apabila bicara statistik klub, Fulham memiliki rekor buruk ketika menjamu City dengan tidak pernah menang dalam lima tahun terakhir. (jpnn)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.