Jambi Independent | 15 Oktober 2010

Page 8

Jambi Independent

Jumat, 15 Oktober 2010

Penyelamatan nan Gemilang Seluruh Penambang Telah Diangkat ke Permukaan Bumi CILE - Cile layak berpesta pora. Rabu malam lalu (13/10), tepat pukul 21.55 waktu setempat atau kemarin pagi (14/10) sekitar pukul 07.55 WIB, rangkaian proses evakuasi untuk mengeluarkan 33 pekerja tambang dari perut bumi usai. Kerja keras tim penyelamat yang dibantu Angkatan Laut (AL) Cile dan NASA rampung 11 jam lebih cepat daripada estimasi awal. “Para pekerja tambang itu bukan lagi sosok yang sama dengan yang terjebak di perut bumi pada 5 Agustus lalu. Mereka keluar dari tambang yang longsor itu sebagai laki-laki yang lebih kuat. Mereka memberikan pelajaran berharga kepada kita. Cile pun tidak lagi sama dengan Cile yang dulu,” tandas Presiden Sebastian Pinera dalam pidato yang disiarkan langsung stasiun televisi nasional Cile dari

tambang emas dan tembaga San Jose di dekat Kota Copiapo. Dengan lantang, pemimpin 60 tahun tersebut menegaskan, kesuksesan evakuasi rumit itu membuat Cile jauh lebih kuat dan juga lebih kompak. “Saya rasa, Cile yang sekarang pun jauh lebih terhormat dan berharga di mata dunia,” imbuhnya seperti dilansir BBC. Dia bersyukur, tragedi yang nyaris merenggut nyawa 33 pekerja tambang itu berubah menjadi mukjizat. Apalagi, seluruh korban yang terperangkap selama 69 hari di perut bumi itu bisa dievakuasi dalam keadaan selamat. Sesuai urutan, Luis Urzua menjadi pekerja tambang terakhir yang meninggalkan shelter pada kedalaman sekitar 700 meter dari permukaan tanah. Pria 54 tahun yang berperan sebagai koordinator para korban selama terjebak di perut bumi itu menandai kesuksesan evakuasi. Begitu Urzua keluar dari kapsul penyelamat Phoenix, sorak-sorai menggema di kompleks Tenda Harapan (Camp Hope). Seluruh kerabat

dan keluarga korban tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan sekaligus keharuan mereka. Sebanyak 33 balon dengan warna bendera Cile--merah, putih, biru- langsung dilepaskan ke udara. Kembang api menghiasi langit republik yang berada di kawasan Amerika Selatan itu. Pesta champagne dan confetti melengkapi euforia rakyat Cile yang selama sekitar 22 jam tidak mengalihkan perhatian mereka dari proses evakuasi. Lagu kebangsaan berkumandang hampir di setiap sudut negeri yang dikelilingi Pegunungan Andes tersebut. Selain gangguan penglihatan, karena berada terlalu lama di tempat yang gelap, para pekerja tambang tersebut sama sekali tidak mengeluhkan kesehatan mereka. Kecuali, Mario Gomez, pekerja tambang paling sepuh, yang mengidap pneumonia. Itu pun tidak serius dan bisa diatasi dengan pemberian antibiotik. “Ternyata, kondisi kesehatan mereka jauh lebih prima daripada yang kami perkirakan,” ungkap Menteri Kesehatan Cile

Jaime Manalich kepada Agence France-Presse (AFP). Kendati demikian, seluruh pekerja tambang itu tetap harus menjalani pemeriksaan medis intensif di rumah sakit. Satu per satu diterbangkan dengan helikopter menuju rumah sakit di Kota Copiapo. Di sana pemerintahan Pinera sudah mempersiapkan dua bangsal khusus untuk menampung 33 pekerja tambang tersebut. Lampu di dua bangsal itu sengaja dibuat redup untuk membantu proses adaptasi mata para korban dengan cahaya. Selain 33 pekerja tambang, ada enam pria lain yang bakal segera menjadi selebriti Cile. Mereka adalah enam kru penyelamat yang diturunkan ke perut bumi untuk membantu proses evakuasi. Kemarin, sesuai urutan saat turun, mereka pun ditarik satu per satu ke permukaan tanah. Manuel Gonzalez, ketua tim, menjadi orang terakhir yang menumpang kapsul penyelamat Phoenix. Dia juga orang pertama yang menjajal kapsul baja itu sebelum rangkaian evakuasi korban berlangsung.(jpnn)

JORGE AMENGUAL/AFP PHOTO

evakuasi sukses

Warga meluapkan kegembiraan setelah tim penyelamat berhasil mengeluarkan 33 pekerja tambang.

Nobel Picu Kriminalitas BEIJING - Tiongkok masih tidak terima dengan penghargaan Nobel perdamaian yang dianugerahkan kepada Liu Xiaobo. Kemarin (14/10) pemerintah menegaskan, penganugerahan tersebut bisa memicu kriminalitas di Tiongkok. Global Times, media pemerintah lokal Tiongkok yang berbahasa Inggris, menulis bahwa penghargaan Nobel adalah bagian dari ideologi perang Barat melawan Tiongkok. “Mereka (Barat) bahkan berharap bahwa suatu hari nanti Tiongkok runtuh di bawah ideologi perang salib Barat.” Demikian tajuk harian tersebut yang ditujukan kepada pembaca asing. Komentar tersebut muncul setelah Tiongkok mendapatkan tekanan dari Norwegia yang mengkritik Beijing atas penolakannya terhadap pemilihan Xiaobo. “Liu Xiaobo sudah divonis sebagai penjahat. Mem-

berikan penghargaan kepadanya sama dengan memicu terjadinya kriminalitas,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Ma Zhaoxu sebagaimana dilansir Agence France-Presse. Liu (54), divonis sebelas tahun penjara pada Desember tahun lalu atas kasus subversi. Dia dianugerahi Nobel perdamaian pekan lalu karena kampanyenya untuk melakukan reformasi politik dan perlindungan hak asasi manusia di Tiongkok, negara dengan sistem politik satu partai tersebut. “Saya bertanya-tanya apa tujuan Barat sebenarnya? Apakah mereka khawatir dengan pesatnya kemajuan Tiongkok atau membenci sistem politik di sini?” ujar Ma. Dia menuduh Komisi Nobel Norwegia sangat bias saat memberikan penilaian sebelum menjatuhkan pilihan. “Pemerintahan Barat tidak punya hak untuk mengintervensi urusan internal Tiongkok,” jelasnya.

Seakan tak mau kalah, Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mendesak Tiongkok segera membebaskan Liu. Komentar Kan juga cukup pedas. “Dari sudut pandang hak asasi manusia internasional yang harus dilindungi di seluruh negara, pembebasan Liu menjadi keharusan,” tutur Kan di depan parlemen Jepang. Nah, komentar Kan tersebut dikhawatirkan membuka kembali luka diplomatik yang baru saja terkoyak karena sengketa wilayah kepulauan di Laut Tiongkok Selatan. Beijing memutus komunikasi diplomatik dengan Tokyo bulan lalu setelah Jepang menangkap seorang kapten kapal nelayan Tiongkok yang menabrak kapal patroli Jepang di kawasan sengketa itu. Namun, hubungan dua negara tersebut membaik setelah Jepang membebaskan sang kapten. Dua kepala pemerintahan pun bertemu di forum pertemuan tingkat tinggi Eropa-Asia.(jpnn)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.