Jambi Independent | 15 Oktober 2010

Page 23

Jambi Independent

Jumat, 15 Oktober 2010

PUBLIK INTERAKTIF Melalui rubrik ini, Anda bisa menyampaikan informasi tentang ­peristiwa atau data penting untuk dikembangkan menjadi sebuah berita. Atau, Anda juga bisa memberi masukan tentang berita-berita apa yang sebaiknya dimuat di Jambi Independent. Melalui rubrik ini pula, silakan kirim pertanyaan, keluh kesah, urun-pikir dan pendapat Anda atas semua masalah yang dihadapi, terutama terkait pelayanan umum (seperti ketertiban/keamanan, kebersihan/keindahan lingkungan, pengurusan izin di kantor-kantor pemerintah, PDAM, telepon, listrik dan sebagainya). Sampaikan semua aspirasi itu via SMS ke no HP 081274730224. Atau kirim langsung ke redaksi Jambi Independent, d/a: Gedung Graha Pena Jambi Independent, Jalan Jenderal Sudirman No.100, Thehok, Kota Jambi. Aspirasi Anda akan dikonfirmasikan dengan istansi/pihak terkait. Saat dimuat, no HP pengirim tidak ditulis sepenuhnya.

OPINI Silakan kirim opini atau artikel Anda ke rubrik ini. Opini Anda mesti ditulis maksimal 1.000 kata, atau maksimal tiga kertas kuarto dengan ketikan huruf Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5. Kirim opini Anda ke email opini_injam@yahoo.com. Atau langsung ke redaksi Jambi Independent, d/a: Gedung Graha Pena Jambi Independent, Jalan Jenderal Sudirman No.100, Thehok, Kota Jambi. Sertakan opini Anda dengan data dan foto diri (maaf, kalau yang dikirim foto KTP tidak akan dimuat, meski cakep), dan nomor telepon/HP Anda yang bisa dihubungi.

Mengindari Kesia-siaan Haji MUSIM haji kembali tiba. Selasa sore (12/10) kelompok terbang (kloter) pertama calon jamaah haji Indonesia tiba di Arab Saudi. Tahun ini, ada sekitar 224 ribu umat Islam Indonesia yang akan menunaikan rukun Islam kelima tersebut. Seperti tahun-tahun sebelumnya, jumlah jamaah haji asal Indonesia tetaplah yang terbanyak. Ini memang wajar, mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Meski demikian, ‘'prestasi terbanyak'' tersebut tetaplah layak dibanggakan. Apalagi, dari tahun ke tahun, daftar tunggu untuk menunaikan ibadah haji juga semakin panjang. Fenomena tersebut, paling tidak, menunjukkan dua hal. Pertama, kesadaran umat Islam Indonesia untuk menjalankan ibadah haji semakin tinggi. Kedua, kemampuan ekonomi umat Islam Indonesia untuk membayar ongkos haji juga semakin baik. Seiring dengan rasa bangga tersebut, kini yang layak dikedepankan adalah harapan bahwa besarnya kemampuan dan kemauan umat Islam Indonesia untuk berhaji berimbang dengan peningkatan kualitas keberagamaan umat Islam di negeri ini. Kita berharap mereka yang sudah, sedang, dan akan berhaji (masuk daftar tunggu) adalah muslim-muslim yang memiliki kesadaran tinggi untuk menjalankan ajaran Islam secara sungguh-sungguh. Harapan ini sangat penting untuk dikemukakan. Kendati sudah berkali-kali diulang, harapan tersebut masih jauh dari kenyataan. Peningkatan jumlah jamaah haji Indonesia terasa belum memiliki korelasi positif dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Seakan, ibadah haji tidak ada hubungannya dengan kehidupan sosial umat Islam di bumi pertiwi. Kenyataan ini tentu sangat berlawanan dengan nilai dasar pelaksanaan ibadah haji. Di mana, selama ritual itu berlangsung, banyak ajaran moral yang sangat bernuansa sosial. Mi­salnya, kepedulian, kejujuran, kesamaan derajat, kesederhanaan, dan seterusnya. Bila nilai dasar itu dicamkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sosial di tanah air, mestinya mereka yang telah menjalankan ibadah haji menjadi pelopor dalam gerakan moral dan sosial. Mereka yang tentu berbasis ekonomi di atas rata-rata masyarakat Indonesia pada umumnya akan menjadi sekelompok orang yang siap membantu kesusahan saudaranya sesama muslim. Begitu juga soal moralitas. Mereka yang sudah bergelar haji seharusnya menjadi contoh bagi muslim yang lain. Seharusnya tidak terdengar lagi seorang yang bergelar haji, tapi menjadi tersangka korupsi. Tidak terdengar pula, mereka yang bergelar haji, namun menjalankan praktik ekonomi (perdagangan) yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Tujuan mereka menjalankan haji adalah menjadi haji mabrur (diterima oleh Allah). Yang harus dicamkan, kemabruran itu pada dasarnya terkait erat dengan rentetan panjang. Tidak hanya sebatas selama proses haji berlangsung, tapi juga setelah proses haji tersebut berakhir. Yakni, adanya peningkatan laku spiritual yang merupakan implikasi pelaksanaan ibadah haji. Semua persoalan yang terpapar di atas harus benarbenar menjadi bahan renungan bagi mereka yang kini segera bertolak ke Tanah Suci. Dengan harapan, mereka tidak terjebak pada kesia-siaan. Yakni, ibadah haji hanyalah laku keduniawian yang semata-mata demi kepentingan status sosial. Bila itu yang terjadi, kemabruran haji tidak akan pernah tersemat di pundaknya. Ibadah haji adalah sebuah ritual keagamaan yang cukup berat, baik secara finansial, waktu, maupun tenaga. Karena itu, syarat manistatho'a (orang yang mampu) menjadi salah satu ukuran wajib-tidaknya seseorang melaksanakannya. Bila kemampuan dan kesempatan tiba, upaya mengindari kesia-siakan haruslah dilakukan. Dan, itu sepenuhnya bergantung pada masing-masing individu yang melaksakannya.(*)

- Wagub akui perekrutan CPNS ada permainan + Ayo pak Wagub, buktikan kalau memang ada permainannya… - KPK bidik pejabat Jambi + Kira-kira siapa yang duluan masuk bui ya…

Harian Pagi Jambi Independent SIUPP: No.169/SK/Menpen/SIUPP/A, tanggal 26 April 1986 Alamat Redaksi/Sirkulasi/Iklan: Graha Pena Jambi Jl. Jenderal Sudirman No 100 Thehok Kota Jambi Telp Redaksi 0741 35272, Faks 0741 35267; Iklan/Pemasaran 0741 23330, 35265, Fax 0741 23740 Perwakilan Jakarta: Graha Pena Jakarta.

grafis: jatmiko/jambi independent

Back to Nature, Aman dan Ideal PENGGEMAR mi instan kembali dihebohkan oleh berita tentang penarikan Indomie dari pasaran di Taiwan karena dianggap mengandung bahan pengawet methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid. Hal itu cukup mengkhawatirkan karena mi instan dalam masyarakat, tampaknya, sudah menjadi makanan pokok kedua setelah nasi. Benarkah mi instan berbahaya? Ataukah memang benarbenar aman untuk dikonsumsi seperti yang diklaim berbagai pihak? Sebenarnya, penggunaan pengawet makanan dalam industri makanan merupakan hal biasa. Dapat dikatakan, hampir 90 persen industri makanan kemasan tidak lepas dari penggunaan bahan pengawet. Bahkan, penggunaan bahan pengawet makanan berbagai industri makanan yang tidak mencantumkan label dari BPOM mungkin malah lebih menyeramkan. Pengawet Makanan Pemerintah Taiwan mengumumkan menarik Indomie setelah dua bahan pengawet methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid ditemukan. Padahal, bahan pengawet tersebut sebenarnya masih aman dan diperbolehkan digunakan dalam kadar tertentu. Dalam industri makanan modern saat ini, diperlukan teknologi pengawetan pangan untuk membuat makanan menjadi tahan lama dan tetap berkualitas. Salah satu teknik pengawetan pangan adalah memberikan bahan tambahan pangan (BTP) untuk pengawetan. Pengawet menahan kerusakan pangan yang disebabkan adanya kapang, bakteri, fungi, atau khamir. Kontaminasi bakteri dapat mengakibatkan penyakit yang dibawa makanan (food born illness), termasuk botulism yang membahayakan kehidupan, dan untuk menguatkan rasa atau mendapatkan warna yang diinginkan. Makanan dalam kemasan dirancang agar dapat bertahan lebih lama. Karena itu, dibutuhkan bahan pengawet agar makanan tidak busuk, berjamur, atau

O l e h

Widodo Judarwanto* berubah sifat, warna, rasa, dan bau. Cara kerja bahan pengawet terbagi menjadi dua. Yaitu, sebagai antimikroba dan antioksidan. Sebagai antimikroba, pengawet menghambat pertumbuhan kuman. Sebagai antioksidan, pengawet mencegah terjadinya oksidasi terhadap makanan sehingga tidak berubah sifat. Contohnya, mencegah makanan berbau tengik. Keamanan jenis dan jumlah pengawet yang diizinkan untuk digunakan telah dikaji. Indonesia menganut standardisasi internasional yang ditetapkan Codex Alimentarius Commission (CAC). Yakni, organisasi perumus standar internasional untuk bidang pangan. Berbagai produk dan industri makanan di Indonesia harus dibuat berdasar CAC. Menurut Permenkes No 722/1988, bahan pengawet yang diizinkan digunakan dalam makanan dalam kadar tertentu adalah asam benzoat, asam propionat, asam sorbat, belerang dioksida, methyl p-hydroxybenzoate, kalium benzoat, kalium bisulfit, kalium meta bisulfit, kalium nitrat, kalium nitrit, kalium propionat, kalium sorbat, kalium sulfit, kalsium benzoit, kalsium propionat, kalsium sorbat, natrium benzoat, methyl p-hydroxybenzoit, natrium bisulfit, natrium metabisulfit, natrium nitrat, natrium nitrit, natrium propionat, natrium sulfit, nisin, dan propil-p-hidroksi-benzoit. Salah satu bahan tambahan yang diatur adalah nipagin (methyl p-hydroxybenzoate) yang berfungsi sebagai pengawet dengan batas maksimum penggunaan. Selain nipagin, ada beberapa jenis pengawet lain yang diizinkan BPOM untuk digunakan dalam mi ins tant. Misalnya, asam benzoat dan propeo nat. Nama teknis methylparaben adalah methyl phydroxybenzoate (disebut juga methyl parahydroxybenzoate)– dalam makanan instan dan makanan lainnya. Untuk makanan seperti mi instan, kadar mak-

simum yang ditentukan BPOM adalah 250 mg per kg. Di setiap negara, batas maksimum pemakaian nipagin berbeda. Misalnya, di AS, Kanada, dan Singapura, kadar maksimum nipagin 1.000 mg per kg dan di Hongkong 550 mg per kg. Penentuan batas keamanan tersebut sangat bervariasi karena sampai saat ini belum ada data dasar dan ilmiah yang mendasari penentuannya. Data dasar dan data ilmiah tersebut, bila ada, akan sangat berbeda dalam setiap negara. Sebab, pola konsumsi mi instan masyarakat tiap negara berbeda. Misalnya, di AS, masyarakat mengonsumsi mi instan hanya sekali dalam seminggu atau dua minggu. Di Indonesia, bisa jadi masyarakat mengonsumsi mi instan setiap hari. Tentu, di Indonesia, rakyatnya mengonsumsi 5–20 kali di banding mereka. Taiwan dan Hongkong serta Tiongkok mungkin harus lebih ketat memberlakukan pembatasan penggunaan bahan pengawet tersebut dibanding Indonesia. Karena mi merupakan makanan pokok, secara akumulatif jumlah yang dikonsumsi akan sangat besar. Dibuang Tubuh Manusia modern pada masa depan tidak akan pernah terlepas dari pengaruh bahan kimia yang merugikan bagi organisme hidup. Tapi, mekanisme tubuh sudah demikian sempurna. Berbagai zat berbahaya tersebut dalam jumlah tertentu dapat dibuang ke luar tubuh manusia melalui organ hati sebagai alat detoksifikasi. Bahaya bahan paparan makanan tersebut sangat bergantung pada jenis bahan, jumlah paparan, dan kondisi setiap individu. Dalam jumlah tertentu dan bahan tertentu, tubuh masih bisa menoleransi. Tapi, pertanyaannya, seberapa banyak jumlah tertentu itu aman dikonsumsi? Hal tersebut sulit dijawab karena ba­nyak faktor yang berpengaruh dan belum ada data ilmiah yang menunjukkan efek samping jangka panjang bahan pe­

ngawet tersebut. Kondisi tubuh setiap individu juga sangat berpengaruh. Pada manusia sehat pada umumnya, mungkin zat pe ngawet tidak terlalu berdampak karena sistem tubuh yang baik dapat mengeliminasi dan mengeluarkan zat kimia tersebut dalam tubuh. Tapi, pada penderita tertentu, sistem tubuhnya tidak berjalan sempurna, sehingga zat kimia tersebut sulit dibuang dari tubuh dan akan tersimpan serta mengganggu fungsi tubuh lainnya. Hal itu harus diwaspadai pada usia anak dengan gang guan saluran cerna seperti hipermeabilitas intestinal atau dikenal dengan leaky gut syndrome. Yang jelas, berita menghebohkan kali ini merupakan suatu peringatan bagi manusia modern bahwa ternyata banyak paparan bahan kimia di sekitar yang harus diwaspadai. Sebenarnya, kewaspadaan ini tidak hanya terletak pada isu mi instan. Tapi, berbagai paparan bahan kimia lain yang lebih berbahaya dan tidak terlihat mengancam kita tanpa disadari. Berbagai produk mi lain atau bahan makanan lain yang tidak masuk standar SNI justru harus menjadi perhatian masyarakat. Manusia modern tidak akan terlepas dari paparan bahan kimia tersebut dalam berbagai jenis makanannya. Selama jumlah dan jenis bahan kimia tersebut tidak berbahaya dan dapat ditoleransi tubuh, kekhawatiran berlebihan tersebut seharusnya tidak terjadi. Meski data ilmiah belum ada bukti yang menunjukkan bahaya methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid yang dikatakan aman tersebut, tidak berarti tak ada bahaya jangka panjang, hanya belum diketahui. Masyarakat dapat menjadikan pelajaran dalam kasus ini. Meski bahaya yang mengancam tersebut masih belum terlihat nyata secara fakta ilmiah, perilaku konsumsi makanan dengan ‘‘back to nature'' merupakan yang paling aman dan ideal bagi kesehatan tubuh.(*) *) dr Widodo Judarwanto SpA, dokter di RSIA Bunda, Jakarta

Kerahkan Polantas LebihBanyak di Pagi Hari Pertanyaan: Siang pak Kapolda. Saya hanya mau usul. Pagi hari sebaiknya para Polantas dikerahkan lebih banyak lagi untuk mengatur jalan raya karena macet dimana-mana. Terima kasih. 081366962xxx Jawaban: Terima kasih atas pertayaannya. Perlu diketahui bahwa polisi terus melakukan tugasnya untuk mengatur ketertiban lalu lintas. Termasuk me­ ngatur lalu lintas di pagi hari di setiap persimpangan dan lorong yang ada di Kota Jambi. Dengan kondisi saat ini, petugas yang dikerahkan masih cukup.

grafis: Djatmiko/jambi independent

Terkait masih adanya kemacetan di beberapa titik, diharapkan kepada masyarakat agar tidak berjualan di

pinggir jalan yang dapat mengganggu ketertiban lalu lintas. Sebab, kelancaran berlalu lintas adalah tugas kita

semua.(can)

Kompol E Pardede Kasat Lantas Polresta Jambi

Perintis: H Syamsul Watir (alm), General Manager: Ali Fauzi, Wakil Ge­neral Manager/Pemimpin Perusahaan: Dulpiah, Pemimpin Redaksi: Joni Rizal, Redaktur Pelaksana: M. Surtan, Paisal Khumar, Koordinator Liputan: Paisal Khumar, Redaktur: Darmanto Zebua, Joni Rizal, M. Surtan, Paisal Khumar, Staf Redaksi: Alpadli Monas, Fachrul Rozi, Jumeidi, Fitrili­dia, Risza SB, Surya Elviza, Finarman, Siti Masnidar, Yusnaini Copy Edi­tor: MH. Abid, Fotografer: Rolanda Hasibuan, Eddy Junaedy, Event Organizer: Rahmad Hidayat, Sekretaris Redaksi: Eniwati, Grafis/Ilustrator: Djatmiko, Wartawan di Daerah: Chandra Purnomo (Tanjab Barat), Musrip Hulaimi (Tanjab Timur), Franciscus (Muarojambi), Johan Iswadi (Tebo), Dwi Setyowati (Bungo), Nova Diansyah (Merangin), Lukman Hakim (Sarola­ngun). Bagian Pracetak: Safarudin Aris, Ishak, Adam Surata, Asep Syaefudin. Bagian Iklan: Munawir (Kabag), Etika Utama, N Permana (Desain), A Ridwan, Setiadi, Wita. Bagian Pemasaran: Prawoto (Kabag), Tareju, Sarjono, Hamsir . Bagian Keuangan: Novita KS (Accoun­ting), Megawati (Kasir), Liza Elvistia, Bagian Umum & Personalia: Soleh Rofiki (Kabag), Rusanna Watir, Edi Erlani, Wahyu Harga Langganan: Rp 87.500,- per bulan (dalam kota), Harga Eceran: Rp 3.500,- (Luar kota tambah ongkos kirim). Tarif Iklan Umum/Display Hitam Putih: Rp 30.000,- per mm kolom, Iklan Full Colour: Rp 40.000,- per mm kolom, Iklan Full Colour Halaman 1: Rp 92.000,- per mm kolom, Iklan Baris: Rp. 9.000 per baris. Nomor Rekening PT Jambi Independent Press; BNI Cabang Jambi No: 0069879445, BCA Cabang Jambi: 119.1327000, Danamon Cabang Jambi: 008251019, BII Cabang Jambi : 3564. Penerbit: PT Jambi Independent Press, Komisaris Utama: HM Alwi Hamu, Komisaris : Ny Hj Miarni S Watir, Ny Hj Sri Nurbani Retno Watir, Dwi Nurmawan, Direktur Utama: H Suparno Wonokromo, Direktur: Ali Fauzi. Percetakan: PT Jambi Press Intermedia. Isi di luar tanggung jawab percetakan.

jambi_inde@yahoo.com npECERAN: Rp. Independent 3.500,Wartawan Jambi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita

p Wartawan Jambi Independent dibekali ID card/surat tugas yang selalu dikenakan saat bertugas

www.jambi-independent.co.id


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.