Jambi Independent | 15 Oktober 2010

Page 2

Jambi Independent

Jumat, 15 Oktober 2010

Madjid Diperiksa KPK 2 Jam ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- dari hal 1 Usai pemeriksaan, Madjid mengakui kalau dia diperiksa dalam kasus proyek mobil damkar. M a d j i d m e n g u n g k a p kan bahwa radiogram berisi per-

intah pembelian Damkar dari Mendagri itu diterima di Tebo pada 13 Desember 2002. “Kita tidak pernah mengajukan. Cuma diperintah berdasarkan radiogram itu,” katanya.

Menurut dia, dua unit mobil damkar itu datang pada tahun 2003. Setelah itu, pada 2004 barulah dianggarkan dengan nilai sekitar Rp 895 juta. Informasi yang didapat, selain Madjid,

penyidik KPK juga meminta keterangan Rianto dari Pemkot Jambi. Rianto seharusnya diperiksa Rabu (13/10) lalu. Namun ditunda menjadi Kamis, sebab Rianto telah berangkat ke

Layak Gantikan BHD --------------------------------------------------------------------dari hal 1 Anggota Fraksi Golkar Bambang Soesatyo meminta Timur memaparkan dugaan adanya pelanggaran HAM yang dilakukan karena saat itu dirinya menjabat Kapolres Jakarta Barat. “Saat itu, situasi gawat di seluruh Indonesia. Tugas Kapolres hanya untuk mengamankan wilayah. Kalau tentang taktik dan strategi, itu semua dari atasan,” jawabnya. Jawaban Timur tersebut tidak direspons balik oleh penanya (Bambang Soesatyo). Timur juga tidak menjelaskan secara detail kejadian itu (kasus Trisakti) dan apa saja yang dilakukan saat kejadian. “Penanganan sudah melalui proses panjang. Ada tim pencari fakta,” ungkapnya. Panda Nababan dari PDIP menanyakan ketidakhadiran Timur ketika berkali-kali dipanggil Komnas HAM untuk menerangkan dugaan pelanggaran yang dilakukan. Timur menjawab bahwa itu merupakan perintah pimpinan. “Saya tidak melakukan kegiatan secara pribadi, tapi menjalankan perintah. Ketika itu, saya tidak boleh berangkat. Jadi, saya menurut,” ujarnya. Lagi-lagi, jawaban Timur tersebut tak direspons balik oleh si penanya (Panda), meski sebetulnya jawaban tersebut bisa dikritisi lebih lanjut. Memilih Timur karena Kumis UJI kepatutan dan kelayakan calon Kapolri Komjen Pol Timur Pradopo yang berlangsung di Komisi III DPR kemarin (14/10) diwarnai beberapa pertanyaan menggelikan. Sebab, pertanyaan itu tidak berkorelasi dengan jabatan Kapolri yang akan diemban Timur. Salah satunya adalah pernyataan wakil rakyat tentang kumis Timur. “Saya ingat

pesan ayah saya. Berikanlah kepercayaan kepada orang yang berkumis. Karena itu, saya percaya pada Pak Timur,” ujar anggota komisi III Susaningtyas Nevo. Tak pelak, pernyataan itu pun disambut ger-geran oleh seluruh anggota komisi III lainnya. Timur pun hanya nyengir mendengar pernyataan tersebut. Mantan Kapolda Metro Jaya itu enggan mengomentari dan hanya diam. Anggota Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo juga menyindir kumis tebal Timur. Dia mengharapkan, jika nanti terpilih menjadi Kapolri, Timur harus bersikap tegas tanpa pandang bulu terhadap siapa pun yang bertindak kejahatan. “Saya minta Bapak tegas, setegas kumis Bapak,” ujarnya berseloroh. Lagi-lagi jenderal polisi berbintang tiga itu hanya tersenyum sambil menganggut-anggut. Sebelumnya, Tjatur Sapto Edy dari Fraksi PAN mengungkapkan bahwa banyak tokoh fenomenal yang sekampung halaman dengan Timur di Jombang, Jawa Timur. Ada Cak Nur (almarhum Nurcholish Madjid) dan Gus Dur. Dia pun berharap Pak Timur seperti tokoh-tokoh tersebut. Pertanyaan lain yang tak kalah menggelikan diajukan anggota Fraksi PKS Bukhori Yusuf. Dia menanyakan apa saja aktivitas Timur selama 24 jam. Mendapat pertanyaan tersebut, Timur mengaku, selama 32 tahun bertugas sebagai anggota polisi, dirinya sama sekali tidak pernah mengambil hak cuti. “Saya tidak sombong, ya tugasnya memang seperti itu,” jawabnya. Dia menjelaskan, dirinya mengawali hari dengan salat subuh. Nah, setelah itu, dirinya langsung bertolak ke kantor.

“Rumah saya jauh. Kalau saya berangkat terlalu siang, pasti kena macet,” jelas perwira tinggi yang kini menjabat Kabaharkam (kepala Badan Pemeliharaan Keamanan) itu. Timur pun akhirnya curhat tentang kondisi keuangannya. Perwira kelahiran Jombang tersebut menyatakan bahwa seluruh gajinya diberikan kepada Irianti Sari Handayani, istrinya. “Saya sering kehabisan uang. Jadi, saya harus minta ke istri saya,” tuturnya. Dia menegaskan, seorang pemimpin harus bertanggung jawab, baik di dunia maupun akhirat. “Kalau kita merasa di depan kita ada Tuhan, kita akan bekerja maksimal,” ucapnya. Timur juga disindir tentang kinerja para polisi wanita (polwan). Anggota Fraksi PDIP Eva Kusuma Sundari menilai bahwa selama ini polwan hanya dijadikan aksesori kepolisian. Dia menjelaskan, karir polisi wanita di tubuh Polri dinilai kurang mendapat perhatian. Ada kesan polwan hanya dijadikan aksesori. Eva meminta Timur lebih memperhatikan persoalan tersebut. Menurut dia, sangat sedikit polwan yang menduduki jabatan penting di tubuh Polri. “Bahkan, di polres pun sangat jarang,” katanya. Timur pun mengelak tuduhan tersebut. Dia menegaskan bahwa tidak ada diskriminasi dalam tubuh Polri. Terutama bagi anggota perempuan. “Semua sudah sesuai aturan kami,” tegasnya. Didampingi Ibunda Ada anggota keluarga yang terus memantau proses fit and proper test (uji kalayakan dan kepatutan) calon Kapolri Komjen Pol Timur Pradopo di Komisi III DPR kemarin (14/10), meski hanya lewat

layar kaca. Dia adalah bibi Timur di Jombang. Namanya Suwarti (78), yang mengaku sebagai pengasuh Timur sejak kecil. Ketika ditemui di rumahnya, Dusun Legundi, Desa Gempol Legundi, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, dia menyaksikan tayangan televisi yang menyiarkan secara langsung proses fit and proper test Timur. Suwarti terlihat sangat serius. Dia ditemani puterinya, Wilujeng (27). “Kami bisanya hanya berdoa, semoga diberi kelancaran,” kata Suwarti. Dia menambahkan, setiap habis salat lima waktu, dirinya mendoakan Timur yang ketika kecil dipanggil Timung itu. Ketika ditanya lebih lanjut seputar Timur, Suwarti dan puterinya tidak mau menjawab. “Soalnya banyak juga orang di Jakarta yang tidak suka dengan Timung,” kata Wilujeng. Karena itu, keluarga Timur mewanti-wanti bibi dan keponakan-keponakan Timur berhati-hati saat berkomentar ke media. “Soalnya, bisa juga komentar-komentar itu digunakan untuk menjatuhkan Timung,” tambahnya. Saat ditanya rencana keluarga jika Komjen Timur terpilih menjadi Kapolri, Suwarti mengatakan bahwa keluarga belum memiliki rencana apa-apa. “Belum kepikiran,” ujarnya. Di bagian lain, tempat tinggal Sriyati, ibunda Timur, di Jl Pattimura Gang 3 Blok F No 9, Desa Sengon, Kecamatan Jombang, kemarin siang tampak sepi. Ketika Radar Mojokerto (Jawa Pos Group) ke sana, pagar rumah dikunci dari dalam. Ketika pintu diketuk, tidak ada balasan dari dalam rumah. Kabar terakhir, Sriyati berada di Jakarta untuk mendampingi Timur. Sebelumnya, dia berziarah ke makam leluhur di Blitar.(jpnn)

Akad dengan Bisik-bisik, tanpa Saksi dan Wali -----------------------------------dari hal 1 Meski upacara “pernikahan”nya dilangsungkan sederhana, Yusuf Waluyo Jati maupun Lusia Lilik Hastutiani tetap mengenakan pakaian terbaik sebagaimana yang dilakukan calon pengantin pada umumnya. Mempelai pria mengenakan setelan jas hitam lengkap, sedangkan mempelai perempuan mengenakan kebaya modern dengan rambut disanggul. Sejak pagi keduanya sibuk mempersiapkan diri. Mereka ke salon untuk memoles tubuh. Mereka benar-benar ingin melewati momen bersejarah itu dengan totalitas sesuai dengan kesanggupan masing-masing. Pukul 19.30 belum ada tandatanda upacara dimulai. Sang penghulu masih bercerita ngalor-ngidul. Kedua mempelai maupun anggota rombongan dari Jogja jadi tidak sabar untuk segera melalui detik-detik mendebarkan itu. Ketika Sudijono diingatkan, ternyata dia memang sengaja mengulurulur waktu. Sudijono lantas membuka Kitab Primbon Betaljemur Adammakna yang di dalamnya ada keterangan bahwa malam Senin sekitar pukul 19.30 itu bertanda cidro atau cedera. “Jadi, tidak baik untuk melangsungkan pernikahan. Ini menurut leluhur kita yang harus kita hormati. Sekarang kan sudah banyak yang melupakan ajaran leluhur dan melawan orang tua,” katanya. Jam yang baik malam itu, kata Sudijono, dimulai pukul 21.00. Sebab, menurut kitab primbon maknanya trisno atau cinta. Maka, upacara pun ditunda hingga satu setengah jam kemudian. Sudijono meminta kedua mempelai beserta ibu dan dua kakak perempuan Lusia untuk bersabar. Untuk “membunuh” waktu, Sudijono lalu memutar video pernikahan putrinya secara penghayat kepercayaan. Tuan rumah menyuguhi teh hangat dan sekaleng biskuit untuk camilan tamu. Begitu jam yang dinanti tiba, kedua mempelai diminta duduk berdampingan di ruang tamu. Sudijono kemudian masuk kamar untuk melakukan ritual. Tidak sampai lima menit, Sudijono selesai melaksanakan ritual. Dia kembali ke ruang tamu untuk menemui kedua mempelai dan rombongan. Upacara pun dimulai. Dia mem-

inta kedua mempelai menjabat tangannya bersamaan. Saat itulah, dengan suara berbisik dan bahasa Jawa kromo inggil yang diucapkan dengan cepat, Sudijono “menikahkan” pasangan tersebut. Tak ada satu kata pun yang menyinggung salah satu agama. Di atas meja juga tidak ada apaapa kecuali sekaleng biskuit yang disuguhkan Sudijono. Begitu sang penghulu selesai melafalkan “akad” pernikahan itu, selesailah upacara perkawinan tersebut. “Sekarang kalian sudah menjadi suami istri yang sah secara siri. Tinggal menunggu akta nikah dari kantor catatan sipil yang keluar kurang lebih 30 hari lagi. Bila akta itu keluar, pernikahan kalian sah secara negara,” ucap Sudijono setelah menyatakan pernikahan yang dipimpinnya itu sah. Sudijono selanjutnya akan menguruskan akta pernikahan itu ke petugas catatan sipil. Dirinya merasa berhak mengurus akta itu karena membawa nama lembaga kepercayaan yang sah dan diakui negara berdasar UUD 1945. Ketika diminta menjelaskan “akad” yang diucapkan saat menikahkan Yusuf dan Lilik –panggilan Lusia Lilik Hastutiani–, Sudijono menolak. Yang pasti, tidak ada ucapan mas kawin seperti pernikahan menurut Islam. Pernikahan itu juga tidak memerlukan saksi atau wali dari kedua mempelai. Cukup di hadapan sang penghulu. “Kalau mas kawin kan bisa diucapkan sendiri,” katanya. Padahal, Yusuf sudah menyiapkan mas kawin untuk Lilik berupa uang tunai senilai USD 1010 yang bermakna tanggal 10 bulan 10, sesuai dengan tanggal pernikahannya. Sudijono mengatakan, dirinya hanya membantu mewujudkan pernikahan bagi dua insan berbeda keyakinan, tapi ingin membina rumah tangga, seperti yang terjadi pada Yusuf dan Lilik. “Kasihan mereka sudah bertekad membina rumah tangga, tetapi tidak bisa bersatu. Saya hanya membantu. Mungkin saya tidak ada artinya. Tetapi, saya yakin (langkah ini) ada artinya bagi kehidupan mereka ke depan,” terangnya. HPK bisa menikahkan pasangan berbeda agama asalkan kedua mempelai merupa-

kan warga negara Indonesia, memiliki KTP, dan meyakini adanya Tuhan. HPK tidak mempermasalahkan perbedaan keyakinan di antara keduanya. Yusuf sebenarnya berasal dari keluarga muslim. Tapi, saat ini dia tidak meyakini agama apa pun. Dia menempatkan diri dalam kategori agnostik atau tidak peduli pada agama. Sedangkan Lilik menganut Katolik. Perbedaan keyakinan itulah yang membawa Yusuf dan Lilik ke dalam ritual pernikahan berdasar kepercayaan. “Saya mau melakukan (ritual pernikahan di HPK) supaya diakui negara. Ini adalah upaya mediasi menuju kepastian hukum,” kata Yusuf. Yang penting, kata alumnus Filsafat UGM itu, pernikahannya tidak memihak agama apa pun. Dengan demikian, Yusuf meyakini rasa sakit yang dirasakan Lilik tidak sedalam jika harus melangsungkan pernikahan dalam agama lain. Begitu pula sebaliknya, Yusuf tidak harus keluar dari keyakinannya untuk menjadikan Lilik sebagai istri. Yusuf mengaku terpaksa menempuh cara itu karena negara tidak memberikan jaminan terhadap orang yang berbeda keyakinan dalam menikah. “Banyak orang akhirnya mengorbankan salah satu keyakinannya. Seharusnya UU Pernikahan direvisi karena UUD 1945 sudah menjamin sepenuhnya hak warga negara untuk menganut keyakinan atau agama apa pun,” terangnya. Namun, UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 hanya mengatur satu agama, satu keyakinan. Belum ada ruang untuk mengakomodasi perkawinan beda kepercayaan. “Seharusnya negara lebih akomodatif terhadap mereka yang menikah beda agama. Ruang itu begitu sempit sehingga berpotensi terjadinya pemaksaan kehendak,” harap pria yang berprofesi sebagai jurnalis di salah satu media cetak ternama itu. Sebelum menemukan solusi untuk melangsungkan pernikahan di HPK, Yusuf dan Lilik nyaris putus asa. Setelah menjalin hubungan lima tahun, keduanya sepakat menuju ke jenjang perkawinan. Namun, perbedaan keyakinan men-

jadi kendala sehingga mereka sempat berpikir untuk menikah di Singapura. Yusuf merasa upaya itu sulit ditempuh karena selain membutuhkan biaya tinggi, juga sulit mendapatkan pengakuan dari pemerintah Indonesia. P ad a aw a l 2 0 1 0 , k o n s e p pernikahan mereka dimatangkan dengan menggandeng Deni Ismail, konsultan hukum yang masih sepupu Yusuf. “Pikiran pertama saya, menikahkan mereka di pengadilan negeri dengan mengajukan permohonan pencatatan perkawinan. Tapi, prosesnya panjang dan belum tentu dikabulkan,” kata Deni. Deni lantas teringat bahwa UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 menerangkan bahwa negara berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Mahaesa. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. “Bisa saya tafsirkan bahwa perkawinan bisa melalui aliran kepercayaan. Kenapa harus pindah agama,” ujarnya. Setelah melakukan pencarian, Deni akhirnya menemukan lembaga penghayat kepercayaan yang dipimpin Sudijono itu. “Kedua institusi agama (Islam dan Katolik) tidak membolehkan pernikahan di luar agama. Di sini (HPK) pernikahan tetap terwujud dengan agama apa pun berlandaskan kepercayaan kepada Tuhan Yang Mahaesa,” ujarnya. Deni meyakinkan, pernikahan melalui HPK jelas tidak ada penyelundupan hukum, tidak ada unsur tipu-tipu, dan sejenisnya. Dari aspek hukum, pernikahan melalui jalan itu adalah sah. Menurut Deni, pernikahan dengan aliran kepercayaan justru lebih bijak bila dibandingkan dengan harus memaksa salah satu pihak masuk kepada kepercayaan lain hanya untuk melangsungkan prosesi sesaat. “Ini tidak menzalimi agama apa pun. Tidak membohongi negara hanya untuk kepentingan sesaat. Banyak terjadi yang keluar (agama tertentu) untuk menikah, lalu kembali lagi setelah itu. Saya salut kepada Yusuf dengan konsistensinya tidak menistakan kepercayaannya dan sepakat membina rumah tangga yang harmonis,” tandasnya.(*)

Jakarta karena mengira pemeriksaan dilakukan di gedung KPK Jakarta. Seperti hari sebelumnya, penyidik KPK masih tidak mau berkomentar terkait pemeriksaan itu. “Silahkan hubungi pak Johan Budi,” kata salah seorang penyidik KPK. Pemeriksaan kemudian dilanjutkan sekitar pukul 13.30. Saat itu, ada empat orang yang masuk ke ruangan pemeriksaan. Salah satunya adalah Hasan Basri. Dengan memakai baju kemeja warna krem, Hasan langsung masuk ruang pemeriksaan bersama tiga rekan lainnya. Tepat pukul 15.25, Hasan keluar ruangan menuju kamar kecil. Sebelum kembali ke ruang pemeriksaan, Hasan sempat menjawab pertanyaan sejumlah wartawan. Dia mengakui kalau diperiksa terkait kasus korupsi proyek mobil damkar tahun 2004. Saat itu, dia mengaku sebagai pimpinan proyek (pimpro) dalam proyek pengadaan mobil damkar tersebut. “Saya (diperiksa) dengan Er-

wanto,” katanya sambil berlalu ke ruang pemeriksaan. Hasan sempat tiga kali salah masuk ruangan kala itu. Wajar, ada empat ruangan yang digunakan penyidik KPK untuk melakukan pemeriksaan. Sekitar pukul 16.00, salah seorang yang mengaku bernama Haryadi keluar ruang pemeriksaan. Ketika ditanya, dia nyaris tertutup. “Saya cuma nemenin Hasan. Tanya saja dengan dia,” ujarnya singkat dan langsung pergi. Pukul 16.45, seorang laki-laki memakai kemeja garis-garis keluar ruang pemeriksaan. Ketika hendak diwawancarai wartawan, dia juga enggan berkomentar banyak. Dia terus berlalu menuju mobilnya yang terparkir di lapangan hitam Mapolda Jambi. “Saya hanya ngawani Hasan Basri,” ujarnya. Sebelumnya, Rabu (13/10) lalu, tiga penyidik dari KPK, Kompol Erwin Sinaga, AKP Dadan, dan AKP Brotoseno, sudah memeriksa mantan Wali Kota Jambi Arifien Manap,

mantan Kakan Damkar Kota Arifuddin Yassak dan Bupati Tanjab Timur Abdullah Hich. Tidak jauh beda dengan Madjid, ketiganya juga mengaku membeli mobil damkar tersebut berdasarkan perintah melalui radiogram dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang ketika itu dijabat oleh Hari Sabarno. Dalam radiogram itu, memang sudah ditentukan spesifikasi mobil yang harus dibeli. Dan tiap daerah diperintahkan untuk menganggarkannya dalam APBD. Hari Sabarno sendiri sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Kasus dugaan korupsi damkar ini berawal dari radiogram Departemen Dalam Negeri bernomor 27/1496/ Otda/ tanggal 13 Desember 2002 yang ditandatangani oleh Dirjen Otonomi Daerah Oentarto Sindung Mawardi. Di situ kepala daerah diminta membeli damkar pada rekanan yang telah ditentukan, yakni PT Istana Sarana Raya milik Hengky Samuel Daud.(rib/cr03)

Deg-degan Lihat Reaksi Penonton ----------------------- dari hal 1 ”Aku belum lihat hasilnya, sutradara nggak mau kasih lihat. Sutradara maunya kita nonton saat premiere. Bahkan wartawan nonton lebih dulu dari kita,” ujar Julie saat bertandang ke kantor INDOPOS (Jawa Pos Group), Graha Pena, Kebayoran Lama, Jaksel, bersama pemain film Aku Atau Dia lainnya, kemarin siang (14/10). Itu sebabnya, gadis berdarah Manado-Prancis-Tionghoa itu belum bisa menilai aktingnya dalam film tersebut. Tetapi yang pasti, dia senang bisa terlibat dalam film yang proses syutingnya memakan waktu 18 hari itu. Suasana di lokasi syuting yang bersifat kekeluargaan, menjadi salah satu faktornya. ”Para pemain, sutradara, dan krunya asyik-asyik dan menyenangkan. Saya sih berharap filmnya seasyik proses produksinya. Tapi degdegan juga sih lihat hasilnya,” katanya seraya menambahkan, sebelum syuting dimulai para pemain mengikuti workshop selama 1,5 bulan untuk mendalami karakter masing-masing. Hal yang sama dirasakan Fedi Nuril, yang dalam film tersebut melakoni peran sebagai Rama. Meski baru kali pertama bekerjasama dengan Julie, Ringgo, dan Omesh, pria kelahiran Jakarta, 1 Juli 1982 itu tidak merasa kesulitan mendapatkan chemistry. Bahkan begitu proses syuting rampung, mereka menjadi teman akrab. ”Kalau melihat mereka di televisi kesannya jaim (jaga imej, red), tapi aslinya ternyata nggak. Nggak ada yang sok ngartis, mer-

eka sederhana dan apa adanya. Gampang banget mendapatkan chemistry-nya. Di luar syuting kita jadi sering jalan bareng, kita akrab banget,” tuturnya lantas tersenyum. Meski begitu, tetap saja ada kekhawatiran film atau perannya dalam film tersebut tidak direspon positif dengan baik oleh penonton. Tetapi sejak awal, anak bungsu dari tiga bersaudara itu yakin Aku Atau Dia bisa menjadi tontonan menarik bagi penikmat film. Menurutnya, film kedelapan yang dibintanginya

itu menawarkan ide cerita yang menarik sekaligus menghibur. ”Film ini bisa menjadi terobosan karena idenya unik, dimana ada institusi khusus untuk menangani patah hati. Aku optimis film ini diterima dengan baik oleh masyarakat. Selain idenya unik, film ini juga bersifat menghibur karena ceritanya ringan, nggak perlu mikir berat menontonnya. Mayoritas penonton ke bioskop kan ingin melepas stres, jadi butuh film yang menghibur seperti ini,” tandasnya.(jpnn)

KADAR GULA KEMBALI NORMAL KE 169 MG/DL Tugas menjadi abdi negara bidang penegakan Aren pada gentong mas yang sangat rendah yaitu hukum adalah tugas yang mulai. Namun tugas 35, membuat Gentong Mas baik dikonsumsi oleh tersebut bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan penderita diabetes. Gentong Mas baik untuk menstamina yang prima dan ketepatan berpikir dalam gatasi asam urat karena mengandung Niacin yang berfungsi mengkikis timbunan purin penyebab asam mengambil keputusan dengan cepat. Meski demikian, hal diatas menjadi dorongan urat yang menumpuk di persendian kaki dan tangan. bagi Ahmad Isnaeni, AKP (49 th) yang berdomisili Gentong Mas juga mengandung Linoleic Acid, di Villa Kenaldi – Jambi, untuk memberikan yang Ascorbic Acid yang mencegah radang (inflamasi) terbaik dalam mengayomi masyarakat. “...kendala pada sendi dan tulang. Untuk hasil cepat dan maksimal, dianjurkan untuk yang saya hadapi justru datang dari kesehatan tubuh sendiri.....sudah beberapa tahun diabetes rutin berolah raga, mengurangi rokok dan makanan dan asam urat mendera sehingga tugas negara yang banyak mengandung purin seperti jeroan dan terkadang tak bisa dilakukan secara maksimal....” banyak minum air putih. Gentong Mas dibuat dari Gula Aren dan Nigela ucap Ahmad mengawali perbincangan . Sudah banyak usaha yang dilakukannya untuk mengatasi Sativa pilihan yang diproses tanpa menggunakedua penyakit tersebut, namun belum mendapat kan bahan kimia dan pengawet, sehingga aman dikonsumsi. Manfaat bagi kesehatan dan hasil yang memuaskan. Sampai suatu kelezatan rasanya membuat semakin hari dirinya mengenal Gentong Mas lewat banyak masyarakat yang mengkonsumsi sebuahharianlokal.KarenayakinGentong Gentong Mas. Mas yang terbuat dari herbal alami tak Untuk informasi lebih lanjut hubungi: memiliki efek samping, Ahmad langsung 07417102944. Tersedia Di Apotek/Toko mencobanya dengan minum rutin setiap Obat Terdekat Di Kota Anda: Jambi pagi dan sore. 081366971641, Kab Batanghari, Telp “....Alhamdulillah setelah sebulan rutin 08127469614, Apotek Barokah, Jl Prof. minum Gentong Mas, manfaatnya mulai Dr. Sri Sudewi, Ma Bulian, Apotek Karya terasa......kadar gula kembali normal ke Paten, Jl Jend Sudirman, Toko Obat 169 mg/dl.....selain itu nyeri dan bengkak Karya Paten Pasar Ma Bulian, Banko pada sendi akibat asam urat juga berangsur-angsur reda sehingga tidur kembali Ahmad Isnaeni 08127377033, Apotek Giji Farma, Apotek Taufik Farma, Apotek Restu Ibu, Apotek nyenyak...” ucap Ahmad bersyukur. Kini Ahmad Isnaeni tetap minum Gentong Mas Hidayah. Kabupaten Muarojambi (082176501222): untuk mempertahankan stamina. “.... rasa yang lezat Apotek Rahma (Sengeti), Apotek Fortuna (Sengeti), dan manfaat Gentong Mas yang nyata membuat Toko Obat Syaeful (Sengeti), Toko Obat Sulin (Sunsaya rutin meminumnya...” tutur Ahmad menutup gai Bahar). Kab. Bungo (081366311821): Apotek Sari Anda, Apotek Roza, Apotek Cahaya Sehat, perbincangan. Gentong Mas adalah suplemen kesehatan yang Apotek Berkah Kesehatan. Kab. Tanjab Barat sangat aman dan sangat bermanfaat karena terbuat (085266064889): Apotek Waras, Jl. Siswa, Apotek dari herbal alami pilihan yairu Gula Aren dan Nigella Manjur: Jl. Kemakmuran No. 51, Apotek Sehat: Jl. Sativa (Habbatussauda) yang terbukti bermanfaat Kemakmuran No. 67. Kab. Kerinci (081366375643) Apotek Berkah Jl. Muradi Simp. 5 Sei Penuh, Apotek bagi penderita diabetes , asam urat dan lain-lain. Gentong Mas mengandung fiber, yang menor- Usaha Baru2 Jl. M. H. Tholib No. 75 Sei Penuh, malisir gula darah, dan chromium yang mengatur Apotek Zonny, Jl. Teuku Umar No. 29 S. Penuh. metabolisme gula darah dan menambah kepekaan Toko Obat Gio Pasar Bedeng VIII Kayu Aro. P-IRT sel terhadap insulin. Selain itu glisemik indeks Gula No. 812320501114 www.gentongmas.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.