Jambi Independent | 15 Mei 2010

Page 19

Jambi Independent

Sabtu, 15 Mei 2010

muarojambi

Dari 2.500, Baru 200 KK Terpenuhi Penantian warga Puri Masurai II Desa Mendalo Darat, Kecamatan Jaluko untuk menikmati saluran air bersih dari PDAM Muarojambi akhirnya tercapai. Jumat (14/5), Bupati Muarojambi meresmikan mesin pengelolaan air di Desa Men­ dalo Darat yang berfungsi menyalurkan air ke perumahan Puri Masurai. Hanya saja, mesin yang mampu memenuhi 2.500 kepala ke­ luarga (KK) itu baru tersambung untuk 200 KK. Sebanyak 130 KK di antaranya terdapat di Perumahan Puri Masurai II. “Yang berhasil kita layani baru 130 KK. Sisanya akan kita lanjutkan,” kata Suhaimi, Direktur PDAM Muarojambi. Menurut Suhaimi, dari 5 RT yang terdapat di Perumahan Puri Masurai, PDAM Tirta Muarojambi baru menyambung pipa untuk 3 RT. Sementara 2 RT lagi masih dalam proses. “Untuk Puri Masurai pelanggan yang belum kita layani sebanyak 30 persen lagi. Nanti akan kita lanjutkan,” terangnya. Mesin pen­ gelolaan Tirta Muarojambi di Desa Mendalo tersebut, ternyata tidak hanya diperuntukkan untuk Puri Masurai. Mesin ini juga diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan perumahan Villa Karya Mandiri, Aston Villa dan Desa Mendalo Indah. “Untuk perumahan sekitar juga kita penuhi semua, sepanjang kemam­ apuan kapasitas mesin,” katanya. Bupati Muarojambi Burhanuddin Mahir meminta agar warga yang belum mendapat sambungan pipa supaya bersabar. Pem­ bangunan air bersih untuk Mendalo Darat, sudah menjadi fokus perhatian bupati. “Bagi yang mendapat sambungan pipa tidak perlu berkecil hati. Pembangunan air bersih di Mendalo Darat sudah merupa­ kan fokus pembangunan kita,” katanya. Di hadapan warga, Bupati menginstruksikan agar Suhaimi fokus melayani kebutuhan air bersih di Mendalo Darat. “Air ber­ sih lebih penting dari listrik. Karena itu saya minta dirut PDAM benar-benar serius menangani masalah ini,” katanya. (fes)

dok/jambi independent

MULAI BERGAIRAH

Kenaikan harga karet membuat para petani di Kabupaten Tanjab Barat mulai bergairah. Kenaikan harga ini cukup signifikan dari Rp 6.000 per kg menjadi Rp 10.000 sampai Rp 11.000 per kg.

Harga Karet Naik Menjadi Rp 10 Ribu KUALATUNGKAL - Pergeseran harga di sektor komoditas tanaman perkebunan kadang berfluktuasi. Ini dapat menggoyang perekonomian petani, namun kabar baik berhembus. Petani karet di Tanjab Barat tengah menikmati hasil penjualan karet ka­ rena harga karet melonjak tinggi di tingkat petani. Kepala Dinas Perkebunan Melan

Bangun melalui sektretaris dinas, Jajang Hermawan, mengatakan, harga karet di tingkat petani melonjak tinggi dari harga yang berlaku sebelumnnya Rp 6.000 per kg menjadi Rp 10.000-Rp 11.000 per kg. Harga ini dinilai cukup berarti bagi petani karena selama ini petani belum pernah menikmati harga “fantastis” demikian. Petani selalu diseret pada kenyataan

melepas karetnya pada pengumpul dengan harga di bawah standar harga. Menurut Jajang, pihak disbun ikut bergembira dengan terjadinya lonja­ kan harga karet di tingkat petani. Ini mengindikasikan akan terajdi pening­ katan penghasilan petani karet. Hal ini dapat menggairahkan kembali petani dalam merawat kebun. Karet rakyat dengan kualitas terbaik dapat dipasarkan dengan harga Rp 16.000 per kg. “Memang sejak beberapa bu­ lan ini telah terjadi peningkatan harga karet di tingkat petani. Kita harapkan dapat berdampak positif terhadap taraf hidup petani karet,” ujarnya kepada Jambi Independent. Dia mengharapkan harga karet bisa terus mengalami perubah ke arah

Rencana Sweeping Berhasil Digagalkan

camatan Kumpeh Ulu tidak sempat turun ke lokasi lahan yang diseng­ ketakan. “Itu, benar. Masalah tapal batas Kumpeh Ulu dan Sungai Gelam memanas lagi. Tapi, sudah bisa kita netralisir. Kepala desanya sudah saya telepon untuk menahan diri dulu,” kata bupati usai meresmikan pengunaan air bersih di perumahan Puri Masurai II, Jumat sore kemarin. Bupati menjelaskan, dalam menangani permasalahan ini, bupati bersama unsur muspida sudah turun ke lokasi Senin lalu. Hasil kesepakatan, pemerintah harus mengukur ulang perbatasan dua kecamatan tersebut. “Itu kesepakatan kita. Kasus ini harus segera kita pu­ tuskan. Supaya sengketa antar warga segera selesai,” katanya. Bupati juga tidak lupa mengimbau,

agar warga desa bisa menahan diri. Karena semua permasalahan katanya selalu ada jalan tengahnya. Konflik tapal batas ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama. sengketa ini berawal ketika Pemda Muarojambi menempatkan transmigrasi spontan di Desa Tangkit Baru, Kecama­ tan Sungai Gelam di atas tanah seluas 1.200 hektare. Belakangan, luas lahan yang digarap para trasmigran ini melebar. Sehing­ ga, tanah milik warga Desa Kasang Pudak, Kasang Lopak Alai, Desa Solok serta Desa Sungai Terap, Kecamatan Kumpeh Ulu turut dirambah. Empat desa yang merasa dirugikan ini kemudian melapor ke pemda tahun 2005. Namun, tidak mendapat penyele­ saian dari pemda. Saat itu pemda hanya menetapkan

lebih baik dan bisa bertahan. Termasuk komuditas perkebunan lainnya, sep­ erti pinang, sawit, dan kelapa masih cukup stabil di tingkat petani. Tidak terjadi terjadi kegelisahan petani soal mekanisme harga yang berlaku dalam pemasaran produknya. Widayat (29), warga Bram Hitam mengaku kenaikan harga komoditas perkebunan seperti karet, pinang, kelapa dalam dan karet menggembi­ rakan petani. Meski kebunnya tidak terlalu luas, namun saat-saat harga cukup men­ guntungkan petani, dia tentu me­ nikmati jerih payah selama ini. “Ha­ sil yang didapat seimbang dengan jerih-payah dalam merawat kebun,” tuturnya. (can)

Itu,benar. Masalah tapal batas Kumpeh Ulu dan Sungai Gelam memanas lagi. Tapi, sudah bisa kita netralisir. Kepala desanya sudah saya telepon untuk menahan diri dulu,” BURHANUDDIN mAHIR

Sengketa Tapal Batas Bergejolak FRANCISCUS, Muarojambi

dok/jambi independent

AIR BERSIH: Warga Purai masurai II, Desa Mendalo Darat, boleh jadi bahagia karena kini perumahan itu sudah dialiri air besih yang ditunggu-tunggu sejak lama.

Sengketa tapal batas yang ter­ jadi antara Kecamatan Sungai Gelam dan Kecamatan Kumpeh Ulu berge­ jolak lagi. Warga desa Kasang Lopak Alai, Kasang Pudak dan Desa Solok kembali kumpul untuk melaksanakan sweeping terhadap warga Desa Tang­ kit Baru, Kecamatan Sungai Gelam, kemarin (14/5). Beruntung aksi ini segera dilaporkan kepada Bupati Burhanuddin Mahir. Sehingga, warga tiga desa dari Ke­

Bupati Muarojambi

agar tanah seluas 4000 hektare yang dipermasalahkan empat desa itu tidak boleh digarap oleh siapapun. Keputu­ san Pemda Muarojambi itu ternyata tidak diindahkan Warga Desa Tangkit Baru. Desa Tangkit Baru tetap saja menggarap lahan yang disengketakan tersebut. (*)

Menikmati Sop Kaki Sapi di Kelurahan Teratai

Dikunjungi Rakyat Kecil Hingga Pejabat MENEMUKAN tempat yang cocok untuk memuaskan lidah termasuk gampang-gampang susah. Di Kota Muara­ bulian, warung sop buntut dan sop kaki sapi yang berada di Kelurahan Teratai, Muarabulian termasuk salah satu tempat favorit yang sering dikunjungi warga sekitar.

HERMA YULIS, Muarabulian

WARUNG sop buntut dan kaki sapi di Kelurahan Teratai, Muarabulian sudah tak asing lagi bagi warga pencinta sop di Bumi Serentak Bak Regam, Batanghari. Tempat ini men­ jadi salah satu tujuan wisata kuliner favorit sembari me­ nikmati sensasi sop buntut dan sop kaki sapi. Di samping cita rasa masakannya yang cukup enak untuk memuaskan lidah, lokasi warung yang eksotis juga menawarkan keasyikan tersendiri buat para pelanggan yang berkunjung ke tempat itu. Alhasil, tempat ini setiap hari mampu menyedot perhatian pengunjung yang datang dari berbagai lapisan masyarakat.

hermayulis/jambi independent

TUNGGU PESANAN: Seorang warga menunggu pesanan sop kaki sapi kemarin (14/5).

Mulai dari rakyat jelata hingga ke para pejabat sering melewat­ kan waktu makan siang mereka di warung sop satu ini. Bahkan, tak jarang pula para pelanggan terpaksa pulang dengan tangan hampa sebelum berhasil men­ cicipi masakan sop dambaan mereka. Karena saking larisnya, banyak pelanggan yang tak kebagian. Begitulah, setiap hari warung ini semakin fenomenal di Kota Muarabulian. Matahari mulai beranjak tinggi ketika Jambi Independent men­ gunjungi warung sop yang bera­ da di pinggir jalan di sepanjang Sungai Batanghari itu, kemarin. Dari depan, bangunan warung itu terlihat cukup sederhana. Warung itu terbuat dari bangu­

nan kayu berukuran sekitar 5x3 meter. Berlantai papan dengan dinding kayu yang cuma menu­ tupi separuh bangunan. Dari pengamatan sekilas saja, sama sekali tak tampak ada kesan kemewahan. Atap seng yang menutupi bagian atas bangunan itu juga sudah terlihat usang dan mulai berkarat. Pintu warung terbuka lebar. Beberapa pen­ gunjung siang itu dengan lahap menyantap semangkuk sop kaki yang terhidang di atas meja di hadapan mereka. Jambi Independent melangkah­ kan kaki memasuki warung itu. Ah, ternyata setelah memasuki ruang sempit dengan beberapa meja panjang yang ditata apik, nuansa baru pun mulai terasa.

Ketika melemparkan pandangan ke bagian belakang bangunan warung, terlihat alunan Su­ngai Batanghari yang berwarna ke­ coklatan mengalir dengan te­ nang. Arus sungai terpanjang di Provinsi Jambi itu hanya berjarak puluhan meter di bawah bangunan warung. Gerumbulan dedaunan pohon di sepanjang sungai bergoyang-goyang di­ belai angin. Sejumlah pengun­ jung di dalam warung itu juga menarik napas lega saat diterpa angin sepoi itu. Di ruangan itu, tak tersedia air conditioner (AC) maupun kipas angin. Namun, embusan angin dari arah sungai Batanghari siang itu terasa cu­ kup menyejukkan. Selama hampir satu jam Jambi Independent mengamati tempat itu, satu persatu para pelanggan tampak datang dan pergi. Mer­ eka puas dengan citarasa masa­ kan yang mereka santap siang itu. “Selain memang doyan sop, tempatnya juga bagus di sini. Jadi betah berlama-lama,” kata Linda, salah seorang pelanggan dengan wajah malu-malu. Dari penturan pemilik warung, setiap hari sop yang dijualnya selalu ludes terjual. Padahal, waktu yang disediakan untuk berjualan cukup singkat. Yaitu berkisar sekitar pukul 10.00 hingga pukul 13.00. Lewat dari jam itu, barang dagangannya sudah tidak tersisa lagi. “Sudah habis. Besok buat lagi,” katanya saat menyapa salah seorang pelanggan yang sudah tak ke­ bagian lagi. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.