Jambi Independent | 14 April 2010

Page 24

TELAH ON AIR

CHANNEL 49 UHF

Jambi Independent

Rabu, 14 April 2010

Masturo Tetap di Lapas JAMBI - Masturo dan Indra Sahputra bakal lama menginap di Lapas Kelas II A Jambi. Pasalnya, hingga kemarin (13/4), Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jambi belum juga mengabulkan penangguhan atau pengalihan p enahanan yang di aj ukan tim penasehat hukum kedua terdakwa yang terlibat kasus korupsi di Disnakerdukcapil Kota Jambi itu. Alasan majelis hakim tidak mengada-ngada. Mereka menyatakan belum selesai mempelajari berkas permohonan kedua terdakwa. “Majelis masih akan mempertimbangkannya,” ujar Hidayat Hasyim, ketua majelis hakim yang menyidangkan perkara Masturo. Dalam persidangan kemarin, tim penasehat hukum Masturo bahkan juga telah menyerahkan surat keterangan dokter Klinik Lapas Jambi untuk memperkuat permohonan mereka. Dalam surat keterangan tertanggal 9 April 2010 yang ditandatangi dr Armansyah Siregar, dan juga diketahui Kepala Lapas Jambi Bowo Nariwono, disebutkan bahwa Masturo pada 30 Maret 2010

pukul 14.20, datang ke klinik Lapas dengan keluhan sesak napas, mual, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/i, R: 28x/i, S : 37 °C. Selain itu, dalam surat keterangan tersebut juga disebutkan therapi yang sudah diberikan yaitu, injeksi ranitidine 1 amp IM, O2: 2 liter/i, infus: RL 20 tts/i. Pada pukul 16.20, dokter klinik Lapas, Masturo dinyatakan sehat dan sudah kembali ke kamarnya. Menanggapi surat dokter itu, majelis hakim tetap dengan keputusannya. Seusai persidangan, Masturo kepada wartawan mengatakan, sangat berharap permohonan pengalihan penahanannya dikabulkan majelis hakim. Dia menginginkannya, karena banyak tugas yang harus diselesaikannya baik untuk keluarganya maupun di pemerintahan. Dalam kasus ini, Masturo masih menjabat sebagai Kadis Sosnaker Kota Jambi. “Saya berharap majelis hakim mengabulkannya,” kata Masturo. Hal senada juga diungkapkan salah seorang penasehat hukumnya, Endang Kuswardani. n baca Masturo hal 23

Nyatakan Dakwaan JPU Kabur JAMBI – Kadis Sosnaker Kota Jambi Masturo kembali menjalani sidang, kemarin (14/4). Berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Jambi, terdakwa kasus dugaan korupsi P3KK di Disnakerdukcapil Kota Jambi senilai Rp 118 juta itu mengajukan eksepsi (keberatan) atas dakwaan jaksa penun-

tut umum (JPU) pada sidang sebelumnya. Dalam sidang yang dipimpin Hakim Hidayat Hasyim, terdakwa melalui penasehat hukumnya menyatakan surat dakwaan JPU tidak cermat. Banyak fakta yang tidak jelas dan tak lengkap unsur-unsur tindak pidana yang didakwa-

kan. Karena itu, kata mereka, mengakibatkan tindak pidana yang didakwakan pada terdakwa bukan merupakan tindak pidana. “Tak hanya itu, surat dakwaan JPU yang tidak jelas dan tidak terang ini sangat merugikan terdakwa. Terutama dalam mempersiapkan pembelaan,”

kata Endang Kuswardani, salah seorang penasehat hukum terdakwa di muka persidangan, kemarin. Karena itu, Endang dan penasehat hukum lainnya meminta majelis hakim untuk membebaskan terdakwa dan membatalkan dakwaan JPU. Terhadap eksepsi tersebut, JPU

tidak langsung menanggapinya. Mereka akan menjawabnya secara tertulis. “Kami minta waktu satu minggu untuk mempelajari eksepsi tersebut,” kata JPU Aditya. Aditya berjanji pada Selasa (20/4) mendatang, tanggapannya sudah bisa dibacakan. n

Diduga Terjadi Penyimpangan

lir proyek pembangunan tiga SD itu terjadi penyimpangan. Temuan yang dilaporkan seorang warga bernama Ridwan Senin (12/4) lalu ini sedang dalam proses penyelidikan di Polres Tanjabtim. ‘'Ya, laporan dari masyarakat ini akan kami tindak lanjuti,'' kata Kapolres Tanjabtim AKBP Budi Wasono melalui Kasat Reskrim AKP R Manalu, kemarin (13/4). Manalu mengatakan, pihaknya

akan segera melakukan pemeriksaan terhadap saksi dan mengumpulkan alat bukti terkait permasalahan tersebut. Surat pemanggilan saksi itu, kemarin sudah ditandatanganinya. ‘'Jumat nanti sudah mulai pemeriksaan,'' ujarnya. ‘'Kita belum memastikan siapa tersangkanya, pemeriksaan nanti (Jumat) masih pemeriksaan saksi-saksi,'' imbuhnya. Siapa saja yang akan diperiksa? Menurut Manalu, tahap

awal ini pihaknya akan memeriksa Kepala Sekolah (Kepsek) masing-masing SD tersebut. ‘'Kepsek ketiga SD tersebut yang akan kita periksa nanti,'' ujarnya. Sedangkan pihak terkait lainnya, seperti dari Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kabupaten Tanjabtim serta rekanan yang mengerjakan proyek pembangunan tiga gedung SD bisa saja juga akan diperiksa. n

baca Nyatakan hal 23

DAK Tanjabtim Bermasalah MUARASABAK- Setelah Kabupaten Merangin dan Tebo, kini giliran proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) pendidikan tahun 2009 di Kabupaten Tanjabtim yang disorot. Yaitu pembangunan gedung pada tiga Sekolah Dasar (SD) yang ada di Kecamatan Rantau Rasau dan Berbak. Disinya-

baca DAK hal 23

Tidak Bisa Berpraktek Cabul Lagi Seorang dukun berusia 40 tahun dilaporkan ke polisi lantaran mencabuli pasiennya yang masih dibawah umur. Awalnya polisi tidak bisa menahannya karena tak cukup bukti. KULUP, nama sebutan si dukun tadi, mestinya masih mengobati pasiennya. Namun, warga Jalan Lingkar Selatan, Lorong Mustika RT 22 Nomor 20, Kelurahan Lingkar Selatan, itu kini tak bisa berpraktek lagi karena harus mendekam di tahanan Polsek Jambi Selatan. Pria yang sudah berkeluarga ini dijebloskan dalam tahanan setelah dilaporkan Bunga (16) dan Mawar (14), yang menjadi korban pencabulannya. Dalam laporannya, kedua remaja putri itu menyebut Kulup telah memperkosa mereka. Bunga yang tinggal di Sungai Gelam, Muarojambi, yang pertama melaporkan perbuatan sang dukun cabul Kulup ke Polsek Jambi Selatan pada pertengahan Februari 2010. Karena perbuatan Kulup itu telah membuat Bunga berbadan dua. Kini, kehamilan Bunga telah memasuki bulan ketiga. Sebulan kemudian menyusul Mawar, warga Kota Jambi, yang mengadu ke Polsek Jambi Selatan. Namun, petualangan Kulup baru terhenti setelah pengaduan Mawar. Karena Mawar melapor lengkap dengan barang bukti, seperti foto nikah dan hasil visum. Kalau Bunga, kata Kanit Reskrim Polsek Jambi Selatan Iptu Ade Harry, tidak punya bukti. Karena itu, polisi tidak bisa menahannya karena buktinya nihil. n baca Tidak hal 23 grafis: djatmiko/jambi independent

Bidan Puskesmas Depati Tujuh Dijambret Uang Tunai dan Surat Kendaraan Raib SUNGAIPENUH – Nasib naas menimpa Fera Indrayani (23). Wanita berprofesi sebagai bidan di Puskesmas Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, ini telah menjadi korban penjahat jalanan. Fera kehilangan sebuah tas yang berisikan uang tunai Rp 700 ribu dan berbagai surat penting seperti SIM, STNK,

ATM BRI, dan kartu Askes. Tas itu dibawa kabur pelaku yang berjumlah dua orang. Kejadian yang menimpa warga RT 04 Lawang Agung, Kota Sungaipenuh, itu terjadi di Jalan Yos Sudarso atau Jalan Baru Sungaipenuh, sekitar pukul 08.30, kemarin (13/4). Menurut Fera, dia sempat kejar-kejaran dengan pelaku seusai menjabret tasnya. Hanya

saja dia tidak berhasil mengejar pelaku, yang mengendarai motornya sangat kencang. Mereka hilang setelah melintas simpang tiga Jembatan arah Rawang. “Motor pelaku terlalu kencang. Setelah di jembatan jalan baru itu pelaku sudah tidak tampak lagi. Ke arah mana tidak saya ketahui lagi,” katanya, gemetaran. Karena pelakunya kabur, Fera terpaksa melapor ke Polsek

Sungaipenuh. Harapannya, pelaku bisa tertangkap dan tasnya kembali kepadanya. Berdasarkan keterangan Fera, pagi itu, dia mengendarai motor Mio BH 2682 DE akan menuju Puskesmas Kecamatan Depati tujuh. Seperti biasa, dia membawa tas, yang berisikan dompet dan berbagai surat-surat penting. Tas itu diletakkan di bahu kirinya. Fera mengetahui ada yang membuntutinya. n baca Bidan hal 23


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.