Autism & Friends

Page 1

NOVEMBER 2021

AUTISM&FRIENDS HYBRID LEARNING

FOKUS

Solusi Belajar Masa Kini

H

ai para pelajar dan pendidik dimanapun kalian berada, ada kabar gembira nih di ­ ­tahun 2021, yaitu pemerintah telah memberikan kelonggaran dalam kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah maupun di lembaga pendidikan. Pasti kalian sudah bosan kan belajar dari rumah (BDR) yang tiap hari selalu dipaksa untuk bertatap maya menggunakan gadget atau laptop dengan teman-teman siswa, guru, atau orang tua yang mendampingi belajar. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendik­ bud), M ­ enteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa ­Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Bahwa pihak sekolah maupun lembaga Pendidikan boleh mengadakan kegitan belajar mengajar di sekolah dengan sistem Hybrid Learning. Hybrid learning yaitu pembelajaran yang menggabungkan berbagai pendekatan dalam pembelajaran yakni pembelajaran tatap muka (f2f), pembelajaran berbasis kompu­ ter dan pembelajaran berbasis online (internet dan mobile learning). Untuk tambahan pelaksanaan hybrid learning ­perlu didukung perangkat teknologi yang memadai. Sehingga pihak sekolah perlu mempersiapkan dengan matang kegiatan belajar menggunakan metode hybrid learning ini. Begitu juga dengan siswa yang ingin mengikuti kegiatan ­hybrid learning di rumah. Hybrid learning memberi kesempatan kepada siswa dan orang tua yang mengalami kesulitan melakukan belajar dari rumah. Hybrid sendiri adalah pembelajaran tatap muka yang dilakukan secara rotasi yaitu 50% siswa belajar di kelas dan 50% siswa belajar daring secara bergantian tiap minggunya atau yang telah disepakati bersama. Siswa London School Beyond Academy (LSBA) sudah mulai mengadakan kegiatan F2F dengan system hybrid

learning dikelas yang dimulai pada bulan pertengahan ­Oktober 2021. Kegiatan belajar tatap muka juga telah sesuai dengan protokol kesehatan mulai dari memberikan akses pengecekan suhu badan di awal kedatangan, memberikan tempat cuci tangan dan menyediakan hand sanitizer di tempat-tempat tertentu, memberikan tanda serta jarak pada ­tiap-tiap lokasi seperti; saat menuju toilet, bangku didalam kelas, ruang makan, dan lain-lain. Siswa yang mengikuti k­ elas tatap muka juga sudah diberikan bekal arahan ­se­perti selalu memakan masker diluar maupun didalam kelas, membawa peralatan makan sendiri, membawa peralatan ibadah, dan lain-lain. Para siswa LSBA yang telah mengikuti kegiatan tatap muka dengan metode hybrid learning terlihat sangat antusias saat bertemu teman dan dosen serta belajar bersama. Kegiatan metode hybrid learning ini juga tidak terlepas dari dukungan orang tua kepada anaknya dikarenakan pihak LSBA mewajibkan para orang tua untuk mengisi ­ kuisioner tentang persayaratan yang harus dilakukan saat mengikuti kegiatan belajar tatap muka dikelas, siswa yang mengikuti belajar dari rumah juga difasilitasi belajarnya ­dengan dikirimkan materi seperti video pembelajaran serta alat dan bahan sesuai dengan topik atau mata kuliah yang diampunya. (Bilal W.) Sumber: kompas.com

1


HANYA ADA di LSBA

S

Pembelajaran Tatap Muka di LSBA

etelah menjalakan proses berlajar secara daring selama hamper 4 semester, maka pada pertengahan tahun 2021 mulai banyak sekolah yang menerapkan Pembelajaran Tatap Muka secara terbatas. Hal tersebut tentunya baru bagi semua sekolah atau lembaga pendidikan di Indonesia karena sama sekali belum pernah dilakukan sebelum pandemic terjadi. Pembelajaran Tatap Muka atau yang disingkat PTM menjadi otoritas penuh lembaga pendidikan untuk menentukan kesiapan serta perijinan baik dari dinas pendidikan daerah maupun orangtua siswa. Selain perijinan yang harus dipenuhi secara lengkap, seluruh fasilitas juga harus disesuaikan dengan protokol kesehatan negara Indonesia. Persiapan PTM juga dilakukan oleh LSBA, sebagai lembaga pendidikan keterampilan yang memiliki siswa berkebutuhan khusus pada katergori autis dan retardasi mental. Diawali dengan mendaftarkan lembaga LSBA kepada Dinas Pendidikan Jakarta untuk menyatakan bahwa telah siap melaksanakan PTM. Seluruh inforamsi terkait pengajar serta siswa harus didaftarkan sebagai sebuah pernyaratan wajib. Setelah administrasi perijinan selesai maka LSBA menginformasikan rencana PTM kepada para orangtua siswa. Keputusan ijin mengiktui PTM sepenuhnya

menjadi hak dari orangtua sehingga LSBA tidak mewajibkan tetapi hanya mendata serta mengatur jadwal agar jumlah siswa yang masuk tidak terlalu banyak. Selain ijin dari orangtua, LSBA juga mempersiapkan infrstruktur agar aman dan nyaman bukan hanya untuk siswa tetapi juga para pengajar. Kapasistas kelas hanya diisi setengah dari jumlah seharusnya serta diatur letak kursi-kursi sehingga memiliki jarak aman antara satu siswa dengan lainnya. Setiap siswa masuk maksimal hanya dua kali dalam smeinggu dan tidak diperbolehkan untuk datang ke LSBA diluar jadwal atau tanpa ijin. Durasi belajar tidak ada perubahan yaitu 90 menit setiap sesinya. Protokol kesehatan ketat juga diberlakukan yaitu wajib sudah dua kali vaksin serta mematuhi prokes yang ditentukan seperti mengukur suhu saat datang, memakai masker selama di LSBA, membawa makanan dari rumah, membawa peralatan beribadah sendiri, dan tidak keluar dari area LSAB sebelum jam balajar berakhir. Hal ini tentunya diterapkan untuk kebaikan semua pihak sehingga PTM dapat bermanfaat. Bukan hanya kelas yang dipersiapkan, tetapi area istirahat serta makanpun diberikan jarak serta penyekat plastik. Tanda-tanda antria berjarak juga ditempel di lantai sehingga tidak terjadi antrian yang terlalu dekat ketika siswa menggunakan kamar kecil atau tempat cuci tangan. Sejauh ini siswa dengan tertib mematuhi seluruh peraturan yang diberikan dan nampak sangat bersemangat bisa kembali belaja secara tatap muka. (Chrisdina)

“There is no greater disability in society, than the inability to see a person as more” ( Robert M. Hensel)

2


LIPUTAN KHUSUS

CERITA TENTANG AAN (ASEAN AUTISM NETWORK)

1. Apa itu AAN (ASEAN Autism Network)? ASEAN Autism Network (AAN) berfungsi sebagai platform bagi kelompok dukungan keluarga terkait autisme dari setiap negara anggota ASEAN untuk berkolaborasi, bekerja sama, berkoordinasi, dan bersatu dalam mengembangkan strategi dan program intervensi yang non-diskriminatif, termasuk bagi me­ reka yang memiliki keterbatasan ekonomi. 2. Kapan AAN didirikan? (AAN) didirikan dengan konsep “Family Comes First” pada acara Autism Workshop yang diselenggarakan oleh Asia-Pacific Development Center on Disability (APCD) bekerjasama dengan Japan International ­Cooperation Agency (JICA) di Bangkok pada 13-15 ­Desember 2010. 3. Apa latar belakang berdirinya AAN? Diperkirakan 15% dari populasi dunia adalah penyandang disabilitas. Dari jumlah tersebut, 1% adalah orang-orang dengan spektrum autisme. (Sumber: ­Buklet Prosedur Operasi Standar AAN). Pada 2010, ada kekurangan platform untuk pertukaran pengetahuan di antara keluarga yang hidup dengan autisme di Negara-negara Asia Tenggara. Ada kebutuhan untuk membangun jaringan yang menyatukan keluarga-keluarga ini untuk kepentingan dan keuntungan bersama. Pada bulan Januari 2010, Lokakarya APCD ke-5 untuk ‘Pengembangan Kapasitas Organisasi Swadaya Penyandang Disabilitas (CDSHOD)’ diadakan di Bangkok. Dalam lokakarya ini, ide untuk membangun jaringan autisme di kawasan ASEAN diusulkan dan disepakati secara informal oleh anggota keluarga komunitas autisme dari Brunei Darussalam, Myanmar, Filipina, Vietnam, dan Thailand. Diusulkan agar Jaringan menjadi platform untuk melibatkan dan memberdayakan kelompok dukungan orang tua dan organisasi swadaya untuk bekerja di kawasan ASEAN yang ramah autisme.

Untuk mendukung gerakan ini, APCD ditugaskan untuk menyelenggarakan Workshop Autisme. ASEAN Autism Network (AAN) diresmikan pada saat Autism Workshop yang diselenggarakan oleh Asia-­ Pacific Development Center on Disability APCD bekerja sama dengan JICA di Bangkok pada 13-15 Desember 2010. 4. Apa saja program atau kegiatan sosial yang telah diselenggarakan oleh AAN?  Kongres AAN ke-1, 16-17 Desember 2010, ­Bangkok, Thailand  Kongres AAN ke-2, 27-29 April 2013, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam  Kongres AAN ke-3, 15-17 Januari 2016, Manila dan Laguna, Filipina  Kongres AAN ke-4, 18-21 Oktober 2018, Jakarta, Indonesia  Kongres AAN ke-5, 14 Desember 2020, online melalui platform virtual yang diselenggarakan oleh National Autism Society of Malaysia (NASOM Malaysia) 5. Apa dampak positif AAN bagi anak dan remaja penyandang autisme di ASEAN, khususnya di ­Indonesia? “Family Comes First” menyoroti konsep inti AAN, oleh karena itu struktur keluarga besar yang menjadi dasar komunitas ASEAN akan tetap menjadi inti dari setiap program dan strategi pembangunan. AAN akan membantu dalam memulai strategi dan program intervensi yang bersifat lokal, terjangkau, dapat diakses dan murah untuk memastikan keberlanjutan sepanjang masa hidup. Selain itu, AAN dapat bekerja di tingkat Nasional

3


dan Sub-regional untuk mengadvokasi hak-hak Orang dalam Spektrum Autisme, dan membantu mereka tumbuh sesuai dengan standar global. Jaringan juga dapat mendukung Self-advocates untuk membentuk kelompok mereka sendiri di tingkat komunitas.

AAN percaya bahwa kita dapat berbuat lebih banyak sebagai kelompok regional daripada menjadi individu. Bahkan, AAN ingin menjangkau lebih banyak negara terbelakang. (Sumber: Mr. Cason Tzse Chun Ong, Ketua AAN)

7. Seperti apa AAN di masa depan? AAN memperjuangkan hak-hak komunitas Autisme yang diterima oleh kelompok regional seperti ASEAN di Dunia, dan kami mencoba untuk memperluas jangkauan kami ke semua negara Asia & Asia-Pasifik jika memungkinkan dalam waktu dekat.

8. Apakah ada program yang akan diadakan oleh AAN dalam waktu dekat? Rapat bulanan Komite Eksekutif AAN dan Kongres AAN ke-6. (Candy Hernandez)

OPINI AHLI

S

Untuk info lebih lanjut tentang AAN bisa di klik: https://www.apcdfoundation.org/en/asean-autism-network-aan secretariat@aseanautismnetwork.org

TERAPI MUSIK PERKUSI BAGI PENYANDANG AUTIS UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BEREKSPRESI

alah satu kebutuhan manusia dalam kesehariannya sebagai makhluk sosial ialah berinteraksi dengan orang lain. Aspek penting dalam berlangsungnya interaksi sosial adalah komunikasi. Komunikasi baik verbal maupun non verbal sangat dibutuhkan oleh semua lapisan manusia, baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak, termasuk anak-anak yang mengalami sindrom autisme atau anak autis. Seperti kita ketahui, autisme adalah gangguan perkembangan interaksi sosial dan komunikasi ­ se­ hingga ­menimbulkan keterbatasan aktivitas. Selain itu mereka juga sulit untuk mengekspresikan wajah d ­ alam berkomunikasi. Ekspresi emosi menjadi salah satu bagian dari bentuk komunikasi non verbal yang ditunjukkan melalui ­bentuk ekspresi wajah. Anak dengan gejala autis sulit untuk meng­ ekspresikan emosinya, terlihat ketika merespon pujian yang diberikan terapis dengan senyuman yang diiringi oleh stimulasinya (gerakan mengepak-­ngepak­ an­tangan sambil berbicara yang dilakukannya ber­ ulang-ulang). Beberapa ekspresi emosi yang anak tunjukkan banyak di­pengaruhi oleh faktor gerakan yang dilang-ulang tersebut, bukan karena meres­pon perlakuan dari orang lain

Saat ini terapi untuk anak yang mengalami a­ utisme bermacam-macam ragamnya. Anak dengan sindrom autisme memiliki masalah yang berbeda sehingga membutuhkan terapi yang sesuai dengan masalah yang dia­laminya. Terapi musik adalah sebuah aktivitas yang menggunakan musik sebagai media untuk mengatasi masalah pengekspresian pada anak autis. Dalam penelitian lain, disebutkan terapi musik klasik dapat menurunkan perilaku tantrum pada anak autism. Selain itu ada juga penelitian dengan terapi musik perkusi untuk meningkatkan ­ekspresi emosi anak autis.. Melalui terapi ini dapat merangsang munculnya beberapa sensasi yaitu v­ isual, auditori dan touching, sehingga bisa memicu emosi postif yang merangsang terjadinya reaksi yaitu eks­presi wajah. Terapi musik dapat dijadikan ­sebagai salah satu pelajaran tambah­ an selain pelajaran akademik untuk anak autis. Sumber: UNGKAPKAN RASAMU: PEMBERIAN MUSIK PERKUSI DALAM MENINGKATKAN \EKSPRESI EMOSI ANAK AUTIS Mumtaz Azoma, Fathul Lubabin Nuqul

4


POJOK DAPUR

CAPCAY

Sayuran Organik

Bahan:  250 gr Jagung manis yang sudah di sisir menjadi butiran  200 gr Brokoli  150 gr Pakcoy  150 gr Caisim  200 gr Udang kupas  2 sdm Kaldu jamur non MSG

 1 sdt Garam  2 siung Bawang putih  1/3 sdt Merica  1 sdm Gula  1 sdm Maizena  5 sdm Minyak zaitun  1 sdm Minyak wijen

Cara membuat

7. Tambahkan 2 sdm kaldu jamur non msg. Masak hingga mendidih 8. Tambahkan garam, merica, minyak wijen dan gula 9. Campurkan 1 sdm kaldu jamur dengan satu sendok makan maizena 10. Tuangkan ke dalam wajan lalu aduk aduk hingga capcay matang. Angkat dan sajikan dengan nasi hangat (Nurul)

1. 2. 3. 4.

Cuci bersih semua sayuran dan udang. Potong-potong sayuran sesuai selera Memarkan bawang putih lalu cincang halus Rebus butiran jagung manis Panaskan wajan berisi minyak zaitun, lalu tumis bawang putih hingga harum 5. Masukkan udang kupas lalu aduk hingga berubah warna 6. Masukkan butiran jagung manis, brokoli, pakcoy dan caisim

Source: Enatura.co.id Foto: Freepik.com

5


PESONA ANAK

M. Noor Afrian

S’Talk kependekan dari Special Talk adalah konten IG story yang ditayangkan 2 minggu sekali melalui IG @lsbajakarta. Acara ini dibawakan oleh alumni dan siswa LSBA (London School Beyond Academy), dengan topik-topik yang menarik. Salah satu host yang kita ajak ngobrol kali ini adalah M. Noor Afrian (Rian). Rian adalah siswa batch 7 LSBA dan masih mengikuti perkuliahan dan sudah di semester 5 1. Pengalaman menjadi Host Stalks bagaimana?

6. Apa cita-cita Rian?

Pengalaman menjadi Host stalks adalah menyenangkan sekali dapat menjadi bagian acara itu dalam bidang apapun

Cita – Cita saya adalah Streamer dan Youtuber

2. Apakah sebelumnya pernah menjadi host? Tidak pernah

3. Apa sih yang disukai menjadi Host Stalks? Yang disukai menjadi Host Stalks adalah Bertemu orang baru dan teman baru

7. Apa yang persiapan Rian sebagai host Stalks s­ ebelum acara live dimulai? Persiapan saya sebagai Host Stalks sebelum acara live dimulai adalah print script yang sudah dibuat dan ­b­erdoa

8. Apakah ada ritual khusus seperti melatih ­komuni­kasi (pelafalan, suara)?

4. Apakah pengalaman unik atau menyenangkan yang tidak dapat dilupakan selama menjadi Host?

Tidak Ada

Pengalaman Unik atau menyenangkan yang tidak dapat dilupakan selama menjadi Host adalah Hal unik­ nya adalah live kita di tonton oleh KBRI INDONESIA yang ada di HELSINKI dan Bintang Tamu nya itu juga Asik

9. Menurut Rian bagaimana melatih kepercayaan diri menjadi host?

5. Apakah ada tips untuk teman-teman special needs tertarik dengan dengan host atau MC? Tips untuk menjadi Host atau MC itu adalah Jangan Gugup pas sudah mulai atau sebelum mulai dan Harus Belajar Live sendiri di akun masing biar tidak gugup

Melatih kepercayaan diri menjadi Host adalah sering ­di depan Kamera

10. Menurut Rian bagaimana cara membangun ­kedekatan dengan bintang tamu saat acara? Cara membangun kedekatan dengan bintang tamu saat acara Adalah menyapa bintang tamu tersebut (Nurul)

LONDON SCHOOL CENTRE FOR AUTISM AWARENESS (LSCAA) REDAKSI NEWSLETTER AUTISM & FRIENDS Pembina: Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR Pemimpin Redaksi: Dr. Chrisdina Wempi, M.Si Redaktur: Dr. Chrisdina Wempi, M.Si Kontributor: Erni Adi Astuti, S.Pd, Prischa Nova, M.Psi, Bilal Wegig W, S.Pd, Lisfatul Fatinah, S.Pd, Ahmad Ichsan, S.Pd, Sangki Arif, S.Pd, Nurul Hidayah, Riki Fahriza, Retno Wulandari, S.Pd, Novita Sari, S.Pd, Irwan Hermawan, S.Pd Koordinator Desain: Anies Alwi

Merupakan Corporate Social Responsibility dari Institut Komunikasi & Bisnis LONDON SCHOOL OF PUBLIC RELATIONS Alamat: Sudirman Park Office Jl. KH Mas Mansyur Kav 35, Jakarta 10220

0815 11300 225 lsbajakarta

(021) 29338944 lspr.edu/lsba

6


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.