DEDE YUSUF ’OFFSIDE’

Page 11

News+

INILAH GRUP: INILAH KORAN PORTAL NEWS : WWW. INILAH.COM, WWW. INILAHJABAR.COM, WWW.YANGMUDA.COM, WWW. JAKARTAPRESS.COM MAJALAH INILAH REVIEW

- SELASA 5 JUNI 2012

...DEDE YUSUF ’OFFSIDE’ >>sambungan dari hal 1 Menurut orang nomor dua di Jabar itu, urutan pertamanya adalah UUD 45. Padahal seharusnya Pancasila. Dia juga keliru menyebutkan jumlah anggota DPR dan mengabaikan potensi Jabar dengan menyebutkan di wilayah ini tak ada pertambangan. Asep memperhitungkan, kesalahan dalam berpidato itu banyak penyebabnya. Bisa karena kurang wawasan, persiapan yang tidak matang, atau kesalahan yang tak disengaja. “Saya tidak tahu apa alasannya salah berpidato,” tutur Asep. Menurutnya, wajar jika terjadi kesalahan yang tidak disengaja dalam pidato. Banyak pejabat lain pun pernah mengalaminya. Bahkan di negara maju, tak sedikit pejabat yang salah berpidato. “Tetapi, kesalahan ini seharusnya jangan terjadi,” tegasnya. Asep memuji, Dede sudah mengakui kesalahan tersebut. Bahkan menurutnya, Dede berjanji tidak akan mengulanginya lagi ke depan. Lalu, apakah kesalahan itu akan berdampak pada karier politik Dede? Asep meragukannya. Tapi, dia mengakui kesalahan tersebut bisa saja dimanfaatkan lawan politiknya. “Jadi, lebih baik hindari kesalahan semacam itu,” tandasnya. Asep boleh saja menilai seperti itu. Faktanya, figur Dede yang kemungkinan bisa diusung jika PDIP berkoalisi dengan Partai Demokrat, mulai menuai kekecewaan di kalangan kader partai berlambang banteng moncong putih. Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PDIP, Tubagus Maulana Hasanuddin, langsung menyergap kekeliruan Dede itu. Dia menyata-

kan kekecewaannya terhadap kemampuan Dede terhadap pernyataan-pernyataan dalam pidato tersebut. “Pertama, saya kecewa dengan kemampuan imajinasi Wakil Gubernur Jabar. Beliau mengatakan urutan pertama dalam empat pilar kebangsaan itu UUD 45. Ini negara sedang menanamkan empat pilar negara kesatuan NKRI. Yang pertama itu ialah Pancasila, bukan UUD 45,” kata Hasanuddin. Hal kedua yang dikritisi dan membuatnya kecewa, kata dia, ialah pernyataan Dede Yusuf yang menyatakan bahwa Provinsi Jabar tidak memiliki potensi pertambangan. “Yang kedua, kita juga mempertanyakan bahwa seorang wakil gubernur mengatakan di Jabar tidak ada pertambangan. Terus ngapain saja? Di dekat rumah saya itu ada minyak, ada gas, kemudian ada emas. Ayo ke wilayah Cikotok, saya antar,” tantangnya. Dan kekecewaan yang ketiga, kata Tubagus, ialah Dede Yusuf menyebutkan bahwa jumlah anggota DPR ada 90 orang. “Ketiga ialah jumlah anggota DPR RI itu bukan 90 orang. Itu bagaimana orang kalau tidak tahu potensi yang dipimpinnya. Ini sangat disesalkan untuk ukuran pejabat di daerah. Kenapa? Karena ini aset sebuah wilayah, aset provinsi. Kalau jumlah saja tidak tahu, bagaimana kita bisa mengelola dengan baik,” ujar dia. Dede sendiri tidak mempermasalahkan kekecewaan dan kritikan salah seorang figur penting PDIP itu. “Silakan saja kalau mau mengkritik dan tidak ada yang harus saya tanggapi. Oke,” kata Dede. Koalisi Terancam Apapun, kritikan yang

dilontarkan Tubagus Hasanuddin tentang kemampuan Dede, bisa saja menjadi batu sandungan terhadap munculnya wacana koalisi PDIPDemokrat. Sebab, keduanya memiliki posisi yang cukup penting di partai. Tubagus, politisi kelahiran Majalengka, terhitung dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sementara Dede, meski belum masuk struktur Partai Demokrat Jabar, disebut-sebut memiliki pengaruh cukup tinggi. Gejala terancamnya wacana koalisi itu sudah mulai terlihat dari Kabupaten Bandung. Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM DPC PDIP Kabupaten Bandung Toni Permana kepada INILAH, mempertanyakan kinerja Dede selama menjabat wakil gubernur mendampingi Ahmad Heryawan. “Kami tetap ingin mempertanyakan kinerja Dede Yusuf selama ini. Rasanya selama dia menjadi wakil gubernur mendampingi Ahmad Heryawan tidak berbuat apaapa,” kata Toni, Senin (4/6). Kata Toni, selama Dede dan Heryawan memimpin Jawa Barat, masih banyak permasalahan yang tidak terselesaikan. Mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan lain sebagainya. Jadi, sambung dia, wajar saja kader PDIP di daerah, termasuk di Kabupaten Bandung, mempertanyakannya. “Kalau saja dilihat dari sisi elektabilitas dan kepopulerannya, dulu iya rakyat berharap banyak sama figurnya yang artis. Mungkin kalau dipimpin sama artis kinerjanya bisa lebih baik. Tapi nyatanya sama saja. Jadi elektabilitas dan kepopulerannya untuk saat ini bukan jaminan,” ujar Toni. Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua Bidang

INILAH/BAMBANG PRASETHYO

Kepemudaan DPC PDIP Kabupaten Bandung Oot Ruhiat Gunadi. Dia menilai ada positif dan negatifnya jika suatu saat PDIP Jabar dan pusat benar-benar meminang Dede sebagai calon gubernur atau wakilnya. Kata Oot, nilai positifnya, figur Dede Yusuf memang telah dikenal oleh rakyat Jabar, baik sebagai artis maupun sebagai wakil gubernur. Artinya, bisa saja nama Dede Yusuf ini memiliki elektabilitas yang tinggi karena kepopulerannya. Namun, yang harus diingat, sambung dia, saat ini posisi Dede Yusuf adalah incumbent. Sehingga, rakyat juga akan mempertanyakan sejauh mana kinerja Dede Yusuf selama lima tahun terakhir memimpin Jabar ini. “Kalau rakyat menganggap Dede Yusuf selama lima tahun menjabat wakil gubernur tidak melakukan apa-apa, atau dianggap tidak berhasil melakukan pembangunan di Jabar, mau bilang apa,” tanya dia. Meski begitu, baik Toni maupun Oot menyatakan, jika sudah jadi keputusan partai, maka mereka akan fatsun melaksanakannya. “Jika sudah menjadi keputusan partai, kami siap mendukung dan memenangkannya,” tegasnya. Sikap menunggu juga dikemukakan DPC PDIP Kabupaten Cianjur. Ketua DPC PDIP Kabupaten Cianjur Kuswandi menyatakan, pihaknya akan menunggu ketetapan dari DPP saja. “Sampai hari ini belum ada ketetapan DPP siapa yang akan maju pada Pilgub Jabar nanti. Yang jelas, kami hanya memiliki lima bakal calon gubernur dan satu bakal calon wakil gubernur dari internal partai,” katanya. (sonny br/dani rn/ benny b/ing)

...Heryawan Sambut Tim 7 Summits Expedition >>sambungan dari hal 1 Lalu puncak Uhuru-Kilimanjaro (1 Agustus 2010), Elbrus (19 Agustus 2010), Aconcagua (28 Desember 2010), Denali-Mc Kinley (15 Mei 2011), dan Vinson Massif (7 Januari 2012), dan terakhir Sagarmatha-Everest pada April-Mei 2012. “Mereka berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Everest pada tanggal 19 Mei 2012 pukul 07.49 waktu Tibet-Cina,” terang Yoppi. Pada pendakian saat itu, lanjut Yoppi, empat pendaki dibagi dua yaitu Tim Utara dan Tim Selatan. Tim Utara yang beranggotakan Nur Huda dan Iwan Irawan mendaki dari arah Tibet-Cina didampingi Camp Manager Galih Donikara. Sementara Tim Selatan dengan anggota Ardeshir Yaftebbi dan Fajri Al Luthfi mendaki dari arah Nepal didampingi Camp Manager Hendricus Mutter. “Namun karena kendala cuaca, Tim Utara yang berhasil mencapai puncak. Tim Selatan mengalami bebera-

pa kendala, misalnya sakit, tenda rusak, hingga longsor dan badai salju. Tim sempat tertahan satu hari sehingga mengubah total rencana pendakian,” tuturnya. Yoppi menjelaskan, saat akan meneruskan pendakian ke Camp 3, terjadi longsor dan badai salju hingga membuat tenda rusak dan hilangnya tabung oksigen. Kemudian saat akan memulai perjalanan, Tim Selatan menghadapi cuaca tidak mendukung. “Angin bertiup dengan kecepatan 150 kilometer per jam. Kecepatan angin ini sangat jauh berbeda dari ramalan cuaca yang memperkirakan kecepatan angin hanya 36 kilometer per jam. Melalui perdebatan dan perhitungan matang, tim memutuskan kembali ke Camp 4 dan berlindung sepanjang malam di sana. Lalu meneruskan perjalanan ke base camp,” paparnya. Dengan berakhirnya proses pendakian Sagarmatha (Everest), ujar Yoppi, ada dua pendaki Wanadri yang sukses mencapai puncak tertinggi dunia dari jalur utara.

Dua pendaki ini melengkapi rangkaian pendakian 7 Puncak Benua dan layak disebut Seven Summiters, idaman setiap pendaki gunung dunia. “Kami bangga para pendaki ini telah mengantarkan Wanadri ke tingkat internasional. Kami akan gelar roadshow soal ini ke beberapa daerah. Generasi muda harus melakukan sesuatu lagi selanjutnya. Meski belum mendapat kesempatan mencapai puncak, Ardhesir Yaftebi mengaku bangga karena secara keseluruhan bisa turun dari Everest dengan kesadaran belum waktunya. “Pucak gunung itu bonus. Yang membesarkan hati kita, ekspedisi secara tim berhasil,” tegasnya. Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengaku bangga dan bersyukur atas prestasi yang ditorehkan Tim 7 Summits Expedition 2010-2012. Mereka telah menambah kebanggaan Indonesia di mata dunia. “Pencapaian ini membuktikan bangsa Indonesia memiliki kemampuan setara dengan negara lain di berbagai

bidang. Ini pertanda bahwa potensi kita secara mendasar sama dengan negara lain. Ketika bangsa lain bisa menaklukkan 7 puncak dunia, kita juga bisa,” paparnya. Heryawan berharap keberhasilan tim mampu memicu kemajuan di berbagai bidang. Seluruh potensi bisa berhasil selama ada kehendak yang dipertebal dan dikukuhkan untuk maju bersama-sama. “Saya semakin yakin harapan dan masa depan kita masih ada,” ucapnya. Lebih lanjut, Heryawan menyatakan, Pemprov Jabar siap menjadi sponsor bagi tim 7 Summits jika dibutuhkan. Bahkan dia berjanji memfasilitasi kebutuhan tim 7 Summits atau Wanadri, termasuk memberi apresiasi khusus. “Saya bisa menerima mereka hadir di sini (Gedung Negara Pakuan) merupakan bentuk apresiasi lain. Kalau diperlukan, mungkin akan dibicarakan lebih lanjut dengan mereka soal apresiasi lainnya,” pungkasnya. (dery fitriadi ginanjar/gin)

dari Praha untuk menuju Warsawa. Lokomotif kereta api ini dicat dengan warna merah, putih, dan biru sesuai dengan warna seragam timnas Ceko. Bek Ceko Theodor Gabre punya kesan tersendiri di perjalanan menuju Polandia. Dia, tak ingat kapan terakhir kali menumpang kereta api. “Saya bahkan tak ingat kapan terakhir kali melihat kereta api. Itu mungkin saat saya kecil dan pergi ke rumah kakek saya. Ini tentu lebih nyaman daripada naik bus,” ujarnya. Skuad Ceko disambut sekitar lima ribu suporter ketika tiba di Warsawa. Gabre berharap, lebih banyak lagi suporter Kroasia yang datang mendukung timnas kesayangan mereka. “Semoga banyak fans kami yang mengikuti cara yang sama untuk datang dan mendukung kami selama beberapa hari. Saya berharap lebih

banyak lagi yang datang. Kami membutuhkan dukungan mereka,” pungkas Gabre. Di sisi lain, Yunani langsung menggeber persiapan begitu tiba di Warsawa. Juara Piala Eropa 2004 itu, menjalani sesi latihan di Leginowo. Rusia menjadi tim terakhir yang mendarat di Warsawa. Mereka, mendapat sambutan hangat sekitar 500 fans. Andrei Arshavin dan kawan-kawan langsung menuju Hotel Le Meridien Bristol, tempat mereka menginap. Ceko, Yunani, dan Rusia tergabung di Grup A bersama tuan rumah Polandia. Polandia akan menghadapi kuda hitam Yunani dalam laga pembukaan di Warsawa, Jumat (8/6). Sementara Ceko menghadapi ujian berat saat bertemu pasukan Beruang Merah Rusia pada hari yang sama di Wroclaw. ( bsf )

...Olic Absen, Kroasia Waswas >>sambungan dari hal 1 Wajar saja, mengingat Olic adalah salahsatu penggawa berpengalaman di Kroasia saat ini. Sepanjang memperkuat Kroasia, striker 32 tahun itu sudah mencetak 11 gol. “Jelas kehilangan Olic merupakan pukulan yang hebat untuk saya. Dia sangat diandalkan. Dia punya pengalaman baik di timnas dan klub. Sekarang, kami harus bekerja lebih keras tanpa dia,” keluh Bilic. Bilic lantas ogah larut dalam kekecewaan. Dia bekerja cepat, dengan memanggil striker Dnipro, Nikola Kalinic. Secara pengalaman, Kalinic tak kalah jauh ketimbang Olic. Striker 24 tahun itu mencatatkan 13 caps dengan torehan 5 gol bersama Kroasia. Di sisi lain, Bilic tetap mendapat kabar baik. Beberapa pilar penting yang se-

belumnya masuk ruang perawatan, sudah berangsur pulih. Di antaranya, Luka Modric dan Vedran Corluka. Modric sempat terserang flu, sementara Corluca dibekap cedera hamstring. “Kondisi mereka sudah membaik. Dan para pemain lainnya, hampir seluruhnya berada dalam kondisi fit. Saya berharap, kami tidak lagi dipusingkan dengan cedera pemain. Sudah cukup Olic, jangan lagi ada yang dicoret karena cedera. Hal itu, sangat menyakitkan,” tandas Bilic. Tiga Tim Tiba di Polandia Sementara itu, tiga tim penghuni Grup A Euro 2012, sudah tiba di Polandia, Minggu (3/6) waktu setempat. Rusia dan Yunani lebih dulu tiba di Warsawa, sekitar pukul 17.30, disusul Rusia beberapa jam kemudian. Dilansir AFP, Ceko memesan kereta api khusus

>11

GRAVITY ANTIKORUPSI: Seorang pengguna jalan berdiri tepat di depan lukisan gravity yang bertuliskan “Corruption Kill Halal” di Jalan Viaduck, Bandung, Senin (4/5). Gravity menjadi media kritikan masyarakat atas berbagai kasus sosial yang terjadi di negara ini.

Uji Doktor, Miranda Izin ke Luar Rutan INILAH, Jakarta - Miranda Swaray Goeltom, tersangka kasus cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI), yang ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jumat (1/6), akan mengajukan permohonan izin keluar Rumah Tahanan (Rutan) Salemba Cabang KPK, pekan depan. Pengajuan izin keluar ini karena Guru Besar Universitas Indonesia itu (UI) akan menguji satu kandidat Doktor di Kampus UI Depok. “Ibu Ketua Tim Penguji, jadi kita akan mengajukan izin keluar untuk

diperbolehkan menguji. Ka­ sihan nanti kandidatnya jika Ibu tidak datang,” kata suami Miranda Gultom, Oloan Pardomon Siahaan kepada INILAH, seusai menjenguk Miranda, Senin (4/6). Tim pengacara, kata Oloan, yang akan mengajukan permohonan izin meng­ uji ini ke Tim Penyidik KPK. Hingga Senin siang, belum ada konfirmasi resmi dari KPK soal permohonan izin keluar mantan DGS BI itu. Juru bicara KPK Johan Budi SP menegaskan, surat permohonan izin untuk

menguji kandidat doktor, belum dimasukan tim pengacara Miranda. “Kami belum terima soal permohonan izin menguji. Jika telah dimasukkan, tim penyidik akan pertimbangkan, dan memasukkannya ke pimpinan KPK untuk menentukan langkah selanjutnya,” kata Johan kepada INILAH. Menurut Johan, permohonan izin menguji baru pertama kalinya diajukan tersangka. Jadi, harus dipertimbangkan aspek hukum dan pertimbangan keamanan. (firman qusnul yakin/den)

JK Diyakini Tak Akan Tinggalkan Golkar INILAH, Jakarta - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono terkesan dengan cara berpolitik seniornya, Jusuf Kalla (JK). Sebab, meski namanya masuk dalam bursa capres partai lain, hati dan pikiran JK tetap dan tidak akan lepas dari partai berlambang beringin yang membesarkan namanya. “Meskipun dicalonkan partai apapun, Pak Jusuf Kalla tetap mantan ketum Golkar. Saya gembira bahwa dia sampai sekarang tetap Golkar,” tandas Agung saat mengikuti rapat Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Kompleks Masjid Istiqlal, Senin (4/6). Dia berkeyakinan JK tidak akan meninggalkan Golkar meski keinginan beberapa parpol nantinya benar-benar terwujud menjadikan JK sebagai capres. Sebab, JK yang ia kenal sikap politik dan karakternya sangat kuat. “Meski pilpres dipilih partai lain, sikap dan karakter be-

liau tetap seperti itu,” tandas Menkokesra ini. Dia menambahkan bahwa di tubuh Golkar tidak ada istilah pecat-memecat terhadap ketua umum Palang Merah Indonesia (PMI) dan ketua umum DMI tersebut. “Tidak ada pecat memecat, beliau tetap kader Golkar,” tegas Agung Laksono. JK sendiri terus me­ rendah hati saat disinggung tingginya popularitas dan besarnya modal sosial untuk pemilihan presiden (pilpres) 2014. Bagi JK menjadi ketua DMI periode 2012-2017 semata-mata ibadah dan tidak ada hubungannya dengan dunia politik. Terlebih jika dihubungkan dengan pilpres 2014. “Tidak ada hubungannya dengan politik, ini amal ibadah, kalau modal sosial saya pengalaman, kemampuan barangkali yang dinilai orang,” tutur mantan wapres ini di sela-sela memimpin

rapat perdana DMI, Senin (4/6). Disinggung doa yang dipanjatkan salah satu pimpinan DMI saat menyampaikan sambutan sekaligus serah terima jabatan, JK tetap bersahaja. Dia mengatakan, pada dasarnya semua orang bisa mendukung dan mendoakan orang lain. “Nantilah, semua orang bisa mendukung. Alhamdulillah, semua orang bisa mendoakan,” ujarnya. Sebelumnya, puluhan ulama yang tergabung dalam DMI mendoakan JK menjadi RI-1 pada Pilpres 2014 mendatang. Doa ini disampaikan langsung kepada JK oleh mantan Wakil Ketua Umum DMI, Goodwill Zubir, saat memberikan sambutan dalam rapat perdana di Sekretariat DMI, Masjid Istiqlal, Senin (4/6). “Semoga beliau (Jusuf Kalla) menjadi RI-1 pada 2014,” tandas Goodwill di akhir sambutannya. (sumitro/den)

...14 Bulan Subang Tanpa Bupati >>sambungan dari hal 1 Beberapa kali, mereka memundurkan waktu penetapan dan pelantikan bupati Subang definitif. Alhasil, kinerja pemerintahan menjadi terganggu. “Seharusnya, DPRD menjalankan 3 tugasnya (legislatif, budgeting, dan pengawasan) juga harus peka terhadap apa yang menjadi aspirasi masyarakat,” papar pengamat pemerintahan Universitas Subang, Basuni, kepada INILAH, Senin (4/6). Basuni menegaskan, efek diundurnya penetapan dan pelantikan bupati Subang definitif, sedikit banyak berdampak pada kinerja pemerintahan. Harus diakui, tan-

das Basuni, absennya kepala daerah akan berdampak pada kinerja birokrat. “Ya, tentu saja ada dampak pada program pemerintahan, meskipun kecil. Tapi yang jelas, efek psikologis terhadap pejabat pasti ada. Karena bagaimanapun, kehadiran sosok yang ditokohkan bisa memacu dan memotivasi kinerja aparat,” tandasnya. Bagi pengajar sistem politik Indonesia Unsub itu, DPRD harus mengacu pada prinsip konstitusi dan keberpihakan kepada masyarakat. Artinya, lanjut dia, DPRD harus secepatnya mengagendakan rapat badan musyawarah guna menjadwalkan paripurna penetapan dan pelantikan

bupati definitif. Di tempat terpisah, Ketua DPRD Subang Atin Supriatin menegaskan, pihaknya belum mengagendakan rapat bamus sebelum ada hasil upaya PK mantan Bupati Subang Eep Hidayat. Atin berkaca kepada kasus yang dihadapi Agusrin di Provinsi Bengkulu. Saat didesak soal pengajuan PK Eep Hidayat, Atin yang menjabat Sekretaris DPC PDIP menyatakan hingga saat ini langkah PK belum dilakukan seniornya itu. “Baru akan menyampaikan PK pada bulan Juli nanti, kita juga lihat perkembangan (kasus) Bambang Heryanto,” paparnya. (annas nashrullah/gin)

...Sepi di Pengungsian, Lari ke Permukiman >>sambungan dari hal 1 Aktivitas mereka perlahan mulai mengusik ketenangan warga. Terutama dengan semakin bertambahnya para imigran di lokasi penampungan. Menurut warga, tidak jarang ada mobil yang masuk ke halaman rumah yang disewa. Kemudian turun beberapa orang penumpang berperawakan Timur Tengah. Mobil kemudian meninggalkan lokasi dalam keadaan kosong. Kasie Trantib Kecamatan Cisarua Yanyan Herdiyana mengatakan, banyak imigran gelap yang datang dengan cara seperti itu. “Imigran seperti itu yang sulit kita ketahui kedatangannya. Mereka yang

didatangkan oleh LSM fasilitator PBB pasti melaporkan kepada kita, tetapi tidak sedikit yang datang dengan cara diam-diam, tahu-tahu jumlah imigran terus bertambah,” papar Yanyan. Aparat setempat sebenarnya tak tinggal diam. Kini, para aparat desa terus melakukan pendataan keberadaan mereka. “Tapi kembali, kami hanya bisa mendata mereka saja, tidak bisa melakukan tindakan pengusiran bila ada imigran yang terbukti tidak bisa menunjukkan identitasnya. Biasanya kita langsung melaporkan kepada pihak imigrasi di Kota Bogor,” jelas Yanyan. Yanyan mengatakan, warga sebenarnya sudah

muak dengan kehidupan para imigran. Budaya dan adat istiadat warga setempat, kata dia, tak bisa dijaga oleh mereka. “Kondisinya sekarang berbeda, para imigran sekarang berani berkeliaran, namun kelakuan mereka kerap membuat warga marah. Terakhir kasus pelecehan seksual yang dilakukan dua imigran gelap memicu kemarahan warga,” tegas Yanyan. Kehadiran imigran gelap ini ternyata diikuti munculnya para turis Timur Tengah di kawasan Cisarua. Bedanya, kehadiran turis ini mendapat dukungan warga. Sebab, para turis ini ibaratnya datang untuk menghabiskan uang di daerah berudara sejuk ini. (dian prima/gin)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.