INDOMEDIA AUGUST 2013

Page 82

HALOSELEBRITIS

Hoffman

Hadapi Kanker

Aktor Dustin Hoffman tengah menjalani pengobatan penyakit kanker. Juru Bicara Dustin, Jodi Gottlieb, menolak untuk mengatakan jenis kanker yang diderita Dustin Hoffman atau kapan bintang “Tootsie” itu didiagnosis menderita kanker, demikian laporan Reuters. Kabar itu pertama kali dilaporkan oleh People Magazine. Gottlieb mengatakan kepada majalah itu bahwa penyakit kanker telah “terdeteksi dini dan ia (Hoffman) telah menjalani operasi penyembuhan”. Aktor 75 tahun tersebut dijadwalkan untuk menjalani perawatan pencegahan lebih lanjut guna mencegah kembalinya sel kanker, menurut laporan People Magazine. Dustin Hoffman, yang meraih penghargaan Oscar untuk kategori aktor terbaik dalam perannya di film “Kramer vs Kramer” (1979) dan “Rain Man” (1988), telah melakukan debut sutradaranya melalui sebuah drama komedi “Quartet” (2012). Tahun depan ia akan tampil dalam drama komedi “Chef”, karya sutradara Jon Favreau, bersama dengan Scarlett Johansson dan Robert Downey Jr.

82

| www.indomedia.com.au

Menanti

Wonder Woman

Banyak pahlawan super yang sudah difilmkan. Sebut saja Spiderman, Wolverine, Captain Amerika, hingga Batman. Akan tetapi, ada satu pahlawan perempuan yang sampai sekarang belum dibuat filmnya. Dialah pahlawan super DC: Wonder Woman. Mengapa tidak ada yang tergerak membuatnya? Kata Ketua DC Entertaiment, Diane Nelson, salah satu alasannya adalah belum ada artis perempuan yang cocok. “Dia tidak memiliki ciri khas yang jelas sehingga orang lain tahu dan mengakui keberadaannya,” ujar Diane dalam situs Hollywood Reporter. Joss Whedon, penulis skenario The Avenger mengaku pernah mencoba menulis naskah untuk Wonder Woman, tetapi tidak ada kelanjutannya. Pada tahun 2007 lalu, Warner Bros juga gagal. Tahun 2009, produser kenamaan David E. Kelley maju untuk membuat serial TV Wonder Woman dan lagi-lagi jeblok di pasaran. Padahal, pada masa jayanya di era 1950-an, komik Wonder Woman laris manis tanjung kimpul. “Film Wonder Woman sebenarnya punya potensi besar karena memiliki nilai nostalgia,” kata Scott Huver, ahli hiburan dan budaya populer, dikutip dari situs FOX. “Tapi, pendekatan yang salah bisa jadi bencana. Karakter yang dibawakannya bukan hanya sekadar pahlawan, tapi ada isu dan pesan feminisme yang sangat sulit diangkat dalam bentuk visual untuk layar lebar,” tuturnya.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.