Haluan 30 Jan 2011

Page 12

12

MINGGU, 30 JANUARI 2011 M / 24 SHAFAR 1432 H

Mengajarkan Anak Membaca Sejak Dini

Sering saya dapati siswa kelas VI disuruh membaca ke depan tidak mau, setelah saya tanya ternyata dia tidak bisa membaca dengan lancar. Kejadian di atas sering kita jumpai disekolah, lantas siapa yang harus disalahkan?

KENAL TOKOH SITI MANGGOPOH

Perempuan yang Menolak Pajak Uang

S

ITI Mangopoh adalah pejuang wanita dari desa kecil terpencil di Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Dilahirkan bulan Mei 1880, Siti Manggopoh pada tahun 1908 melakukan perlawanan terhadap kebijakan ekonomi Belanda melalui pajak uang (belasting). Gerakan rakyat untuk menolak kebijakan belasting di Manggopoh disebut dengan Perang Belasting.Peraturan belasting dianggap bertentangan dengan adat Minangkabau. Sebab, tanah adalah kepunyaan komunal atau kaum di Minangkabau. Peristiwa yang tidak bisa dilupakan Belanda adalah gerakan yang dilakukan Siti Manggopoh pada tanggal 16 Juni 1908. Belanda sangat kewalahan menghadapi tokoh perempuan Minangkabau ini sehingga meminta bantuan kepada tentara Belanda yang berada di luar nagari Manggopoh. Dengan siasat yang diatur sedemikian rupa oleh Siti, dia dan pasukannya berhasil menewaskan 53 orang serdadu penjaga benteng. Sebagai perempuan Siti Manggopoh cukup mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Ia memanfaatkan naluri keperempuanannya secara cerdas untuk mencari informasi tentang kekuatan Belanda tanpa hanyut dibuai rayuan mereka. Ia pernah mengalami konflik batin ketika akan mengadakan penyerbuan ke benteng Belanda. Konflik batin tersebut adalah antara rasa keibuan yang dalam terhadap anaknya yang erat menyusu di satu pihak dan panggilan jiwa untuk melepaskan rakyat dari kezaliman Belanda di pihak lain, namun ia segera keluar dari sana dengan memenangkan panggilan jiwanya untuk membantu rakyat. Tanggung jawabnya sebagai ibu dilaksanakan kembali setelah melakukan penyerangan. Bahkan anaknya, Dalima, dia bawa melarikan diri ke hutan selama 17 hari dan selanjutnya dibawa serta ketika ia ditangkap dan dipenjara 14 bulan di Lubuk Basung, Agam, 16 bulan di Pariaman, dan 12 bulan di Padang. Mungkin karena anaknya masih kecil atau karena alasan lainnya, akhirnya Siti Manggopoh dibebaskan. Namun, suaminya dibuang ke Manado. Siti Manggopoh, merupakan perempuan Minang yang memiliki nama Siti. Ia lahir bulan Mei 1880. Nama Manggopoh dilekatkan pada dirinya, karena ia terkenal berani maju dalam perang Manggopoh. Manggopoh itu sendiri merupakan nama negerinya. Siti merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. Kelima kakaknya dengan senang hati menyambut kelahiran Siti, karena Siti adalah anak perempuan pertama sekaligus terakhir yang dilahirkan dalam keluarga mereka. Kelima kakak laki-laki Siti pun selalu mengusung Siti ke manamana. Ia membawa Siti ke pasar, ke kedai, ke sawah, dan bahkan ke gelanggang persilatan. Siti pun pernah bermain sangat jauh dari kenagarian Manggopoh, bahkan sampai ke daerah Tiku, Pariaman. Tak hanya itu, ketika kakaknya belajar mengaji ke surau, Siti juga diajak dan mengecap pendidikan di surau. Sebagai perempuan Minang, Siti memiliki kebebasan. Ia membangun dirinya secara fisik dan nonfisik. Ia belajar mengaji, bapasambahan dan juga persilatan. Inilah kiranya yang menyebabkan Siti berani maju ke medan perang untuk melawan penjajahan Belanda di negerinya. (wikipedia)

Membaca adalah salah satu kegiatan yang dicanangkan oleh Pemerintah dalam CALISTUNG (membaca, menulis dan berhitung). Lantas bagaimanakah cara mengajarkan membaca pada anak diusia dini? Pada tulisan ini saya akan mencoba berbagi pengalaman yang sudah pernah saya lakukan dan dapat membuahkan hasil. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: Langkah awal: · Ajaklah anak-anak belajar sambil bermain, misalnya mencari namanya, mencari nama hewan dll · Buatlah huruf alphabet dari kertas karton dipotongpotong tiap huruf, atau beli yang sudah jadi dari plastik. Tahap 1 Mengenalkan huruf alphabet. · Kenalkan dulu anak pada kelompok huruf-huruf alphabet 1 – 4 huruf. Jangan paksakan untuk menghafal semua huruf (ingat memori otak perlu proses untuk menyimpan data). Pengenalan 1– 4 huruf perlu berulang-ulang dan diacak. Jangan berpindah kekelompok huruf lain jika adasatu huruf yang dilupakan anak · Tes: coba anda tunjuk satu huruf minta anak untuk menyebutkan, lakukan berkali-kali. · Setelah dirasa anak hafal huruf alphabet, satukanlah semua huruf-huruf alphabet dan mintalah anak mencari salah satu huruf. Lakukan berulang-ulang dan acak sampai anak hafal semua huruf alphabet. · Tes: coba anda tunjuk satu huruf minta anak untuk menyebutkan, lakukan berkali-kali. n

Belajar Menulis di Sanggar Sastra Pelangi

N

INO bangun dengan malas. Matanya masih berat untuk bangun. Namun, ia harus segera mandi dan bersiap ke sekolah. Kalau tidak, ia akan terlambat. Saat akan mengambil handuk, Nino dikejutkan dengan sebuah karung yang tergantung di dekat handuk. Nino segera meraih karung itu dan membaca tulisan di karung itu. Tulisannya berbunyi ‘ Selamat, Nino! Kamu beruntung mendapatkan karung ajaib ini. Karung ini bisa membuatmu tidak terlihat. Ingat, pergunakan karung ini untuk hal-hal yang baik.’ Nino sangat senang mendapatkan karung itu. Ia kemudian bergegas mandi dan memakai seragam sekolahnya. Sesampai di sekolah, Nino melihat banyak anak perempuan yang sedang bercerita di dalam kelas. Melihat itu, timbullah niat jahil Nino. Setelah

meletakkan tasnya, Nino meremas secarik keras yang rencananya akan ia lemparkan kepada anak perempuan. Sambil mempersiapkan karungnya, Nino melemparkan kertas yang sudah ia persiapkan kepada anak-anak perempuan. Secepat kilat, Nino bersembunyi di balik karungnya. Ajaib, Nino menghilang! “Siapa itu?” tanya Lili yang marah karena kepalanya terkena lemparan kertas Nino. Namun, setelah me-

lihat ke sekeliling kelas, tidak ada siapa-siapa di dalam kelas, kecuali anak-anak perempuan. “Jangan-jangan… Hantuuu!!” teriak anak-anak perempuan sambil berlarian keluar kelas. Sementara Nino tertawa terbahakbahak melihat

Apa lagi sekarang? Hanya bersiap-siap, pemalas

Suatu saat nanti serangga akan menguasai dunia

Selamat datang di acara permainan kucing, "Apa yang dihabisi oleh Muffy?"

Karung Nino

Oleh: Shaffiya Rahma Jufri

Baiklah panelis, sebelum kalian bertanya, Muffy akan memberikan sebuah petunjuk, dan petunjuknya adalah...

HACK! Blue jay! Selamat tinggal!

tingkah anak-anak perempuan yang ketakutan karena ulahnya. Sejak saat itu, Nino sering menjahili teman-temannya. Namun sampai sekarang, teman-teman Nino belum tahu siapa selama ini yang menjahili mereka. *** Pelajaran pertama hari ini adalah Matematika. Pelajaran ini sangat dibenci Nino. Rasanya, setiap ada pelajaran Matematika, Nino ingin bolos sekolah. “Nino, kamu sudah menyelesaikan PR Matematikamu?” tanya Boni kepada Nino. “Ya ampun, aku lupa. Bagaimana ini?” jawab Nino cemas. “Cepat buat sekarang. Lihat saja punyaku,” saran Boni. Nino pun menyalin pekerjaan

Boni. Namun, belum sampai seperempat jalan, bel masuk berbunyi. “Aduh, mati aku,” gumam Nino. Keringat dingin mengucur deras dari leher dan pelipis Nino saat Pak Heru melangkah masuk ke kelas Nino. Pak Heru memang terkenal pemarah di sekolah Nino. “Anak-anak, silahkan letakkan PR kalian di meja kalian masing-masing!” perintah Pak Heru. Semua anak meletakkan PR masing-masing, kecuali Nino. Keringat dingin mengalir makin deras di badan Nino. “Nino, mana PRmu?” tanya Pak Heru. “Mm, anu, Pak. Saya tidak buat PR,” jawab Nino terbatabata. “Berdiri di depan!” suruh

Pak Heru. Nino melangkah ke depan kelas dengan gontai dan gemetar. “Anak-anak, jangan kalian tiru perilaku Nino ini, ya,” pesan Pak Heru kepada temanteman Nino. Serentak, temanteman Nino menertawakan Nino. Karena jengkel, Nino mengambil kertas di lantai kemudian meremasnya. Nino mempersiapkan karungnya dan melemparkan kertas tadi ke kepala Pak Heru. Nino kemudian cepat-cepat bersembunyi di dalam karungnya. Anehnya, kali ini Nino tidak menghilang. Nino ketahuan oleh Pak Heru. Akibatnya, Nino dihukum membersihkan WC oleh Pak heru sepulang sekolah.

Si Pelit yang Kehilangan Harta

SEORANG yang sangat pelit mengubur emasnya secara diamdiam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diamdiam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi. Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya. Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi. “Emasku! oh.. emasku!” kata si Pelit, “seseorang telah merampok saya!” “Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa

kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?” “Membeli sesuatu?” teriak si Pelit dengan marah. “Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu.” teriaknya lagi dengan marah.

Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu. “Kalau begitu,” katanya lagi, “tutup dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!” Harta yang kita miliki sama nilainya dengan kegunaan harta tersebut. (http:// www.ceritakecil.com)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.