Haluan 13 Maret 2011

Page 4

4

Luar Negeri

MINGGU, 13 MARET 2011 M / 8 RABIUL AKHIR 1432 H

Campur Tangan Barat Hantui Negara Arab

Pertumpahan darah di Irak dan Afghanistan sudah jadi mimpi buruk. Betapa pasukan multi negara terus menduduki dan berperang di kedua negara itu. Tak hanya rakyat sipil, militer Sekutu yang umumnya anak-anak muda pun susul-menyusul meregang nyawa. Orang kemudian jadi bertanya, untuk apa perang? PEKAN ini keseraman serupa mulai tampak di Libya. Aksi unjuk rasa yang semula terbatas dan kecil-kecilan, telah "digarap" menjadi kelompok pemberontak bersenjata. Anak-anak muda dilatih menembak, lalu dibekali dengan senjata. Para pemimpin Barat yang sampai dua pekan sebelumnya masih dengan senang hati mempersenjatai serta berbisnis dengan rejim pemimpin Libya Muamar Khaddafi, kini malah menjatuhkan sanksi. Dengan ringan saja, mereka merujuk Khaddafi ke Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda, lembaga yang justru tidak diakui oleh Amerika Serikat. Sementara politisi AS dan Inggris mempercepat pembicaraan tentang zona larangan terbang, kapal perang AS telah

dikerahkan ke Laut Tengah, timbunan senjata kimia diberitakan telah ditemukan, dan pasukan khusus telah siap beraksi. Italia juga telah membatalkan kesepakatan non-agresi dengan Tripoli. Kini, campurtangan penuh militer Barat terhadap satu negara Arab tibatiba mengancam. Perdana Menteri Inggris, David Cameron, yang didesak oleh para letnannya yang neokonservatif, menurut laporan The Guardian pada 2 Maret, bertindak paling jauh. Perdana Menteri Inggris tersebut, yang baru saja melakukan perjalanan keliling untuk menjual senjata ke Teluk, dengan penuh gairah diberitakan berbicara tentang mempersenjatai pemberontak Libya. Kini ada bahaya serius mengenai aksi bersenjata Barat

TONNY Blair dan Khaddafi, dulu sekutu dekat.

di Libya. Tak seperti di wilayah lain, pembicaraan yang beredar di negara Afrika Utara itu bukan lagi mengenai pasukan keamanan berhadapan dengan demonstran, tapi perpecahan antara kabinet dan militer, sementara banyak daerah di negeri tersebut berada di tangan pemrotes bersenjata. Sementara Kolonel Khaddafi dan pengikut setianya memperlihatkan tanda tak mau tunduk, kemungkinan tersebut diperkirakan akan meningkatkan konflik. Kondisi tersebut, dari krisis kemanusiaan sampai ancaman pasokan minyak, jadi dalih yang bertambah kuat yang akan memberi lampu hijau bagi campur-tangan pihak luar. Namun, setiap campur tangan akan menimbulkan resiko bencana dan jadi tikaman di jantung proses revolusi yang kini melanda dunia Arab. Campur-tangan militer, menurut politisi AS dan Inggris, "diperlukan" sebab Khaddafi "membunuhi rakyatnya sendiri". Ratusan orang dipastikan telah menemui ajal, tapi itu belum tentu bisa dijadikan dalih untuk secara serius dijadikan alasan utama bagi campurtangan. Ketika lebih dari 300 orang tewas oleh pasukan presiden Mesir Hosni Mubarak dalam dua pekan, Washington menyerukan "penahanan diri oleh pengunjuk rasa dan pihak keamanan". Di Irak, 50.000 prajurit pendudukan AS "melindungi satu pemerintah" yang pada penghujung Februari membunuh 29 pemrotes damai yang menuntut pembaruan. Di Bahrain, tempat Armada Kelima AS, kabinet yang berkuasa dilaporkan telah menembak dan menyebar gas terhadap pemrotes selama beberapa pekan, dengan menggunakan peralatan yang dipa-

sok Inggris. Semua negara yang justru bertanggung jawab atas kematian ratusan ribu orang dalam perang tidak sah, pendudukan dan campur-tangan selama satu dasawarsa belakangan, selain pengurungan massal tanpa proses pengadilan, penyiksaan dan penculikan, bisa diberi hak istimewa oleh lembaga internasional untuk mencegah pembunuhan di negara lain. Kenyataannya ialah negara Barat, yang telah mendukung pemimpin otokrat di seluruh Timur Tengah selama beberapa dasawarsa, sekarang menghadapi kenyataan mereka akan kehilangan kekuasaan di wilayah yang paling sensitif dan strategis di dunia akibat aksi perlawanan di dunia Arab dan kemungkinan pemerintah yang banyak wakil. Mereka secara nyata bertekad untuk mendukung proses revolusi setiap kali ada peluang, dan membatasinya untuk perubahan kosmetik yang memungkinkan berlanjutnya pengendalian atas wilayah tersebut. Di Libya, kabinet yang terpecah menawarkan permulaan penting. Yang lebih penting lagi, tak seperti Tunisia dan Mesir, negara itu memiliki hadiah strategis, cadangan minyak terbesar di Afrika. Rejim Khaddafi sendiri telah menelusuri jalan panjang sejak hari-hari pertama kekuasaannya di negara penghasilan minyak di Afrika itu, dengan mendepak pangkalan asing dan justru mendanai Kongres Nasional Afrika (ANC) di Afrika Selatan, saat AS dan Inggris mencap Nelson Mandela sebagai "teroris". Selain penindasan, dugaan korupsi dan kegagalan untuk mengayomi rakyat biasa Libya, rejim tersebut telah lama juga bertekuk lutut pada negara Barat. Mantan perdana menteri

TENTARA sekutu pimpinan AS, pendudukan di Afghanistan dan Irak dengan banyak korban. Inggris Tony Blair dan temantemannya sangat ingin merayakannya, dan merangkul sekutu lama serta ambisi nuklir dan pada saat yang sama menswastakan persetujuan serta kontrak dengan bank Barat, perusahaan senjata serta minyak, seperti BP. Kontraproduktif Sekarang prospek kejatuhan rejim Khadafi menawarkan kesempatan bagi keterlibatan yang jauh lebih erat. Dinas intelijen Barat diperkirakan "telah memainkan peran di kalangan oposisi Libya selama bertahun-tahun", ketika negara lain tampak terancam terlempar dari lingkaran kerajaan. Libya sendiri memiliki sejarah mengenai perlawanan dan pendudukan asing. Sebanyak sepertiga pendudukan diperkirakan telah menemui ajal selama kekuasaan penjajah Italia. Mereka yang menyerukan aksi militer Barat di Libya kelihatannya tak terganggu dengan kenyataan bahwa di seluruh dunia Arab, campurtangan, pendudukan dan dukungan asing buat rejim yang

berkuasa justru dipandang sebagai masalah buat wilayah tersebut. Ikatan kuat dengan tuntutan bagi kebebasan demokratis adalah keinginan besar bagi kemerdekaan dan hak untuk memutuskan sendiri. Itu jelas dalam reaksi di lapangan di Libya terhadap ancaman mengenai campurtangan pihak asing. Seorang pemimpin milite yang memberontak di Benghazi, kota terbesar kedua di bagian timur Libya dengan 637.000 warga, Jenderal Ahmad Gatroni, sebagaimana dilaporkan media trans-nasional mengatakan AS mesti "mengurus rakyatnya sendiri, kami bisa mengurus diri kami". Negara lain Arab juga diberitakan keberatan dengan campur-tangan militer Barat di Libya, setelah mereka dikejutkan oleh serbuan pimpinan AS di Irak. Campurtangan di Libya cuma menambah besar ekstremisme. "Bangsa Arab memiliki kepekaan khusus ketika sampai

Inilah 10 Kota Paling Banyak Dihuni Miliarder Dunia

PERGERAKANbisnis global melahirkan sejumlah pengusaha dengan timbunan kekayaan melimpah. Lewat berbagai sektor industri mereka berkontribusi memakmurkan kota mereka menetap. Berikut 10 kota yang memiliki aset miliarder terbanyak, menurut Majalah Forbes: 1. New York Jumlah miliarder: 60 Milioner terkaya: Michael Bloomberg ($18 miliar) Milioner lainnya: Ralph Lauren, Carl Icahn, Rupert Murdoch, Donald Trump, Mortimer Zuckerman Kota ini memang bergelimang sosok miliarder yang bergerak di berbagai sektor bisnis. Seiring kondisi itu, kota ini juga berpredikat sebagai kota berbiaya hidup supermahal. Bayangkan saja, biaya potong rambut langganan selebriti Sally Hershberger saja mencapai $800, atau makan malam restoran mewah yang mencapai $550. 2. Moskow, Rusia Jumlah miliarder: 50 Milioner terkaya: Vladimir Lisin ($15,8 miliar) Milioner lainnya: Roman Abramovich, Alisher Usmanov, Oleg Deripaska Jumlah milioner meningkat pesat jika dibandingkan pada 2002 hanya lima milioner. Kekayaan para bilioner mayoritas terbangun berkat permainan bisnis di sektor minyak dan logam. Jika dibandingkan dengan kota lain yang dihuni banyak milioner, Moskow tergolong kota dengan biaya hidup rendah. 3. London, Inggris Jumlah miliarder: 32 Milioner terkaya: Lakshmi Mittal ($28,7 miliar) Milioner lainnya: Richard Branson, Leonard Blavatnik, Alan Howard Jumlah milioner di kota itu juga terus meningkat berkat sokongan nilai tukar poundsterling yang kuat dan stabil. Kondisi itu juga membuat kota ini dikenal memiliki biaya hidup yang supertinggi dibandingkan

KOTA KOTA NEW NEW YORK YORK

KOTA MUMBAI

negara Eropa lainnya. 4. Istanbul, Turki Jumlah miliarder: 28 Milioner terkaya: Husnu Ozyegin ($3 miliar) Milioner lainnya: Mehmet Emin Karamehmet, Sarik Tara, Ferit Sahenk Kecantikan kota ini memang menjadi daya tarik wisatawan asing, sekaligus ladang bisnis kaum milioner. Namun, tak semua bergerak di sektor wisata. Banyak orang superkaya di sana yang mendalami bisnis di sektor teknologi telepon selular dan perbankan. Dengan taraf hidup tinggi, seorang pembantu rumah tangga di kota ini bisa mendapat imbalan jasa $50 per hari. 5. Los Angeles, California Jumlah miliarder: 27 Milioner terkaya: Eli Broad ($5,7 miliar) Milioner lainnya: Steven Spielberg, Sumner Redstone, Michael Milken, Ron Burkle Melihat gemerlap kota ini, sebenarnya tak mengejutkan jika menampung sejumlah milioner. Banyak dari pengusaha superkaya itu menanggung untung dari industri hiburan seperti perfilman Hollywood. Bisnis otomotif dan pariwisata juga memegang peran penting. 6. New York Jumlah miliarder: 25 Milioner terkaya: Li Ka-shing ($21 miliar) Milioner lainnya: Lee Shau Kee, keluarga Kwok, Robert Kuok, Cheng Yu-tung Kota bekas koloni Inggris ini menampung jumlah milioner

pada masalah campur-tangan militer gara-gara pengalaman di Irak," kata Ibrahim Sharqieh, Wakil Direktur Brooking Doha Center, sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP baru-baru ini. Ia merujuk kepada serbuan pimpinan AS di Irak pada 2003 dan pendudukan yang berlangsung hingga kini. Pengalaman di Irak telah memperlihatkan kondisi yang tak membesarkan hati bangsa Arab dan malah mengakibatkan kematian terlalu banyak orang Arab. Jadi, pendapat yang beredar kini adalah terlalu dini untuk ngomong tentang campurtangan militer di Libya. Negara Arab dilaporkan percaya bahwa terlalu pagi untuk bicara tentang operasi militer Barat. Jika bicara mengenai teori kemungkinan, maka rejim Khaddafi bisa saja tumbang karena proses ke arah itu telah dimulai. Tapi, campur-tangan militer asing cuma akan menambah rumit keadaan dan bahkan jadi kontra-produktif. (d/ant)

terbanyak dibandingkan kota-kota besar lain di Asia. Milioner terkaya di kota itu menguasai ladang bisnis di sektor telekomunikasi. 7. Mumbai, India Jumlah miliarder: 20 Milioner terkaya: Mukesh Ambani ($29 miliar) Milioner lainnya: Anil Ambani, Shashi & Ravi Ruia, Kumar Birla, Pallonji Mistry Kota ini menjadi pusat bisnis dan kebudayaan di India. Kota yang sempat dikenal dengan nama Bombay ini punya daya tarik tersendiri sebagai pusat industri film dan televisi yang dijuluki Bollywood. Sebagai pusat dagang, banyak kantor pusat perusahaan besar India bermarkas di kota ini. 8. Dallas, Texas Jumlah miliarder: 17 Milioner terkaya: Andrew Beal ($4,5 miliar) Milioner lainnya: Henry Ross Perot Sr., Jerral Jones, T. Boone Pickens, Mark Cuban Kekayaan sejumlah pengusaha superkaya di kota ini disokong sektor perminyakan. Kota ini dikenal memiliki sejumlah ladang minyak dengan sumir-sumur dangkal. Namun, ada pula yang menangguk sukses melalui bisnis teknologi dan kuliner. 9. San Fransisco, California Jumlah miliarder: 14 Milioner terkaya: Larry Page ($17,5 miliar) Milioner lainnya: George Roberts, Ray Dolby, Gordon Getty Orang superkaya mulai tumbuh di kota ini sejak memasuki era internet. Termasuk orang terkaya di sana yang merupakan pendiri Google. Pendiri PayPal dan sejumlah petinggi Facebook juga bermukim di sana. 10. Tokyo, Jepang Jumlah miliarder: 14 Milioner terkaya: Tadashi Yanai ($7,6 miliar) Milioner lainnya: Nobutada Saji, Akira Mori, Masayoshi Son, Hiroshi Mikitani Pada 1987, kota ini sempat menjadi hunian pria kaya di dunia yang bergerak di di sektor perumahan, Yoshiaki Tsutsumi. Pada 2002, kota ini pernah bertengger di posisi ke-3 dari jajaran kota yang paling banyak dihuni milioner. Namun, perlahan posisinya tergeser kota-kota besar lain di dunia. Mayoritas pengusaha bergerak di sektor teknologi. (d/vvn)

KOTA HONGKONG


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.