Gue Farmasis Muda!

Page 1


Gue Farmasis Muda Hanya kumpulan kicauan bebas yang dikumpulkan menjadi sebuah karya agar menjadi berarti sebelum mati...

Karya Perunggu: Administrator Akun Twitter Fenomenal @guefarmasismuda dan Sobat sobat GFM

“Sebaik baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat buat orang lain, mudah mudahan buku ini bisa memberi manfaat buat sobat sobat GFM dan jika sobat sobat GFM ingin menjadi manusia yang baik, ceritakan dan bagikan buku ini kepada Farmasis Muda yang lainnya. Namun, jika seandainya buku ini tidak memberi manfaat, silahkan hubungi mimin dan mimin akan ganti uang anda langsung dari twitter mimin..�

Penerbit: Nah, itu dia‌ penerbitnya belum ada, jika teman-teman bisa memfasilitasi penerbitan buku ini, silahkan kontak mimin. Dan nama teman-teman akan mengisi kolom penerbit di bagian ini.


Gue Farmasis Muda Hanya kumpulan kicauan bebas yang dikumpulkan menjadi sebuah karya agar menjadi berarti sebelum mati...

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang – Undang no 19 Tahun 2002 Tentang HAK CIPTA (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Boleh kok jika sobat GFM mau mengutip kecil kecilan isi dari karya perunggu ini, tapi syaratnya jangan lupa cantumkan sumbernya dengan layak yaa..


Persembahan Demi Dzat yang membolak balikan - hati.. Demi agen perubahan yang menjadi utusan-Nya Demi orang tua untuk sebuah bakti Demi faedah sesama profesi dan manusia Untuk inilah karya ini lahir..

Semoga tetap dalam ridho-Nya Semoga tetap lurus di jalan-Nya Semoga tetap ikhlas berbuat Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat Aamiin..


Terima Kasih… 

Semua yang telah menginspirasi..

Semua yang telah membantu..

Sahabat-sahabat twitter dan asisten mimin yang ikut berkontribusi..

Follower akun @guefarmasismuda yang senantiasa membaca kicauan mimin ataupun yang udah unfollower juga..

Pihak-pihak yang tidak bisa tersebutkan satu persatu.

Semoga Allah Swt memberikan balasan kepada kita semua. Karena hanya Dia lah yang sebaik baiknya pemberi balasan.


DAFTAR ISI Basa Basi Administrator GFM .................................... 1 Rekonstruksi Niat ............................................................ 4 Kumpulan Penyesalan Para Wisudawan .............. 8 Farmasi Itu ......................................................................... 16 Farmasi Itu Antara Kuliah, Labor, dan Tugas? ... 24 Menanam Tiga Benih Ajaib ........................................ 28 Siapa Larang Mengeluh ............................................... 39 Ngulang Mata Kuliah..? Hmm, Siapa Takut? ...... 43 Hari Kebangkitan Farmasi Muda Indonesia ........ 52 Gue Farmasis Muda itu, SAYA! .................................. 56


Basa Basi Administrator GFM Kata orang kalau kita mau dikenang ya kita harus meninggalkan sesuatu yang bisa dilihat orang meskipun kita sudah tidak ada lagi. Yaa, menulis! Cara gampang untuk kita bisa diingat. Siapa yang tidak kenal penulis dahsyat seperti Ibnul Jauzi, Qurthubi, Ibnul Qayyim, Ibnu Taimiyah, dan lainnya meskipun sudah lebih ratusan tahun yang lalu mereka meninggal dunia namanya tetap masih bisa dikenang lewat karyanya, ya dengan sebuah buku! Nantinya, buku ini juga gitu, harapannya mimin juga bakal dikenal... hehehe... bukan !!! bukan‌!!! harapannya, mudahmudahan ada hal yang baik yang bisa diambil dari buku ini.. gitu maksudnya‌ Okey, cukup dulu serius-seriusnya, kebanyakan serius ntar jadi bosen, maklumlah di farmasi semua harus dikerjakan serius, praktikum harus serius, kuliah juga harus serius, bikin tugas juga mesti serius, bahkan untuk bercandapun juga harus serius... huft... !! Nah kembali lagi, kenapa kita harus serius menulis buku ini? (tuh kan serius lagi).. eh bukan, maksudnya kenapa kita harus menulis buku ini? Buku yang beberapa bulan ini di prediksi bakal menghebohkan dunia farmasi. Jawabannya singkat, karena ingin semua mahasiswa bangga dengan profesinya ini. Timbul lagi pertanyaan lain, caranya? Hmmm, dengan menguak sisi-sisi lain dunia farmasi, kecuali sisi serius.. hihihihi Sisi lain apa yang akan dikuak? (aaah, banyak pertanyaan ah...) ya itulah farmasi, salah satu sisi kehidupan yang kesehariannya dipenuhi dengan tanda tanya yang mau tak mau, suka tak suka sudah kita jalani hari ini, mau tak mau suka tak suka pun kita harus mulai mencintai profesi ini.

1


Mau tak mau, suka tak sukapun kita harus bangga dengan profesi ini. Dalam buku ini, banyak panggilan untuk diri penulis, bisa mimin, secara admin dari salah satu akun fenomenal farmasi @guefarmasismuda, atau bisa juga “Gue” karena salah satu farmasis yang gaul dan nggak cupu. Terus bisa juga “saya” ketika dalam tulisan nanti ada pesanpesan yang serius walaupun sebenarnya berat untuk bertindak serius.. jadi harap dimaklumi aja yaaaaa…. Oya, sebelum lupa, dalam buku ini turut terlibat sobat GFM lainnya yang setia mengikuti tweet-tweet dari mimin karena memang buku ini dibuat dan disusun bareng-bareng. Mudah-mudahan buku ini menjadi fenomenal nanti nya….. (Amin…). Aturan dalam membaca buku ini ga muluk-muluk. Buku ini cukup dibaca ketika teman-teman lagi galau, karena buku ini

dapat

menghilangkan

kegalauan.

Yaaaaaaaps,

kegalauan akan kuliah di farmasi. Dikemas dalam suasana non formal, santai tapi penuh makna. Ga perlu serius-serius tapi teman-teman harus ambil hal serius dalam ketidak seriusan buku ini. Tak ada jaminan resmi yang diberikan setelah teman-teman membaca buku ini apalagi jaminan teman-teman di hari tua.

Tak ada jaminan teman-teman termotivasi karena

motivasi itu mutlak datangnya dari dalam diri (remember

that…!!!), tapi yang pasti buku ini adalah pengalaman pribadi mimin dan rekan rekan GFM yang ikut memberikan sumbangsih pemikirannya. Harapannya yaaa itu tadi menjadi inspirasi buat yang galau kuliah farmasi dan mengkonversikan inspirasi yang kita beri ini menjadi motivasi. Buku ini gratis, tapi dalam bentuk soft nya aja. Jika suatu saat ada dana, kita akan bukukan tulisan-tulisan ini.

2


Kata nabi Muhammad SAW, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya..” nah, mudah-mudahan ini bermanfaat bagi yang lainnya dan mimin juga mendapatkan syafaatnya kelak…. amin. Yaaaa… hanya sumbangsih kecil dari seorang Farmasis Muda yang ingin orang-orang yang ada dalam profesi ini bangga menjalani kehadirannya sebagai seorang farmasis. Lahir dari keprihatinan menjadi sebuah keyakinan dan keoptimisan bahwa nanti profesi ini akan menjadi profesi yang besar! Dari Gue Farmasis Muda untuk Farmasi Indonesia!!

3


Rekonstruksi Niat (Sebelum

teman-teman

membaca

bab

ini,

saya

beritahukan bahwa bab ini adalah bab ke tujuh yang saya kerjakan, ini pertanda bahwa tidak semua pekerjaan itu dikerjakan secara urut. Kata Ippho Santosa dalam bukunya �Tujuh

Keajaiban

Rejeki�,

salah

satu

profesi

yang

mengerjakan segala sesuatunya secara urut adalah tukang urut, apakah profesi kita farmasi ini sama dengan tukang urut? Ga kan, so, yuuuuuk, berpikirlah secara otak kanan...) Di bab pertama dan pembuka ini, mimin akan mencoba membuka sedikit kenangan masa lalu nya bagi yang sedang menempuh jalur S1 nya atau bagi yang akan masuk farmasi untuk bersiap-siap kuliah di bidang ini. Kalau mimin boleh bertanya kepada follower GFM atau sobat GFM semua (Kalau ga boleh nanya, tutup aja bukunya, heeheehhee, galak mimin‌.. takut !!!), apa siy sebenarnya yang mendorong keinginan teman-teman semua masuk farmasi? Nah lo, bingung deh tu jawabnya. Ada yang bilang karena ga lulus di kedok*er*n, ada yang bilang karena passing

gradenya di bawah kedok*er*an, ada juga yang bilang sama-sama bidang kesehatan, ada yang dibilang disuruh orang tua dan yang atas kemauan sendiri itu ga banyak, hanya beberapa. Ini menandakan bahwa niatan awal kita yang lagi kuliah di farmasi saat ini lebih kepada ter ter dan ter.. Hal inilah yang membuat kita terseok-seok belajar di farmasi. Keikhlasan kita untuk berada di farmasi harus di perbaharui terlebih dahulu sebelum kita melanjutkannya. Pertanyaannya, apakah teman-teman salah kalau niatan awalnya sebenarnya tidak ingin masuk farmasi atau dengan

4


kata lain niatnya tidak niat deh masuk farmasi? Saya dengan tegas bilang TIDAK! (tuh, hidup caps lock nya, tanda serius itu..). tidak, teman-teman tidak salah. Muncul pertanyaan berikutnya, “terus min, kalau sudah seperti ini apa yang harus kami lakukan?” (bertanya dengan antusias dan dengan improvisasi yang lebay..) Mimin jawabnya dengan serius juga “yang teman-teman harus lakukan adalah...... rekonstruksi niatnya! Coba ulangi serentak lagi, apa? “Rekonstruksi NIATnya....” nah, pinter... Itu dia, itu yang harus teman-teman lakukan sekarang adalah memperbaiki niatan kita, ga sulit kok, coba deh mulai dengan memaknai dulu kalimat mimin yang ini “yang terbaik untuk kita adalah apa yang terjadi dengan kita saat ini..” ini artinya bahwa apa yang sedang terjadi dengan kita hari ini adalah itu yang terbaik yang diberikan tuhan kepada kita. Masih ingat ga ketika kita dulu di paksa Sholat 5 waktu bagi yang beragama Islam? Ada yang diimingimingi hadiah, jalan-jalan atau model-model lain. Tapi sekarang seiring waktu, kita sudah bisa sholat dengan keikhlasan. Maknanya disini bahwa kita belum terlambat untuk kembali merekonstruksi niatan kita berada di farmasi, bener apa bener tu? Contoh lain ketika kita dahulu berpuasa, awalnya terasa sangat sulit, tapi lama kelamaan dan karena sudah terbiasa kita bisa menuntaskan puasa selama satu bulan penuh. Kesimpulannya adalah tidak sebuah kesalahan jika saat ini kita berada di farmasi dalam kondisi keterpaksaan, yang salah adalah kondisi ini terjadi secara terus0menerus. Kita bisa secara perlahan memperbaiki kondisi ini. Coba deh lakukan apa yang mimin sarankan, rekonstruksi niat!

5


Jika teman-teman terus larut dalam kondisi ini pasti akan berdampak ke semua kegiatan teman-teman di farmasi, termasuk nilai. Dampak negatif lainnya adalah kita menjadi tidak peduli dengan apapun, kuliah pun seperti peribahasa “hidup segan matipun ga mau..� Sekali lagi apa? Yaaaap! REKONSTRUKSI NIAT! Ingat masa depan.. ya, itulah langkah berikut yang harus teman-teman lakukan. Ketika lagi malas-malas di kos, ingat masa depan teman-teman mau jadi apa nanti jika malas. Lagi bolos kuliah untuk kegiatan yang ga bermanfaat, ingat papa mama nya cari duit banting tulang hempaskan kepala, apa ga kasian? Keseringan ga masuk praktikum trus nongkrong di kafe sambil ngerokok dan minum kopi, coba ingat lagi masa depannya, apa duit datang dari langit seiiring isapan rokoknya, ga kan? Di sini ga ada larangannya kok, mau teman-teman malas malasan, mau nongkrong-nongkrongan atau mau apa deh terserah,

yang

pasti

konsep

keseimbangan

harus

diberlakukan. Opsssssss, tapi tunggu dulu, jangan salah kaprah, konsep keseimbangan disini bukan berarti sama banyak, tapi seimbang disini adalah s e s u a i. Apa cukup sampai disitu saja? Pasti jawabannya tidak! Nah terus apa donk? Tahap berikut yang harus dilakukan adalah tunjukan dengan sikap. Yang awalnya kita cuek dengan mata kuliah, yuuuuuk mari kita peduli pelan-pelan, yang sudah semester 4 coba deh list lagi nilai-nilainya yang bagus dan yang jelek, buat rencana mata kuliah apa yang mau dibenerin dis emester berikutnya, rapiin dan lihat-lihat lagi catatan atau copian catatan teman semester lalu, arsipkan dan siapkan untuk perbaikan.

6


Berikutnya sering-sering main dikampus, yang biasanya lebih suka kuliah terus pulang, coba deh sekali kali nongkrong di kafe, cerita-cerita dengan senior atau juniornya, apalagi kalau ada angkatan baru nih, pasti kafe rame dengan pasukan botak-botak yang bawa buku tanda tangan, ya gpp sehari dua hari menghabiskan waktu bersama mereka, kerjain mereka atau cerita cerita tentang farmasi kepada anak-anak baru itu, mimin yakin apapun yang teman teman ceritakan ke mereka pasti di iya iyakan, secara senior gitu.. percaya deh, hal ini membawa semangat baru buat teman-teman di farmasi. Niat itu penting dan niat itu yang utama. Jadi hal yang pertama

sekali

teman-teman

lakukan

adalah

memperbaharui niat. Hehehe, bahasanya bahasa pengajian. Boleh deh ditukar, merekonstruksi niat. Artinya, membangun kembali niatan yang selama tidak semestinya. Hehehe‌ Nah, jika ingin melanjutkan membaca buku ini, temanteman harus siap-siap untuk merasakan sensasi yang dahsyat setelah membacanya. Siap-siap akan menghadapi kehidupan baru yang penuh dengan keoptimisan karena hal yang tidak teman-teman ketahui selama ini adalah profesi ini profesi yang dahsyat! Percaya deh! Okey, ga muluk-muluk, untuk melanjutkan membaca buku ini, teman-teman harus sepakat dulu untuk siap-siap merekonstruksi niat. Urusan apa yang terjadi nanti, ya sudah, lihat nanti aja

7


Kumpulan Penyesalan Para Wisudawan Nah, kalau bab ini ditulis oleh senior mimin, sekarang beliau jadi dosen di Universitas Andalas Padang, mimin manggilnya da Yori.. nama lengkapnya Yori Yuliandra, M.Farm, Apt. tulisannya ini banyak diplagiatin oleh bloger lain, tapi mimin jamin beliau yang pertama nulisnya… heheheh… yuk mari disimak… (dedicated to those who try to finish his/her undergraduate

study) Judulnya lumayan menggelikan dan bikin penasaran (pasti pengen baca sampai akhir kan…? *kepedean…). Tapi saya harus kasih tau dari awal bahwa ini hanyalah keisengan belaka. Tapi meskipun iseng, saya tetap berusaha untuk realistis dan berdasarkan data dan pengalaman di lapangan Pada dasarnya, empat atau lima tahun kuliah seharusnya cukup untuk beberapa hal, sekaligus. Dinamika yang ada di kampus

merupakan

suatu

peluang

yang

sangat

menguntungkan bagi siapa saja, terutama mahasiswa, untuk

dapat

mengaktualisasikan

diri

mereka

dan

mempercepat proses pematangan mereka. Kampus ibarat suatu laboratorium pengembangan diri mahasiswa yang sangat kompleks. Suatu labor yang siap untuk mereaksikan potensi-potensi yang ada dengan pereaksi-pereaksi yang sudah tersedia. Diharapkan dengan membaca “kumpulan penyesalan para wisudawan” ini, kita bisa memanfaatkan dinamika yang ada dan waktu yang masih tersisa sebelum berhasil menamatkan

perkuliahan.

Berikut

8

adalah

beberapa


penyesalan yang cukup populer disesalkan oleh fresh

graduate dari kampus: 1. Menyesal karena IPK < 3,00 Walaupun

sejatinya

kita

kuliah

bukan

karena

mengharapkan IPK, kondisi hari ini masih mendewakan IPK sebagai tolok ukur keberhasilan akademik seseorang dalam perkuliahan. Hal ini sepertinya adalah hal yang wajar, karena memang bukti otentik hasil perkuliahan kita ada di lembaran kertas yang kita sebut “transkrip akademik�. Meskipun demikian, sepertinya kurang fair juga ketika ada kategorisasi IPK di bawah 3 dengan IPK di atas 3, sebab sebenarnya

indeks

prestasi

tersebut

sudah

punya

pengkategorian yang selain mempertimbangkan score, juga mempertimbangkan

waktu

yang

dibutuhkan

untuk

mencapai score tersebut, yaitu

Cum Laude, Sangat

Memuaskan,

dicetak

Memuaskan

yang

tebal

pada

lembaran transkrip tersebut. Misalnya seseorang yang IPKnya 3,3 ternyata menamatkan kuliahnya lebih dari 6 tahun (nah lho‌?), maka ia dikategorikan lulus dengan predikat memuaskan (bukan sangat memuaskan). Namun, saat ini kita harus menyimpulkan bahwa, bagaimanapun, memiliki indeks prestasi yang lebih tinggi adalah lebih baik daripada terus mengkampanyekan bahwa “IPK itu bukan segalanyaâ€?. 2. Menyesal karena tidak punya pengalaman organisasi selama kuliah Sejauh ini, aktivitas berorganisasi masih dinilai sebagai suatu aktivitas yang menjadi tolak ukur dalam beberapa kemampuan pada seorang lulusan perguruan tinggi. Seseorang

yang

berpengalaman

dalam

berorganisasi

(bahkan beberapa jenis organisasi) biasanya lebih disukai dalam seleksi pekerjaan atau aplikasi lainnya. Sarjana yang

9


punya pengalaman berorganisasi biasanya adalah sarjana yang dinilai punya kemampuan kepemimpinan dan manajerial yang relatif lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak berorganisasi. Orang yang berorganisasi juga dinilai mampu memaksimalkan ketersediaan waktu yang sama-sama 24 jam sehari bagi setiap orang dengan kegiatan yang optimal. Dalam hal ini, ada semacam guyonan yang mengkategorikan mahasiswa menjadi 3 kelompok *silahkan didefenisikan sendiri: 

mahasiswa kupu-kupu: kuliah pulang kuliah pulang

mahasiswa kura-kura: kuliah rapat kuliah rapat

mahasiswa kunang-kunang: kuliah nangkring kuliah nangkring

3. Menyesal karena tidak punya prestasi selama kuliah Menjadi seorang mahasiswa berarti berada di antara kumpulan orang-orang pintar dengan daya saing yang bervariasi. Bahkan, sebagian di antara teman-teman kita di kelas sebenarnya adalah siswa berprestasi ketika di SMA, misalnya menjuarai olimpiade bidang studi tingkat kota atau provinsi, juara story telling, lomba pidato, dan lainnya. Ternyata, kampus mempunyai peluang berprestasi yang jauh lebih banyak dengan frekuensi yang lebih tinggi. Bayangkan bahwa dalam setahun saja ada beberapa ajang prestasi yang tersedia di kampus dan siap untuk dicoba, baik tingkat kampus bahkan sampai ke tingkat nasional dan internasional, misalnya: Ajang mahasiswa berprestasi 

Best student award

Bintang aktivis kampus

Anugerah Universitas dari Dewan Penyantun

Program Kreativitas Mahasiswa – PIMNAS

10


English debate contest

Musabaqah Tilawati Qur‟an yang terbagi menjadi beberapa cabang

Lomba pemikiran kritis mahasiswa

Lomba penelitian ilmiah tingkat internasional (saya punya teman yang berhasil meraih juara II tingkat internasional dalam Mondialogo Engineering Award 2009, *that‟s really great)

dan mungkin masih sangat banyak jenis ajang mahasiswa berprestasi. Dari sekian banyak peluang yang ada, rasanya kita perlu sedikit bersedih jika tidak pernah punya kesempatan untuk berkompetisi menguji kemampuan diri dan daya saing. Meskipun menjadi pemenang sepertinya agak sulit dan berliku, menjadi peserta dan kontestan sepertinya sangat mudah dan terbuka peluangnya buat siapa saja. 4. Menyesal karena tidak punya banyak teman selama kuliah Mempunyai banyak teman dan jaringan boleh jadi adalah salah satu tujuan kuliah. Mungkin tidak ada yang salah dengan hal ini, karena memang proses berteman adalah suatu hal yang penting dalam memunculkan dinamika hidup sebagai mahasiswa. Sebagai contoh, dalam hal job

seeking, kita bisa mendapatkan informasi yang komprehensif dari teman sewaktu kuliah tentang suatu lowongan kerja yang sebenarnya lebih baik untuk dirahasiakan untuk memperbesar peluang. Atau mungkin boleh jadi juga sedikit “nepoteisme” dari teman sama kuliah yang sudah terlebih dahulu mendapat pekerjaan atau bahkan punya jabatan. Hal ini hanyalah contoh kecil tentang betapa berharganya seorang teman. Bahkan dalam suatu kata mutiara, disebutkan bahwa:

11


“Teman adalah seseorang yang bersama dirinya kau bangga menjadi dirimu� Memilih teman berarti memilih masa depan. Maksudnya untuk berteman dan bersahabat, kita memang harus selektif. Namun untuk berkenalan dan ber-relasi, kita seharusnya tidak mengekang diri. 5. Menyesal karena tidak mempelajari bahasa Inggris lebih intens selama kuliah

If we see the rapid changes of our global world, we will realize that the need of English is increasing time by time. Kebutuhan akan bahasa Inggris tidak hanya untuk dunia kerja, tetapi juga untuk dunia pelajar itu sendiri. Betapa banyak bukubuku pelajaran yang semestinya bisa kita pahami, namun terhalang hanya karena “bukunya belum ditranslate ke bahasa Indonesia�. Jika tidak ditindaklanjuti, penyesalan yang satu ini sepertinya akan menjadi penyesalan yang senantiasa eksis ketika mahasiswa mulai menyandang gelar alumni. Betapa tidak, kebutuhan akan kemampuan bahasa Inggris saat ini menjadi semakin tinggi dengan tingkatan yang semakin tinggi pula. Seharusnya, 4 5 tahun kuliah bisa kita optimalkan untuk belajar bahasa Inggris (walaupun 6 tahun sebelumnya di SMP dan SMA kita juga sudah mempelajari bahasa Inggris). Yang kita butuhkan adalah teman, kita butuh teman untuk belajar dan kita butuh fasilitator untuk belajar. English club adalah salah satu pilihan yang cukup diminati untuk mengatasi masalah ini.

12


6. Menyesal karena tidak tau banyak tentang komputer Kuliah di program studi non-komputer dan non-teknik bukan berarti serta-merta menjadikan komputer sebagai barang haram untuk didalami. Memiliki beberapa keahlian yang

berhubungan

dengan

komputer

dinilai

cukup

menjanjikan baik sebagai pekerjaan maupun sebagai pekerjaan sampingan. Selain untuk orientasi kerja, komputer juga menjanjikan joy and fun sehingga banyak juga mahasiswa yang tergila-gila dengan komputer (*kalo yang sampai gila seperti ini tidak disarankan untuk dicontoh . Saya bahkan punya kenalan yang bertitel sarjana sastra namun bekerja di sebuah perusahaan desain konstruksi dan arsitektur karena mempunyai skill yang mumpuni dalam 3D

Max yang awalnya cuma berawal dari hobi. Di samping itu, sebenarnya komputer itu sendiri sangat berpotensi untuk mendukung akademik mahasiswa ketika mereka

tau

banyak

tentang

komputer

dan

pemanfaatannya untuk penunjang akademik mereka. Proses pembelajaran dapat menjadi lebih cepat atau bahkan menjadi lebih menarik dengan pemanfaatan fasilitas komputer. Atau paling tidak ketika komputer mereka sedikit bermasalah atau terinfeksi virus, mereka yang cukup care dengan komputer paling tidak akan berusaha untuk mengota-atiknya sendiri *kemudian kalo tambah parah baru diserahkan ke ahlinya. 7. Menyesal karena tidak pernah naik pesawat “gratis� selama kuliah Yang ini mungkin sedikit ngawur, tetapi butuh perhatian juga. Adalah suatu prestise tersendiri jika selama kuliah kita pernah

didelegasikan

sebagai

wakil

kampus

untuk

kegiatan-kegiatan kemahasiswaan berskala nasional atau

13


internasional. Biasanya kesempatan ini sering menghampiri mereka yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan yang punya jaringan nasional dan punya pertemuan tahunan semisal musyawarah nasional, seminar dan lokakarya nasional, temu BEM se-Indonesia, dan lain sebagainya. Disamping itu, kesempatan untuk terbang gratis ini juga dapat singgah kepada mereka yang mengikuti lomba tingkat nasional seperti PIMNAS dan MTQ. Sebenarnya kita tidak perlu ngarep.com untuk kemudian dipilih oleh pejabat yang berwenang (ketua lembaga mahasiswa atau pihak dekanat) sebagai delegasi kampus. Satu-satunya yang perlu kita lakukan adalah memposisikan diri kita sebagai orang yang layak untuk dipilih dalam hal ini. Thatâ€&#x;s all. 8. Tidak punya cukup sertifikat selama kuliah Selama kuliah, sebenarnya kita bisa “mengumpulkanâ€? puluhan sertifikat seminar, training dan pelatihan yang sangat sering dilaksanakan oleh kampus. Mempunyai banyak sertifikat dinilai dapat mempromosikan pandangan orang

lain

terhadap

kemampuan

dan

kepribadian

seseorang. Rasanya ada perasaan yang gimanaa gitu ketika kita punya curriculum vitae yang satu halaman saja tidak cukup untuk menampung daftar seminars and trainings yang pernah diikuti. Dengan panjangnya daftar tersebut biasanya akan muncul penilaian bahwa yang bersangkutan adalah orang yang berkompeten, paham, dan care terhadap apa-apa yang dijelaskan dalam masing-masing sertifikatnya. Fenomena ini pada dasarnya tidaklah salah. Setiap mahasiswa memang sejatinya adalah orang yang senantiasa berusaha untuk mengaktualisasikan diri mereka, dan mengikuti berbagai seminar dan pelatihan boleh jadi adalah

14


manifestasinya. Namun hal ini menjadi agak kurang tepat ketika proses aktualisasi diri ini dilakukan dengan certificate oriented supaya mendapat sertifikat. Padahal sebenarnya sertifikat tersebut hakikatnya hanyalah bukti otentik bahwa diri kita sudah memiliki kriteria sebagaimana yang dijelaskan oleh sertifikat tersebut. Sertifikat seharusnya hanyalah bukti tertulis yang menguatkan bukti dalam diri kita bahwa kita memang punya kualifikasi tersebut. Hal ini menjadi lebih salah ketika mengikuti kegiatan dengan malas-malasan dengan hanya duduk dan diam tak karuan, yang penting hadir dan dapat sertifikat. Atau menjadi sangat salah ketika membayar biaya registrasi namun tidak mengikuti proses pelatihan kemudian meminta sertifikat kepada panitia. Nah lho‌ 9. Penyesalan lainnya (silahkan ditambahkan) Mudah-mudahan dengan kumpulan penyesalan ini, semakin memacu para mahasiswa yang masih sedang kuliah untuk senantiasa mengisi kekurangan-kekurangan yang ada dengan menefektifkan waktu yang masih tersisa. __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________

15


Farmasi itu... Apa itu farmasi? hmmm, ga bakal ada anak SD yang bisa jawab pertanyaan ini. Butuh IQ yang tinggi dan nalar tingkat malaikat untuk bisa mengejawantahkan satu kata itu. Entah itu berkah atau kutukan mimin juga ga tau. tapi sejah ini, mimin masih berjuang mencari anak SD atau TK yang bisa menjawab apa itu farmasi, walaupun hanya dengan satu kata, Obat Kakak.. Ya, itulah ironisnya profesi ini, ga ada anak anak yang tau. Baik itu anak TK atau SD kecuali ada bapak, emak atau kakak-kakaknya yang kuliah di farmasi. Memang ga ada sih literatur baik itu berupa jurnal atau buku primer yang menyatakan bahwa ketenaran sebuah profesi ditentukan oleh diketahui atau tidaknya anak-anak akan profesi tersebut, tetapi tahu nya anak-anak akan sebuah profesi bisa saja salah satu indikator bahwa profesi tersebut sudah mendapat

pengakuan

secara

memasyarakat,

bukan

pengakuan secara formal undang undang saja. Nah, kembali ke tema pada segmen ini, apa itu farmasi? Kalau mimin ditanya seperti itu, mimin menjawabnya seseuai dengan siapa yang bertanya. Kalau yang bertanya nenek-nenek di kampung mimin, mimin jawabnya secara simple dan mudah di pahami, contoh, “Farmasi itu ya nek, orang yang belajar tentang obat, nah obat yang nenek minum kemarin itu farmasi yang bikinnya nek..� pasti si nenek menjawab, “ooo, gitu ya cu.. tukang obat..�. gubrak.. tapi ya sudah, jangan dilawan, di iya iyakan aja.. namanya juga sudah nenek-nenek.. Lain halnya kalau yang nanya anak-anak SMA, kita harus jawab secara sedikit ilmiah dan dengan penjelasan yang sangat mudah di cerna, maklum lah, anak SMA merupakan calon

penerus

kita,

jadi

kita

16

harus

sedikit

extra


meyakinkannya. Bedahal nya dengan nenek-nenek tadi, kalaupun nenek-nenek tadi berkesan dengan penjelasan kita, ga mungkin juga mereka kuliah lagi, gila aja neneknenek menggerus gerus CTM atau mentitrasi zat di lab.. Ampppuuun nek.... Lucunya, ada juga mahasiswa baru farmasi yang tidak tahu apa itu farmasi, padahal waktu SPMB (Seleksi masuk perguruan tinggi zaman mimin dulu, kalau zaman papanya mimin SIPENMARU namanya, hehehe. Sekarang kalau ga salah SenamPTN. Loh kok min? ssst.. Udah, diem! Sebelum ujian senam dulu..) Eh, ngomong-ngomong tentang mahasiswa baru, di kampus mimin dipanggil dengan BBMK, akronimnya itu Barang Baru Masuk Kampus.. hehehehe... mereka ini masih ababil dengan farmasi. Kebanyakn mereka itu orang-orang yang

Move on karena ga dapat jurusan yang passing gradenya di atas kita dikit.. jurusan apa itu ya? Ga usah disebut ah.. hihiii... -----------------------------------------------------------------Baca dulu testimoni @monikameitasari ya...

“Sekarang kuliah ambil apa, Mon?” “Farmasi, Pak.” “Formasi?” “Farmasi, Pak. Hehehe” “Oh yang jualan obat-obat, ya?” Itu beberapa cuplikan percakapan gue dengan tetangga waktu

liburan

semesteran

kemaren.

17

Ini

bener-bener


pengalaman pribadi yang pernah gue alami. Dan mungkin agak cocok kalau gue share di BAB ini. Ada lagi yang seperti ini nih:

M: Gue TB: Tukang jualan buah di depan kampus TB: “Habis pulang kuliah ya, Mbak?” M: “Iya nih, Mas.” TB: “Ngambil jurusan apa, Mbak?” M: “Farmasi nih, Mas.” TB: “Farmasi itu apa ya?” M: “Ya…belajar tentang obat-obatan gitu deh, Mas” Gue sendiri agak bingung gimana ngejelasin ke Mas-mas itu.

Well, gue maklum juga kalau dia nggak tau tentang Farmasi. Mungkin mind set kebanyakan masyarakat cuma menganggap kalau kerjaannya Farmasis itu ya ngulek-

ngulek obat pake ulekan dan cobek yang warna putih itu (re: mortir sama stamper). Terus yaaaaaa.. Farmasis itu tukang jualan obat dan biasanya kerja di Rumah Sakit atau buka apotek. Terlepas dari itu kebanyakan mahasiswa farmasi mungkin semasa zaman anak sekolahan dulu pasti jarang banget yang memprioritaskan Farmasi sebagai tujuan hidupnya, sebagai masa depannya. Kebanyakan anak-anak TK atau anak-anak SD waktu ditanya “Apa cita-citamu?” umumnya pasti menjawab dengan mantap “Dokter, polisi, guru, astronot” jarang banget bahkan gue hampir yakin nggak bakalan ada anak yang menjawab “Apoteker”

18


Yah jujur aja sih, dari zaman kecil dulu gue sama sekali nggak pernah bercita-cita menjadi seorang farmasis. Farmasi?? hmmm sama sekali nggak kepikiran untuk ambil jurusan yang satu ini. Bahkan seinget gue, cita-cita gue yang paling ekstrem saat itu adalah menjadi Power Ranger warna Pink, atau

Saras 008. Hahaha konyol dan polos sekali

memang daya imajinasi anak-anak itu. Sampai pada saatnya

gue hampir lulus SMA. Disini gue

bingung dan yahhhh… galau. Mau jadi apa gue besok? Kebanyakan anak seusia gue waktu itu sih masih berfikiran idealis ya, jadi siapapun tentu pengen dong kuliah di perguruan tinggi yang bonafit dan jurusan yang prestige-nya tinggi yang diharapkan kelak menjadi tumpuan masa depannya. Gue pun mencoba mendaftar di farmasi, niat awal sih memang coba-coba. Akhirnya gue dihadapkan pada dua pilihan, antara memilih teknik sipil atau farmasi. Kebetulan gue keterima duaduanya. “Aduh… farmasi atau teknik sipil ya?? Kalau farmasi, hmm mahal sih peluangnya juga lumayan, tapi gue lemah di Kimia.

Kalau teknik sipil… aduh nggak ada

gambaran dan sedikit nggak minat.” Dan akhirnya.. disinilah gue sekarang, sebagai seorang mahasiswi farmasi. Apakah gue menyesali keputusan gue waktu itu? Awalnya sih iya, setelah bertemu dengan Kimia Organik. “Aduh, apa nggak salah nih gue disini?” Tapi akhirnya setelah gue pikir-pikir, ya mungkin inilah

destiny gue. Gue selalu percaya bahwa rencana Tuhan itu selalu tepat dan indah. Gue berkeyakinan bahwa nanti Tuhan-lah yang akan menjamin. If God brings you to it, God

will bring you through it. Itulah prinsip gue, dan gue pun harus bertanggung jawab atas pilihan yang sudah gue ambil. Walau gimanapun, gue harus tetap survive di farmasi.

Survive dan lulus tepat waktu tentunya.

19


Dan balik lagi tentang farmasi itu apa, gue sendiri masih belum terlalu menyelami. Tapi yang gue takutkan setelah lulus nanti adalah gue belum bisa menjadi the real

pharmacist. Oke, mungkin nanti gelar gue adalah S.Farm, Apt. Tapi terlepas itu semua, apakah nanti gue bisa menjadi seorang farmasis sesungguhnya? Gue takut nantinya akan menjadi seorang yang sangat money oriented. Yaaaa gue pun tidak memungkiri bahwa kebanyakan orang memang seperti itu. Lulus kuliah, kerja, mapan, menikah dan punya anak. Apakah seperti itu saja tujuan hidup kita? Gue sendiri juga agak takut memikirkan itu, terlebih gue juga cemas kalau nantinya profesi gue bakalan dipandang sebelah mata. Selama ini mungkin jarang banget orang-orang yang kurang

respect dengan profesi kita. Lantas apakah kita akan berontak? Hmm gue sendiri juga nggak memikirkan hal itu. Tapi menurut pandangan gue the real pharmacist itu adalah seorang

yang

benar-benar

memberikan

dirinya

dan

mengoptimalkan ilmu yang didapatnya dengan berguna bagi sesama. Ya, gue berharap setidaknya gue bisa menjadi seorang farmasis yang bener-bener bisa membaktikan diri dan berguana buat orang lain. Dan berfikir tentang cita-cita konyol gue semasa kecil, secara nggak langsung gue sekarang sedang mempersiapkan citacita gue sebagai seorang Power Ranger Pink dan Saras 008. Walaupun hal itu cuma khayalan, tapi gue berharap sekali bisa menjadi seorang Power Ranger Pink atau Saras 008 yang bener-bener memberikan dirinya dan berguna bagi orang lain dengan cara gue sendiri tentunya, sebagai seorang Farmasis. Dan sisanya, tergantung dari diri kita sendiri mau jadi farmasis yang dinilai seperti apa. Just do your best! ------------------------------------------------------------------

20


Yuuuk, lanjut simak testimoni dari @ichachanez Pasti udah pada tau kan apa itu farmasi. Itu tuh, suatu jurusan, ilmu, atau profesi dibidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang obat-obatan, kata orang “TUKANG OBAT” hehehe.. Pasti kan kimia nya harus kuat yakan? Sementara aku masih „lemah‟ di kimia. Yah walau gimana pun aku harus bisa :p Ngomong-ngomong soal farmasi, aku tuh dulu gak tau apaapa tentang farmasi, ya itu tadi, aku tau farmasi dari orang tua, les, sekolah, dan searching internet. Katanya farmasi tuh jurusan yang menjanjikan di masa depan. Kalo kata orang tua aku sih Selain menjanjikan di dunia juga diakhirat, sekalian nyari duit sekalian nolong orang :p hehehhe.. “sambil menyelam minum air”. Sebenarnya saya masuk farmasi itu bukan kemauan sendiri, melainkan kemauan orang tua. Ya itu tadi karna “lemah di kimia” dan aku pun takut untuk kuliah farmasi, “takut gak sanggup” (tulah cha, belum menjalani dah kalah)  tapi org tua ku yakin akan kemampuan aku. Aku pasti bisa mengikuti kuliah dijurusan farmasi ini, walau agak sedikit “gapsi” GAGAP FARMASI :p -----------------------------------------------------------------Langsung kita sambung menyimak testimoni @nadiya .. Sebagai mahasiswa baru Fakultas Farmasi, ingin saya mengutarakan. Bahwa betapa selama ini paradigma saya (sebelum lebih jauh mengenal tentang dunia farmasi) dan mayoritas masyarakat lainnya adalah sangat dangkal untuk menilai bahwa farmasis adalah sekedar farmasis. Farmasis atau profesi apoteker adalah sebuah profesi yang nyatanya dapat dijadikan ladang amal bagi kita yang mengerti dan memahami. Sehingga suatu saat nanti, peran

21


farmasis akan dibutuhkan secara nyata oleh masyarakat, seperti layaknya dokter. Maka mulai saat ini, seharusnya pengenalan mengenai keprofesian farmasi dan perannya dalam bidang kesehatan harus diperjelas dan detil, serta dilakukan sejak dini (masamasa SMA). Agar pada perkembangannya farmasi akan menjadi pilihan pertama, bukan lagi menjadi serep atau “buanganâ€? dari fakultas lain. Iâ€&#x;m Proud to be An Indonesian

Pharmacist. -----------------------------------------------------------------Berikut dari @diananggriF.. Farmasi? F-A-R-M-A-S-I? Apa sih Farmasi itu sebenernya? Kalo dulu waktu gue masih SMA, pengertian Farmasi di mata gue cuma tentang obat-obatan. SELESAI. Yaa apalagi sih yang dibahas kalo bukan obat, obat dan obat. Kalo bukan obat, ya berarti bukan Farmasi. Gitu pemikiran gue. Tapi,

setelah hampir 1,5 tahun gue berinteraksi dengan

kehidupan sebagai mahasiswi Farmasi, membuka lebar mata gue kalo Farmasi itu nggak melulu ngomongin obat. Yah, walalupun obat tetap mendominasi. Karena pengaruh dari jurusan yang gue ambil juga sih, yaitu Analis Farmasi dan Makanan. Iya, Farmasi dan Makanan. Kalo Farmasi, udah jelas kan. Tetep balik lagi ke obat. Tapi kalo makanan? Nggak. Gue berani jamin kalo nggak ada unsur masak-masaknya

disana,

walaupun

judulnya

ada

makanannya. ------------------------------------------------------------------

22


Nah, ini pelajaran berharga yang didapat oleh @ninacaul “ini beratnya berapa?” ,tanya bu guru agak sangar tapi jenius . “rrrrr....3 gram buk.” Jawabku mengira-ngira. “masak segini 3 gram ? bener 3 gram bulat?” “mmm...3 gram kurang dikit buk” “kurangnya berapa?” “yaa kalo 2 gram lebih sih buk.” “KAMU ITU GAK BAKAT JADI ASISTEN APOTEKER, KAMU ITU BAKATNYA JADI PEDANGANG BAWANG DI PASAR. “ “MASAK NIMBANG OBAT KAYAK NIMBANG BAWANG. CUMA DIKIRA-KIRA. KALO KURANG DIANGETIN AJA. Haahhhh////” semprot guru itu. Atur

nafas.

Mringis-mringis.

Mata

melirik kanan-kiri.

Mungkin cuma itu yang bisa gue lakuin saat itu. Kena semprot dari guru “sesepuh” di lab praktek resep tercinta. Melihat ekpresi wajah teman-teman disekitar, mungkin seperti orang yang nonton OVJ dan bakal kena denda 10 juta kalo tertawa. ------------------------------------------------------------------

23


Farmasi itu Antara Kuliah, Labor, dan Tugas? Sekarang kita masuk ke dalam sesi

serius tapi mudah-

mudahan nanti bisa tidak serius juga tetapi tetap ada makna dalam ketidak seriusan. Judul ini adalah tiga hal yang wajib dilalui mahasiswa farmasi. Kenapa wajib, ya karena ini adalah tujuan utama seorang mahasiswa. Kalau tidak melalui tiga fase ini maka kemahasiswaannya di pertanyakan. (serius kan sesinya?) Kuliah, Labor, dan tugas. Tiga kata yang menjadi identitas mahasiswa farmasi, pagi pagi bangun mandi terus kuliah sampai ya kira kira jam 12 siang. Istirahat sebentar, terus sholat dan makan siang. Kira kira jam 2 siang kita sudah masuk lagi ke dalam ruangan yang biasa kita sebut Lab. Ga lama lama didalamnya, cukup sampai jam 5 sore. Okey, sepertinya sudah bisa bernafas lega kalau sudah berakhir jam lab, tetapi tunggu, jam 7 malam tugas dan laporan sudah menumpuk, hmmm... -----------------------------------------------------------------Ada cerita nih dari @MarinnaUtami, yuk kita simak... Untuk bab ini, saya akan bercerita tentang kehidupan saya di USU, karena sewaktu D3, keadaan tidak sehoror ini.. horror? Iya horror.. kami anak jalur ekstensi mempunyai jadwal praktikum pagi, dan kuliah siang dari jam 1 sampai dengan selesai. Selesainya jam berapa? Jam 5 udah kelar sih, tapi saya selalu sampai rumah malam hari, sesudah gelap.. ya.. banyak tugas yang harus dikerjakan, apakah itu di kampus atau di kos2an temen, dengan pemikiran bahwa.. saya sampai rumah..udah langsung tidur, gak ada ngerjai

24


apa2 lagi.. tapi yah..mana bisa, jurnal menumpuk.. bahkan istilahnya, kalo tidur bisa sambil nulis, maka nulis lah saya.. ya, praktikum kami seabrek, kadang seminggu ada 4 lab yang harus dimasuki, masing-masing lab punya jurnalnya atau kebijakan asisten lab.. untuk lab biofarmasi, jurnal diketik, perorangan, oke, mending.. kalo udah mepet bisa

copy paste dari punya temen, nah kalo lab farmasi fisik, jurnal tulis tangan, disertai literature sebagai lampiran, literatur minimal 5 buku, 2 di antaranya harus berbahasa inggris, dan dalam satu kelompok, literatur nya hanya boleh 2 macam yang sama, selebihnya harus beda, itu masih dari 2 macam lab.. masih banyak lagi lab-lab lain yang peraturannya aneh2.. belum lagi menghadapi asisten lab yang sifatnya berbagai macam, dari yang baik hati dan merakyat, sampai yang sangat horror, bahkan kita mendingan ngomong ama hantu ketimbang ama dia, atau ada yang tengil kali, sampe bawaan kita mau ngejitak dia aja, atau ada yang jahil, taunya

nyusahkan

praktikan

aja..

atau

yang

ganteng‌hahaha..sehingga kalo ada apa2..ngelapornya ke diaaa aja.. Belum lagi soal responsi..ada lab yang responsinya di luar jam praktikum, sehingga kita nguber2 dosen atau asisten untuk responsi, kalo gk responsi gk boleh ngelab.. Karena tau gk enaknya dianiaya batin oleh para asisten, maka sewaktu saya diberi kepercayaan menjadi asisten lab, saya berusaha menjadi asisten yang baik, dalam arti bukan baik selalu menye menye sama praktikan..bukan‌ tapi menjadi asisten yang sesuai prosedur, menerapkan segala hal sesuai kebijakan lab, tegas dalam menghukum, namun masih memiliki hati nurani terhadap alasan2 praktikan jika dia bersalah, serta membagi ilmu sebanyak-banyaknya kepada mereka, sama seperti bagaimana saya dulu menimba ilmu sebanyak2nya

25

dari asisten, itu cerita soal


ngelab.. jika sudah tiba jam kuliah..wauww.. oiya.. kuliah kami dimulai jam 1 siang, sementara praktikum terkadang jam 12 baru kelar, jadi kami hanya punya waktu 1 jam untuk beres-beres, makan siang dan shalat zuhur‌ ya ampun, bahkan pernah sekali waktu, saya lari-lari dari kantin dengan mulut penuh makanan, belum sempat minum, karena si dosen keburu masuk kelas‌ -__- . setiba di kelas.. mulailah datang dia.. sesuatu yang disebut kantuk‌ ya ampun.. bayangin, jam 1 ke atas itu.. jam ngantuk2nya.. saya bukan seorang yg tukang tidur siang.. bahkan belum tentu dalam 1 bulan saya ada tidur siang, namun pada jam segitu tetap saja rasa kantuk itu datang, kalo dosennya oke, membangkitkan semangat..fine.. kantuknya kalah, tapi kalo dosennya membosankan, alamak.. kuliah dia jadi seperti lagu pengantar tidur.. alhasil, kelas jadi senyap..bukan karena konsentrasi..tapi karena ngantuk.. Tapi entah kenapa, rasanya semua itu berlangsung begitu cepat.. dan yah... mungkin karena hari-hari horror itu selalu “ditemaniâ€? oleh sang spiderman di atas, jadi rasanya singkat sekali.. pada saat dijalani mungkin semua rutinitas, kuliah,lab dan tugas2..terasa berat sekali, bahkan berat badan saya turun 3 kg (mau diet, masuklah farmasi) namun setelah kita lewati terkadang kita merindukan masa-masa itu.. yah..merindukan bukan berarti ingin kembali.. hanya rindu.. ď Š ----------------------------------------------------------------Balik lagi ke topik, ketiga hal ini (Kuliah, Lab, dan Tugas) melatih

dan

mempertajam

kemamapuan

otak

kiri

mahasiswa farmasi, alhasil, mahasiswa farmasi menjadi seperti robot, kreatifitas berkurang. Setting-an jam belajar yang dipadatkan dan lama studi yang di press kemudian mahasiswa terkurung dalam paradigma indeks prestasi kumulatif membuat pikiran mahasiswa farmasi hanya

26


memikirkan “kapan cepat tamat dan IPK tinggi�. Sifat sosial yang seharusnya kuat melekat dalam diri mahasiswa farmasi berubah menjadi sifat individu yang maunya menang sendiri. Apa yang seharusnya dilakukan mahasiswa farmasi untuk menyiasati hal ini? Yaaaps, mahasiswa farmasi harus bisa mencari cari lain mengasah kemampuan yang sebenarnya ada

pada

dirinya

tetapi tidak ada

dalam materi

perkuliahan. Benar! Anda harus menguasai dan Menanam 3 Benih. Apa itu, baca bab Menanam Tiga Benih.

27


Menanam Tiga Benih Ajaib Teman teman, kalau saya bilang kuliah di farmasi itu seperti berladang. Kalau ada ladang, ada petani, nah, kitalah yang jadi petani tapi jangan numpang mandi (Nah, lo..). eh.. Tapi kita mau berladang apa dulu nih? Bibit apa yang mau kita tanam? Kita donk yang menentukan. Dalam menentukan perencanaan berladang kita berdasarkan apa? Nah teman teman masih bingung kenapa saya ibaratkan dengan berladang, tapi tidak masalah, nanti bakal tau sendiri. Dalam menentukan kita mau bikin ladang apa, kita harus melihat dari apa tujuan kita? Kalau berladang pastilah tujuan kita agar hasil ladang kita bagus dan dicari orang banyak. Benar kan? Begitu juga kuliah di farmasi, kita mau apa yang kita perjuangkan dan kita kerjakan di bayar mahal orang. ga usah malu deh, hasil akhir kita kuliah ini ingin kerja yang layak, dapat gaji yang layak, mobil yang layak dan istri yang layak kan? Eh, istri paling akhir atau awal ya? Waaah, itu terserah teman teman deh, kalau saya maunya di awal. He... Nah, kembali ke bibit apa yang ingin teman teman tanam? Kalau saya boleh saran nih, ada 3 bibit yang harus teman teman tanam selama berladang ini, eh, selama kuliah maksudnya. pertama bibit IPK, kedua bibit relasi dan ketiga bibit keberuntungan. Studi, Organisasi, atau Keberuntungan? Sebelum melanjutkan membaca bab ini, coba deh berhenti dulu bacanya dan kurang lebih 3 menit merenung dan memikirkan kira-kira kenapa ya mimin bikin judul bab ini dengan kata kata Studi, Organisasi, atau Keberuntungan?

28


Okey, sudah sudah, kembali lanjutkan membacanya. Tapi saya yakin teman teman masih bingung apa sebenarnya maksudnya mimin. Yuuk, kita bahas satu satu. Studi, organisasi, atau keberuntungan? Sebelum dilanjutkan lagi, teman teman mimin minta membagi 3 kata tersebut menjadi 2 bagian, jadi ada satu bagian yang terdiri dari satu kata dan satu bagian lagi terdiri dari 2 kata. Atau gini deh, teman teman pilih Studi dan organisasi, organisasi dan keberuntungan, atau studi dan keberuntungan? (simpan jawabannya dan diakhir bab baru di jawab ya...) 

Studi itu hasil akhirnya IPK



Organisasi itu hasil akhirnya relasi, dan soft skill.



Dan keberuntungan itu abstrak

Coba pahami 3 poin di atas (haha, bab ini memang butuh banyak pemahaman), ada IPK hasil dari studi, ada relasi hasil dari organisasi mahasiswa dan ada keberuntungan. Yuk, satu satu kita bahas,, Pertama IPK, siapa sih yang tidak tau dengan IPK? semua makhluk atas nama mahasiswa tau pasti dengan yang satu ini. IPK menjadi momok yang menakutkan bagi mahasiswa yang berorientasi pada studi karena andalan satu satunya adalah

IPK.

Semua

waktunya

diberikan

untuk

mendapatkan IPK yang baik. Anehnya, sabtu minggu pun dihabiskan buat mengejar IPK.. tapi tak dapat dipungkiri bahwa memang IPK adalah salah satu syarat dan menjadi tolak ukur prestasi mahasiswa. Kedua, Organisasi. Organisasi juga hal yang tidak mungkin tidak diketahui oleh seorang mahasiswa. Banyak jenis organisasi yang ada dikampus, entah itu kampus besar atau kampus kecil. Biasanya mahasiswa yang mengambil jalan ini dipanggil dengan aktifis. (Ciee ciee, aktifis ciee ciee...) cirinya

29


itu kalau kuliah suka duduk di depan, selalu mencari pertanyaan untuk di ajukan ke dosen, susah berhenti kalau udah

ngomong.

Kalau

jalan

bareng

mahasiswa

ini

katakanlah itu dari kafe ke fakultas dia banyak berhenti dan ngobrol sama orang, maklum deh banyak kenalan. Ketiga, keberuntungan. Nah ini ga bisa dipastikan, sifatnya abstrak. Tapi akhir akhir ini mimin ditawari pelatihan tentang mengundang keberuntungan. Sontak mimin kaget lah ya, kok bisa? Mimin tanya ilmiahnya, ternyata mereka memakai konsep energi positif gitu, katanya ketika kita senang, senyum dan bahagia, banyak energi positif dan itu mengundang keberuntungan. Allahualam deh.. Nah, pertanyaannya, dimana donk kaitannya antara ke tiga hal diatas? Gini ceritanya, IPK saat sekarang masih menjadi tolak ukur seseorang itu dahsyat luar biasa dan allahuakbar, jadi dalam perekrutan kerja masih ada syarat administrasi dengan IPK minimal, oleh karena itu orang yang punya IPK tinggi mempunyai akses yang bagus masuk ke berbagai pekerjaan. Tapi jangan salah, sekarang sudah banyak lowongan farmasi tidak lagi mensyaratkan IPK sebagai administrasi nya. Tetapi lagi kita juga jangan mengkampanyekan gerakan anti IPK, jangan.. tetap ikuti rule nya dan ya jalani saja. Nah, bagaimana nasib orang yang tidak punya IPK bagus? Tenang, masih ada relasi dan keberuntungan. Percaya deh, 2 hal ini menjadi faktor yang besar dalam menentukan keberhasilan kita. Kalau mimin boleh buatkan rumusnya seperti berikut: IPK = Relasi + Keberuntungan

30


Kisah nyata: 

Mimin punya teman nih, ga usah disebut namanya, teman mimin ini ujian kelulusan S1 nya mengulang 3 kali, ujian negara apotekernya mengulang 2 kali. Namun apa yang terjadi, ketika baru 2 hari diambil sumpah apotekernya dia udah dipanggil wawancara tahap akhir kerja di BUMN Farmasi mengalahkan lulusan terbaik dan mahasiswa IPK tinggi lain yang sangat ingin mendapatkan pekerjaan itu. nah, jalan ga tuh rumusnya?



Ada contoh lainnya, mimin punya senior, hampir tiap hari kerjaannya nongkrong melulu di kafe, ngopi, ngerokok dan ngobrol ngobrol. Kuliah mah iya, tapi ga terlalu fokus. Main main aja. Namun yang mengejutkan setelah itu dia keterima di DEPKES RI di Jakarta. Hmm..



Ada juga senior mimin yang memang fokusnya kuliah terus, IPK bagus dan sekarang dia menjadi plant manager disalah satu pabrik farmasi.

Dari ketiga contoh tersebut ternyata memang ada kaitanya, kaitan dalam arti alternatif atau solusi. Artinya, ketika kita punya permasalahan dengan IPK itu bukan berarti kiamat sugro bagi mahasiswa, ada alternatif lainnya. Tutupilah kekurangan kita dengan kelebihan kita, itu kuncinya, kalau kita kurang di IPK, ya sudah, perbanyak aja relasi. Sudah, selesai masalah. Lo kok bisa min? Sudah, jangan banyak tanya, kerjakan aja deh, percaya deh, yakin deh dan deh deh yang lain.. Okey ya, jadi agar ladang teman teman punya nilai jual yang bagus

dan berkualitas, maka

tanamlah bibit

berkualitas dan jenis ladang yang tepat, jangan kita menanam gandum di tempat orang yang ga suka makan

31


gandum, jangan berladang ubi disekitar negara yang ga suka makan ubi, kecuali ubinya mau di eksport, lain hal nya. Jadi, jawaban kenapa saya ibaratkan kuliah di farmasi itu ibarat berladang ya karena gelarnya itu lo, S.Farm. sarjana perladangan. Hehehhee, ga ga ga, becanda doank kok... Mencari Jati Diri, Saya Kura2, Kunang2, Kupu2 atau? Hihihihi, tag line-nya ini bukan berarti identik dengan hewan, atau jangan juga dibilang bab ini bab kebun binatang. Yang pasti ini akan membahas macam macam kegiatan mahasiswa dikampus. Sebenarnya teman teman sudah akrab dengan judul ini, tapi hanya sebatas tau aja, sisanya ga tau tau banget. Huft... Okey, kita lanjooood (kalian luar biasa).. Kalau kita tanyakan ke mahasiswa baru (red: BBMK) tentang apa siyh sebenarnya tujuan mereka kuliah, sebagian besar mereka menjawab adalah untuk mendapatkan gelar dan pekerjaan yang layak, ini adalah faktanya dan ini tidak bisa kita pungkiri. Peralihan dari dunia SMA ke dunia pendidikan tinggi itulah masa masa yang sulit dalam dunia perkuliahan, benar apa benar tu? Jika boleh dikatakan (jika ga boleh, bakar aja bukunya), bahwa masa peralihan dari SMA ke perguruan tinggi inilah yang disebut dengan masa masa pencarian jati diri, bukan berarti jati dirinya hilang, tapi belum ketemu. Nah, bagaimana menemukan jati diri seorang mahasiswa baru, itulah tugas pemerintah.. eh, ga dink, tugas dari mahasiswa itu sendiri yang mencarinya. Hiihihihi... Dikatakan riskan atau sulit dikarenakan terjadinya transisi kehidupan yang sangat drastis disini, seorang siswa akan

32


beralih menjadi seorang mahasiswa. Ketika menjadi siswa, kita dibiasakan dengan kehidupan sekolah yang serba tidak mandiri, tugas tersedia di buku teks, sekolah dijaga ketat dengan buku absen dan guru BP, kehidupan sekolah diatur dengan aturan yang ketat, proses belajar mengajar tersusun dengan rapi dari senin sampai sabtu. Lain halnya ketika beralih menjadi seorang mahasiswa, semua serba kebalikan dari SMA, absen dapat jatah 4 kali libur, mau merokok, mau cabut kuliah ya terserah, mau pake kaos atau kemaja juga terserah, mau rambut panjang ya ga masalah.. Disinilah titik temunya, jika seorang mahasiswa baru bisa mendapat bimbingan yang baik,maka bisa meminimalkan terjadinya kegagalan dalam pencarian jati diri. Begitu juga sebaliknya kegagalan seorang mahasiswa dalam mencari jati dirinya jika dia tidak bisa mendapat bimbingan ketika masa ini dilalui. (Haduuuh, udah ah seriusannya.. jadi bosan baca bukunya pasti...) Yuuuk, kita berorganisasi.. Kampus mempunyai banyak tawaran. Salah besar kalau ada anggapan kampus hanya buat kuliah saja. Banyak hal yang bisa di dapat seorang mahasiswa dikampus. Ada wirausaha, ada kepemimpinan, ada manajerial dan lain lainnya. Untuk lebih jelasnya silahkan ubek ubek bab penyelasan mahasiswa setelah wisuda. Di sesi ini saya mengajak teman teman semua untuk menguak indahnya berorganisasi. Organisasi itu asik. Serius deh. Kalau ga percaya, coba simak cerita di bawah ini: 

Ada seorang anak yang sifatnya pendiam, gemetar kalau bicara didepan umum, sukar berkomunikasi dengan orang lain tetapi dia punya niatan yang kuat untuk ikut berorganisasi

33


Ketika masuk kampus, dia terinspirasi orasi presiden mahasiswa

di

kampusnya

ketika

penerimaan

mahasiswa kampus. Sejak itu dia memutuskan untuk mencoba ikut organisasi 

Dia menceritakan keinginannya kepada hampir setiap orang. Senior, teman teman dan semuanya. Banyak yang mendukung dan banyak juga yang menertawakannya. “Farmasi kuliahnya sibuk dek, udah deh, ga usah ikut ikutan organisasi”.

Dia terus mencari jalan dan merintis dari level kepanitian

dan

struktur

terkecil

dari

sebuah

organisasi 

Dia kerjakan apa yang menjadi tugas pokok dan fungsi organisasi atau kepanitian yang diikutinya. Dia serap ilmu secara diam diam dari senior seniornya di organisasi

Semua pelatihan dan seminar diikutinya.

Keuletannya menghantarkannya untuk dipercayai mengetuai berbagai macam kegiatan.

Pernah juga menjadi mentri BEM termuda di organisasi tingkat universitasnya. Pernah jadi calon presiden mahasiswa meskipun tidak terpilih. Bahkan diakhir masanya dipercaya jadi Pembina salah satu organisasi mahasiswa profesinya.

Banyak menginisiasi terbentuknya organisasi baru yang dibangunnya.

Hampir seluruh kota sudah dijelajahinya baik di jawa,

dan

sulawesi.

Semua

pembiayaannya

ditanggung kampusnya. 

Dia sudah tidak lagi canggung berbicara didepan umum, bahkan sering diundang untuk mengisi kegiatan dan materi di berbagai kampus baik didalam dan diluar kotanya.

34




2 hari setelah diambil sumpah profesinya, dia dipanggil wawancara akhir untuk bekerja disalah satu BUMN di bidang farmasi.

Dari uraian tersebut terlihat jelas bahwa organisasi punya sisi lain dalam membangun kemampuan softskill seseorang. Merubah orang lain dari tidak ada apa apa menjadi luar biasa. Dari pribadi yang lemah menjadi pribadi yang kuat. Dari pribadi yang pasif menjadi kreatif dan dari pribadi yang takut bersaing menjadi pribadi yang punya daya saing. Banyak pernyataan yang sebenarnya sebuah alasan klasik yang menakuti orang orang untuk berorganisasi, 

Takut nilainya jelek. Nah lo, dipikirnya kuliah mengurangi daya nalar dan ingatan mahasiswa? Teori

darimana

tuh?

Malahan

orang

yang

berorganisasi itu rasa pengen tahunya besar, dan tidak mau ketinggalan. 

Takut ga bisa bagi waktu. Lho, emangnya habis kuliah terus pulang dir umahnya ngapain? Palingan tidur,

main

games,

malas

malasan.

Mending

organisasi dulu, pulang kuliah, main disekre, bikin proker,

belajar

memecahkan

masalah,

belajar

ngomong di rapat dll.. 

Takut mengganggu kuliah, yaaaa, kalau jadwalnya kuliah ya kuliah, kalau organisasi ya organisasi, nah lo kalau bentrok jam nya gimana? Ya liat donk prioritasnya. Mana yang lebih penting didahulukan. Intinya

kuliah

jangan

ganggu

organisasi

dan

organisasi jangan ganggu kuliah. Simpel kan? Udah deh jangan dibikin ribet... Mulai sekarang jangan ragu deh untuk berorganisasi. Dampaknya besar, besar banget malahan. Ga bakal ganggu kuliah kok. Serius deh ini. Masih ga percaya juga? Baca lagi tuh cerita tentang seorang mahasiswa diatas tadi. Liat step

35


step yang dilewatinya. Untuk mendapatkan prestasi yang tertinggi, dia mulai dari bawah. Ga mungkin langsung tinggi. Okey ya? Sipp? Oya, sebelum klupaan, orang yang ada dalam cerita diatas kebetulan mimin sendiri, Mimin, S.Farm, Apt. Hehehe.. -----------------------------------------------------------------Ada cerita nih dari sobat GFM @MarinnaUtami tentang organisasi nya.. yuuk disimak... “...... Lalu proses penemuan jati diri ini juga tidak terlepas dari sebuah tempat yang disebut organisasi. Banyak paradigma yang berkembang bahwa anak-anak yang “gila� berorganisasi, banyak yg jadi MA alias mahasiswa abadi. Hal tersebut tidak selamanya benar, tapi juga tidak selamanya salah.. memang benar, banyak teman kita.. terutama mereka yang kuliah di jurusan sosial, terlalu larut dalam

kegiatan

keorganisasian,

bahkan

yang

lebih

ekstrim..mereka rajin turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi dalam bentuk unjuk rasa, karena bagi mereka organisasi mereka sendiri belum cukup sebagai wadah tempat menyalurkan aspirasi, sehingga mereka lupa akan tujuan utama mereka di kampus ini, jangan

heran

kalau

banyak

anak

yaitu kuliah. Jadi organisasi

yang

menamatkan sarjana mereka, yang normalnya 4 tahun, menjadi 5,6 atau 7 tahun..eh..7 tahun sepertinya gak ada ya..udah di drop out di tahun ke-6.. tapi kira-kira begitulah..namun paradigma tersebut juga bisa salah.. juga banyak anak organisasi yang bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu. Saya sendiri.. di tahun ke-2 saya kuliah.. saya di angkat

menjadi

sekretaris

umum

Badan

Eksekutif

Mahasiswa (BEM) di Politeknik Kesehatan Medan. Namun hal ini tidak membuat saya larut dan lantas melupakan kuliah sebagai hal utama.. dan Alhamdulillah, setelah bergelut di dunia organisasi, justru IP saya meningkat dari

36


semester sebelumnya. Banyak hal positif yang bisa kita ambil dari berorganisasi disamping hanya prestise dan ketenaran. Di organisasi kita diajarkan menjadi seorang leader atau pemimpin bagi para anggota kita, dan yang lebih penting adalah bagi diri sendiri, karena sesungguhnya memimpin diri sendiri itu lebih sulit ketimbang memimpin orang lain. Dalam organisasi kita juga di ajarkan bagaiman pentingnya kerja sama atau musyawarah untuk mufakat, bagaimana kita menempatkan posisi kita sebagai pemimpin, jika kita seorang pemimpin, bagaimana menjadi anggota yang baik, juga bagaimana menjalin hubungan antar sesama anggota. Jadi intinya jati diri bisa kita temukan melalui berbagai cara atau hal, namun diri kita sendiri lah yang bisa memutuskan, kita ini siapa? Dan ditakdirkan menjadi apa?.. seperti sebuah

quotes : “Kalau kau terlahir sebagai seorang yang bukan siapa2, itu bukan salahmu, tapi jika kau mati sebagai seorang yang bukan siapa2 itu sepenuhnya kesalahanmuâ€? . -----------------------------------------------------------------Jadi, dua sub bab tersebut mengandung banyak makna walaupun banyak bercandanya. Tapi bercanda mimin itu mengandung makna. Kan sudah dibilang, aturan membaca buku spektakuler ini teman teman harus bisa mencari hal serius dalam ketidak seriusan.  IPK bukan segalanya, tapi jangan dikampanyekan juga IPK bukan segalanya, biarkanlah IPK tetap menjadi IPK.. mending fokus aja mencari IPK paling maksimal yang bisa kita raih, kalau masih rendah juga itu takdir atau bisa juga kutukan.  Cari

kelemahan

diri,

tutupi

dengan

mencari

kelebihan diri, kalau teman teman kurang IPK nya, ya sudah, cari hal hal lain yang bisa meningkatkan nilai jual kita. Tawaran yang ada di kampus salah satunya mencari relasi dengan berorganisasi. Kenapa

37


bisa min? Tuh kan banyak tanya, kerjain aja deh. Ga pernah dengar ya kalau banyak teman itu banyak rejeki, nah itu salah satu jawabannya.  Sering sering ulang baca bab ini, cari makna serius dalam ketidak seriusan dan jangan lupa sering sering promoin bukunya sama mahasiswa farmasi lainnya.  Ceritakan tentang bab 3 mantra ini kepada mahasiswa lain biar keberuntungan datang. (hehehe, modus)  Putuskan setelah membaca bab ini untuk ikuti berbagai macam kegiatan di kampusnya ya.

Foto mimin lagi memimpin aksi turun kejalan. walaupun kita mahasiswa farmasi, jika ada panggilan aksi, yuuuk, kita aksi.. hidup mahasiswa!

38


Siapa larang mengeluh? Setelah mimin mengamati twit-twit dari follower GFM dan dari melihat fenomena yang ada di kampus bahwa memang hal yang menjadi trending topik adalah keluhan keluhan kuliah di farmasi. Ada yang capek, ada yang bingung, ada yang galau. Pokonya semua kalimat negatif deh. Nah, inilah yang melatar belakangi mimin memasukan sesi ini dalam buku yang di prediksi bakal spektakuler ini. (hiihihihihi) Mimin sering ngetwit, kuliah di farmasi itu sulit, makanya prosesnya sulit dan cara lulusnya pun sulit. Kalau pengen mudah, cari juga tempat kuliah yang mudah, prosesnya mudah dan dapat sarjananya pun mudah, tapi setau mimin semua jenis jurusan itu sama aja. Sama sama sulit bagi orang yang mengeluh dan sama sama mudah bagi orang yang ikhlas. Nah lo.... Bagi teman teman yang islam, didalam Al-Qur'an ada salah satu surat yang artinya kira kira begini: “Dan jika kamu

menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya� (Qs An-Nahl 18). Nah, dari sini jelas bahwa nikmat yang telah diberikan Allah tak terhingga jumlahnya, jadi apa yang kita dapat hari ini adalah nikmat yang diberi Allah, termasuk kuliah di farmasi. Teman teman percaya deh, ini merupakan nikmat yang luar biasa. Banyak yang ingin kuliah di jurusan ini, tapi tidak semuanya bisa masuk dan kuliah di jurusan ini. Bagi agama lain mimin juga yakin pasti ada yang menjelaskan tentang nikmat tuhan. Mudah-mudahan kita bisa menjadi orang-orang yang bersyukur ya..

39


Nah, jadi ga ada deh gunanya mengeluh. Hidup ini indah teman-teman, begitu juga profesi ini, prosesnya begitu indah juga, tinggal kitanya aja memaknainya. Profesi farmasi adalah profesi mahal, banyak calon mahasiswa yang ingin kuliah di farmasi, tapi saat ini, kitalah yang beruntung. Kita lah yang bisa masuk dan berhak menyandang gelar farmasis muda.

Bukankah

itu

sebuah

tanda

bahwa

tuhan

mempercayai kita di farmasi? Jadi, jika ada yang merasa kesulitan, merasa tertekan, merasa tidak mampu, itulah seninya. Sekali lagi mimin bilang bahwa ini adalah profesi yang luar biasa, jadi, mendapatkan title Sarjana Farmasi atau Apoteker harus dengan cara yang luar biasa juga. Lucu kalau kita mau mendapatkan sesuatu yang dahsyat dengan cara yang mudah. Okey? Dalam salah satu ayat ada yang berbunyi, “Setiap kesulitan akan

datang

kemudahan

dan

begitu

juga

setelah

kemudahan akan datang kesulitan� jadi jangan takut teman-teman, yang dibutuhkan itu proses, ketika kita menjalani prosesnya dengan ikhlas, maka jalan akan terbuka lebar, percaya deh, ini bukan kata mimin. Nah, pertanyaannya sudahkah teman-teman menikmati prosesnya? Proses kuliah di farmasi. Banyak tahapannya dan banyak dinamikanya. Semua sebenarnya sudah mimin jabarkan dalam buku ini, tinggal teman-teman membaca dan mengiyakannya saja, jika ga sepakat teman-teman boleh kok bikin buku sendiri dan bikin pemikiran sendiri, hehehe.. Kalau mau jujur, mimin menamatkan masa studi sarjana selama lima setengah tahun, dan apoteker selama satu tahun dan mimin menikmati proses tersebut, menikmati

40


dalam artian bahwa mimin melewati tahap tahapan dalam setiap skenarionya. Alhasil, habis sumpah apoteker mimin langsung bisa kerja, ya mesti ga hebat hebat banget, cukuplah jadi salah satu apoteker di salah satu perusahaan BUMN. Ini artinya bukan mimin mengatakan bahwa kesuksesan ditentukan oleh lama kuliah, bukan,,, bukan itu‌ artinya bahwa,

orang

yang

menikmati

tahap

tahap

dari

kehidupannya dan ikhlas menerima apa yang diberikan akan lebih baik dari ada orang yang selalu mengeluh dalam melakukan pekerjaan. Percaya deh, sudah terbukti. Masih ingat dengan 3 benih ajaib? Nah, salah satu yang dapat mengundang keberuntungan adalah dengan tidak mengeluh dalam menjalani kegiatan selama menjadi farnasis muda. Kenapa bisa begitu? Tuh kan banyak Tanya, sudahlah, kerjakan saja. Jangan ditanya Tanya lagi. Action aja! Okay? Farmasis dengan hati Nah, bingung deh kalau sudah berbicara tentang hati. Wujudnya ga jelas seperti apa. Lonjong, pipih atau kotak kotak juga ga jelas. Yang pasti dia ada dan mengontrol semua hal tentang kita. Itu kata teorinya bukan kata mimin lo.. Orang banyak bilang kalau bahagia itu sederhana. Kalau mimin malah sebaliknya bahagia itu ga sesederhana apa yang kita pikirkan. Bahagia itu adalah ketika kita bisa berdamai dengan hati dan berdamai dengan hati itu sulit. Nah, untuk menjadi bahagia dan tenang itu kita harus bisa mengatur dan memanajemen hati. Yups! Manajemen hati.

41


D isini lah korelasinya dengan orang yang suka mengeluh. Orang mengeluh belum bisa mengatur ritme dan denyut hatinya (emang ada ya?). maksudnya, mereka belum bisa mengontrol hatinya untuk tenang. Kata orang suka terbawa emosi. Sibuk dengan tugas, stress dengan deadline, kejar kejaran waktu praktikum, ujian dan contoh contoh kegiatan lainnya yang semua menguras waktu, pikiran, tenaga, dan segala galanya. Masih ingat dengan hukum hancurnya partikel ga? Hehehehe,

stress

yang

meningkat

ditambah

dengan

tegangan yang meningkat akan menyebabkan kehancuran dari partikel. Nah, orang yang suka mengeluh itu sama ibaratnya dengan hukum ini. Orang yang mengeluh di ibaratkan dengan partikel yang sudah hancur. Hehehe.. bener.. kita adalah partikel. Dan ketika kita tidak bisa mengatur ritme tekanan yang diberikan kepada kita dan juga tidak dapat mengontrol tegangan yang ada pada diri kita maka kita akan jadi partikel partikel yang hancur. Hmmm.. dramatis memang. Jadi, intinya teman-teman tidak masalah buat mengeluh, boleh aja, asaaaaal‌. Jangan sampai kedengaran sama TUHAN..

42


Ngulang mata kuliah..? Hmm, Siapa Takut? Sueer, Bab ini adalah bab yang terberat untuk nulisnya. Bukan menulisnya aja, tapi juga melalui tiap tiap segmen dalam

kehidupan nyatanya.

Ngulang mata

kuliah...

hmmmm... siapa sih yang pengen ngulang? Atau ada yang memperhalusnya dengan memperdalam mata kuliah, haaaah, semua hanya bahasa klise, yang namanya ngulang mah kagak ada yang enak... Coba deh bayangin, di hari pertama ngulang mata kuliah, kita harus ketemu dengan junior yang dulu kita ospek, tekanan batin banget ga tuh? Hadoooh... terus coba deh liat sekeliling, haduuuh, teman teman seangkatan mana? Mana? Tapi lama kelamaan kita harus move on menerima kenyataan ini. Antara pahit dan pahit banget... cukup! Kadang gue berpikir deh, jelas jelas gue ga suka ni mata kuliah, tapi kenapa harus di ulang? Yang harus di ulang itu kan mata kuliah yang gue suka? Biar tambah dalam pemahaman, nah ini ga, mata kuliah yang nilainya jelek, sampai kapanpun ga bakal bisa berubah jadi baik, kecuali karena dosennya kasian liat gue terus.. hehehehhe... tapi ga semua juga siyh gitu, ada juga yang karena sesuatu dan lain hal. Tapi kalau memang ga bakat dengan mata kuliah, ya sudah, ga usah di ulang (pesan sesat...) Tapi ya itulah dunia pendidikan kita hari ini, menghargai seseorang dari jumlah IPK nya, ya mau ga mau ya harus mencari nilai sebaik baiknya dengan cara yang sesingkat singkatnya dan strategi yang sejitu jitunya, mengenai strategi menghadapi ujian, teman teman bisa loncat atau baca bab tentang Ujian dan strateginya..

43


Kembali lagi ke tema di bab ini, alasan ngulang itu apa siyh? Mimin sempat meneliti fenomena ngulang mata kuliah ini (gubrak.. bahasanya..), hasil penelitiannya itu sebagian besar ya karena nilainya yang ga standar (Berapa ya nilai standar?). dan jarang sekali atau hanya beberapa orang aja yang ngulang dari B ke A. Sebagian besar yang ngulang mata kuliah dari gagal dapat nilai standar itu dikarenakan memang tidak menguasai atau bisa dibilang ga minat dengan mata kuliahnya, dan sebagian kecil karena alasan sakit, kondangan dan lain lain. Wajar siyh jelek nilainya karena memang udah ga minat, nah, kalau udah ga minat kenapa diambil lagi? (lagi lagi ajaran sesat..) Mimin bukannya mengajarkan teman teman untuk tidak bangkit dari kegagalan, hal yang dapat kita ambil dari fenomena mengulang mata kuliah ini adalah: 

Kita ga bakal mungkin bisa sempurna, kalaupun pun mungkin

ada

yang

sempurna,

kemungkinan

disempurna sempurnakan, so? Yasudah, berjuang, berusaha dan berdoa, kalau gagal, ya cari cara lainnya.. 

IPK bukanlah segalanya ( ini bukan kata mimin aja lo..). IPK ga selalu dapat diandalkan. Yang perlu dari diri kita adalah kemampuan kita menjadi berbeda dari orang lain. Munculkan lah perbedaan yang positif dari diri kita yang dapat kita andalkan dan yang tidak dimiliki orang lain. Sekali lagi, IPK bukanlah segala galanya, coba deh search di mbah google dengan kalimat “IPK bukan segala galanya..� pasti banyak tuh yang keluar.. kemudian banyak timbul

pertanyaan,

bagaimana

memunculkan

kemampuan diri, coba loncat baca ke bab “mencari

44


jati diri, saya kunang -kunang, kura-kura atau kupu kupu..” 

Poin

berikut,

jangan

sampai

kebuntuan

kita

terhadap beberapa mata kuliah menjadikan kita patah arang, bukankah ketika satu pintu tertutup pintu pintuu yang lainnya akan terbuka? (waduuh, bisa juga serius nih ngomongnya..). dan ini bukan berarti

juga

kita

lalai,

bukan,

bukan

gitu.

Maksudnya, mari kita lakukan setiap proses belajar, jika sudah berusaha, berdoa dan beramal, yuk mari kita berihktiar dan beribadah, mudah mudahan segala yang terbaik menghampiri kita. 

Jangan

lupa

baca

bab

IPK,

Relasi

atau

Keberuntungan.

D-ilema, (Kali) Lima (Kali) (@sebilahsabil) Saya, yah saya sendiri… Iyah “saya”… stttt Jangan banyak tanya lagi, mari berdendang… Eh mari kita berenang bersama, menyelam dalam indahnya bahtera kehidupan calon”Menantu Idaman setiap mertua”. Saya, mahasiswi fakultas farmasi, Universitas “Ini” , semester sekian. Tinggi badan tidak lebih tinggi dari net bulu tangkis namun tidak lebih rendah dari net tenis lapangan. Ya kira kira 1.600 mm. Jika dikonversikan kedalam SI ( Satuan Internasional) adalah sama dengan 160 cm dan sama dengan 1,6 m. Dengan berat badan yang lebih sedikit daripada ideal. Maka, saya menyatakan bahwa sebagai mahasiswi Fakultas farmasi tidaklah selamanya menderita. Dengan predikat mahasiswa yang masuk melalui jalur paling awal, yah bisa diperkirakan jaman muda saya pastinya tidak lah terlalu bebal. Mungkin hanya sedikit

45


amburadul. Itu jaman muda.. Nah bagaimana ketika saya melalui jaman susah di era “kuliah farmasi”. Seumur hidup saya di Fakultas ini, yah setidaknya sampai semester sekian ini saya belum pernah merasakn sam sekali bagaimana memperoleh IPS lebih dari sama dengan tiga koma beberapa. Apa atau siapa yang salah? Masalahnya, kalau

saya

menyalahkan

“apa”

nyatanya

teman

sependeritaan bisa mendapatkan IP tiga koma beberapa, kenapa saya tidak. Lalu, “siapa” yang salah? Dosen? Orang tua? Teman? Ibu kos? Ibu kantin? Bapak Becak? Alahem… apa saya sendiri yang bermasalah? Tralala trilili… Syubidulalalala dubidubidam… Menjelang injury time saya baru merasakan paniknya sebagai mahasiswa amburadul acakadut. Dengan IP alakadarnya ( red : dua koma tidak seberapa) benteng ketenangan saya yang selama ini tegak berdiri di bombardier oleh orang tua ( sekali lagi bacanya beda ini, red Sumber dana kehidupan). O : Piye nduk, jare kuliah na kampus paporit, lha kok

nilaine ne disawang piye ngunu rasane. (Bagaimana ini nduk, katanya kuliah ditempat favorit, nilainya tidak enak untuk dilihat) S : Hehehe pripun njeh ibune, ngeh ngoten nikulah

buk… sae mawon lah.. menawi ibuk ningalipun kalehan ngantuk njeh. ( Bagaimana ya bu, ya begitulah bu… bagus saja lah.. Mungkin ibu lihatnya sambil ngantuk) O : Ealah cah ayu, wes pokoke pas lulus ibu mirsani iki

*sambil mengacungkan KHS* wes dadi telu koma akeh.

46


(Haduh anak manis, tidak peduli apapun yang penting saat kamu lulus ibu lihat ini sudah berubah jadi tiga koma banyak) S : *Ctaaaaar!!! Tuing tuing* *mual dan pening muncul secara surprised*

Njeh ibune… kulo usaha aken kagem ibu (Iya ibu… saya akan berusaha untuk ibu) Dari percakapan minim itulah, ketenangan batin saya menjadi porak poranda. Selama ini saya begitu menikmati surga bermain selama kuliah. Maklum lah, mahasiswa kan masa masa paling indah. Tahu sendiri kan bagaiman bisa bolos kuliah hanya dengan sekedar TA ( red : titip absen), macam anggota DPR gitcyuh… eh maaf saya keceplosan. Kupandang KHS penuh tawa bertaburan Berkelap kelip seumpama senyum miris Tampak sebuah lebih suram nilainya Itulah nilaiku, nilai yang s‟makin suram (Bintang Kejora ciptaan AT Mahmud, dengan banyak perubahan sesuai suasana hati) Malam sepi sendiri dalam keheningan kamar kos, meratapi kesedihan dan dilema sebagai mahasiswa farmasi. Semakin meratap jika mengingat kejadian beberapa bulan lalu. Nilai Kimia Organik, sebagai mata kuliah dasar dan Ilmu dasar untuk menjadi Farmasis Handal Idaman Ibu Bapak sendiri ataupun mertua. Nilai saya hanya sebatas “D-ilema”… dua kali saya ambil, saya perdalam dan saya memcoba menyelaminya… tatap saja ia seakan semakin menjauh dari ku. Isak tangisku mengiringi kepedihan malam yang semakin menjadi. Pedih sepedih pedihnya. Dan saya dengan

47


tekat bulat sebulat badan saya, sebulat pipi saya dengan ini akan mengulang mata kuliah penyiksa batin saya! Yeha… Paling tidak berubah menjadi ke-B-ahagiaan lah, tidak muluk

muluk

lah…

hanya

ngoyo!

Ehem…

Intinya

percayalah… Farmasis itu adalah amanah, bagaimanapun jalannya kita kecebur kedunia ini dan bagaiman kita melalui prosesnya agar menjadi kebanggaan bagi orang di sekeliling kita. Banyak penduduk dunia belum tahu, bahwa yang “menyembuhkan” pasien itu kita bukan sodara sejawat kita yang itu tuh… Karena apa… Kita yang bisa membuat seseorang semakin menderita ataupun membuat “surga” dunia untuk sodara pasien. Percayalah… kita akan bahagia dengan ilmu kita kelak… **** Pernah melihat mahasiswa yang “matang”… yah matang sekali… mengambil mata kuliah yang sama sampai lebih dari lima kali.. dia hadir baik saat kuliah normal ataupun saat open semester ( mata kuliah dibuka khusus mahasiswa mengulang). Ibarat pepatah ya… bersakit sakit dahulu bersenang senang kemudian, dirasakan pas sekali untuk saat saat seperti ini. Dalam kerasnya dunia mahasiswa farmasi di tuntut untuk tangguh. Kita belajar ilmu sapujagat.. mulai dari kimia, biologi, fisika, bahkan matematika… Kebanggan inilah yang harus selalu kita bawa sampai akhir menutup mata…

Tetep semangat buat mahasiswa muda.. Kalian

adalah asset yang belum dilihat dunia, dan persiapkan diri kita agar saat kita terlihat oleh dunia, kita siap menjadi The Best Pharmacys… sahabat masyarakat, sahabat sehat… ------------------------------------------------------------------

48


Ada cerita nih dari @tweetrian tentang ngulang mata kuliah, disimak ya... Saya punya kisah sedikit dari pengalaman saya akan hal diatas. Jadi ceritanya teman saya ini adalah mahasiswa semester 7 dan mengulang kuliah dengan para maba (mahasiswa baru) yang notabene masih hijau dari situasi perkuliahan terutama pada farmasi, singkat cerita pada pertemuan terakhir kuliah tersebut disaat itulah teman saya yang cuek ini pun tak hadir pada kelas mata kuliah ini dan tak dinyana ternyata dosen tersebut sebelumnya telah menginfokan pada ketua kelas maba itu untuk mewajibkan seluruh mahasiswa agar dapat hadir seluruhnya karena akan ada tugas yang nilainya nanti akan menggantikan nilai ujian akhir sehingga tak akan adalagi ujian di akhir semester dan bisa dipastikan teman saya yang tak hadir ini pun “gagal total dalam mengulangâ€? sudah mengulang dan ternyata gagal dapat nilai bagus untuk memperbaikinya, alhasil diapun mengulang kembali dengan maba pada tahun selanjutnya.. *miris* Untuk itu dari pengalaman saya tersebut memunculkan kiat-kiat dalam hal mengulang, diantaranya: 

Benar-benar mencari teman senasib agar tak masuk kelas sendirian dan bergumul dengan para junior sehingga tak begitu banyak malu karena punya teman

senasib,

tetapi

jika

benae-benar

tak

mempunyai teman senasib maka ikuti kiat yang kedua. 

Membaurlah dengan para junior dikelas tersebut terutama dengan ketua kelas, karena selain akan mendapatkan informasi jadwal perkuliahan dan tugas, senior juga bisa membaur mengerjakan tugas

49


kelompok (jika tugasnya mesti berkelompok) atau bahkan mendapatkan jawaban-jawaban dari tugas individu (yang ini jangan dicontoh hingga terlalu jauh yaa.. malu donk karena mestinya yang ada itu terbalik.. masa iya yang mengulang masih juga nanya jawaban tugas sama junior) 

Perbaiki sifat acuh dan cuek anda terhadap perkuliahan dan dengan junior, karena sifat inilah yang pada akhirnya akan menjerumuskan ke jurang ketidaklulusan banyak mata kuliah anda, karena farmasi yang saya ketahui biasanya adalah program studi yang menuntut kerjasama dalam segala hal bahkan hingga ujian pun (hayooo.. ngaku. pasti ada saja kan??). acuh dan cuek sih boleh-boleh saja asalkan anda termasuk dalam mahasiswa pandai diatas rata-rata, tapi ini tidak berlaku dalam hal mendapatkan

informasi

disebutkan sebelumnya.

50

kuliah

seperti

yang


Hari Kebangkitan Farmasis Muda Indonesia! Hahaha, sesi ini diawali dulu deh dengan ketawa. Siapa yang

mau

ketawa

silahkan

dulu

ketawa,

karena

kebanyakan dari farmasis muda selalu serius. Entah apa yang

bikin

teman-teman

menjadi

serius.

Menurut

pengalaman mimin selama kuliah, rumus kimia itu tidak akan

pernah

mempelajarinya,

menjadi dia

mudah

akan

terus

ketika

kita

rumit dan

serius sampai

kapanpun bakal rumit. Kenapa bisa begitu min? Pasti keluar pertanyaan itu. teman teman jangan banyak tanya deh, iya in aja.. hihihihi.. Pernah denger belum kapan sebenarnya hari kebangkitan Farmasis Muda Indonesia? Pasti pada bingung ya? Pasti banyak yang ga tau juga. Yang penasaran pasti konekin internet terus ketik “Hari Kebangkitan Farmasis Muda Indonesia� di mbah google. Ya kan? Iya donk... donk donk... (apaan siyh...) Okey deh, mimin kasi tau kalau hari kebangkitan farmasis muda indonesia itu di peringati setiap tanggal 10 Juni. nah pasti banyak yang bertanya, kenapa sih min tanggal itu di tetapkan sebagai hari kebangkitan farmasi muda Indonesia? Iya kan? Tapi ntar, pasti mimin jawab kok sejarahnya kenapa tanggal 10 Juni ditetapkan sebagai hari kebangkitan farmasis muda Indonesia. Sabar ya, dari paragraf ini sampai ke paragraf berikutnya teman0teman tebak tebak buah manggis aja kenapa dan mengapanya. Sipp? Okey, kita bahas dulu esensial sebenarnya apa makna dari hari kebangkitan farmasis muda Indonesia ini. Sebenarnya

51


kita tidak perlu menetapkan kebangkitan farmasis muda Indonesia karena setiap hari kita harus bangkit! Bener ga? Kita sudah lama tertidur panjang, saatnya hari ini kita mengejar apa yang harus kita kejar. Profesi ini butuh teman teman, profesi ini butuh kita, profesi ini butuh sumbangsih dari farmasis muda indonesia. Jika lama lama tertidur, ntar jadi gendut dan susah bergerak. Nah, pertanyaannya, apa yang udah kita berikan untuk profesi ini? Ada sebuah kutipan dari mantan presiden amerika serikat John F. Kennedy yang bunyinya kira kira “Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu!” hal ini senada sebenarnya dengan apa yang dikatakan admin dari akun twitter terdahsyat abad ini @guefarmasismuda yang bunyinya kira kira “Jangan tanyakan apa yang profesi Farmasi ini berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada Profesi Farmasi mu ini! Nah itu dia.. Ada statmen atau pernyataan dari kebanyakan farmasis muda saat ini, “kita masih mahasiswa min, suara kita ga didengar, ntar ntar aja deh kita bantu bikin sesuatu di farmasi..” duuuh, miris banget dengernya, mau tunggu sampai kapan? Mau udah ubanan baru berkontribusi? Huft, kontribusi itu dimulai dari muda, jangan tua baru mulai berkontribusi. Sama aja waktu disuruh sholat, ntar aja deh kalau udah umur 40-an, sekarang kan masih muda, masih lama hidupnya, hehehhe. Heh boss! Umur siapa yang tau sampai

kapan?

Selagi

kita

masih

bisa

yuk,

mari

berkontribusi. Pertanyaan berikutnya, “okey min, sekarang saya akan coba berkontribusi, tapi kontribusi apa yang bisa kami berikan?” nah, ini okey lah pertanyaannya. Kita mau mulai dari mana? Hmmm, dari mana ya? Bingung juga miminnya. Mungkin karena profesi ini memang butuh pembenahan disemua sisi.

52


Tapi kontribusi terbaik teman teman adalah cobalah mencintai profesi ini dengan jiwa. Yaaaps! Hari ini farmasi krisis orang orang yang mencintai profesi ini. Apakah bukti kita mencintai profesi ini adalah dengan lisan saja? Tidak, mencintai profesi ini dengan tindakan. Kode etik dan arahan dalam berprofesi farmasi sudah ada. Tinggal kita jalani saja. Namun kenyataannya sekarang, masih banyak yang mengaku cinta profesi ini tetapi masih saja tidak berpraktek mengarah kepada arahan yang telah menjadi filosofi dasar profesi ini. Jika kita tidak mencintai profesi ini dengan benar apakah itu yang dikatakan berkontribusi? Okey teman-teman, cukup dulu seriusnya, ntar jadi bosen. Intinya, jika kita ingin benar benar puas dalam menjadi mahasiswa farmasi, yuuuk, mari baca lagi dengan sungguhsungguh bab tentang Rekonstruksi Niat, mari kita perbaiki lagi niat, bagi yang sudah salah bangun niat, yuuuk, di pugar lagi dan dibangun dengan niatan yang lebih baik. Jika dari mahasiswa saja kita sudah tidak cinta dengan profesi ini, gimana nantinya? Bisa saja kitalah salah satu yang ikut merobohkan profesi ini. Yuuk, mari, kita panggil jiwa kita untuk menjadi farmasis yang kaffah yang benar benar farmasi. This ini my calling,

this is my pride! Untuk langkah awal, farmasi hanya butuh itu, butuh mahasiswa yang benar-benar mencintai farmasi. Kalau kita sudah yakin dan cinta dengan farmasi, langkah berikutnya apa? Yaaaa, langkah berikutnya lakukan hal kecil yang bisa teman teman lakukan untuk farmasis. Bertindaklah di masyarakat selayaknya farmasis. Teman teman adalah sumber informasi tentang obat. Jika kita belum punya hak

53


berpraktek, kita masih punya hak memberi informasi. Jika ada masyarakat yang kebingungan tentang obat obata, teman teman bisa memberi jawaban. Tentu saja dengan literatur yang benar. Setidaknya bolehlah ISO atau MIMS selalu ada di tas teman teman, sekedar sumber informasi saja. Atau juga bisa mengandalkan fasilitas internet yang ada di HP masing masing. Dengan melakukan hal kecil, teman-teman sudah berkontribusi terhadap profesi ini. Okay? Masih

banyak

sebenarnya

hal

hal

yang

bisa

kita

kontribusikan terhadap farmasi. Tidak harus menjadi orang besar untuk merubah farmasi ini. Tidak juga butuh orang pintar untuk mengubah profesi ini kearah lebih baik. Cukup dengan kita berusaha mencintai dan berkontribusi terhadap profesi ini maka lambat laun profesi ini akan jadi profesi besar! Bukankah sapu lidi dibangun dari lidi-lidi yang kecil? Bukan gedung yang besar dibangun dari batu bata yang kecil? Bukankah mobil dan barang-barang elektronik dibangun dari komponen komponen yang kecil? Bukankah tubuh kita dibangun dari sel sel yang kecil? Tapi sekarang bukan masalah bisa apa tidaknya, Tapi mau apa ga nya kita! Kalau mau, hayooo, mulai dari sekarang! Setiap orang ingin perubahan kearah yang lebih baik, tapi tidak semua orang ingin merubah dirinya. Yaaa! Perubahan dimulai dari yang kecil, perubahan dimulai dari diri sendiri dan perubahan dimulai dari sekarang!

54


Untuk itu 10 juni mari kita jadikan peringatan dan momentum kebangkitan Farmasis Muda Indonesia, bukan berarti kita harus bangkit tanggal 10 juni saja, tidak, kita harus bangkit setiap hari, kita harus membangkitakan profesi ini dari ketenggelaman yang berkepanjangan. Kita harus bisa menegakan pondasi pondasinya dengan filosofi dasar profesi farmasi. Mari teman-teman, kita hadirkan diri kita menjadi insan farmasi yang handal. Selalu terdepan dalam pelayanan terhadap masyarakat. Profesi kita profesi mulia dan butuh orang

orang

mulia

dan

cara

cara

mulia

dalam

menjalankannya. 10 Juni diperingati sebagai hari kebangkitan farmasis muda Indonesia. Im a Pharmacist, this is my calling, this is my pride! Ingat ya, 10 juni itu hari kebangkitan farmasis muda indonesia karena pada tanggal 10 juni itu akun twitter terheboh se jagat farmasi se Indonesia @guefarmasismuda lahir! 10 juni! Yaaaaa, 10 Juni! Hehehe... Mudah mudahan teman-teman sepakat dengan ini dan selalu ingat kalau 10 juni adalah hari kebangkitan farmasis muda Indonesia. Coba kita tes lagi, tanggal 10 Juni diperingati

sebagai

hari

apa

teman-teman?

“Hari

kebangkitan farmasis muda indonesia miiiiiiiiiin.....� okey, pinter!

55


Gue Farmasis Muda itu, SAYA! “Jika ada yang bertanya, siapa sih Gue Farmasis Muda itu? Maka dengan lantang teman-teman harus jawab, Gue Farmasis Muda itu SAYA!� Ada kalanya kita bersembunyi dan ada kalanya kita muncul, ada kalanya kita di depan ada kalanya kita di belakang. Ada kalanya kita menang dan ada kalanya pula kita kalah. Semua udah diatur, percaya deh. Semenjak saya di farmasi, banyak hal yang sudah di lewati. Dan semua hal sudah banyak saya amati. Terutama yang berkaitan dengan profesi ini. Semua sudah saya coba untuk memahami apa itu profesi ini sebenarnya. Sampai lah pada satu kesimpulan saya bahwa profesi farmasi adalah profesi yang luar biasa. Profesi yang mulia dan profesi yang dibutuhkan oleh orang. Saya ga akan bahas peran dan fungsi profesi ini seperti apa Karena yakin dan percaya teman-teman sudah memahaminya. Yang menjadi permasalahan dan bahan pemikiran saya selama ini adalah profesi ini tidak berjalan seperti seharusnya profesi ini berjalan. Banyak hal yang di luar kebiasan dari profesi ini terjadi dan ini berlangsung secara terus-menerus dan bahkan sudah kronis. Salah satu cara yang dapat saya simpulkan untuk mencoba ikut andil dalam perbaikan profesi ini adalah merangkul teman-teman farmasis muda. Karena akar dari semuanya adalah farmasis muda. Saya pengen teman-teman farmasis muda memahami profesi ini dari awal dan berada dalam barisan orang orang yang ingin profesi ini baik.

56


Saya tidak menanamkan satu idealism yang keras kepada sobat GFM sekalian karena teman-teman berhak untuk punya idealisme dan garisan berpikir masing masing, saya hanya ingin satu hal saja, teman-teman benar benar mencintai profesi ini dengan hati dan mampu menghadirkan jati diri teman teman sebagai seorang farmasis. Itu saja keingan terbesar saya. Tentunnya semua itu dimulai dari awal dari masa masa kita menjadi farmasis muda.. rite? SIAPA ADMIN GFM? Saya sadar tidak harus selamanya bersembunyi di belakang admin GFM. Sekarang lah saatnya saya melepas status rahasia sebagai admin. Bukan berarti pengen terkenal atau sok terkenal, gak, ga ada niatan seperti itu. Sekarang sudah tidak mahasiswa lagi, tidak mengetahui secara detail lagi fenomena-fenomena terbaru dalam dunia mahasiswa farmasi. Jadi sudah tidak pas untuk terus bersembunyi di balik kedok GFM. Tak ada yang abadi seperti itu orang orang bilang. Tapi bukan berarti akun GFM harus ditutup, ga, ga mungkin. Biarkan akun ini terus muda dan biarkan semangat saya tetap muda. Dan biarkan tetap berkibar. Saya dilahirkan dari ayah yang juga seorang farmasis dan ibu guru. Tapi di rumah manggilnya papa sih, hehehe.. Papa mimin Guru besar farmasi di Universitas Andalas, Padang. Dan so pasti mimin juga berasal dari Universitas Andalas. Sebuah pertanyaan besar dari sebagian follower GFM, Min lo kuliah di mana siyh? Nah, ini jawabannya. Mimin alumni Universitas Andalas Padang. Angkatan 2006. Jikalah ada pertanyaan tentang orang yang bercita-cita masuk farmasi dari kecil itu orangnya adalah mimin. Mimin sering berseloroh kalau sejak lahir itu mimin sudah pegangannya lumpang dan alu. Hehehe‌

57


Terinspirasi dari papa mimin itu lah mimin pengen masuk farmasi, walaupun keinginan lain mimin juga pengen masuk kedokteran.

Biasa…

jangan ketawa… sudah lumrah..

hehehehe… Di kuliah mimin bukan orang yang pinter, IPK S1 mimin cuman 2,64. IPK Apoteker itu 3,30. Tapi kebanyakan follower mimin nebak mimin IPK nya lebih dari 3, mimin ketawa ketawa aja. Sambil berseloroh mimin jawab, ya memang mimin ga pinter, tapi pinter pinter aja. Hehehe…… Kalau boleh jujur, selama S1 mimin banyak tidak menguasai mata kuliah, terutama yang berhubungan dengan KIMIA dan FISIKA nya farmasi. Alhasil nilainya alakadarnya aja. Dan mimin ga berniat untuk megulangnya karena ya udah tau kita ga bisa ya ngapain di ulang. Ga bakal bisa di paksakan. Hehehe. Beda halnya dengan kuliah Apoteker. Mata kuliahnya lebih menjurus dan itu mimin suka dan serius. Ya meskipun ga tinggi-tinggi banget, 3.30 cukup lah. Hehehehe…… Selama kuliah mimin aktif di berbagai organisasi mahasiswa, mulai tingkat BEM FAKULTAS, BEM UNIVERSITAS dan juga ISMAFARSI. Semua sudah mimin geluti dan Alhamdulillah berdampak baik bagi pekerjaan mimin sekarang. Punya banyak teman, punya banyak relasi dan punya soft skill yang cukup untuk bisa terjun ke dunia kerja. Sekarang

mimin

bekerja

sebagai

Manager

Apotek

Pelayanan di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Sebuah BUMN yang sebelumnya mimin ga kepikiran untuk bekerja di perusahaan ini. Tapi mimin percaya ini bukan semata-mata di berikan pekerjaan ini ke mimin, tapi mimin percaya ini adalah hasil dari kerja keras mimin selama kuliah. Kerja

58


keras yang tidak hanya kuliah, tapi berhasil mendapatkan sisi sisi lain dari apa itu kuliah yang sebenarnya. Mimin ibarat kan kalau kuliah itu tidak hanya belajar materi semata, tapi ada hal lain yang harus kita dapatkan. Yaaaps, teman teman sudah tau dan baca itu di bab bab terdahulu, IPK, Relasi dan Keberuntungan. Itu 3 hal yang harus kita cari dalam kuliah. Harapan ke depan, sudah saatnya profesi ini tidak lagi menyandang title sebagai profesi berkembang. Profesi ini harus menjadi profesi yang maju dan terdepan. Ingat, ini bukan masalah bisa apa ga nya, tapi kita mau apa ga nya untuk maju dan terdepan. Mulai lah dari sekarang mencintai profesi ini secara real. Jadilah farmasis muda yang kaffah, farmasis muda yang benar benar paham dan mengerti profesinya. Sehingga kelak ketika kita benar benar menjadi farmasis kita bisa memperlihatkan jati diri profesi kita dalam setiap perilaku kita. Kita harus hadir dan melihatkan bahwa inilah kita, farmasis Indonesia. Mohon maaf jika banyak kata-kata mimin yang allay, lebay dan tidak pada tempatnya, itu hanya cara mimin menghantarkannya. Bisa saja menurut mimin lucu, tapi menurut teman teman garing, tapi apapun itu, kan sudah dijelaskan, aturan membaca buku ini adalah “Ambil hal serius dalam ketidak seriusan mimin�. Hehehe dan buku ini tidak ada kesimpulannya di bagian belakang buku, jadi teman teman silahkan simpulkan sendiri dan tentukanlah jalan hidup teman teman pengen seperti apa, Okay? Sipp! Oiya, hampir lupa, nama tokoh mimin dalam buku ini adalah saya, BERLY SURYA DHARMA, S.Farm, Apt.

59


60


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.