Tabloid Genta Andalas Edisi 68

Page 1


EDITORIAL

Tabloid Genta Andalas diterbitkan oleh: Unit Kegiatan P ers Mahasiswa Pers Genta Andalas dengan SK No.373/XIII/Unand-2001 Pelindung: Prof. Dr. Tafdil Husni, SE., MBA Penasehat: Prof. Dr. Ir. Hermansah, MS., M.Sc Pembina: Dr. Rembrandt, S.H., M.Pd Dewan Redaksi: Laila Mukhtari Wizra, Muhammad Yaqub BE, Randy Febrian Adha Giva Sakinah, Clara Octaria Rija, Gita Puspita, Lailatul Zuhri Indriani, Lita Mailani, Putri Ramadani, Rafika Surya Bono, Suci Ramadhanty, Yori Andriani, Ully Saputri, Annisa Radhiani, Devita Sari, Fanny Wulandari, Nite, Rahmawati Ramadhan, Rina Sephtiari, Risesa Oktaviani, Syinta Tesya Apriliani, Wina Sartika Pemimpin Umum: Syukri R. Yoga Sekretaris Umum: Nadyra Febriani Bendahara Umum: Rizka Desri Yusfita edaksi: Redaksi: Pemimpin R Mis Fransiska Dewi Pemimpin P erusahaan Perusahaan erusahaan: Ratna Sani Tambunan Pemimpin P Prr oduksi: Novia Ratna Dewita Pemimpin Litbang: Rival Lidra Redaktur P elaksana: Pelaksana: Suci Addina Islamy Koordinator Liputan: M. Ilham RF, & Ulfa Sevia Azni Redaktur: Endrik Ahmad Iqbal, & Rafikha Novita Sari Bisnis & P eriklanan: Periklanan: Muthia Ekadiany Marketing & Sirkulasi: Metria Indeswara Layouter: Agung Ramadhan Ilustrator: Indah Hestina Yulianti, & Mishtafiyatillah Videografer: Ade Rahmat Syarif, & Nindika Widya Tirta PSDM: Azalia Mutiara Fitri Event Organizer: Novia Permata Sari Riset dan Survey: Ilham Ramadhan Anggota: Renal Afrizal Dicetak oleh: PT adang Graindo Mediatama PT.. P Padang (Isi di luar tanggungjawab percetakan)

Sengkarut Di Kampus Luar Domisili

S

elain memiliki kampus pusat di Limau Manis Padang, Unand juga memiliki kampus di luar domisili yaitu Kampus II di Kota Payakumbuh dan Kampus III di Kabupaten Dharmasraya. Meskipun terbilang baru, peminat dua kampus tersebut cukup meningkat dari tahun ke tahun. Namun, hal tersebut tidak diiringi dengan sarana dan prasarana yang memadai, sistem pembelajaran yang kurang jelas, dan minimnya kegiatan kemahasiswaan karena terhalang dana. Padahal kampus II dan III mempunyai fungsi yang sama dengan kampus pusat, yakni sebagai tempat perkuliahan dan tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan yang mendukung perkuliahan. Namun, bila dilihat dari segi fisik, terdapat perbedaan yang sangat mencolok dari gedung-gedung kampus tersebut. Hingga saat ini kedua kampus tersebut masih perlu banyak pembenahan. Terlebih kondisi di Kampus III Dharmasraya yang notabene tanahnya masih milik pemerintah daerah, berbeda dengan kampus II Payakumbuh yang aset tanahnya sudah menjadi milik Unand. Hingga saat ini pembangunan di Kampus II dan III terhenti untuk sementara. Hal ini mulai terjadi ketika keluarnya Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) yang menyatakan, dana bantuan sosial dan hibah itu boleh asalkan selektif dan bisa dipertanggungjawabkan. Seperti yang tertuang dalam Permendagri Nomor 14 Tahun 2016.

Pihak kampus terkesan lambat mengatasi hal ini setelah berlakunya sistem tersebut. Sampai sekarang, Kampus II dan III kondisinya masih memprihatinkan. Proses belajar mengajar pun sering terkendala, hal ini diakibatkan dosen yang sering alpa. Alasannya klise, seperti jarak antara Padang-Payakumbuh, ataupun Padang-Dharmasraya menjadi alasan yang sering terdengar jika dosen berhalangan hadir. Tentu mahasiswa pun jengah. Masalah uang kuliah, toh mereka membayar sama dengan mahasiswa Unand kampus pusat, tidak ada bedanya. Wajar jika mereka merasa dianaktirikan. Di sisi lain, pihak Unand berdalih sudah ada upaya untuk memperbaiki sarana dan prasarana, dosen, tenaga kependidikan, serta sumber daya lainnya bagi kampus II dan III. Begitupun dengan pemerintah daerah yang berkomitmen agar kampus Unand yang ada di daerahnya dapat maju dan berkembang. Tapi, sudah adakah bukti konkret dari Unand maupun Pemda di kedua kampus tersebut? Jika sudah, tak mungkin rasanya mahasiswa kampus II dan III jauh-jauh ‘mengeluh’ ke Kampus Unand Limau Manis pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei lalu. Bukankah itu sebuah pertanda mulut mereka sudah terlalu ‘gatal’ untuk menyampaikan semua keluhan dan ketidakadilan pendidikan yang mereka dapati?

Dapur .................... 2 Jendela .................. 3 Laporan Utama ...... 4 Sorotan Kampus ..... 6 Feature ................... 7 Laporan Khusus ...... 8 Survei ..................... 9 Liputan ................. 10 Galeri

..................

12

Rehat ................... 13 Aspirasi

................

14

Aneka Ragam ............. 16 Teknologi .................. 17 Aktivis .................. 18

Salam Redaksi Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

P

uji syukur atas kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya, kami segenap Kru Genta Andalas dapat menghadirkan tabloid edisi LXVIII April-Mei 2017 kepada khalayak pembaca guna memenuhi kebutuhan akan informasi. Selawat beriring salam tidak lupa kami haturkan kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan penerang jalan seluruh umatnya. Lega, syukur, haru dan bangga adalah gambaran perasaan yang kami rasakan setelah menyelesaikan tabloid pertama di kepengurusan 2017-2018. Berbagai halangan dan rintangan mewarnai perjalanan panjang berhasil kami lalui untuk menghadirkan kembali tabloid Genta Andalas ke tangan pembaca. Di sela-sela perkuliahan yang padat dan juga ujian akhir semester genap, segenap kru mencurahkan seluruh tenaga, pikiran, perhatian, dan waktu. Seperti tak kenal lelah dan terus berjuang, berburu informasi terkini untuk menyajikan berita informatif dan karya terbaik demi terbitnya tabloid mahasiswa Genta Andalas edisi LXVIII. Pada edisi pertama di kepengurusan ini, kami menghadirkan

laporan utama mengenai keadaan Kampus Unand II Payakumbuh dan Kampus Unand III Dharmasraya. Selanjutnya, kami juga turut menghadirkan laporan khusus terkait kebijakan baru mengenai wisuda berbayar bagi mahasiswa bidikmisi dan UKT. Semuanya akan kami bahas dalam sajian laporan khusus. Pada rubrik sorotan kampus, kami menghadirkan mengenai kejelasan pembangunan gedung Fakultas Teknologi Pertanian dan dilema Unand soal kebijakan surat pernyataan bebas LGBT. Selain itu kami juga menambahkan kritik sastra sebagai pelengkap rubrik sastra dan seni. Tak ketinggalan kami juga menghadirkan jawaban sms-mu untuk menjawab berbagai keluhan mahasiswa. Semoga tabloid ini dapat memenuhi rasa keingintahuan dan kebutuhan informasi kehidupan kampus bagi pembaca. Sehingga mampu mewujudkan eksistensi kami sebagai pers kampus. Kritik dan saran yang solutif kami harapkan dari pembaca, agar karya ini dapat semakin baik dan menarik ke depannya. Akhir kata selamat membaca.

Khasanah Budaya .... 19 Sastra dan Seni ...... 20 Wawasan .............. 22 Resensi................... 23 Sosok ..................... 24

Hidup mahasiswa!

Sosok Edisi LXVIII


128KM 187KM

Nindi KELUH KESAH: Kondisi kampus II dan kampus III dibalik megahnya kampus I

Pencairan Dana Bidikmisi Tidak Sesuai Jadwal Assalamualaikum Wr. Wb. Saya seorang mahasiswa penerima bidikmisi. Saya ingin bertanya mengenai jadwal pencairan dana bidikmisi di Unand. Mengapa pencairan dana bidikmisi tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan? Bahkan setelah dana tersebut cair masih dipotong atau diblokir. (085835221***) Jawaban : Tahun sebelumnya pencairan dana bidikmisi dilakukan sekali enam bulan. Tahun ini sudah diubah menjadi tiga bulan sekali dengan nominal Rp1.800.000. Hal tersebut sudah sesuai dengan panduan bidikmisi 2016. Jika pencairan dana tidak sesuai jadwal, hal itu disebabkan oleh keterlambatan dari pihak pusat. Destrinita, SE Kasubag Kesejahteraan Mahasiswa dan Alumni

Kuota Student Exchange Terbatas Student exchange merupakan salah satu program pertukaran belajar yang terdapat di sebuah universitas. Salah satunya Universitas Andalas (Unand). Mengapa kuota mahasiswa untuk program ini terbatas ? Padahal banyak mahasiswa yang berminat mengikuti dan terkadang pengumumannya tidak menentu . Mohon Jawabannya. Jawaban : Mengenai program student exchange sudah ada batasannya, dan bersifat sementara. Setiap fakultas mendapatkan jatah empat mahasiswa untuk melakukan student exchange. Dari semua fakultas di Unand, beberapa fakultas tidak membutuhkan dan ada yang membutuhkan program tersebutt. Karena tanpa student exchange, akreditasi dari fakultas tersebut sudah baik. Oleh karena itu, kuota student exchange dibatasi karena sudah dianggarkan untuk masing-masing fakultas. Dr y Martius, M. Sc Dr.. Ir Ir.. Endr Endry Wakil R ektor IV Universitas Andalas Rektor Redaksi Genta Andalas menerima tulisan berupa: esai, opini, feature, cerpen, puisi, khasanah budaya, dan bentuk tulisan kritis lainnya. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi. Tulisan disertai foto dan biodata penulis. Tulisan dapat dikirim melalui redaksi@gentaandalas.com

Sistem Jadwal Kuliah Teknik Masih Bentrok Assalamualaikum Wr.Wb. Saya seorang mahasiswi Teknik angkatan 2015 ingin bertanya terkait jadwal praktikum dan kuliah yang dempet atau bentrok. Kadang harus izin atau memilih salah satu dari kedua jadwal tersebut. Kadang kurang memahami materi yang diberikan. Jadi, apakah jadwal tersebut sudah ditetapkan atau bisa diubah? Mohon jawabannya. Jawaban: Berbicara soal jadwal praktikum dengan kuliah memang kadang bentrok. Setiap mata kuliah, dosen memberikan empat absensi yang seharusnya mampu dimanfaatkan mahasiswa untuk digunakan pada jadwal praktikum. Memang kadang mahasiswa sulit mengatur jadwal praktikum, kadang-kadang harus memilih antara pratikum dengan kuliah. Akan tetapi, jika mereka dapat mengatur dengan baik mestinya tidak bentrok.Jika ada beberapa kendala yang sulit dihindarkan seperti beberapa asisten yang mengharuskan hadir, seharusnya mahasiswa tersebut bisa izin ke dosen. Serta sebaiknya mahasiswa memilih untuk kuliah dibandingkan praktikum. Taufik a Ophiyandri, PhD aufika Ketua Jurusan T eknik Sipil Universitas Andalas Teknik

Ota Da Tagen Da Tagen : Ondeh. Panek badan Ambo kini Mak Itam. Mak Itam : Panek baa Tagen ko? Da Tagen : Ambo baru dari Payakumbuah jo Dharmasraya patang, ka kampus II jo III Unand. Mak Itam : Lai rancak mode e kampus Unand yang di sinan Tagen? Da Tagen : Rancak bana ko ha Mak, mode kantua camat. Mak Itam : Iyo tu Tagen? lai ado power ranger nyo di sinan tagen? Da Tagen : Nde Mak, pas Ambo ka sinan patang ndak sobok jo urang tu do. Mak Itam : Tu jo apo yang soboknyo, Tagen? Da Tagen : Jo etek-tek yang manjua gulai paku se nyo, Mak. Mak Itam : Ha, ado ndak dimintak nomor teleponnyo? Da Tagen : Ndeh Mak Itam ko. Banyak bana tanyo Mak ma.


Menilik Kondisi Kampus II dan III Unand keterangan masterplan tersebut Kondisi Kampus II dan dapat diketahui bahwa nantinya Kampus III Unand kampus II Unand ini akan memiliki Ingin mengetahui lebih lanjut landmark, gedung perkantoran, mengenai kampus II dan III Unand, kru gedung perkuliahan, gedu ng Genta Andalas mencoba mengunjungi serba guna, komersial, guest kedua kampus tersebut. Setelah menempuh house, asrama, kantin dan musala. perjalanan kurang lebih empat jam dari Namun, pada kenyataannya, yang Padang, kru Genta Andalas akhirnya dapat ditemui di kampus ini hanya sampai di kampus II Unand, Jumat (12/5/ sebagian kecilnya. 2017). Walaupun kondisi Dalam kunjungan tersebut, kru kampus belum sesuai dengan Genta Andalas disambut oleh ketua BEM harapan mahasiswa kampus II, tapi dan jajarannya serta diajak untuk berkeliling mereka tetap bersemangat untuk kampus. Saat mengelilingi kampus kru datang ke kampus. Prestasi Genta Andalas mendapati sebagian mahasiswa di sana tidak kalah bangunan yang masih terbengkalai dengan mahasiswa kampus Unand pembangunannya. Di lantai dasar terdapat Padang. Buktinya banyak empat buah ruangan kuliah, koperasi, toilet mahasiswa kampus II Unand yang dan ICT. Di lantai kedua terdapat empat melakukan Credit Earning dan ruangan yang digunakan sebagai ruang menorehkan prestasi lainnya. kuliah. Namun, disalah satu ruangan Mahasiswa kampus II tidak terdapat sisa-sisa kebakaran yang tidak menuntut banyak, hanya meminta diketahui pasti penyebabnya. Lanjut ke lantai pihak kampus menyelesaikan tiga, terdapat dua ruangan yang juga Foto : Ade pembangunan kampus II Unand digunakan sebagai ruang kuliah dan dan melengkapi fasilitas serta sarana beberapa ruangan yang masih terbengkalai ANTUSIAS: Mahasiswa kampus III melaksanakan proses perkuliahan disalah satu ruangan dan prasana. Hal ini diungkapka pembangunannya. Setelah menelusuri gedung kuliah, Ketua BEM Faterna, Iskandar. “Sesekali, kunjungilah mahasiswa kru Genta Andalas melihat ada beberapa asir Irwanda adalah seorang juga mengatakan Dharmasraya merupakan yang ada di Kampus II karena kami juga tempat yang sedang dibangun yaitu Bussines mahasiswa asal Sumatera Utara yang wilayah perkebunan yang strategis. Maka bagian dari Unand,” ujarnya. Center (BC) dan perpustakan. Di Kampus tengah berkuliah di Kampus Unand Unand bersedia membuka kampus di Sejalan dengan kunjungan ke II Unand juga terdapat satu musala. Untuk III Dharmasraya Program Studi (Prodi) Dharmasraya dengan jurusan yang juga kampus II Unand, Kamis (11/5/2017) lalu, praktikum, Fakultas Peternakan (Faterna) Agroekoteknologi 2013. Sudah kurang sesuai dengan kondisi daerah, yaitu kru Genta Andalas juga mengunjungi hanya memiliki satu laboratorium. lebih empat tahun menuntut ilmu di sini, Budidaya Perkebunan. kampus III Unand Dharmasraya. Kampus Minimnya alat-alat pratikum membuat Alasan pendirian kampus II dan yang terletak di pinggiran Jalan Lintas mahasiswa sulit melakukan pratikum. Tidak seringkali ia mendapati dosen yang tidak masuk sesuai jadwal yang telah ditentukan. III Unand karena permintaan Pemko dan Sumatera ini terdiri dari dua bangunan yang hanya itu, untuk pratikum farm, Faterna Akibatnya perkuliahan terpaksa ditunda Pemda juga diakui mantan Rektor Unand, letaknya terpisah. Terletak di atas tanah yang Kampus II Unand tidak seberuntung dan diganti pada lain waktu. Yasir Werry Darta Taifur. Akan tetapi ada syarat luasnya kurang lebih dua hektar dan juga kampus yang di Padang karena mereka mengungkapkan sebuah kekesalan terhadap yang harus dipenuhi. “Kemudian, setelah merupakan bekas kantor DPRD, bangunan tidak memiliki kandang dan hewan ternak seringnya pergantian jadwal mendadak itu baru izin pendirian bangunan ke luar,” pertama ini terdiri dari tiga ruangan kuliah, besar seperti yang ada di Padang. Meskipun tersebut, sebab hal tersebut membuat ujarnya. Senada dengan itu, Rektor Unand sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa, sebenarnya ada kandang, namun hewan aktivitas yang sudah direncanakan jauh-jauh Tafdil Husni juga mengatakan kampus yang musala, kantin, perpustakaan, ruangan yang ada hanyalah kelinci dan ayam saja. hari menjadi batal karena adanya ada di Payakumbuh dan Dharmasraya itu dosen dan pegawai, serta aula. Namun, Lebih lanjut, kru Genta Andalas pergantian jadwal kuliah yang mendadak. memang permintaan dari pemerintah hanya satu ruang kuliah dan aula yang menuju gerbang utama Kampus II Unand. Hal ini tak hanya dirasakan oleh Yasir daerah. “Pihak kampus hanya digunakan untuk perkuliahan. Sampainya di sana kru Genta Andalas seorang namun juga dirasakan oleh teman- menyediakan tenaga pengajar. Adapun Aula itu terletak paling depan saat menemukan ‘sesuatu’ yang tidak seharusnya untuk melakukan pembinaan langsung kita masuk dari gerbang kampus, terjadi di lingkungan kampus. Tempat temannya. Tak hanya itu Yasir juga fakultas yang berada di sana,” ujarnya. Tafdil bangunannya terlihat sudah sedikit kusam. Satpam sudah berubah menjadi tempat para mengeluhkan sistem praktikum yang ada, juga mempertegas bahwa lahan kampus III Beberapa sisi dinding bagian dalam pemuda, dinding-dinding yang dulunya dimana alat-alat praktikum yang digunakan Dharmasraya merupakan milik Pemda. menghitam setelah beberapa waktu lalu putih bersih berubah menjadi catatantidak lengkap dan beberapa alat-alat yang “Lahan itu milik orang lain. Pihak Unand sempat mengalami kebakaran ringan. catatan kecil tangan jahil, dan masih banyak digunakan ada yang rusak. Lain halnya tidak bisa membangun di lahan tersebut. Atapnya pun telah dihiasi oleh jaring laba- yang lain. Kemudian, jalan dari gerbang dengan Iskandar Zulkarnain, mahasiswa Namun untuk kampus III payakumbuh itu laba dan debu, bahkan plafon yang hingga ke arena kampus yang terbagi kampus Unand II Payakumbuh Jurusan baru milik kita,” ungkap Tafdil. menutupi atapnya sudah rusak dan menjadi dua jalur, hanya satu jalur yang Berbeda dengan alasan tersebut, terkelupas separuhnya. Jika plafon tersebut sudah rampung. Sedangkan yang satu jalur Peternakan angkatan 2014. Iskandar mengeluhkan perkuliahan yang seharusnya Wakil Rektor IV Unand Endry Martius terjatuh, dapat mengenai mahasiswa yang lagi masih dihiasi semak-semak belukar. membutuhkan praktikum tapi hanya justru mempertegas bahwa pembangunan sedang belajar. Selain itu, kru Genta Andalas juga dipahami melalui pemaparan dari dosen kampus luar domisili di Dharmasraya adalah Semenjak kebakaran kecil yang melihat miniatur masterplan pembangunan saat perkuliahan dan slide yang diberikan. sebuah kecelakaan. “Orang di PTN ini tidak melanda aula beberapa waktu lalu, kata Kampus II Unand Payakumbuh. Dalam Hal ini disebabkan karena kandang ternak disiapkan untuk menjadi sebagai fasilitas praktikum yang sangat pejabat yang mengerti tentang keuangan. Dahulu nampaknya minim. Itulah sedikit potret yang dialami ada permintaan kerjasama lalu mahasiswa kampus II dan III Unand. disetujui. Bagi pemda baik, Kampus II dan III adalah kampus di luar bagi masyarakat baik, kita domisili yang dimiliki Unand. Kampus II berusaha sebaik-baiknya. Pada Unand terletak di Kota Payakumbuh dan saat itu mudah dan Pemda kampus III terletak di Kabupaten memang berjanji. Dibalik hal Dharmasraya. Kampus II dan III Unand ini, tersebut tersimpan unsur pada awalnya dibuka karena permintaan politik. Bupati bertukar tentu berbeda pula karena dari pemerintah setempat. Salah seorang dosen Fakultas kepentingannya banyak,” Peternakan Erpomen mengatakan bahwa katanya. Lebih lanjut Endry kampus II Unand Payakumbuh dibuka berdasarkan kesepakatan antara pemerintah menjelaskan kecelakaan yang Kota Payakumbuh dengan pihak Unand. dimaksud ialah sama dengan Dalam kesepakatan tersebut, pemerintah kodrati. “Gagasan atau ide itu akan membantu dalam segi pembangunan terjadi saat paripurna tidak sedangkan Unand dalam segi operasional. pernah lengkap. Pada saat itu, Untuk kampus III Unand Dharmasraya, momentumnya, konteksnya, Sekretaris Jurusan Budidaya Perkebunan settingnya tidak sama dengan Dewi Rezky juga mengungkapkan hal yang saat ini. Persoalan prosedur sama. “Pemda butuh kampus untuk keuangan lebih mudah tidak melanjutkan pendidikan anak-anak mereka seperti sekarang,” ujarnya. Ia Foto : Aza yang ada di sini dan Unand juga tengah menambahkan, saat ini ingin mengembangkan pembinaan ke kampus dapat berjalan karena GEDUNG: Pembangunan kampus II Payakumbuh yang sempat terhenti karena masalah dana daerah-daerah, makanya dibuka kampus III dengan akal. “Sambil berjalan Unand Dharmasraya ini,” tuturnya. Dewi kami berfikir,” tegasnya.

Y


mahasiswa Prodi agroekoteknologi angkatan 2016, Mala, memang belum ada bentuk renovasi yang dilakukan pihak kampus terhadap aula tersebut. Beberapa mahasiswa yang memakai gedungpun telah lama mengeluhkan minimnya perawatan yang diberikan. Mulai dari kenyamanan penggunaan aula serta minimnya fasilitas sarana dan prasarana. “Kondisinya memprihatinkan. AC saja cuma pajangan. Sudah tidak bisa menyala lagi. Fasilitas juga belum memadai. Saat sedang kuliah pun, dosen harus menggunakan microfon agar dapat terdengar suaranya oleh mahasiswa,” ungkapnya. Selain aula, kata Mala, ada satu ruangan kuliah yang dipakai untuk proses perkuliahan. Hanya saja ruangan tersebut ukurannya lebih kecil. “Untuk perkuliahan dengan jumlah mahasiswa antara 30 sampai 40, ruangan dengan ukuran seperti itu sungguh tidak efisien. Ruangan ini biasanya hanya digunakan oleh mahasiswa angkatan 2014 ke atas, karena jumlah mereka lebih sedikit. Sedangkan mahasiswa angkatan 2015 dan 2016 lebih sering menggunakan aula,” katanya. Selanjutnya kru Genta Andalas beralih menelusuri bangunan kedua. Di sana terdapat laboratorium dan beberapa ruangan kuliah. Laboratorium tersebut merupakan laboratorium milik pemerintah daerah yang sudah diperuntukkan menjadi tempat mahasiswa melakukan kegiatan praktikum. Hanya saja banyak dari alat-alat praktikum yang tidak bisa digunakan. Hal ini diutarakan salah seorang mahasiswa angkatan 2015, Muhamaturrahim. “Kata dosen, laboratorium ini paling lengkap. Tapi kalau saya lihat kenyataannya, alat-alat praktikum banyak yang tidak berfungsi. Barang ada, tapi tidak bisa digunakan. Ya percuma saja,” ujarnya. Fasilitas Belum Memadai Dari megahnya masterplan kampus II Unand Payakumbuh, kurang lebih sepertiga bagian yang baru terbangun. Begitupun dengan fasilitas lainnya seperti laboratorium juga masih kurang. Laboratorium yang ada hanya satu laboratorium komputer milik Fakultas Ekonomi yang berada di Benteng dan satu laboratorium dengan alat yang serba terbatas yaitu laboratorium Fakultas Peternakan. Hal ini menyebabkan pelaksanaan praktikum tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Pada rencana awalnya, menurut Wakil Rektor II Unand, Asdi Agustar, pemerintah Kota Payakumbuh memang berperan langsung dalam pembangunan fisik gedung perkuliahan. Hal ini dibuktikan dengan bantuan pemerintah kota dalam membangun gedung utama di Payakumbuh. Hanya saja, pemerintah tidak bisa membantu secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh penjelasan Pasal 27 ayat (7) huruf f PP Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah membuat pemerintah daerah tidak bisa lagi membantu secara maksimal. Selain itu, Asdi Agustar mengatakan bahwa Unand yang memiliki anggaran terbatas dalam pembangunan fisik gedung juga membuat pembangunan terhenti. “Kampus pusat saja belum banyak yang terbangun. Seperti FTI, Fateta, Faterna, dan Kedoteran Gigi. Pembangunan fisik gedung tidak bisa menggunakan uang yang bersumber dari PNBP,” jelas Asdi. Hal tersebut membuat pembangunan fisik kampus Payakumbuh terhambat hingga kini. Menurut Asdi, diperlukan dana APBN dari pemerintah dalam membangun gedung fisik universitas. “Mekanisme yang ada pada pihak swasta membuat kita (pihak Unand-red) sulit untuk bekerja sama. Kemudian, di Sumbar jarang memiliki CSR yang besar,” tambahnya.

S e l a i n anggaran yang t e r b a t a s , pembangunan kampus II Unand juga terhenti ketika habisnya masa jabatan Werry Darta Taifur sebagai Rektor Unand. “Dengan bergantinya Rektor Unand, maka k e j e l a s a n pembangunan Kampus II juga berhenti,” ujar Erpomen. U n t u k mengatasi masalah tersebut, kata Asdi, Unand melakukan rekonsilidasi ulang perjanjian dengan Foto : Wita masing masing W A W ANC ARA: ANCARA: Salah satu kru Genta Andalas mewawancarai Sutan Riska Tuanku, pemerintah kota dan Bupati Dharmasraya pemerintah daerah. Pada 28 Maret 2016, Dewi Rezky mengatakan bahwa bangunan dan fasilitas kampus didukung Unand dengan pemerintah kota Payakumbuh membuat sebuah nota Pemda memang membantu dari sarana oleh pemerintah dan masih terus berjalan kesepahaman. Beberapa poin nota prasarana sedangkan pihak Unand seperti biasa sampai saat ini,” ujarnya. Ia kesepahaman antara pihak Unand dan membantu Sumber Daya Manusia seperti juga menjelaskan bahwa bantuan tersebut Payakumbuh tersebut diantaranya Unand dosen. “Ada MoU terkait hal itu. Unand tidak bisa dilakukan secara kontinu. “Kalau besedia berkontribusi dalam kemajuan kota dihibahkan lahan seluas 100 hektar oleh secara pemerintahan ada aturan yang sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi Pemda. Pihak Pemda menanggung biaya mengatur untuk bantuan secara terus(tupoksi). “Kemudian, sesuai dengan Tiga operasional 1,8 M setiap tahun selama lima menerus. Meskipun begitu, kampus III akan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” tambahnya. tahun, tetapi MoU tersebut ternyata tetap bisa berkembang kalau perlu Pada tahun 2017, Asdi menambahkan, menyalahi aturan karena dalam aturan ditambah lagi fakultasnya,” ujarnya. Sistem P embelajaran Pembelajaran pemerintah kota Payakumbuh memberikan tersebut Pemda tidak boleh memberikan Terletak jauh dari kampus hibah dana rehabilitasi gedung sebesar 650 bantuan selama lima tahun berturut-turut,” juta dan segera dibuka tender rahabilitasi. ujarnya. Ia mengatakan Pemda pusat, ternyata juga membuat perbedaan Sampai saat ini, perkembangan diperbolehkan memberi dana hibah yang jelas bagi kampus II dan III Unand pembangunan fasilitas gedung kampus II maksimal hanya tiga tahun. “Makanya dari segi sistem pembelajaran. Di kampus II Unand Payakumbuh tidak lepas dari setelah tiga tahun biaya operasionalnya Payakumbuh jadwal perkuliahan yang ada seringkali tidak sesuai dengan di portal. kontribusi pemerintah kota Payakumbuh. diputus,” jelasnya. Lebih lanjut, kata Dewi, Mahasiswa Jurusan Peternakan kampus II Saat dikonfirmasi via whatsapp 26/5/2017, Walikota Payakumbuh Riza Palepi pembangunan akan tetap ditindaklanjuti Payakumbuh Dhifa Rezzy Pratama menyatakan akan terus mendukung seperti gedung A yang masih 1 lantai di mengatakan bahwa jadwal perkuliahan pembangunan gedung kampus II Unand tambah menjadi 2 lantai sesuai masterplan. yang ada di portal hanyalah formalitas. sesuai dengan kemampuan APBD. “Tahun ini ada anggaran dana hibah untuk menyelesaikan lantai III,” ujarnya. Demikianlah kondisi pembangunan dan fasilitas Kampus III. Jika dibangun atau diperbaiki mesti mendapat izin dan bantuan dari Pemda setempat. Hal ini diperjelas Rektor Unand Tafdil Husni. Ia mengatakan kampus III tidak bisa dibangun oleh pihak Unand. Sebab lahannya merupakan milik Pemda Dharmasraya. “Tanah itu milik orang lain. Jadi, pihak Unand tidak bisa membangun,” ujarnya. Sama halnya dengan Tafdil, mantan Rektor Unand Werry Darta Taifur menuturkan jika kampus II dan III tetap dibangun akan menimbulkan masalah. “Jika ada dana dari Unand, kalau kita perbaiki kampus III Dharmasraya itu akan menjadi masalah. Sebab itu bukan tanah Unand. Berbeda dengan Kampus II Payakumbuh, kalau pakai dana dari Foto : Ade Unand untuk memperbaiki atau membangun tidak masalah, karena itu BANGUNAN: Pembangunan ruang kelas kampus III yang direncanakan dua tingkat tanah Unand,” tutur nya. namun masih belum rampung Melihat kondisi kampus saat ini, kata Endry Martius, memang banyak pihak yang terlibat untuk menyelamatkan Kemudian alat-alat laboratorium yang rusak “Jadwal kuliah itu seringkali tidak sesuai mahasiswa kampus III Unand dari keadaan diperbaiki. “Lahan percobaan dicari dengan yang sudah kita isi di portal. sekarang. “Bisa saja tahun selanjutnya tidak tambahannya karena sudah tidak cukup. Terkadang ada juga perkuliahan yang perlu menerima mahasiswa lagi. Selesaikan Semakin banyak mahaasiswa tentu semakin dipadatkan dalam satu hari sebagai kuliah saja yang ada saat ini,” jelasnya. Dalam luas lahan yang akan digunakan,” ujarnya. pengganti,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut, kru waktu dekat Endry menyebutkan akan Menurut salah seorang datang ke Kampus III Dharmasraya untuk Genta Andalas menemui Bupati dosen Fakultas Peternakan kampus II membicarakan tentang kampus III lebih Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan Payakumbuh Erpomen, permasalahan lanjut. “Nanti kita surati, datang ke sana. di rumah dinasnya, Kamis (25/5/2017). Ia jadwal perkuliahan di kampus II Kemudian kita lemparkan permasalahannya. mengatakan bahwa ia hanya melanjutkan Payakumbuh ini didasari oleh beberapa Nanti kita undang pimpinan yang lama apa yang sudah dilaksanakan oleh dalam penyelesaian masalah tersebut. Setelah pemerintah periode sebelumnya. “Adapun Bersambung ke halaman 22.. untuk kontribusi pemerintah seperti itu, baru akan ditindaklanjuti,” katanya.


Dilema Kebijakan Unand Soal LGBT

U

niversitas Andalas (Unand) kini tengah menjadi sorotan publik. Pasalnya, laman resmi unand.ac.id pada 27 April 2017 lalu merilis Surat Pernyataan Bebas Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT). Surat yang diperuntukkan bagi Calon Mahasiswa Baru Unand ini dilakukan untuk melakukan proses pendaftaran ulang. Berikut isi pernyataan surat tersebut: “ Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak termasuk dalam kelompok atau kkaum aum Lesbian, Gay Gay,, Transgender (LGBT). Apabila dikemudian hari ternyata surat pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi, dan dikeluarkan dari Universitas Andalas. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun.” Begitulah isi dari formulir tersebut. Para calon mahasiswa harus membubuhkan tandatangan di atas materai 6.000 dan harus diketahui oleh orang tua calon mahasiswa. Surat tersebut sontak mendapat respon yang bermacam-macam dari berbagai kalangan dari civitas akademika Unand, mahasiswa Unand, bahkan mahasiswa diluar Unand. Dukungan serta penolakkan timbul dengan berbagai beranggapan bahwa Unand telah melakukan diskriminasi terhadap pendidikan di Indonesia. Menanggapi hal tersebut, rektor Universitas Andalas (Unand) Tafdil Husni akhirnya angkat bicara soal surat pernyataan b e b a s Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) yang disyaratkan untuk mahasiswa baru (maba) Unand 2017. Tafdil mengungkapkan bahwa LGBT merupakan penyakit sosial, maka LGBT tidak boleh hidup dan berkembang. “Tidak hanya Unand saja yang mengatakan demikian, saya pikir tahun lalu sudah ada Menristekdikti memberikan sinyal itu,” tuturnya. Kemudian, ia menambahan saat ini Unand hanya mempertegas himbauan yang sudah ada. “Gubernur dan Walikota juga mengatakan kita perlu rasa aman dari penyimpangan sosial,” katanya saat ditemui diruangan, Senin (15/5/2017). Kemudian Tafdil juga mencontohkan ke dalam perilaku seharihari. “Melawan orang tua itu merupakan hak asasi Anda. Akan tetapi, agama jelas dengan tegas melarang melawan kepada orang tua. Jika agama sudah melarang, hilanglah hak asasi tersebut. Sama halnya dengan LGBT ini,” jelas Tafdil. Sementara itu, untuk pencegahan LGBT sendiri, kata Tafdil dikembalikan kepada masing-masing individu. “Mau atau tidak dia berobat. Jika mau silakan. Yang penting tidak berkembang organisasinya,” kata Tafdil. Secara umum, Tafdil menyimpulkan, organisasi LGBT tidak boleh berkembang di Unand. “Tidak boleh organisasi seperti itu berkembang. Organisasi itu kan ada legalitasnya. Diam diam mengorganisir hal yang seperti itu kan tidak ada legalitas,” tambahnya. LBH P adang Minta Unand Padang Cabut Surat P enyataan Bebas LGBT Penyataan Menanggapi hal tersebut, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang meminta Unand mencabut persyaratan yang mengharuskan calon Maba yang lulus SNMPTN 2017 untuk membuat sura pernyataan bebas LGBT. Karena persyaratan tersebut dinilai telah melanggar konstitusi. Staff Divisi HAM Yayasan LBH Padang Aulia Rizal mengatakan, setiap

orang berhak mendapatkan pendidikan yang l a y a k . Sebagaimana yang diatur dalam pasal 31 (1) UndangUndang Dasar RI 1945. Pada pasal 28 I ayat 2 juga ditegaskan setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang b e r s i f a t diskriminatif atas dasar apapun dan Dok. Genta b e r h a k mendapatkan perlindungan. “Surat pernyataan bebas LGBT yang harus ditandatangani Maba Unand tersebut termasuk hal-hal yang telah mencederai prinsip dan nilai diskriminasi dalam pendidikan,” ujarnya saat ditemui di kantor LBH Padang, Rabu (17/5/2017) Aulia menambahkan bahwa prinsip penyelenggaraan pendidikan haruslah demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, serta menjunjung tinggi nilainilai hak asasi manusia dan kemajemukan bangsa. Prinsip ini diamanatkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. “Pada Pasal 5 UU Sisdiknas pun menegaskan pula bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan yang bermutu,” ujarnya. Unand Revisi Surat Pernyataan LGBT Selang beberapa hari sesudah viral di media sosial, Tafdil dengan tegas menerangkan bahwa surat bebas LGBT tersebut sedang direvisi dan ditambahkan dengan surat bebas narkoba dan asusila. “Masalah teknisnya sedang direncanakan kembali dengan pimpinan yang lain,” ujarnya. Sekali lagi ia mengeaskan bahwa LGBT dan kelompok lainnya tidak boleh hidup di Unand. Di samping itu, pihak kampus juga akan melakukan kontrol sosial.. ““Jika kedapatan mereka berkumpul atau sekali seminggu melakukan pertemuan, maka akan ditindak tegas. Pertemuan itu yang kita

larang. Itu bisa dari laporan setiap w a r g a kampus. Atau nanti Wakil Dekan (WD) III yang bertindak sebagai kontrol sosialnya. Yang jelas kalau minta izin pasti dilarang,” jelasnya. Setelah dilarang tumbuh dan berkembang, Unand juga akan melakukan pembinaan terhadap pelaku LGBT. ”Kalau masih bandel akan di keluarkan. Ada WD

III yang akan menghandle. Ada komisi disiplin juga,” jelas Tafdil. Sejauh ini, kata Rektor, kasus LGBT itu ada. “Dia ada berkumpul. Unand ada pada tahap verifikasi,” jelasnya. Sekali lagi Tafdil menegaskan Organisasi LGBT tidak boleh hidup dan berkembang di Ranah Minang khususnya kampus Unand. “JIka kuliah di Unand, tidak masalah. Kita tidak melarangnya. Tapi dia tidak boleh berkumpul. Membawa temannya serta tidak boleh mencari korban yang lain,” jelasnya. Terkait kontrol sosial, Tafdil Husni akan melibatkan beberapa pihak yang ada di Unand. “Saya minta komisi disiplin, dosen, BEM dan mahasiswa untuk mengontrol hal tersebut,” jelasnya. Kemudian dalam penerimaan mahasiswa baru ada pembinaan karakter oleh Tentara Nasional Indonesia. “Nanti saya coba menditlerkan bebas dari narkoba, radikalisme, dan LGBT. Sebab, kalau didiamkan saja, mereka menganggap itu dibolehkan. Walaupun sebenarnya sudah dilarang pemerintah,” tutupnya. Mendengar Unand telah menghapus persyaratan tersebut, Aulia mengatakan LBH mengapresiasi penghapusan formulir itu dari laman resmi Unand. Namun, Rektor Unand harus memastikan pernyataan tersebut tidak lagi diberlakukan dalam cara apapun. LBH juga berharap agar Unand dapat menjalankan mandat sebagai universitas yang mengakomodasikan hak pendidikan untuk menghentikan diskriminasi siapapun dan dalam kondisi apapun. Komnas HAM T egask an Hak Tegask egaskan A tas P endidik an Buk an Dari Surat Pendidik endidikan Bukan Edaran Rektor Terkait hal tersebut, kru gentaandalas Selasa (16/5/2017) sempat meminta tanggapan dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Republik Indonesia (RI) Perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mengenai kebijakan dilema Unand soal LGBT. Ditemui diruangannya, Ketua Komnas HAM RI Perwakilan Sumbar, Sultanul Arifin mengatakan

bahwa secara pribadi ia mendukung keputusan rektor dalam membuat surat kebijakan bebas LGBT untuk mahasiswa baru Unand, namun disisi lain secara ketatanegaraan ia mengatakan surat pernyataan itu

bertentangan dengan UU No 39 Tahun 1999. “Pada Pasal 73 disebutkan bahwa Hak atas pendidikan hanya bisa dibatasi oleh UU atau oleh aturan setingkat UU, bukan dari peraturan pemerintah, pemerintah daerah dan bukan oleh surat edaran dari rektor,” ujar alumni Unand tersebut. Mengenai tindak lanjut tentang surat pernyataan viral tersebut, Sultanul Arifin mengatakan Komnas HAM hanya bertugas untuk memantau Unand. “Kami akan pantau dahulu, karena LBH sebagai lembaga advokasi sudah menjalankan tugasnya. Komnas HAM itu ibarat pintu terakhir dalam menyelesaikan suatu masalah, dia bukan lembaga pemutus tapi mendorong bagaimana lembaga bekerja sesuai dengan UU yang berlaku,” tambahnya. Sementara itu, Nirwana Putri Sinaga salah seorang mahasiswa Jurusan Matematika mendukung kebijakan rektor terkait surat bebas LGBT tersebut. “Kalau dampaknya positif tidak masalah, lebih baik kita mencegah daripada mengobati,” ujarnya. Senada dengan hal itu, mahasiswa baru Jurusan Proteksi Tanaman, Arifan Nur Huda mengatakan bahwa LGBT adalah perbuatan yang dilarang oleh agama. “Perbuatan yang melanggar norma susila tersebut banyak pengaruhnya apalagi untuk kita sebagai penerus bangsa,” tuturnya. Arifan juga menuturkan bahwa tidak ada juga salahnya bagi mahasiswa yang terkait LGBT untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. “Boleh saja bagi mereka yang terkait hal tersebut, tetapi ya harus direhabilitasi biar sadar dampak LGBT tersebut, mungkin saja memang ada gangguan mental karena berbagai masalah atau kepribadian yang berbeda dari orang yg bebas LGBT,” tuturnya. Bertolak belakang dengan Nirwana dan Arifan, Rizky Muhammad Ikhsan mengatakan bahwa surat kebjakan LGBT tersebut akan menjadi boomerang tersendiri bagi Unand. “Bisa saja nanti ada orang yang mensetting mahasiswa yang padahal dia bukan LGBT tapi dijebak dan nanti malamnya dia dikeluarkan dari Unand. Kan bisa saja begitu,” tuturnya. Rizky juga mengatakan bahwa orang yang diklarifikasi LGBT itu tidak ada standarnya. “Psikologi Unand saja tidak bisa menentukan standar klarifikasi seseorang dikatakan LGBT, jadi seperti hal bodoh bagi Unand sendiri jika tetap menjalankan surat edaran tersebut,” tutup mahasiswa Fakultas Teknik ini.  Novia,Rizka,Suci,Ulfa,Vivi,Wita

Nindi


Doa Pak Tani untuk sang Jurnalis Oleh: Ade Rahmat Syarif*

Begitupun halnya ia bisa menguasai ilmu instalasi listrik. Dinginnya suhu kala Subuh bukan alasan baginya untuk tidak memulai aktivitas. Selepas salat Subuh ia menikmati secangkir teh hangat sebelum berangkat ke sawah ataupun ladang. Ia tak beranjak dari sawah atau ladang sebelum waktu Zuhur masuk. Jika tidak ada orang yang membutuhkan jasanya untuk membangun atau merenovasi rumah maka ia akan kembali lagi ke ladang ataupun sawah sampai waktu Ashar datang. Tak hanya berhenti sampai di situ. Selepas Ashar ia mesti membawa sekarung rumput sebagai oleh-oleh untuk sapinya supaya tak mengamuk karena tak dilepas dari kandang. Magrib menjelang, maka ia baru bisa pulang ke rumah. Kira-kira beginilah rutinitasnya sehari-hari. Apa Foto : Ade yang dilakukannya semata untuk mencukupi kebutuhan SENYUM: Syafrizal ditemui kru Genta Andalas sehari-hari keluarga. selepas salat Jumat di Masjid Istighfar, Tilatang Demi empat orang Kamang, Agam, Sumbar. anak yang masih mengenyam pendidikan dan seorang istri adar akan betapa mahal dan yang juga ikut membantunya pentingnya pendidikan membuat mengumpulkan rupiah. Dewi, istri yang Syafrizal kuat untuk tetap menantang sehari-hari berhadapan dengan mesin jahit. terik matahari yang membakar kulit. Mesin jahit yang telah menjadi saksi untuk Syafrizal yang biasa di sapa Malin, siang itu beragam menu yang bisa ia sajikan di meja tengah manyabik padi di sawah yang makan. Tak lupa juga untuk kebutuhan anak luasnya tak seberapa. Punggung berpeluh pertamanya yang sedang kuliah disalah satu dan kerongkongan mengering sudah biasa universitas negeri di Kota Padang. Ia yakin baginya. betul bahwa dengan pendidikan yang lebih Malin adalah seorang petani dari tinggi darinya, maka anaknya tidak harus sebuah desa di tepi kota Bukittinggi. bekerja seperti dirinya. Ia menginginkan Usianya yang sudah lebih dari separuh abad anaknya bekerja dengan cara yang lebih tidak mengekang langkahnya baik. “Cukuik lah awak nan bakarajo mode mengumpulkan pundi-pundi rupiah. iko, anak wak jan sarupo iko pulo lai, indak Beragam pekerjaan ia lakukan. Mulai dari sanang karajo sarupo iko,� tuturnya. Saat bertani, menjadi buruh bangunan serta ini anak kedua nya tengah duduk di bangku menjadi tukang instalasi listrik. Ilmu bertani SMA serta anak ketiga dan keempatnya tidak ia peroleh dari bangku kuliah secara yang masih berada di bangku Sekolah formal, tetapi dari berkuliah kepada Dasar. orangtua dan orang-orang disekitarnya. Saat kru Genta Andalas datang

S

menemui lelaki pekerja keras ini selepas Jumat di Masjid Istighfar, Tilatang Kamang ia mulai bercerita sekelumit kisah hidupnya. Saat musim panen datang, ia harus memutar otak untuk memutuskan menjual hasil panen atau memikulnya pulang. Terkadang, harga panen yang tak menentu membuat petani merasa dirugikan jika dihitung-hitung dari modal yang dikeluarkan. Ketika harga panen tinggi, maka ia lebih memilih untuk menjual padi langsung ke tauke padi. Sebaliknya jika harga sedang di bawah, ia lebih memilih untuk memikul karung demi karung padi menuju rumah. Jika menggunakan jasa angkut padi dari sawah ke rumah ia mesti mengeluarkan biaya Rp5.000 perkarungnya. Tak jarang juga karena tubuh yang tak sekuat dikala muda ia mesti menyewa jasa angkut padi agar padi tersebut sampai dengan selamat di rumah. Kuli angkut padi yang kebanyakan remaja putus sekolah akan dengan senang hati membawa padi pulang ke rumah ketika diminta bantuan untuk mengangkut padipadi yang sudah dikarungkan. Dalam benak pikirannya, di zaman sekarang ijazah SMA belum bisa dibawa kemana-mana jika ingin mencari kerja. “Kalau hanyo punyo ijazah SMA, kama ka dibaok? Kini indak sarupo dulu lai,� tuturnya sembari tersenyum. Walaupun tangannya tak pernah asyik dengan gadget layaknya remaja zaman sekarang, tapi pemikiran lelaki dengan empat orang anak ini mampu menembus zaman sekarang dengan berbagai realitanya. Berbeda dengan pemikiran sebagian besar orangtua di desa tersebut. Walaupun mereka tergolong mampu untuk menyekolahkan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi, tetapi mereka hanya ingin anaknya tamat SMA lalu dapat kerja. Kebanyakan masyarakat pesimis dengan bangku kuliah karena biaya yang dianggap terlalu mahal. Malin yakin bahwa rezeki itu sudah diatur oleh yang Mahakuasa. Hambanya hanya tinggal berusaha dan berdoa. Menurut Malin, jika nanti dihadapi kesulitan pun pasti juga ada kemudahan yang menyertainya, karena pertolongan yang Mahakuasa datangnya tidak diduga-duga. Malin bersyukur anaknya mengerti

bagaimana pentingnya pendidikan terhadap kondisi keluarganya saat ini. Selama ada niat dan usaha dari anakanaknya untuk merubah nasib keluarga, ia hanya dapat mengusahakan dan mendoakan yang terbaik. Bahkan baginya pengumuman kelulusan jalur mahasiswa undangan 2 tahun lalu dari anak pertamanya adalah salah satu penawar lelahnya di sawah. Tak peduli fisik yang sudah mulai menua, motor tua yang menemaninya pun sering rewel ataupun dinding rumah yang sudah mulai mengelupas. Selama biaya untuk anaknya mengenyam pendidikan tercukupi, semuanya tidak masalah. Malin tak pernah memaksakan anaknya mau bekerja seperti apa nantinya. Baginya yang terpenting anak-anaknya tidak merasakan pahitnya hidup sebagai orang susah. Ia tahu jika anak pertamanya ingin menjadi seorang jurnalis. Malin mendukung cita-cita tersebut melebihi siapapun. Walau ada satu hal yang mengganjal hatinya, ia cemas jika anaknya nanti mesti terjun ke daerah-daerah konflik seperti berita-berita yang ia lihat di TV kala istirahat pada malam hari. Namun, Malin sadar jika dilarang pun, itu bukanlah cara yang tepat. Ia menyayangi anak-anaknya dengan caranya sendiri. Apapun pekerjaan anaknya nanti asalkan itu halal, ia senantiasa mendukung dan mendoakan yang terbaik nantinya. Sebagai orangtua, Malin menaruh harapan besar pada anak-anaknya. Doa dan usahanya akan menjadi saksi seberapa besar harapannya. Dimanapun anak-anaknya berada kelak, semoga menjadi pribadi yang berguna bagi orang lain. Malin percaya apa yang ia lakukan saat ini adalah untuk menumbuhkan bibit-bibit penggerak yang pada masanya akan membuat bangsa ini lebih baik lagi kedepannya. Ia juga berpesan pada penulis untuk senantiasa menulis sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.

*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas


B

eberapa waktu lalu, mahasiswa Universitas Andalas (Unand) yang akan diwisuda sontak kaget. Pasalnya, pihak kampus telah mengeluarkan surat edaran perihal pelaksanaan dan persyaratan wisuda II tahun 2017, Senin (3/ 4/2017). Salah satu isi surat edaran tersebut ialah mahasiswa yang akan diwisuda pada Mei 2017 dan selanjutnya wajib membayar uang wisuda sebesar Rp500.000 bagi mahasiswa Bidikmisi dan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Hal ini membuat kaget mahasiswa bidikmisi karena pada wisuda sebelumnya tidak pernah dikenakan biaya. Mahasiswa penerima bidikmisi pun keberatan dengan kebijakan tersebut dan mengeluhkan seluruh mahasiswa wajib membayar uang wisuda. Padahal sebelumnya mahasiswa bidikmisi tidak membayar untuk pelaksanaan wisuda tersebut. Mahasiswa pun banyak mempertanyakan kegunaan uang wisuda tersebut. Namun tidak hanya itu, mahasiswa yang segera wisuda pun cemas dengan isu dihapuskannya wisuda fakultas, sehingga banyak mahasiswa yang menyayangkan pihak kampus yang dianggap bersikap tergesa-gesa dalam mengeluarkan aturan. Ragam P elaksanaan Wisuda Berbayar Pelaksanaan Seluruh fakultas yang melaksanakan wisuda haruslah mengikuti keputusan yang diedarkan oleh rektorat. Mengenai pembayaran uang wisuda, WR II Unand Asdi Agustar menjelaskan jika uang wisuda langsung dibayarkan ke rekening rektor. Setelah itu uang tersebut akan dipilah dan dilimpahkan ke Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Asdi juga menuturkan PNBP tersebut memiliki aturan Undang-Undang (UU), penggunaanya pun diatur oleh Menteri Keuangan (Menkeu). Diantara yang termasuk PNBP tersebut ialah UKT, sewa aset, hibah dari pemerintah atau swasta, serta uang wisuda. “Begitu uang wisuda masuk, uang tersebut tidak berdiri sendiri. Uang itu akan dimasukkan ke dalam PNBP dan pengelolaannya pun sama seperti PNBP lainnya,” tutur Asdi. Lebih lanjut, Asdi mengatakan PNBP tersebut dibuat berdasarkan keputusan yang sudah ada dalam Surat Keputusan rektor. Tarif yang disepakati untuk wisuda yaitu Rp500.000. Akan tetapi, tarif tersebut harus diketahui oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) dan dilaporkan kepada Menkeu. Persentase yang berlaku pada uang wisuda ialah 65 persen untuk fakultas dan 35 persen dikelola oleh universitas. Uang tersebut dijelaskan Asdi untuk cetak ijazah, map, buku wisuda, snack, serta perlengkapan seperti soundsystem wisuda. Penggunaannya disesuaikan dengan peraturan Menkeu. “Tidak ada yang namanya uang wisuda fakultas, tetapi yang ada PNBP fakultas,” katanya. Ia juga menegaskan bahwa hitungan uang wisuda bukanlah sebuah hitungan yang linear. Perihal uang wisuda fakultas, kru Genta Andalas sempat berbincang dengan beberapa Dekan-dekan Fakultas di Unand. Diantaranya Dekan Fakultas Ilmu Budaya Gusti Asnan yang mengatakan uang tersebut digunakan untuk kebutuhan lain “Tidak ada bayaran untuk uang labor, praktikum dan lain sebagainya,” katanya. Ia menambahkan uang wisuda kali ini dikeluarkan untuk foto bersama dan vandel yang dikelola oleh mahasiswa. . Lain halnya dengan Dekan Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Ahmad Syafruddin Indrapriyatna mengatakan tidak ada pembayaran tambahan bagi mahasiswa FTI ketika wisuda. Hanya saja untuk FTI

Polemik Wisuda Unand dijadikan dalam satu pembayaran yaitu UKT . Kebijakan ini berlaku sejak tahun 2013 lalu, yakni setelah ditetapkannya sistem pembayaran UKT. “Dengan menggunakan UKT, berarti seluruh biaya pendidikan tidak bayar lagi,” Sanggah Ahmad. Senada dengan itu Dekan Fakultas Ekonomi Harif Amali Rifai mengatakan tidak ada pemungutan uang wisuda. Kebijakan yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi tetap sama dari yang sebelumnya. Hal serupa juga diungkapkan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Emriadi bahwa FKG tidak memiliki syarat khusus untuk mahasiswa yang akan wisuda. Mahasiswa hanya diminta menyelesaikan segala bentuk piutang serta mengembalikan seluruh alat dan buku yang dipinjam. WR II P erjelas Alasan Wisuda Perjelas Berbayar Dengan adanya keputusan tersebut, salah seorang mahasiswa mengeluhkan Unand keluarkan kebijakan wisuda berbayar seperti Diah Sundari Ilyani. Ia menyayangkan kebijakan pihak kampus perihal wisuda berbayar. “Perincian dana sebesar 500 ribu tersebut tidak jelas, dan harga semahal itu tidak sebanding dengan apa yang diperoleh pada hari H wisuda, fasilitas yang didapat seperti nasi kotaknya tidak enak, sehingga orang tua wisudawan tidak menikmati makanannya,” tutur salah satu wisudawan fakultas pertanian.

namanya Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP,” kata Wakil Rektor II Unand saat ditemui di ruangannya, Selasa (23/5), “ paparnya. Asdi juga mengakui sulit menjawab penggunaan PNBP karena PNBP tersebut berdiri sendiri. “Jadi, setiap awal bulan PNBP direkonsiliasi antara universitas dengan fakultas. Serta dibagi secara proporsional,” tambah Asdi. Asdi lebih lanjut mengungkapkan bagi mahasiwa bidikmisi dan UKT yang menolak adanya tarif tersebut, ia akan memaklumi. “Sebab, pada prinsipnya, banyak yang tidak tahu dan tidak paham. Mungkin sebelumnya, kebijakan itu tidak jelas. Saya tolerir itu,” katanya. Sementara itu Rektor Unand Tafdil Husni mendukung adanya tarif saat wisuda. Pasalnya, uang wisuda tidak termasuk ke dalam kategori UKT. “Saya mendukung wisuda berbayar. Karena wisuda tidak termasuk ke dalam UKT. Sama halnya dengan uang transportasi. Uang transportasi juga tidak termasuk ke dalam UKT,” ungkapnya.

seremoni lainnya, kampus memberikan kewenangan kepada masing-masing fakultas. ”Silakan melakukan kegiatan bersifat kedekatan emosional. Namun itu opsional atau pilihan. Itu tidak wajib serta perlu kesepakatan dengan wisudawan,” ujarnya. Mengenai hal tersebut, WR I Unand Dachriyanus menegaskan perayaan yang diadakan di fakultas hanya pembagian ijazah kepada mahasiswa. Namun, kata Dachriyanus, acara lainnya yang diadakan di fakultas tersebut, tergantung dari fakultasnya masing-masing. “Perayaan wisuda di fakultas bukanlah sebuah keharusan. Terserah pada kebijakan fakultas, mau diadakan atau tidak,” ungkapnya. Mengenai biaya wisuda fakultas

“Peraturan itu sebenarnya sudah lama dikeluarkan, tetapi tidak terlalu ditanggapi oleh beberapa fakultas karena ada sebagian mahasiswa dari beberapa fakultas yang tidak ikut membayar.” Asdi Agustar -Asdi Agustar-W akil R ektor II Unand Wakil Rektor Menanggapi ketidakjelasan wisuda berbayar, WR II Asdi Agustar angkat bicara untuk memperjelas alasan dikeluarkannya surat edaran tersebut. “Peraturan itu sebenarnya sudah lama dikeluarkan, tetapi tidak terlalu ditanggapi oleh beberapa fakultas karena ada sebagian mahasiswa dari beberapa fakultas yang tidak ikut membayar,” ujarnya. Lebih lanjut ia menjelaskan pada prinsipnya, mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi wajib membayar uang kuliah tunggal (UKT). Hal tersebut didasarkan pada Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) No. 39 Tahun 2016 pasal 9, PTN tidak menanggung biaya yang bersifat pribadi, biaya pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), biaya asrama, dan kegiatan-kegiatan pembelajaran dan penelitian yang dilaksanakan secara mandiri oleh mahasiswa. Di point tersebut, yang termasuk UKT adalah proses pembelajaran secara langsung. Seperti praktikum, kuliah, membimbing dan ujian. “ Wisuda merupakan sebuah perayaan yang menandakan bahwa mahasiswa tersebut sudah lulus. Tanpa wisuda pun ijazah akan tetap dikeluarkan,” jelas Asdi. Namun, kata Asdi, perayaan tersebut bukan merupakan bagian dari UKT, sehingga termasuk ke dalam biaya yang bersifat pribadi. “Berdasarkan peraturan Menristekdikti tersebut biaya pribadi tidak termasuk ke dalam tanggungan pemerintah. Makanya, perguruan tinggi bisa memungut. Yang kita (pihak rektorat-red) pungut itu

Wisuda F ak ultas Bersifat Opsional Fak akultas Terkait isu tidak adanya pelaksanaan wisuda fakultas, WR II Unand Asdi Agustar mengatakan wisuda harusnya dilaksanakan hanya sekali yaitu di tingkat universitas. Karena sebetulnya makna wisuda itu ialah melantik yang disimbolkan dengan pemindahan jambul dan menyerahkan ijazah. “Seharusnya kedua hal tersebut dilakukan di universitas,” jelasnya. Kemudian, kata Asdi, ijazah yang diberikan oleh dekan dan prodinya di fakultas serta diikuti dengan seremonial lainnya membutuhkan biaya tambahan. Biaya tersebut dihitung oleh fakultas yang bersangkutan melalui kesepakatan dengan para wisudawan. Asdi berpendapat jika banyak mahasiswa yang diwisuda, maka banyak pula uang yang masuk ke fakultas. “Kegiatan wisuda butuh uang dalam jumlah besar, ditambah lagi di fakultas ada biaya sewa tenda, biaya snack, foto bersama, dan segala macam. Itu yang dibagi secara proporsional,” jelas Asdi. Oleh karena itu Asdi mengungkapkan pihak Unand segera mengambil langkah yaitu dengan mengubah skenario yang ada. Substansi wisuda akan diselesaikan di universitas. Memindahkan jambul, melantik serta menyerahkan ijazah. “Subtansi yang bukan wisuda, akan ditiadakan. Seperti seremoni penyebutan bintang aktivis kampus. Sebenarnya, kan bisa dibuat acara tersendiri,” kata Asdi. Lebih lanjut Asdi mengatakan ntuk

Foto : Rizka tersebut tergantung pada persetujuan antara fakultas dan mahasiswa yang diwisuda.Seperti yang dituturkan oleh Harif Amali Rifai yang mengatakan bahwa Fakultas Ekonomi termasuk fakultas yang mempunyai kemampuan ekonomi yang baik terkait wisuda. Pasalnya, fakultas ekonomi mempunyai 200 orang wisudawan pada tiap kali wisuda. “Masalah biaya wisuda seperti salempang dan konsumsi itu semua ditanggung oleh pihak fakultas,” katanya. Berbeda dengan Fakultas Ekonomi, Dekan FIB, Gusti Asnan mengatakan bahwa kebijakan yang mengharuskan setiap mahasiswa wajib membayar uang wisuda seperti saat ini sebenarnya sudah lama berlaku, hanya saja persentasenya berbeda. Uang sebesar Rp500.000 tersebut dibagi menjadi dua bagian. 35 persen untuk pelaksanaan di universitas dan 65 persen untuk pelaksanaan di fakultas, uang tersebut digunakan untuk makan wisudawan, dua orang keluarga wisudawan, panitia wisuda di fakultas, dan Bengkel Seni Tradisional Minangkabau. “Rincian besar pengeluarannya saya tidak ingat,”kata Gusti Asnan. Di FKG, wisudawan dikenakan biaya sebesar Rp 325.000 untuk wisuda fakultas. Hanya saja terkendala dalam jumlah wisudawan yang sedikit. Emradi menuturkan jumlah mahasiswa yang wisuda berkisar 50 orang, 9 orang profesi

Bersambung ke halaman 19...


Polling Laporan Utama Genta Andalas Edisi LXVIII

U

niversitas andalas memilki kampus luar domisili yang berada di wilayah daerah provinsi Sumatra barat yaitu kampus II yang berada di kota Payakumbuh dan kampus III di wilayah kabupaten Dharmasraya. Informasi mengenai kampus ini masih terbatas dan cenderung kurang terekspos sehingga belum banyak orang yang mengetahui bahkan mahasiswa Unand ada yang kurang mengetahui kampus luar domisili ini. Jika dilihat dari infrastruktur, terdapat perbedaan pembangunan yang cukup jauh antara kampus I Unand dengan

kampus II dan III Unand. Hal ini justru menimbulkan kesan kurang baik terhadap Unand yang merupakan salah satu kampus berakreditasi A di Pulau Sumatera. Dilatar belakangi hal tersebut, Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Genta Andalas melaksanakan survei terkait Kampus II dan Kampus III Unand. Survei ini dilakukan dengan metode random sampling , survei dilakukan dengan jumlah responden 300 responden. Hasil survei menunjukkan 38,33% responden sudah pernah ke kampus II dan

III. Sebanyak 58,33% responden belum pernah berkunjung ke kampus II atau III Unand dengan alasan lokasi yang cukup jauh dari kampus pusat. Sebesar 60,67% responden memberikan pendapat bahwa kondisi kampus II dan III Unand belum sesuai dengan kampus berakreditasi A. Dengan memberikan beragam pandangan seperti gedung perkuliahan Kampus II dan III masih seperti gedung biasa, fasilitas yang minim seperti tidak adanya wifi di Kampus III Unand,, kantin yang sedikit, laboratorium, serta sarana dan prasarana. Dalam mengatasi kesenjangan

pembangunan di Kampus II dan III responden memberikan tanggapan yang beragam. Ada yang memberikan solusi seperti tingkatkan kunjungan rektor ke Kampus II dan III Unand untuk melihat kondisi kedua kampus, pihak kampus harus berkoordinasi lagi dengan Pemerintah Daerah (pemda), dan ada pula yang menyarankan agar Kampus I, II, dan III mengadakan musyawarah terbuka untuk kejelasan Kampus II dan III Unand.

Sumber: Litbang Genta Andalas Grafis: Produksi

Surat Keterangan Bebas LGBT Universitas Andalas

M

araknya kasus lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di Indonesia membuat pihak kampus mengeluarkan surat keterangan bebas LGBT. Dengan harapan mencegah kasus LGBT masuk ke kampus pihak Unand mengharuskan setiap calon mahasiswa baru mengisi surat keterangan tersebut. Dilatar belakangi hal tersebut, Divisi Litbang dan Pengembangan (Litbang) Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Genta Andalas melakukan survei terhadap mahasiswa Unand. Survei ini telah dijalankan terhadap 300 responden yang dipilih secara acak dengan metode random sampling.

Hasil survei menunjukkan 66,67% responden setuju dan mengapresiasi keputusan rektor mengeluarkan surat keterangan bebas LGBT ini karena merupakan salah satu langkah untuk menyelamatkan generasi muda dari LGBT yang bertentangan dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat khususnya masyarakat Minang. Sebanyak 30,33% tidak setuju dengan keputusan ini karena melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Setiap kebijakan yang dibuat tentu berpengaruh terhadap lingkungan masyarakat ataupun instansi yang terkait. Dengan persentase 51,67% responden mengharapkan kampus lain juga

menerapkan kebijakan seperti yang dilakukan oleh Unand. Meskipun 44,67% responden tidak setuju bila kampus lainmenerapkannya dengan alasan pihak kampus seharusnya membina dan membimbing penderita LGBT, bukan menolak untuk tidak boleh menempuh pendidikan. Adanya kebijakan tersebut, persentase 63,33% responden mengatakan bahwa Unand tidak melanggar UndangUndang (UU) tentang pengeluaran surat LGBT karena Unand mencoba menyelamtakan generasi muda yang diawali dari kampus Unand sendiri. Sedangkan persentase 32,33% responden

mengatakan Unand melanggar UU karena secara tidak langsung, Unand melanggar HAM khususnya dalam mendapatkan pendidikan. Dengan dikeluarkan kebijakan ini responden memberikan berbagai tanggapan jika ada mahasiswa yang menjadi pelaku LGBT. Ada responden yang mengusulkan penderita LGBT dibina dan dibimbing, hukumannya bukan dikeluarkan dari kampus misalkan menghafal ayat AlQur’an, membersihkan kampus, dan lainlain. Serta jangan jauhi pelaku LGBT.

Sumber: Litbang Genta Andalas Grafis: Produksi


K

Ditinggal Salat Jumat, Tas Mahasiswa Peternakan Raib

asus pencurian di kampus Universitas Andalas (Unand) kembali terjadi. Baru-baru ini mahasiswa Jurusan Peternakan angkatan 2012, Jusbianto mengalami kemalingan di ruangan penjaga Mushala Al-Baqarah Fakultas Peternakan Unand, Jumat (28/4). Kejadian tersebut diperkirakan Jusbianto ketika ia tengah melaksanakan ibadah salat Jum’at. Jusbianto kehilangan tas berwarna abu-abu yang didalamnya terdapat ijazah, transkip nilai Strata 1 (S1) asli, beberapa berkas pascasarjana, kartu perpustakaan, kartu tanda mahasiswa, kartu ATM, dua jam tangan, laptop Acer Core I3 hitam, dan uang senilai Rp 2.200.000. “Jam dua belas lewat lima saya pergi ke tempat teman, dan meletakkan tas di dalam kamar beliau. Didalam kamar tersebut ada tas saya dan tas teman saya, Erik Kantona. Kemudian kami pergi untuk salat Jum’at dan setelah saya kembali tas itu

sudah hilang,” tuturnya. Sampai saat ini Jusbianto berharap agar semua barang yang hilang bisa kembali. Pasalnya pencurian ini sudah kedua kali ia alami. Terlebih lagi uang yang raib tersebut adalah uang lembaga dan uang pinjaman dari temannya. “Saya tidak punya uang lagi, harapan saya semoga Unand terutama Fakultas Peternakan dapat dipasangkan kamera CCTV , karena kejadian ini bukan sekali dua kali,” ujarnya. Menanggapi kejadian di Fakultas Peternakan tersebut, salah seorang mahasiswa peternakan, Ridho berpendapat bahwa seharusnya Unand dapat lebih tegas lagi menaggapi kejadian tersebut. “Satpam Unand kurang gencar dalam kinerjanya. Seharusnya karcis yang diberlakukan di gedung kuliah bisa juga diberlakukan di lingkup fakultas, soalnya kejadian ini tidak sekali dua kali terjadi Endrik disini,” katanya. Endrik

Foto : Ist Foto: Tribunnews.com

Dorong Mahasiswa Produksi Konten Positif, Unand Adakan Kerja Sama

D

Foto : Nindi PENAND ATANGAN : Serah terima nota kesepahaman (MOU) antara Unand dan PENANDA Media Indonesia (4/5/2017)

B

Tingkatkan TOEFL Mahasiswa, Unand Beri Pelatihan

ahasa Inggris merupakan salah satu aspek penting bagi mahasiswa, terlebih saat ini banyak syarat perkuliahan dan referensi buku penunjang yang menggunakan bahasa Inggris. Dalam mewujudkan keinginan tersebut, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Bahasa Unand mengadakan pelatihan Test Of English as Foreign Languange (TOEFL) Preparation & Active English bagi mahasiswa Unand angkatan 2010-2014. Pelatihan tersebut diwajibkan bagi mahasiswa yang memperoleh skor TOEFL dibawah 500, pelatihan ini diharuskan bagi mahasiswa sebelum mengikuti Te s TOEFL Prediction di Pusat Bahasa sebagai salah satu syarat ujian kompre. Menurut Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) UPT Pusat Bahasa, Syafril mengatakan prosedur Pelatihan TOEFL ini berubah karena adanya kebijakan baru dari pimpinan yang baru. Menurutnya, pelatihan TOEFL pada tahun lalu juga sudah dilakukan, namun peminatnya kurang dan sedikit sekali. “Kalau tidak salah hanya sekitar 300 orang mahasiswa yang berminat, ini terjadi karena dulunya tidak diwajibkan, tapi sekarang dengan kebijakan rektor yang baru, pelatihan TOEFL ini wajib dilakukan

mahasiswa,” jelasnya. Saat ditemui oleh kru Genta Andalas di Perumahan Dosen (Perumdos), Sabtu (22/4), Kepala UPT Pusat Bahasa Unand, Hidrayani mengaku bahwa pelatihan tersebut berawal dari nilai TOEFL mahasiswa yang rendah. “Saat ini salah satu penilaian universitas adalah dengan s k o r TOEFL m a h a s i s w a . Rendahnya nilai TOEFL mahasiswa Unand disebabkan karena nilai TOEFL mahasiswa pada saat masuk dan keluar menurun,” katanya. Lebih lanjut ia mengatakan, tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan pelatihan tersebut dapat menunjang mahasiswa untuk mampu berbahasa Inggris dengan baik. “Mahasiswa diharapkan mampu berbahasa Inggris dan percaya diri dalam mencari pekerjaan,” tambahnya. Menanggapi hal tersebut, salah seorang mahasiswa jurusan Sistem Komputer angkatan 2013, Roni Ade Putra merasakan manfaatnya. “Materi pembelajaran dilakukan dari hal dasar, maka pemahaman akan bahasa inggris semakin meningkat. Metode pembelajarannya interaktif, sehingga saya menjadi lebih percaya diri terutama dalam pengucapan bahasa Inggris,” tuturnya. Indah,Ulfa

alam rangka mendorong pertumbuhan industri konten informasi digital yang mendidik, mencerahkan, memberdayakan, membangun nasionalisme, dan memiliki nilai jual serta mendukung p e l a k s a n a a n Government Public Kementerian Relations (GPR), Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bekerja sama dengan Media Indonesia dalam menyelenggaraka n Workshop Konten Informasi Digital (KIDi). Selain itu workshop ini juga diadakan untuk mendorong mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk membuat konten-konten positif. Workshop ini diselenggarakan di Aula Perpustakaan lantai 5 setelah penandatanganan nota kesepakatan antara Universitas Andalas (Unand), Media Indonesia dan Kemkominfo, Kamis (4/5). “Kegiatan ini nantinya akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi dalam bidang jurnalistik,”

ujar Wakil Rektor IV Endry Martius. Workshop KIDi dibagi atas tiga sesi materi yang tengah viral di Era digital ini, yakni mengenai infografis, foto dan video dan terakhir mengenai teknik pembuatan blog. Workshop y a n g diselenggarakan Unand ini dihadiri oleh lima Universitas yang ada di Sumatera Barat, diantaranya IAIN Bukittinggi, Universitas Eka Sakti Padang, Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol, Universitas Negeri Padang dan Universitas Andalas. Salah seorang mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Tri Sakti Fernando mengatakan b a h w a w o r k s h o p ini bermanfaat. “Dengan adanya acara ini dapat mengambangkan pengetahuan saya mengenai infografis, foto dan video, serta teknik pembuatan blog yang saya rasa sangat penting bagi mahasiswa ilmu komunikasi,” tuturnya. Nindi

Jurnal Sosial Nusantara Diluncurkan

F

akultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas (Unand) menjadi tuan rumah Konferensi Forum Dekan Ilmu-Ilmu Sosial Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Se-Indonesia. Acara yang dihadiri oleh 41 PTN Se-Indonesia tersebut bertempat di Hotel Kyriad Bumiminang lantai satu dan sukses m e n g g e l a r lauching Jurnal Sosial Nusantara, Rabu (10/5/2017). Launcing Jurnal Sosial Nusantara tersebut resmi dibuka oleh ketua forum dekan ilmu sosial PTN se-Indonesia, Sahya Anggara. Selain itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Rina Indriastuti yang mewakili menteri kemenristekdikti mengukuhkan secara resmi forum dekan ilmu sosial se-Indonesia tersebut. Rina juga menjadi Keynote Speaker dalam salah satu agenda kegiatan ini yakni Seminar Nasional yang bertema “Transformasi Ilmu Sosial dan Politik dalam Menyelesaikan Permasalahan Bangsa”. Wakil Rektor IV Unand, Endry Martius mewakili rektor dalam sambutannya sekaligus membuka acara mengatakan bahwa, acara ini dapat menjadi

ajang silaturahmi antara Unand dan perguruan tinggi lainnya. “Semoga forum ini lebih bermakna lagi dimasa mendatang,” ujarnya. Dekan FISIP Unand, Alfan Miko menyampaikan beberapa agenda konferensi forum dekan tersebut. “Setelah launching jurnal sosial nusantara, kami akan mengadakan seminar nasional dan konferensi ilmiah, setelah itu dilanjutkan setelah magrib mengunjungi kediaman gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno untuk memenuhi jamuan beliau yang tidak dapat hadir karena ada tugas yang sangat mendadak,” tuturnya. Alfan Miko juga berharap dengan konferensi ini semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi bangsa. Senada dengan itu, Perwakilan FISIP Universitas Hasanuddin, Sahya Anggara menyebutkan bahwa konferensi forum dekan dan seminar nasional ini merupakan sumbangan berharga untuk mengambil kebijakan. “Kegiatan ini sebagai bakti akademisi dari FISIP seluruh Indonesia, semoga dapat memberi sumbangan dan transformasi untuk memecah permasalahan bangsa dan sarana dalam mengambil kebijakan,” ujarnya. Ulfa


M

Mahasiswa Menilai Pendidikan di Unand Menyengsarakan

emperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), sejumlah mahasiswa Universitas Andalas (Unand) menggelar aksi damai di depan Auditorium Unand, Selasa (2/5/2017). Massa aksi mulai berkumpul di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) sejak pukul 08.00 WIB. Massa sempat menutup jalan depan PKM dan beberapa kali menghentikan bus kampus yang lewat untuk mengajak mahasiswa lain turut bergabung dalam aksi tersebut. Massa kemudian bergerak menuju jembatan Rumah Sakit (RS) Unand dan berjalan menuju rektorat sembari menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Massa juga membawa spanduk yang dicoret berisi tuntutan-tuntutan. Hal ini mengundang perhatian masyarakat Unand. Sesampai di rektorat Unand, sekitar pukul 09.30 WIB Rektor Unand Tafdil Husni sempat menemui mahasiswa. “Saya sekarang ada agenda rapat. Agenda ini sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari,” ujarnya. Kemudian mahasiswa pun menunggu rektor selesai rapat sembari berorasi. Setelah itu, sekitar pukul 11.30 WIB, rektor pun mengajak mahasiswa untuk masuk ke ruangan rapat untuk

menyampaikan aspirasinya. Dalam kesepakatan. Kemudian, massa aksi juga tersebut. “Tidak hanya dengan aksi massa, penyampaian tuntutannya, mahasiswa keluar dari ruangan dengan kekecewaan. tetapi juga melakukan audiensi secara Salah seorang mahasiswa Fakultas langsung atau dialogis,” ujar Hemi Lavour menyuarakan perbaikan pendidikan di Unand yang dinilai menyengsarakan Hukum angkatan 2014 mengatakan akan Febrinandez, mahasiswa Fakultas Hukum Mis mahasiswa. Ada beberapa poin tuntutan ada aksi lanjutan jika rektor enggan angkatan 2014.Mis yang diusung yakni wisuda berbayar, hak melakukan eksekusi terhadap tuntutan mahasiswa bidikmisi, pungutan liar mahasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT), komersialisasi pendidikan, Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) dan ketimpangan fasilitas mahasiswa kampus 2 Payakumbuh dan 3 Dharmasraya. Menanggapi tuntutan tersebut, Tafdil mengatakan Unand mengupayakan agar kampus 2 dan kampus 3 memiliki dan merasakan fasilitas yang sama dengan fasilitas kampus pusat. “Unand sudah bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. Untuk pembangunan kampus 2 Payakumbuh sudah ditandatangani kesepakatan kerjasama seperti pembangunan perpustakaan dan tempat parkir,” ujarnya. Setelah Foto : Ade menanggapi tuntutan tersebut, S AMP AIK AN ASPIRASI : AMPAIK AIKAN Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), mahasiswa rektor meninggalkan ruangan tanpa menandatangani nota menyampaikan aspirasi di ruang rapat Auditorium Unand (2/5/2017)

Mahasiswa Baru Unand Jalani Tes Kesehatan

S

Foto : Aza ANTRI : Mahasiswa baru jalur SNMPTN tengah antri melaksanakan tes kesehatan di Klinik Medika.

ejumlah mahasiswa baru (maba) jalur SNMPTN Universitas Andalas (Unand) tahun ajaran 2017/2018 jalani tes kesehatan, Senin (15/5/2017) di Klinik Medika Unand. Tes kesehatan berlangsung dari tanggal 10 hingga 16 Mei 2017. Maba Jurusan Teknik Industri Wahyudi Andestina mengatakan tes kesehatan harus dilakukan di Padang. “Kawan-kawan saya bilang tes kesehatan boleh diluar, tapi ternyata tidak boleh. Padahal sudah tes di Pekanbaru, akhirnya harus mengulang lagi tes kesehatan di Padang,” ungkap mahasiswa angkatan 2017 tersebut. Tes kesehatan yang dilakukan yaitu tes urine, tes narkotika, kesehatan gigi, tensi, dan lain-lain. Selain itu, Zudarman salah satu orang tua maba yang berasal dari Pekanbaru juga mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang ia dapatkan, tes kesahatan bagi maba harus dilakukan di Unand. “Saya menemani anak saya untuk tes kesehatan yang harus dilaksanakan di Padang dan tidak

bisa dilakukan di daerah masing-masing,” katanya. Tes kesehatan di hari keenam ini lebih ramai daripada hari-hari sebelumnya, karena banyak dari maba yang hadir didampingi orang tua masing-masing. Untuk dokter yang bertugas ada dua orang dengan pembagian kerja shift pagi dan siang. “Awalnya untuk dokter tidak masalah karena bisa dicover dengan baik, tetapi untuk beberapa hari ini tidak bisa lagi dicover karena mahasiwa yang datang diakhir-akhir sangat banyak,” ujar seorang dokter Klinik Medika, Ulya Uti Fasrini. Lebih lanjut Ulya menambahkan beberapa mahasiswa yang diperiksa kedapatan mengalami gejala penyakit ringan seperti batuk dan flu. Namun, kata Ulya ada juga yang kedapatan serangan jantung, tetapi dia tidak pernah merasa terganggu. “Sempat saja dia itu lose tidak ikut pemeriksaan di sini, nanti kan tidak ada recordnya kalau dia tidak boleh ikut aktivitas fisik. Rata-rata mereka tidak mau bilang, yang repotnya kalau dia tidak bisa diapa-apain lagi,” tuturnya. Aza, Mis

Kecelakaan Lalu Lintas Renggut Nyawa Dua Mahasiswa Unand

J

alan Raya Padang-Bukittinggi kembali memakan korban Senin (1/5). Terjadi kecelakaan di sekitar kawasan Lembah Anai, Jorong Air Mancur, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar. Dua orang tewas dalam insiden yang melibatkan mobil Mitsubishi Minibus L300 bernomor polisi BB 1815 NC dan satu unit sepeda motor bernomor polisi BA 3976 GO. Korban tewas diketahui bernama Umayrah Shohibah dan Caesari Atika, keduanya merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Keperawatan Universitas Andalas angkatan 2013 dan 2014. Martarina, salah seorang mahasiswa Fakultas Keperawatan yang juga teman dari kedua korban menerangkan bahwa Caesari Atika sempat memberi kabar pada orang tuanya kalau ia sedang berada di Padang Panjang. “Almarhumah Caesari Atika (Kaka) izin sama orang tuanya pada hari Sabtu berangkat ke

Payakumbuh. Sebelum kejadian, orang tua laki-laki Kaka masih sempat menghubungi dan menanyakan keberadaan Kaka, dan Kaka menjawab di Padang Panjang, Orang tuanya juga sempat bilang hati-hati ya nak,” terangnya saat dihubungi via Line. Kejadian ini diperkirakan terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Padangpanjang. Keluarga korban sendiri sudah mengetahui dan korban hari ini sudah berada dirumah duka masing-masing, salah satunya di Duri, Provinsi Riau. Martarina juga mengatakan bahwa pihak Fakultas Keperawatan sudah dirumah duka. “Jenazahnya akan dimakamkan sebelum zuhur ini,” Ulfa ujarnya.Ulfa

Ilustrasi : Ade


Sekilas Keadaan Kampus II dan Kampus III

Foto: Ade

Foto: Ade

BELAJAR: Di ruang Aula yang terbakar beberapa waktu lalu mahasiswa kampus III tetap mengikuti proses belajar mengajar

:VISI MISI: Tampak spanduk yang menggambarkan visi dan misi di depan kampus III

Foto: Ade RUSAK RUSAK: Kondisi salah satu gedung kampus III yang agak rusak di bagian sampingnya dengan halaman yang di penuhi rumput

Foto: Aza KAND ANG : Faterna kampus II hanya memiliki ternak ayam dan kelinci ANDANG

Foto: Foto:Aza Aza KANDANG: Kondisi kandang kelinci kampus II yang digunakan untuk praktikum

Foto: Aza PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN: Gedung perpustakaan yang sedang dalam pengerjaan


I

Dendeng Kuah Buatan Mande Kekayaan Kuliner Nusantara

ndonesia merupakan negara yang bumbu hingga meresap ke dalam daging, bersama kuah daging yang sudah dicampur memiliki keragaman, bukan hanya hingga santan atau kaldu yang dicampur dengan bumbu-bumbu. Untuk kuahnya budayanya saja, namun juga kulinernya. dengan rempah-rempah surut atau cukup sendiri, pembeli dapat request sendiri Salah satunya dendeng, masakan khas kering. bagaimana rasa dari kuah dendeng bisa masyarakat Minangkabau yang bisa Proses pembuatan dendeng kuah pedas, normal, extra pedas, dan manis. ditemukan di restoran atau rumah makan hampir sama dengan dendeng kering, tapi “Kami menyajikan sambal pado Padang. Masakan ini disajikan bersama nasi dari segi cita rasa ada yang membedakan khas Bukittinggi dan kalio lokan yaitu gulai dan lauk pauk seperti gulai nangka muda kedua olahan tersebut. Daging dendeng kerang khas Sumatera Barat. Tidak hanya dan samba lado dalam sepiring nasi. Harga kering direbus terlebih dulu dengan bumbu- itu, bahan baku yang kami pakai juga yang ditawarkan berkisar belasan hingga puluhan ribu rupiah. Berkat cita rasa nikmat yang dimilikinya, menu ini menjadi favorit bagi kebanyakan pengunjung rumah makan Padang. Salah satu keluarga yang menggeluti usaha dendeng tersebut adalah ibu Emiria Deltis yang menghadirkan varian baru dalam dunia kuliner nusantara. Wanita yang sering dipanggil ibu Tis ini berasal dari bukittinggi, beliau termotivasi menyampaikan pesan bahwa makanan Minangkabau tidak hanya berasal dari Padang saja, melainkan banyak daerah lain di Sumatera Barat yang mempunyai makanan enak dan bercita rasa khas. Dendeng kuah buatan Mande adalah suatu usaha food and drink dengan menu dendeng kuah sebagai andalan, berbeda dari dendeng biasanya. Selama ini, kebanyakan orang hanya mengenal dua varian olahan makanan dendeng Dok.Pribadi berbahan baku daging sapi ataupun daging kerbau, yaitu dendeng kering dan dendeng basah. Perbedaan antara dua GURIH : Hasil masakan dendeng kuah terlihat sangat gurih varian ini adalah dendeng kering bentuknya lebih tipis dibandingkan bumbu, setelah itu dipukul-pukul supaya berasal dari Bukittinggi. Karena kami ingin dendeng basah yang sedikit lebih tebal. empuk dan pipih lalu digoreng. Dendeng menjaga kualitas rasa ranah Minang yang Selain itu dalam pembuatannya, daging kering digoreng hingga kering pakai api kuat akan rempah-rempahnya,” jelas Dyra dendeng kering dimasak tanpa bumbu. sedang, sementara itu dendeng kuah tidak salah seorang anak dari ibu Tis. Tapi daging sapi direndam hingga bumbu direbus sampai kering, tetapi cukup direbus Daging yang dipilih yaitu bagian benar-benar meresap. Sementara itu, hingga warna daging berwarna cokelat dan has dalam, karena mempunyai tekstur yang dendeng basah dagingnya dimasak bersama matang. Setelah itu baru dimasukkan sangat lunak dan empuk. Kuah dendeng

berasal dari rebusan daging yang digunakan untuk dendeng. “Proses masaknya membutuhkan waktu hingga 4 jam dari proses pemasakan awal hingga menghasilkan daging empuk dengan kuah yang siap dihidangkan,” tuturnya. Usaha dendeng kuah home made yang memiliki resep turun-temurun ini, pertama kali terealisasi tahun 2007 dan mulai menjajaki pasar online sejak 2011 silam, tepatnya saat bulan Ramadhan. Sejauh ini peminat dendeng buatan mande sudah mulai banyak. “Pesanan yang diterima selama ini banyak berasal dari perorangan, namun terkadang pesanan juga datang dari perusahaan. Penjualannya kami rata-rata per kilogram berkisar harga Rp350 ribu. Itu pun sudah dengan ongkos kirim untuk daerah Jabodetabek,” tambah Dyra mahasiswa Fakultas Ekonomi Unand ini. Dendeng kuah ini memiliki daya simpan selama satu minggu dengan penyimpanan yang baik, bersih dan higienis. “Dendeng kuah yang baru diterima harus langsung dipanaskan dan dimasukkan ke kulkas untuk memperlama daya simpannya,” tutur Dyra. Dendeng Kuah buatan Mande belum terdaftar secara resmi di BPOM. Dyra dan keluarganya mengaku cemas, karena dendeng kuah ini bisa ditiru dan dipatenkan oleh pihak lain. Kekhawatiran ini tidak lepas dari pengalaman pribadinya pada saat mengikuti Festival Kampoeng Minangkabau pada beberapa waktu yang lalu. Ia mengaku saat itu ada pengunjung yang datang ke stand miliknya dan membeli dendeng kuah tersebut. Pengunjung tersebut lantas mengatakan dendeng kuah Agung juga sudah ada di Bandung. Agung

Foto: Dira


Bahasa dan Sikap Berbahasa Oleh: Gusdi Sastra, M.Hum., Ph.D. bahasa Jepang, dan bahasa Perancis, dipergunakan secara baik oleh seluruh penduduknya dengan standar yang sama dan dengan kecintaan yang sama. Pemakai bahasa Inggris sebagai bahasa asing, apakah sebagai bahasa kedua, ketiga, dan seterusnya, di negara tersebut tidaklah memiliki prestise yang lebih tinggi dibandingkan apabila penggunanya memakai bahasa negara tersebut. Seorang orang asing yang mampu menggunakan bahasa nasional mereka, sangat dihargai dan memiliki prestise yang lebih baik daripada menggunakan bahasa Inggris meskipun bahasa Inggris adalah bahasa internasional.

Dok. Pribadi

B

ahasa Indonesia ditinjau dari fungsi dan kedudukanya sudah tidak diragukan lagi, sehingga kesadaran ini sesuatu yang sudah seharusnya hafal di luar kepala. Di antara fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, salah duanya adalah sebagai bahasa pengantar di lembagalembaga pendidikan dan sebagai alat pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan iptek (Arifin, 2008). Di dunia pendidikan, sejak dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi menggunakan bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran untuk pengembangan ilmu. Walaupun beberapa tahun terakhir muncul istilah “Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional� (RSBI) dan “Kelas Bilingual� di tingkat sekolah menengah, serta “Kelas Internasional�di perguruan tinggi, namun secara penguasaan materi pelajaran masih belum efektif baik oleh pengajar maupun oleh pembelajar. Tetapi dilihat dari sisi kemahiran berbahasa Inggris pembelajar tentu saja terdapat peningkatan. Oleh sebab itu, untuk melihat dampak keberadaan sekolah dan kelas seperti ini, yang tidak menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pengembangan ilmu, diperlukan penelitian khusus tentang ini. Penggunaan bahasa asing (dalam konteks ini bahasa Inggris karena bahasa Internasional) sebagai bahasa pengantar dalam mengembangkan kebudayaan dan pemanfaatan iptek, sebagai perbandingan kita dapat bercermin dari sikap nasionalisme yang dimiliki oleh beberapa negara maju seperti Jerman, Jepang, dan Perancis. Di ketiga negara tersebut, bahasa Inggris posisinya sama dengan bahasa asing lainnya dari negara manapun, sehingga bahasa nasionalnya bahasa Jerman,

Sikap berbahasa sebagai bentuk keterampilan Sikap terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan sistem pendidikan yang berlaku, merupakan faktor penentu dalam keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa merupakan cerminan dari cara berfikir yang terbentuk melalui proses yang cukup panjang dalam kehidupan seseorang. Ditinjau dari aspek psiko-neurolinguistik, perkembangan bahasa sudah terjadi sejak anak dalam kandungan, yaitu sejak terbentuknya lapisan tunggal sel neural plate di bagian tengah belakang embrio otak (Geschwind dalam Sastra, 2011) pada bulan ke-4 perkembangan fetal . Hal itu berkembang terus secara pesat masa golden age (0 – 5 tahun) sampai usia pubertas pada area hemisfer otak kanan. Sensor input yang diproses di area motorik kortikal belahan kanan otak akan mengantarkan pesan somatosensorik ke daerah wernicke dan daerah broca di area hemisfer otak kiri menjadi sistem bahasa. Apabila perkembangan terjadi secara positif pada masa ini, yakni reaksi sensorik dan motorik mengalir dari otak belahan kanan dan menyimpannya di otak belahan kiri secara bertahap, maka diperoleh perkembangan otak secara positif dengan kreativitas kecerdasan otak kanan. Oleh sebab itu, usia 0 tahun sampai lebih kurang 12 tahun masa pubertas anak, adalah masa penentuan kreativitas kecerdasan fikiran dan keterampilan berbahasa. Kemudian proses lateralisasi otak berlangsung terus sampai usia dewasa (sekitar umur 25 tahun). Proses lateralisasi adalah aktifnya sel-sel asimetris di kedua hemisfer secara bertingkat atau hirarki kortikal kanan dan kiri dalam jumlah yang tidak terbatas. Pergerakan sel-sel akan dapat berkoordinasi secara keseluruhan tergantung dari perintah yang dimiliki oleh kecerdasan hemisfer sebelum masa pubertas. Oleh sebab itu, terampil berbahasa sangat berkaitan dengan perlakuan terhadap daerah otak sebelum masa pubertas, karena persoalan berbahasa bukan tugas hemisfer kiri y a n g mengatur t a t a bahasa s a j a , melainkan juga tugas hemisfer k a n a n bagaimana

bahasa itu dipakai melalui keterampilan (kecerdasan). Peningk atan kketerampilan eterampilan berbahasa eningkatan dengan membaca dan menulis Perlakuan terhadap fungsi kerja otak belahan kanan, mungkin sebagai perbandingan tidak salah apabila melihat bagaimana negara maju dalam mendidik bangsanya dengan mengasah keterampilan berbahasa melalui membaca dan menulis. Jepang misalnya, pada tingkat sekolah dasar (shogaku) sampai sekolah menengah atas (kogaku) tidak ada mata pelajaran bahasa Jepang, tetapi yang ada adalah mata pelajaran bahasa negara (kokugo) dan mata pelajaran menulis (sakubun). Pelajaran kokugo diberikan sekitar 6 jam dalam seminggu dengan materi pengenalan huruf kanji, hiragana, dan katakana lalu menuliskannya, kemudian diiringi dengan membaca novel ringan anak-anak (syuuzi) dan cerita-cerita rakyat. Di sekolah menengah pertama dan di sekolah menengah atas pelajaran kokugo materinya membaca novel-novel lama dan karyakarya sastra Jepang dan Cina. Mata pelajaran sakubung (menulis) diberikan mulai kelas satu sekolah dasar sampai sekolah menengah atas dengan persentase jam terendah sampai tinggi setiap hari. Siswa diwajibkan menulis tentang 4 hal, yaitu mirukoto (apa yang dilihat), kikukoto (apa yang didengar), kanggaekoto (apa yang difikirkan), dan kokorokoto.(apa yang dirasakan) setiap aktivitas keseharian yang dialami oleh siswa. Sejalan dengan itu, siswa sekaligus dilatih untuk menyampaikan tugas sakubunnya di depan guru dan di depan teman-temannya. Begitu juga halnya di negara Jerman, pada tingkat sekolah menengah atas, siswa sudah harus menamatkan karya-karya sastra besar sekaliber Shakespiere melalui beberapa jumlah novel yang telah ditetapkan. Kebiasaan ini sudah dilakukan dari sekolah dasar melalui cerita-cerita ringan sampai karya-karya sastra terkenal dan itu menjadi kurikulum yang berlaku pada setiap sekolah. Di Malaysia juga demikian, yang mewajibkan membaca beberapa novelnovel sastrawan besar Melayu, termasuk juga karya-karya Hamka. Kegiatan membaca ditinjau dari pembagian fungsi kerja otak kanan, maka kebiasaan menuliskan aspek visual, auditori, fikiran, dan emosi, dapat meningkatkan kecerdasan otak dan akan didorong oleh keingintahuan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Oleh sebab itu, kebiasaan membaca di negara Jepang (juga di beberapa negara maju lainnya) telah dimulai sejak kecil, karena dengan membacalah sel-sel saraf motorik bekerja secara maksimal jika dibandingkan dengan kebiasaan menonton yang membuat fungsi kerja sel-sel saraf menjadi pasif. Keempat keterampilan berbahasa; menulis, membaca, berbicara, dan menyimak telah dimulai sejak masa prapubertas, sehingga perkembangan otak pada masa golden age sangat diperhatikan melalui sistem yang sama berlaku bagi setiap siswa, yang diiringi oleh fasilitas yang memadai untuk perkembangan otak anak melalui sistem pendidikan yang tepat dan merata. Pada usia prasekolah di Jepang, di hoikuen (penitipan anak mulai usia 6 bulan – 4 tahun) atau play group dan yochien (taman kanak-kanak 5 – 6 tahun), anak sudah terlatih melalui keterampilan menyimak dan berbicara, yaitu melalui cerita-cerita yang dibacakan dan gambargambar yang membangun kreativitas melalui fungsi kerja hemisfer otak kanan secara maksimal. Anak belum dibebani oleh fungsi tugas hemisfer otak kiri melalui kemampuan berhitung dan kemampuan membaca, serta kemampuan berbahasa

dengan tatabahasa yang benar. Anak dibebaskan berbahasa tanpa harus memperhatikan kaidah tata bahasa, karena proses pembenaran dan pembetulan akan terjadi secara tidak sadar dengan sendirinya sampai usia sekolah menengah melalui mata pelajaran kokugo (bahasa negara) dan mata pelajaran sain lainnya, karena semua bukubuku sain sudah ditulis dalam bahasa Jepang yang benar karena telah dibaca dan diedit oleh linguis bahasa Jepang atau pakar bahasa Jepang lebih dahulu. Hampir semua buku-buku sain teknologi, sosial, dan seni serta buku ilmu pengetahuan umum lainnya, sudah ditulis dalam bahasa Jepang yang benar setelah melalui tahap review dan proses edit bahasa oleh dinas terkait penerbitan, termasuk juga buku-buku yang diterjemahkan dari bahasa asing ke dalam bahasa Jepang. Proses penerjemahan masih tetap digalakkan dari berbagai bidang ilmu dan pengetahuan umum yang sudah dimulai sejak zaman restorasi Meiji, yaitu penerjemahan besarbesaran ke dalam bahasa Jepang, sehingga bangsa Jepang dapat menyaingi bangsa lain bahkan melejit pesat dalam deretan negara maju. Hal ini juga yang dipraktekkan oleh negara Malaysia dalam menyikapi bahasa Melayu, karena konsep negara Malaysia ketika pemerintahan Mahathir, “berkiblat ke timur� merupakan suatu cara memajukan bangsanya mengikuti pola yang berlaku di Jepang. Buktinya dalam penggunaan bahasa Melayu ragam tulis, sangat konsisten digunakan kosa kata yang sudah ada padanannya dalam Kamus Dewan bahasa Melayu. Ketika sebuah buku akan diterbitkan dan sebuah istilah digunakan, terlebih dahulu dilakukan proses review dan edit bahasa oleh pihak Dewan Bahasa, yakni suatu badan resmi pemerintah yang mengatur masalah kebahasaan bahasa Melayu atau bahasa Melayu Malaysia sebagai bahasa negaranya. Hal ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah dan masyarakat terhadap bahasa yang sudah diakui sebagai bahasa nasional suatu negara khusus untuk ragam tulis. Bahasa memiliki aturan Kepedulian dalam hal terampil menggunakan bahasa nasional, sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah dalam menyikapi dan mengeluarkan aturan-aturan berkenaan dengan bahasa. Tetapi kalau dilihat aturan kebahasaan dalam bahasa Indonesia, juga sudah dilakukan antara lain dengan adanya Badan Bahasa di pusat dan Balai Bahasa hampir di setiap provinsi, adanya pedoman EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), diterbitkannya kamu bahasa Indonesia, adanya istilah-istilah berbagai bidang ilmu dalam bahasa Indonesia, terbitnya berbagai jumlah buku yang kuantitasnya cukup tinggi, walaupun tanpa harus melalui penilaian layak terbit oleh Badan Bahasa, dan dilaksanakannya pengajaran bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi, menandakan perhatian pemerintah terhadap bahasa Indonesia sudah dilakukan. Tetapi berbagai upaya tersebut belum memberikan dampak positif terhadap kemampuan dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan siswa, mahasiswa, pendidik, dan masyarakat pada umumnya, baik dilihat dari keterampilan membaca, menyimak, berbicara, maupun dari keterampilan menulis. Apalagi peran bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmiah, sebagai bahasa resmi, dan sebagai bahasa nasional, masih memerlukan perhatian dalam segala aspek kehidupan bangsa Indonesia.

*Penulis merupakan Dosen Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas


Statusmu Cerminan Dirimu Oleh: Iqbal Tarigan*

D

ulu video-video harian dirumah akan diseleksi lebih dulu oleh Televisi Amerika untuk ditayangkan di America Home Funniest Video, salah satu acara TV di Amerika. Tapi sekarang, media sosial memungkinkan video apapun bisa di posting di akun YouTube, bahkan kita bisa mengatur jangkauan publiknya. Video keseharian bayi

ade

bernama Tatan melejit di Instagram, hingga ia menjadi selebgram yang dihadirkan diberbagai program televisi. Bahkan, wajah imutnya jadi familiar emotikon di aplikasi Line. Curhatan YouTuber seperti Awkarin secara cepat m e n u a i simpati dari j u t a a n viewers hanya garagara putus d e n g a n mantannya. S a m p a i adegan bunuh diri pun kini bisa disaksikan secara live. Jadi, bukan hal yang tabu lagi kalau media sosial bisa membuat siapa dan apa saja jadi terkenal. Baik karena statusnya yang menuai simpati atau malah kontroversi. Hal yang harus kita pahami adalah bahwa postingan media sosial seseorang bisa membuat ia memiliki identititas baru dihadapan publik atau followernya sendiri. Ulah teknologi hari ini memungkinkan setiap kita bisa menyalurkan hasrat narsisme. Semua dilakukan untuk mendapatkan citra dan pengakuan baru dihadapan publik. Citra ini bisa dilihat melalui

feedback postingan seperti komentar, like, banyak followers, dan sebagainya. Sekarang perusahaan besar seperti CT Corp (Chairul Tanjung Corporation) tidak hanya mengandalkan psikotes dan wawancara dalam menyeleksi calon karyawannya. Induk dari anak perusahaan seperti Transmart, Transmedia dan Ibis Hotel ini juga ketat dalam menimbang siapa calonnya melalui statusnya di media sosial. Hal tersebut juga termasuk bagian dalam seleksi. Karena CV (Curriculum Vitae), bukti ijazah dan sertifikat prestasi dari kertas-kertas saja belumlah cukup untuk menggambarkan keaslian calon yang sebenarnya. Egois atau tidak egois, arogan atau humble, ekslusif atau inklusif, toleran atau intoleran, sumbu panjang atau sumbu pendek, keras kepala atau terbuka, beretika atau kurang ajar, semua karakteristik itu akan tecermin dari akumulasi status-status calon karyawan. Maka pertama, kedepankanlah kehati-hatian sedari sekarang. Sadari bahwa status dan komentar kita di media sosial adalah cerminan fikiran, sikap dan tindakan kita. Sekali dua kali kita mungkin bisa berbohong. Tapi yakinlah, bahwa status yang lebih banyak muncul justru lahir dari spontanitas tanpa rekayasa, your status is Your brand. Kedua, bijaklah dalam memosting, pilih yang baik dan bisa dimaklumi orang lain, karena tidak semua hal baik layak untuk diceritakan. Persis saat Nabi Yusuf memimpikan sebelas bintang yang bersujud padanya. Sebuah mimpi luar biasa yang kemudian ia ceritakan pada ayahnya, Ishaq bin Ibrahim. Namun, sang Ayah dengan bijak menahan putera tampannya itu untuk menceritakan pada saudara-saudaranya, karena bisa menimbulkan keirian antar sesamanya. Artinya, hasrat untuk berbagi

foto

Dok.Pribadi identitas dan narsis dihadapan publik adalah alamiah manusia. Namun, eloknya hasrat itu dikelola dengan fikiran yang jernih, sehingga apa yang kita posting tetap mencerminkan kebaikan dan menimbulkan simpati orang pada kita. Pun tidak selayaknya semua hal menyebalkan dan buruk untuk dibeberkan di media sosial. Ada sebuah ungkapan monumental dari seorang pemikir bernama Ali bin Abi Thalib, “Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak akan percaya itu.

*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalass


P

Karangan Bunga, Tradisi yang Mubazir

Konsultasi

ada saat sekarang ini, banyak tradisi Minangkabau dan ajaran agama Islam yang terpengaruh oleh budaya luar. Ibarat pepatah Minang “Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah�, yang berarti bahwa adat Minangkabau bersumber dari ajaran agama Islam yaitu Al-quran. Namun, karena berkembangnya era globalisasi saat ini, banyak dari masyarakat yang mayoritas beragama Islam mengadaptasi beberapa budaya barat, maupun melakukan sesuatu di luar ajaran agama Islam yang sudah berkembang hingga menjadi sebuah tradisi. Salah satunya adalah tradisi mengirimkan ucapan karangan bunga ke rumah duka saat melayat. Tradisi yang sudah mulai marak ini, mengundang sejumlah kontroversi dari berbagai kalangan. Beberapa masyarakat ada yang pro dan kontra akan hal ini. Apakah manfaat dari mengirimkan karangan bunga kepada keluarga yang sedang berduka? Benarkah di dalam ajaran agama Islam maupun adat Minangkabau untuk mengirimkan karangan bunga ke rumah duka itu ada? Serta apakah tradisi ini merupakan adaptasi dari budaya luar Minangkabau maupun di luar ajaran agama Islam? (Mishthafiyatillah) Jawaban : Dalam ajaran agama Islam, ada dua buah kewajiban masyarakat dan orangorang sekitar jika terjadi kemalangan atau berduka, yaitu kewajiban terhadap jenazah dan terhadap keluarga yang sedang berduka. Kewajiban terhadap jenazah hanya ada empat macam, yaitu memandikan, mengkafani, menyolatkan dan menguburkan. Sedangkan kewajiban terhadap keluarga yang ditinggalkan adalah mengucapkan duka cita atau bela sungkawa

dengan datang ke rumah duka, dalam islam lebih dikenal dengan takziah. Keluarga yang sedang berduka pasti sedang bersedih. Maka dari itu, masyarakat yang datang untuk melayat memberikan semacam ucapan penyemangat dan juga berdoa untuk keluarga tersebut, itulah yang dinamakan dengan takziah. Takziah ini juga memiliki batasan waktu, yaitu selama tiga hari. Tradisi mengirimkan karangan bunga, acara makan-makan, acara tahlilan maupun acara lainnya tidak termasuk ke dalam takziah. Karena saat takziah, hubungan masyarakat yang datang adalah dengan keluarga yang berduka, bukan dengan orang yang meninggal. Keluarga yang ditinggalkan sedang bersedih, masyarakatlah yang berupaya bagaimana untuk menyabarkannya, dan menanamkan sifat sabar kepada keluarga tersebut bahwa musibah ini merupakan ujian dari Allah SWT sesuai kehendak-Nya. Budaya mengirimkan karangan bunga itu tidak ada dalam ajaran agama islam maupun dalam adat Minangkabau. Jangankan diwaktu musibah atau sedang berduka, pada saat acara kenduri atau pesta pernikahan pun tidak disarankan. Hal itu merupakan bentuk sikap mubazir yang tidak berarti. Apalagi karangan bunga paling lama bertahan dirumah duka hanya selama dua sampai tiga hari, lalu setelahnya akan dibawa kembali oleh pemilik toko. Jadi tidak terlihat manfaatnya. Jika memberikan uang, beras ataupun makanan kepada keluarga yang berduka hukumnya tidak apa-apa. Hal itu juga bentuk hiburan berupa keringanan biaya kepada keluarga duka. Rasulullah SAW pernah menyuruh salah seorang

Minggu Tenang Hanya Mitos

sahabat untuk membawakan makanan pada saat hendak melayat, karena sangat bermanfaat apabila uang yang digunakan untuk menyewa karangan bunga, bisa diberikan langsung kepada keluarga yang berduka. Tradisi karangan bunga juga merupakan salah satu bentuk sikap pamer atau riya. Dalam ajaran agama islam, tidak diperkenankan melakukan sesuatu hal dengan tujuan untuk pamer, karena nama dan gelar si pemberi karangan bunga terpampang jelas disana. Selain itu, karangan bunga bisa saja digunakan untuk dukungan kepentingan Foto: Vivi politik. Dalam Alquran sudah dijelaskan bahwa Drs.Y usrizal Jamal, M.H Drs.Yusrizal mubazir merupakan Dosen Universitas Muhammadiyah sifatnya syaitan dan barangsiapa yang Sumatera Barat. melakukannya, maka termasuk golongan orang-orang yang dengan masalah tersebut. Jangan begitu saja menerima dengan mudah pengaruh budaya kufur. Tradisi pemberian karangan bunga luar yang tidak sesuai dengan syariat, ini mungkin saja diadaptasi oleh masyarakat tujuannya agar tidak ada lagi tradisi yang dari budaya luar, tanpa menyaringnya bertentangan dengan ajaran agama islam. terlebih dahulu. Masyarakat sering ragu Oleh sebab itu biasakanlah untuk menyaring dengan suatu tradisi atau adat, apakah dan mencari tahu kebenaran dibalik sesuatu bertentangan dengan syariat islam atau yang dirasa baru. Karena apa yang terlihat tidak. Sebenarnya keraguan itu bisa baik, belum tentu baik seluruhnya. ditanyakan kepada orang yang lebih paham

Oleh: @ejaasanjaya


Smartbag Mudahkan Mahasiswa dalam Aktivitas Kuliah

Dok. Pribadi SERBAGUNA: Smartbag hasil karya mahasiswa Unand yang dibawa ke ajang Pimnas.

S

eiring berkembangnya zaman, manusia dituntut mampu beradaptasi dengan cepat. Pasalnya, jika manusia tidak mampu untuk meningkatkan kualitas dirinya maka manusia akan tergerus oleh zaman. Perkembangan zaman selalu identik dengan kemajuan teknologi yang mendampingi kehidupan manusia. Banyak hal yang cenderung dianggap mustahil

beberapa dekade silam menjadi terwujud sekarang ini. Hal ini yang menjadi motivasi beberapa mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Andalas (Unand) untuk membuat smartbag (tas pintar). Ide pembuatan smartbag ini berasal dari Chevy Nanda, mahasiswa Jurusan Teknik Elektro. Ide ini berawal dari Chevy yang merasa

sulit, bahkan sampai merasa sakit pada terdengar suara yang ada di sekitar pinggang ketika harus membawa banyak smartbag ini, hal ini yang menjadikan saya buku di dalam tasnya. Ditambah lagi menamai tas ini smartbag,” tutur mahasiswa personal computer (PC) berukuran tebal angkatan 2012 ini. yang dibawa dalam satu tas ketika harus Smartbag dibekali baterai dengan membuat tugas kuliah. Pada saat itulah kapasitas 25000mAh yang mampu bertahan muncul ide untuk menyatukan dua selama 24 jam dan dilengkapi dengan USB perangkat berbeda dalam satu paket yaitu charger untuk mengisi daya dari smartbag. tas yang terintegrasi dengan PC. Pengisian daya smartbag memerlukan waktu Proses pengerjaan smartbag selama lima jam sampai terisi penuh. melibatkan lima mahasiswa dari beberapa Smartbag menggunakan tegangan listrik jurusan yang tergabung dalam tim rendah, yaitu sebesar lima volt sehingga smartbag. Achmad Hafid Jurusan Teknik pemakaian baterai dapat diminimalisir. Elektro sebagai ketua dari tim smartbag Karena smartbag menggunakan arus DC dibantu oleh Chevy Nanda sebagai wakil (aruh searah), jadi resiko untuk terkena ketua serta teknisi, Aneryu Weti sebagai sentrum akan lebih kecil. Kemudian adminitrasi dan keuangan, Suci Wulandari smartbag juga dilengkapi sensor tekanan sebagai desainer serta Novy Yanti sebagai yang akan berbunyi ketika memuat kapasitas yang berlebih dan memiliki publikasi. Pembuatan smartbag bertujuan kapasitas memori sebesar 128 GB dan RAM memudahkan mahasiswa untuk membuat satu GB. tugas, khususnya mahasiswa teknik. Berbeda dengan komputer yang Meskipun masih dalam tahap banyak beredar di Indonesia, smartbag pengembangan, smartbag sendiri justru menggunakan linux sebagai sistem merupakan salah satu wakil Unand menuju operasi nya. “Salah satu alasan ajang Pimnas yang saat ini masih dalam menggunakan linux adalah keamanan data tahap seleksi. “Smartbag saat ini sedang yang ada dalam perangkat komputer melalui tahap seleksi dari pihak dikti, terjamin dan dapat terhindar dari virus. semoga smartbag ini bisa lolos ke Pimnas,” Hal itu karena linux mampu untuk menetralisir virus yang masuk ke komputer, ujar Chevy. Chevy berharap smartbag mampu meskipun di Indonesia pengguna sistem membawa nama baik Unand, khususnya di operasi linux ini sedikit,” ungkapnya. Smartbag ini menggunakan bahan ajang Pimnas. Chevy mengakui alat ini merupakan satu-satunya yang ada di terpal yang tahan akan air dan tahan akan Indonesia karena belum ada yang bantingan, sehingga aman ketika jatuh saat digunakan. Hal ini tergambar lewat desain memproduksi sebelumnya. Smartbag terdiri dari beberapa yang digunakan, yaitu dengan meletakkan komponen yakni tas, LCD berukuran 7 LCD dibagian tengah yang diapit inchi, CPU mini yang dirakit sendiri, komponen tas yang padat di bagian keyboard eksternal yang menggunakan belakang tas. Untuk menghindari sistem bluetooth serta beberapa usb port kepanasan, smartbag juga dilengkapi yang digunakan untuk terhubung dengan dengan pendingin sehingga panas dari CPU perangkat lainnya seperti harddisk dan dapat ditanggulangi. speaker eksternal. Selain praktis dan Chevy mengungkapkan belum fleksibel, smartbag memilki kemampuan bisa membeberkan secara rinci mengenai untuk dilacak menggunakan sms dan teknologi pembuatan smartbag, di telepon, dengan menghubungi Foto: nomorDira khawatirkan produk tersebut akan dicuri smartbag yaitu nomor yang sama dengan orang lain karena belum memiliki hak telepon seluler, bisa GSM atau CDMA. “Jika paten. Chevy juga mengakui masih banyak smartbag hilang, maka akan bisa dilacak kekurangan, karena produk ini masih dalam dengan menghubungi nomornya, dengan tahap percobaan dan mereka belum berani otomatis smartbag ini akan mengirimkan melempar ke pasaran. Ilham rf, Metria lokasinya. Bahkan jika ditelepon akan

IKLAN BARIS @gladies.cloth : Halo! Jangan lupa pantengin ig kita dan dapetin produk terbaru kita ya! Ada outfit kekinian dengan harga terjangkauJ Free ongkir! @Dendy : Dijual beras solok asli. Harga 10.500 Liter atau 380/goni. Terima antar ke alamat, 4000/3 km. Hubungi: 085264658950 / Dendy Revardo, Ilmu Ekonomi 2015. @P erce : Halo guys yang mau mesen @Perce buket bunga wisuda untuk temen, pacar maupun gebetan dengan variasi warna dengan harga terjangkau. Hubungi : 082266096951 atau id line muthiaekadiany. @Azalia : Semangat aja untuk PU, Sekum, Bendum, Pimred, Retpel, Korlip, Redaktur, Pimprus, Bisper, Mansur, Pimpro, Layouter, Illustrator, Videografer, Pelit, PSDM, Event Organizer, Riset dan Survei, Jangan Lupa makan yaJ @kiska : Selamat lahir anak pertama 17/ 18 meski banyak rintangan dan cobaan dalam melahirkanmu, ibu tetap padamu. @dyr’sart : Bingung mau kado apa untuk teman, sahabat, saudara, pacar yang

mau wisuda? Buruan pesan vektor ataupun scrapbook disini. 082284343231. @Ulseaz : Jika Ridho Allah yang kamu cari, maka setiap kesibukanmu tak akan membunuh kesibukanmu yang lain, justru ia akan mencurahkan manfaatnya. Alhamdulilah finally, ‘anak’ pertama 17/18 hadir dengan air mata kebanggan didalamnya. Semoga kedepannya lebih baik lagi. Amiin.. @P rincess : Tetep semangat buat rekan@Princess rekan kepengurusanku, first time tabloid ke-68 kepengurusan 17/18. Semoga kedepannya lebih baik lagi dan dimudahkan dalam segala urusan. Amiin.. @metria : Selamat Anniversary yang ke 1 Konsuvers, berawal dari BAKTI 2016, thanks bang Novan yang telah menyatukan kita semua. #KeluargaKonsuvers @shinichi_97 : Salam cinta untuk holiday hunter. Semangat untuk KKN nanti ya. Semoga cepat wisuda, Amiin. Jangan lupa rencana buat holidaynya :D Salam hangat diriku untuk kalian. @agung : Selamat puasa ya semuanya.tabahkan hati kuatkan iman.

Akhirnya cetak tabloid 68 juga. Bentar lagi pulang kampung. Emaaaaaaak!!! @rans : Tetap semangat ! Aku percaya waktu akan bergulir dengan baik. @R eceh : Selamat Ulang Tahun untuk Mis @Receh Fransiska, Sarwan Haris, Fega Maretha, Zhara Meidyta!!! Semoga sehat selalu, panjang umur dan sukses terus! @Reni : Selamat atas terbentuknya kepengurusan baru KOPAJA Unand 2017/ 2018. Semoga dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya.Semangat!!! @nanapratama : semangat UAS semester 4, kita pisah BKI semester 5 hani. Jangan sedih :) @suciaddiina : Semangat cetak, semangat kuliah, semangat puasa, semangat SP, semangat kamu, semangat aku, semangat kita. semoga bahagia. @tama2_shop : welcome and happy shopping. buat kamu yang pengen berbelanja, di tama2_shop, gak bakalan nyesel deh. barang ori, real pick, dan pastinya dijamin barang berkualitas. more info : line official @qfm27711t, instagram @tama2_shop. kontak owner line:

inoopmrlw2,wa/call 081374966249. @ajangsetio26 : ketika kamu selalu mencari kesempurnaan, kamu akan kehilangan ketenangan hidupmu. kesempurnaan itu ada dalam hati dan pikiranmu. ketika kamu mencapai tujuan hidupmu, dan mensyukurinya,itulah kesempurnaan yang sesungguhnya naa. @Secret : Some time I need free time for my self. and I wanna do anything, that’s what I like. @Endrik_iq31 : Semangat puasa Kikuk, semoga punya pengganti. Untuk brother yang sabar ya. Mohon maaf untuk semua keluarga dikampung. Semangat ngedit untuknya 17/18 redaksi. @Genta_Andalas : Kamu punya usaha? yuk iklankan di Genta Andalas!! disini kamu bisa pasang iklan di tabloid dan website. harga mahasiswa. contact person: muthia 082266086951. @Just_NRD : Congrats!! For our baby. yeach!!! Finally, I have baby again (Edisi 68). dan selamat juga buat 4 DR kecce kita yang udah jadi alumni ( Bg Cipik, Bg Rully, Kak Ejak dan Kak Amoy).


Neotelemetri Resmikan Dua Aplikasi

U

nit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Neotelemetri kembali hadirka n Fire Tech untuk keempat kalinya, Selasa (4/4). Acara yang dilaksanakan selama sepekan ini menghadirkan inovasi baru berupa dua aplikasi yaitu Unand L i n k d a n Neo Blood. Kedua aplikasi ini memiliki fungsi yang berbeda, Unand Link berfungsi untuk mencari informasi seputaran Unand, sedangkan Neo Blood merupakan aplikasi untuk mendapatkan donor darah. Unand link memiliki beberapa fungsi, diantaranya untuk mengetahui berita seputar kampus Unand, sebagai notifikasi pengingat, sarana promosi acara, serta sarana informasi akademik bagi mahasiswa Unand. Aplikasi ini juga disertai dengan fitur Scan QR dapat memberikan Code yang informasi lebih mengenai sebuah event, hanya dengan melakukan Scan Barcode yang tertera pada pamflet acara, maka informasi terkait acara tersebut akan tertera secara automatis. Pencetus aplikasi Unand Link, Harlan Setia menuturkan manfaat dari Unand L i n k i n i akan membantu mahasiswa mengenai kegiatan yang dilaksanakan di kampus. “Berdasarkan pengalaman pribadi yang suka ketinggalan informasi, maka saya berkeinginan menciptakan aplikasi yang dapat mempermudah mahasiswa mengetahui informasi seperti unand,” katanya. Sedangkan aplikasi Neo

Blood hadir karena beberapa alasan, yaitu sulitnya mendapatkan darah akibat stok darah di rumah sakit sering kosong, PMI masih menggunakan cara konvensional yang kurang efektif dan efisien, serta sulitnya mencari pendonor yang sesuai dengan kriteria pasien. Aplikasi ini ditunjang data dari PMI, data yang dipaparkan hanya sekitar 2,5 % dari seluruh penduduk Indonesia yang mendonorkan darahnya. Tepatnya sekitar 4.956.741 kantong darah, sedangkan yang tersedia hanya 2.480.352 kantong darah. Ketua UKM Neotelemetri Ikhvan Suseno Yendro menjelaskan bahwa Neo blood memiliki lima tampilan menu, seperti menu Profil, News, Grab location, Info, d a n Connection y a n g akan memudahkan pengguna untuk mencari informasi mengenai pendonor yang dibutuhkan. Kedua aplikasi ini dapat diinstal melalui google play store . diaktifkan “Unand L i n k dapat dengan log in menggunakan nama dan Nomor Bp serta beberapa data lainnya, sedangkan Neo Blood dapat diaktifkan melalui berbagai akun media sosial maupun email,” ungkapnya. Salah seorang penonton yang hadir Yossi Listiana Febri berharap aplikasi ini dapat bermanfaat dikalangan mahasiswa. “Semoga dengan adanya dua aplikasi ini dapat mempermudah kita mendapatkan informasi dan tidak ada lagi yang kesulitan mendapatkan donor darah,” Nana ujarnya.Nana

695 Peserta Ikuti Kejuaraan Taekwondo

P

andekar Event (PaE) yang digelar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pandekar Unand tahun ini sukses digelar. PaE meliputi Kejuaraan Taekwondo Antar Mahasiswa se-Sumatera dan Open Turnamen se-Sumatera Barat. Final kejuaraan ini berlangsung selama tiga hari (11-13 Mei) di Auditorium Unand. PaE tahun ini membawa perubahan yang berbeda dari event yang sebelumnya.”Kalau pada tahun sebelumnya kami mengadakan lomba karate, pada tahun ini kami mengadakan lomba taekwondo. Setiap tahun kami mengadakan lomba yang berbeda,” ujar Adegesia selaku Ketua Panitia. Jumlah peserta Kejuaraan

Taekwondo melebihi target peserta. Peserta Taekwondo berjumlah 695 peserta, yang berasal dari 58 orang mahasiswa dan 637 peserta open turnamen dengan tiga kategori yaitu kategori usia dini, kategori pra junior, dan kategori junior. Dalam babak penyisihan, terjadi perlawanan yang sangat sengit dikarenakan setiap pemain bermain dengan sangat bagus serta mempunyai gerakan-gerakan yang cukup gesit dalam penyerangan. Saat pemain Armatec Ananda Noris dan Pemain bertanding, mereka sangat piawai dalam menggunakan gerakan Taekwondo untuk mengalahkan lawannya sehingga Dyra mendapatkan skor 9-1.Dyra

Sirine Awali Simulasi Kosbema Unand

D

alam acara serentak melakukan simulasi bencana ini, Padang dipercaya menjadi tuan rumah dan dilaksanakan dibeberapa titik sesuai arahan dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah). Simulasi bencana gempa bumi yang diadakan di Asrama Hijau, Rabu (26/ 4) diawali dengan bunyi sirine. “Simulasi ini dilaksanakan Kosbema dalam rangka memperingati hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional,” ujar ketua panitia Immawan Wahyudi. Simulasi gempa bumi dilakukan mengingat potensi yang besar terjadinya gempa di Padang. Ketika serine berbunyi, aktor yang telah ditentukan sebagai perusuh dan pengarah untuk evakuasi menjalankan peran

masing-masing sesuai dengan keadaan gempa sebenarnya. Bagi mahasiswa asrama yang berada di lantai satu dan dua diinstruksikan agar berdiam diri di tempat masing-masing hingga sirine atau gempa berhenti, barulah evakuasi dilakukan. Kemudian peserta simulasi gempa bumi ini diberikan pengarahan bagaimana cara mengadvokasi diri ketika terjadinya bencana, khususnya gempa bumi. Tiara yang merupakan peserta simulasi sekaligus penghuni asrama menuturkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat. “Karena Padang rawan bencana gempa dan tsunami, semoga dengan simulasi ini kita dapat menghindari korban ketika terjadi Nana bencana,” tuturnya. Nana

Harmoni Keberagaman dalam alek UKS Unand

I

ndonesia memiliki kebudayaan yang beragam. Keberagaman tersebut dapat menciptakan suatu harmoni untuk mewujudkan Indonesia satu. Hal inilah yang melatarbelakangi penyelenggaraan alek III Unit Kegiatan Seni (UKS) Unand di Kolam PKM Lantai 1, Senin (8/5/2017). Ketua Panitia Alek III Anita Nova Puspita cukup mengambil Sumatera Barat (Sumbar) sebagai sampel kecil untuk menggambarkan keberagaman Indonesia. “Di Sumatera Barat sendiri kita sudah dihadapkan dengan keragaman, mulai dari keragaman daerah asal, suku, ras, budaya, dan agama,” ujarnya. Oleh karena itu, kata Anita, perlu menyelaraskan keberagaman yang ada, salah satunya melalui alek UKS Unand. Adapun rangkaian acara alek III diantaranya lomba solo song, lomba

monolog, lomba baca puisi, lomba akustik, lomba sketsa, lomba tari tradisi kreasi, serta pertunjukan seni. “Pertunjukan seni akan ditampilkan oleh anggota UKS Unand. Saya harap acara yang sudah dipersiapkan sejak akhir 2016 lalu ini berjalan dengan lancar hingga berlanjut ke alek I V,” kata Anita. Disisi lain, Wakil Rektor III Unand, Hermansah juga berharap mahasiswa yang terdiri atas latar belakang kebudayaan, peringkat ilmu pengetahuan, serta karakter yang berbeda, mampu bersatu mengembangkan minat dan bakat masingmasing. Hal ini sesuai dengan tema yang diusung UKS Unand yaitu harmony in diversity. Secara umum berarti keselarasan dalam keberagaman. “Saya harap UKS mampu memetakan potensi yang ada pada diri mahasiswa Unand tersebut,” Rizka katanya.Rizka

POMNAND Ditutup, FE Raih Gelar Juara

P

ekan Olahraga Mahasiswa Universitas Andalas (POMNAND) 2017 resmi ditutup di Auditorium Unand, Selasa (9/5). Acara penutupan ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Harif Amali Rivai, Pembina Unit Kegiatan Olahraga (UKO) Unand Indra Dwipa, para pemenang dan ditutup langsung oleh Wakil Rektor III Hermansah. Hermansah berharap UKO Unand terus memberikan prestasi yang membanggakan. “Semoga POMNAND berikutnya terus meningkat dari tahun ini, dan menghasilkan atlet handal yang bisa ikut bertanding di tingkat nasional. Serta UKO Unand bisa membuat sebuah Stadiun Olahraga dengan pembuatan Proposal,” ujarnya. Juara umum POMNAND tahun ini kembali diraih oleh Tim FE yang

sebelumnya dipegang oleh Fakultas Teknik. Dekan FE, Harif Amali Rivai sangat mengapresiasi keberhasilan atlet dari FE. “Semoga kedepannya lebih baik lagi dan tetap semangat untuk kedepannya menuju penyeleksian Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional di Makassar nanti,” tuturnya. Senada dengan itu, Ketua Unit kegiatan Olahraga dan Seni (UKOS) FE Muhammad Ilham Nur merasa sangat bersyukur dengan keberhasilan yang diraih oleh Tim FE saat ini, pasalnya dua tahun lalu keberhasilan itu direbut oleh Fakultas lain. “Semoga prestasi ini tetap dipertahankan dan petinggi FE selalu memperhatikan kegiatan UKOS yang diadakan oleh fakultas. Serta bisa memfasilitasi dengan baik kegiatan yang Fikha, Rival diadakan UKOS,” tutupnya.F

UKM PHP Ciptakan Pemikiran Kritis Melalui Pendidikan Dasar

Perlawanan selalu dianggap negatif oleh semua orang. Perlawanan muncul karena adanya ketidakpuasaan terhadap sesuatu. Gerakan kita netral dan tidak memihak kepada siapapun,” ujar Hemi Lavour Febrinandez, Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa Pengenalan Hukum dan Politik (UKM PHP). Hal tersebut ia sampaikan saat memberi kata sambutan dalam acara pembukaan Pendidikan Dasar (Pedas) ke-15 UKM PHP dengan tema “Regenerasi Pergerakan Mahasiswa melalui Suara Perlawanan” di Ruang Seminar PKM Lantai 1 Unand, Jumat (28/4). Selanjutnya ketua panitia pedas, Firmatus menuturkan bahwa mahasiswa jangan sampai terbawa arus oleh perpolitikan. “Seorang mahasiswa jangan sampai dikendalikan oleh politik atau siapapun, jika hal itu terjadi tidak akan ada

yang namanya pergerakan mahasiswa,” tuturnya. Lebih lanjut, UKM PHP Unand yang berslogan “Berpikir, Bergerak, atau Mati di Tempat” itu melaksanakan Pedas pada tanggal 28-30 April 2017. Acara ini diselenggarakan untuk menjawab kegelisahan mahasiswa Unand serta menciptakan individu yang melawan atau memberontak dengan alasan yang jelas. “Jangan sampai suara kita sebagai mahasiswa dibungkam,” ujarnya. Salah seorang anggota Open Recruitment (OR) UKM PHP Farah Fadhilla berharap akan besarnya peran pergerakan mahasiswa terhadap perkembangan hukum dan politik Indonesia. “Semoga dengan mengikuti pendidikan dasar ini, semua calon anggota mampu berpikir kritis dan menjadi mahasiswa yang melakukan perlawanan dengan memberikan alasan Aza yang jelas,” tutupnya.Aza

Berita lebih lengk ap silahk an lengkap silahkan kunjungi portal berita gentaandalas.com


Misteri Dibalik Tarian Kubu *Oleh: Indah Hestina Yulianti

Sirih layang lah tingga layang, hati gilo sebutan nama dari salah satu Tarian Kubu dibuatnyo.” Begitu sepenggal lirik dari yang ada. Tari tersebut digunakan dalam tarian Kubu, yaitu Tari Sirih Layang upacara pengobatan tradisional oleh suku Pekasih. Lirik tersebut mengandung makna Kubu, mengenakan pakaian yang tersirat, tetapi hanya suku Kubu yang umumnya digunakan oleh masyarakat suku mengerti maksudnya. Tari tersebut Kubu dalam kesehariannya. merupakan tarian dalam upacara Berdasarkan jurnal Taman Budaya pengobatan tradisional yang dilakukan Jambi, gerakan dari Tari Sirih Layang oleh suku Kubu. Pekasih ini terdiri dari gerak-gerak Dikutip TribunTravel.com dari monoton yang ditarikan, serta hanya laman indonesia-tourism.net ada 3 legenda terkait asal-usul suku Kubu atau yang disebut juga suku Anak Dalam. Sejarah suku Anak Dalam masih penuh misteri, bahkan hingga kini tak ada yang bisa memastikan asal usul mereka. Menurut tradisi lisan, suku Anak Dalam merupakan orang Maalau Sesat yang lari ke hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duabelas. Mereka kemudian dinamakan Moyang Segayo. Sedangkan tradisi lain menyebutkan mereka berasal dari Pagaruyung yang mengungsi ke Jambi. Ini diperkuat dengan kenyataan adat suku Anak Dalam memiliki kesamaan adat dengan suku Minangkabau seperti sistem matrilineal (garis keturunan ibu). Secara garis besar suku Kubu hidup ditiga wilayah ekologis Jambi yang berbeda, yaitu bagian utara Provinsi Foto: www.indonesiakaya.com Jambi (sekitaran Taman Nasional Bukit 30), Taman Nasional Bukit Duabelas, dan wilayah selatan Provinsi Jambi diiringi oleh satu buah gendang. Tarian ini (sepanjang Jalan Lintas Sumatera). Mereka diolah dan digarap sehingga antara tarian hidup secara nomaden dan mejalankan dan musik menghasilkan sebuah gerakan yang bisa disebut “mistis”. Tari ini hidup berburu dan meramu. Kedekatan masyarakat suku Kubu menggambarkan tentang suasana dan segala dengan alam, menjadikan suku ini kerap kegiatan upacara yang dimulai dari memanfaatkan hutan untuk keperluan persiapan pengumpulan, pembuatan bahan hidupnya dalam sehari-hari, seperti untuk upacara serta semua perlengkapan makan dan juga pengobatan. Upacara makanan tersebut diperoleh dari hutan. Ada beberapa tahapan yang pengobatan tradisional merupakan salah satu bentuk dari ketergantungan suku Kubu dilakukan penari dalam segi tempat dengan alam yang kerap dilakukan ketika pengobatan yang disebut Balei. Pertama, seseorang terjangkit sakit parah. Masyarakat Balei Pengasuh merupakan pengobatan Kubu percaya, bahwa orang yang sakit untuk orang dewasa. Kedua, Balei Bertajuk tubuhnya tengah dirasuki oleh roh jahat. yang merupakan pengobatan untuk anakOleh karena itulah, mereka harus anak. Ketiga, Balei Akad Sembah yang mengadakan sebuah upacara pengobatan. berfungsi untuk pengobatan penyakit yang Tari Sirih Layang Pekasih, begitu terkena guna-guna. Terakhir, Balei Kisaran

Angin yang digunakan untuk pengobatan penyakit berat fisik maupun batin. Pada Balei Kisaran Angin inilah puncak dari semua upacara. Disini mereka menghabiskan seluruh kekuatan dengan menginjak-injak, berguling-guling diatas bara api hingga akhirnya disadarkan oleh Inang (istri dukun). Secara keseluruhan, dukun bertugas menjaga dan mengawasi upacara pengobatan tradisonal ini.

Tika (20), dua tahun lalu pernah menarikan Tari Sirih Layang Pekasih saat Foto SMA. Tika menceritakan beberapa tahapan penting dalam Tari Sirih Layang. Dalam pembicaraan singkat (18/05/2017), Tika mengatakan upacara dimulai dengan pembacaan mantra oleh dukun, serta pembantu dukun yang disebut Pebayung. Sehingga dalam tarian ini terdapat gerakan seperti orang kesurupan dan dimasuki oleh roh, yang diyakini adalah roh leluhur mereka. Tarian ini hanya memakai satu properti, yaitu satu rumah-rumahan kecil yang dijadikan sebagai tempat tinggal dari roh leluhur suku Kubu. Rumah itu awalnya diletakkan di ujung, kemudian para penari melakukan tariannya. Di pertengahan, Pebayung membawa baki yang isinya seperti

sayur-sayuran dan melemparkan sayuran tersebut ke penari. Selanjutnya si dukun membawa rumah-rumahan tersebut ke tengah penari sambil menyebutkan menyebutkan mantra-mantra. Sembari dukun menyebutkan mantra, penari melakukan tarian seperti gerakan menyembah dengan formasi melingkar, dan rumah tersebut berada di tengah-tengah. Pada bagian akhir akan diperlihatkan bagaimana seseorang yang sedang terserang penyakit, kemudian diangkat secara beramairami dan setelah itu didoakan dengan mantra-mantra. Para penari lain kemudian membentuk sebuah formasi melingkar kembali, dengan sesorang ditengahnya yang sedang terkena penyakit. Sesungguhnya Tarian Kubu ini mencoba mengangkat kembali ide bahwa manusia tidak pernah lepas dan selalu bergantung dengan alam, karena alam juga menjadi penopang kehidupan manusia. Tari Sirih Layang Pekasih ini mengamanatkan kepada manusia, untuk tetap melestarikan alam dengan memanfaatkannya, serta dapat bertanggungjawab dengan cara menjaganya untuk kehidupan generasi selanjutnya. Sebab bagi suku Kubu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya suku Kubu biasanya melakukan kegiatan berburu atau meramu, menangkap ikan dan memanfaatkan buahbuahan yang ada di dalam hutan. Namun dengan perkembangan zaman dan adanya : Ist. akulturasi budaya luar, kini beberapa suku Anak Dalam telah mulai mengenal pengetahuan tentang pertanian dan perkebunan. Kehidupan mereka sangat mengenaskan seiring dengan hilangnya sumber daya hutan yang ada di Jambi dan Sumatera Selatan. Serta proses-proses marginalisasi yang dilakukan oleh pemerintah dan suku bangsa dominan (Orang Melayu) yang ada di Jambi dan Sumatera Selatan.

*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalass

...Sambungan halaman 8 dan selebihnya wisuda S1. “Biaya yang dikeluarkan untuk wisuda fakultas membutuhkan dana yang banyak, jujur kami tekor dalam penyelenggaraan wisuda ini,” tuturnya. Disisi lain Emradi menambahkan, dengan adanya program profesi dokter gigi, maka harus dilakukan pengangkatan sumpah untuk mahasiswa. Biaya pelaksanaan seremonial pengangkatan sumpah tersebut merupakan kesepakatan dari mahasiswa wisuda profesi yang akan diambil sumpahnya. “Tidak ada patokan biaya dari pihak fakultas, namun pihak fakultas tetap memfasilitasi acara tersebut,” katanya. Lain halnya dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) beredarnya kabar bahwa biaya wisuda FKM dikenakan biaya sebesar 1,5-1,7 juta. Menanggapi hal tersebut, Dekan FKM Defriman membantah isu tersebut. Bahkan ia membantah isu tersebut dan mengatakan bahwa FKM tidak menyetujui wisuda fakultas, karena memang tidak efektif dan fakultas yang

terletak di Jati sulit untuk mobilisasi. “Sebenarnya wisuda itu hanya ada di universitas, yang di fakultas itu hanya bentuk pelepasan, dan wisuda fakultas hanya merepotkan karena menambah biaya saja”, tuturnya. Selain itu, Defriman juga mengatakan mengenai wisuda fakultas, hampir semua dekan setuju untuk tidak diadakannya wisuda fakultas dengan alasan wisuda fakultas mempunyai banyak kendala seperti macet. Selain itu kendala yang paling sering ditemui adalah terkait peminjaman gedung untuk wisuda fakultas. “Contohnya saja FKM, selama ini kami masih meminjam gedung Fakultas Kedokteran. Oleh karena itu, jika memang ingin diadakannya wisuda fakultas sarana dan prasarana juga harus seimbang,” ujarnya. Setiap Wisuda, Unand Keluarkan Biaya Untuk P emuda Limau Manis Pemuda Adanya kabar yang mengatakan bahwa setiap kali wisuda Unand selalu membayar uang sebesar 8 juta kepada pemuda Limau Manis. Menanggapi hal

tersebut, WR II Asdi Agustar membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan kebijakan tersebut merupakan kebijakan lama dari pemangku kebijakan Unand terdahulu. “Dulu jika Unand mengadakan acara, pemuda-pemuda sekitar Unand akan datang. Mereka melakukan tindakan pungutan liar dengan memungut uang mulai dari jumlah Rp5.000, Rp10.000 bahkan mencapai Rp25.000 per kendaraan,” jelas Asdi. Menurut Asdi, karena posisi Unand berada di kampung orang, maka tentu berhadapan dengan orang yang cara berpikirnya berbeda pula. “Bagi mereka, ada istilah masak membantai di pekarangan awak, darah se indak dapek,” katanya. Asdi juga menambahkan, mereka (red:pemuda) menganggap pada acara wisuda Unand melakukan pesta besar. Asdi juga mengatakan kewenangan atau otonomi ada pada pihak kampus. Baginya, sulit untuk mengubah kebiasaan. Bahkan terkadang, masyarakat tersebut meminta kenaikan tarif yang telah disepakati sejak awal. “Saya jelas tidak mau.

Tidak ada cerita untuk peningkatan tarif, kemarin saja sudah salah set, sekarang minta tambah lagi tidak ada cerita,” ujarnya. Selain itu, adanya pemberian uang kepada pemuda dilakukan sebagai penutup malu Unand. “Jika setiap tamu yang datang dipalak, untuk menutupi rasa malu, maka diambilah kebijakan seperti itu. Total yang diberikan sebanyak jumlah mahasiswa yang diwisuda dikalikan Rp2.000. Hingga saat ini, persoalan tersebut belum ada walkoutnya,” tuturnya. Kebijakan-kebijakan yang sudah dibuat memang sudah dipikirkan dengan matang oleh pihak kampus. Namun nyatanya masih banyak yang menyayangkan keputusan tersebut. Mahasiswa pun berharap agar Unand dapat mempertimbangkan kembali apa saja keputusan yang dibuat sehingga mahasiswa tidak merasa keberatan atas Indah, polemik wisuda berbayar ini.Indah, Miss, Muthia, Ratna, Rizka, Wita, Yoga


MONYET BESAR

H

ari-hari menjadi penuh was-was semenjak Pak Tongkong menceritakan tentang seekor monyet besar, yang bakal datang untuk mengambil salah satu perempuan di desa itu. Semua warga tentu gemetar, pasalnya, Pak Tongkong itu berbicara dengan gemetar pula. Bagaimana Pak Tongkong itu bisa tahu? Itu adalah pertanyaan yang pasti akan ditanyakan oleh warga. Namun, ketika Pak Tongkong itu ingin menjawab, tenggorokkannya tercekik. Hal itu terjadi karena Pak Tongkong baru saja berlari dari luar desa sambil berteriak perihal monyet besar itu. Ketika sampai di inti desa, (sebuah lepau yang lumayan besar) ia gemetar. Lalu orang-orang langsung mengerubunginya. Kemudian diceritakanlah semuanya. Ada seekor monyet besar yang bakal datang ke desa dan akan mengambil salah satu gadis untuk dibawa ke hutan. Namun, orang-orang tidak sadar Pak Tongkong begitu haus. Akibat haus itulah ia tercekik. Jalur pernapasan Pak Tongkong kering dan mengecil. Tapi warga yang melihat Pak Tongkong tercekik, menganggap bahwa itu adalah dampak dari berita besar yang dibawanya. Karena oksigen yang mengalir tersumbat di kerongkongannya, sehingga membuat otaknya kehilangan kekuatan dan lumpuh. Pak Tongkong langsung terkapar ditempat. Setelah diraba-raba nadinya oleh salah satu warga yang memegang bakul, dapatlah disimpulkan bahwa Pak Tongkong mati ditempat. Pak Tongkong itu mati karena tercekik. “Ini pertanda buruk!” ucap salah satu warga yang sedang memegang cangkul. “Benar. Ini pertanda buruk sekali!” sahut seorang pemuda yang sedang memegang sabit. “Tidak salah lagi. Ini adalah wasiat Tuhan yang dititipkan kepada Pak Tongkong!” ucap seorang garin mesjid yang sedang mengunyah mentimun. Sontak, desa itu menjadi geger. Geger atas pertanda buruk datangnya seekor monyet besar yang akan mengambil gadis dan membawanya ke hutan. Pak Tongkong yang mati tadi dikuburkan dengan berbagai proses. Pertama, jasad dimandikan dengan air tujuh muara. Kedua, jasad dikafankan dengan kain yang dibeli di tujuh pasar. Ketiga, jasad dimakamkan dengan berdoa bersama sambil membakar kemenyan. Bantalbantalan mayat untuk di liang kubur, di buat dari tujuh tanah. Para dukun dan kiyai bersama-sama berdoa dengan cara masingmasing pula. Mereka berdoa agar kabar buruk itu tidak terjadi. Mereka berdoa agar monyet besar itu tidak datang ke desa mereka. Semenjak itu, warga selalu was-was setiap menitnya. Sebab, tidak ada yang tahu kapan atau di mana monyet besar itu akan menampakkan dirinya. *** Desa itu bernama Desa Gadang. Letak Desa Gadang itu di kaki Bukit Ota. Maka orang-orang sering menyebutnya Desa Gadang Ota, karena letaknya tepat di bawah Bukit Ota. “Pak,, bagaimana jika Juliati yang nanti akan dibawa oleh monyet besar itu?” tanya Susi kepada suaminya, Berdi. “Tidak akan aku biarkan monyet besar itu mengganggu anak perempuanku. Jangankan dibawanya, dilihatnya saja bakal aku bunuh itu monyet besar!” jawab suaminya sambil mengasah golok yang baru saja dibelinya di pasar. “Tenang saja kau Susi. Untuk

Oleh : Muhaimin Nurrizqy* sekarang ini, jangan kau dan Juliati keluar dulu. Biar aku yang keluar untuk berjagajaga. Tetap saja kalian di rumah. Kunci pintu jika aku keluar,” sambung Berdi memastikan kejantanan dan tanggungjawabnya sebagai seorang suami. Susi bergembira melihat suaminya begitu. Matanya bersinar melihat wajah suaminya yang begitu rupawan kala itu. Ia tidak menyesal menikahi lelaki seperti Berdi. Walau ia dan Berdi dijodohkan dahulu. Susi bukanlah satu-satunya orang yang merasa takut jika anak perempuannya akan dibawa oleh monyet besar itu. Semua warga di desa itu merasa takut kalau-kalau anak perempuan mereka akan dibawa oleh monyet besar itu. Mereka semua mengurung anak perempuan mereka di rumah. Tidak ada anak gadis yang keluar dari rumah. Tapi hal itu tentu membuat Juliati sedih. Pasalnya, ia tidak bisa lagi bertemu dengan Yusuf, lelaki yang ia cintai. Yusuf pun begitu. Padahal banyak hal yang ingin Yusuf lakukan bersama Juliati. Ia ingin mengajak Juliati duduk berdua di tepi sungai yang letaknya di belakang desa, melihat pemandangan atas Bukit Ota, namun mereka tidak bisa melangsungkannya. *** Pasar kini mulai ramai oleh warga. Memang biasanya pasar selalu ramai oleh orang-orang. Namun, kali ini pasar diramaikan bukan karena membeli bahan makanan, melainkan membeli senjata dan jimat tolak bala. Penjual senjata tajam serupa golok, sabit, pisau, pedang, sangat beruntung. Semua orang, atau lebih tepatnya kaum laki-laki, banyak yang membeli senjata tajam. Mereka mempersenjatai diri mereka, agar jika monyet besar itu datang, mereka bisa langsung membunuhnya. Tidak hanya itu, orang-orang juga membeli mantra penolak bala di pasar. Mulai mantra yang dibuat pertapa di Gunung Kelambir. Lalu mantra dari kiyai yang bisa terbang ke Mekkah dengan hanya sekejap mata. Juga mantra yang dibuat oleh dukun hitam penunggu Gua Ula. Mantra-mantra itu laku keras. Malahan, penjual mantra terpaksa membuat mantra palsu, karena permintaan konsumen melampaui batas dari bahan jualan. Mantra-mantra itu kemudian yang akan ditempel di depan pintu rumah, di pagar, di golok, di jendela, di pintu kamar, di langit-langit rumah. Semua rumah penuh dengan mantra. Bahkan ada yang menempelkan mantra di tubuhnya sendiri. Melihat hal itu kepala desa, Halim mengumpulkan seluruh pemuda desa dan tua-tua desa. Ia ingin berunding untuk membuat suatu pertahanan di desa itu, agar jika monyet besar itu menampakkan dirinya, warga desa mampu menyerangnya. Pada hari yang tepat, perundingan dilangsungkan di tanah lapang. Semua lakilaki di desa itu berkumpul. “Baiklah, saya mengumpulkan saudara-saudara di sini untuk merundingkan suatu masalah yang ada di desa kita. Desa kita sekarang sedang dilanda ketakutan akan monyet besar yang datang untuk mengambil salah seorang gadis dan membawanya. Bagaimana jika kita membuat suatu pertahan di desa ini, agar kita siap jika monyet besar itu datang kemari?” “Setuju!” teriak warga. “Baiklah, kita akan membagi ronda malam dan siang. Semua laki-laki harus ikut dalam ronda ini.” “Setuju!” teriak warga. Maka dibuatlah daftar ronda siang dan malam. Semua laki-laki di desa itu

berkeliling untuk menjaga desa dari ancaman monyet besar. Mereka juga membawa anjing-anjing peliharaan. Kerena anjing begitu kuat instingnya. Namun, Yusuf tidak bisa menerima hal itu. Ia begitu kangen dengan Julianti. Ia ingin sekali bertemu Julianti. Hatinya membeku tidak bertemu Julianti. Ah! Yusuf yang mendapatkan ronda malam, diam-diam berjalan mendekati rumah Julianti. Setiba di sana, ia mengetuk jendela kamar Julianti. Tok! Tok! Tidak ada respon dari dalam. Ia ketuk lagi. Tok! Tok! Tok! Tetap tidak ada respon. Ia ketuk sedikit agak keras. Tok! Tok! Tok! Tok! “Siapa itu?” teriak suara dari dalam. Sepertinya bukan suara Julianti. Suara itu seperti suara laki-laki. Ternyata Yusuf salah mengetuk jendela. “Monyet besar, ya?!” teriak suara di dalam. Suara itu ternyata suara Berdi yang sedang bercinta dengan Susi. Berdi langsung memasang bajunya dengan terburu-buru, sehingga ia salah memakaikan celana dalam, celana dalam Susi. Ia kemudian mengambil golok yang sudah dilapisi jimat tolak bala. Lalu Berdi berteriak, “Monyet besar! Monyet besar!” Orang-orang yang sedang beronda terkejut. Anjing-anjing yang mereka bawa menyalak. Mereka langsung mempersiapkan diri. Mereka pun berlari ke arah rumah Berdi sambil berteriak, “Monyet! Monyet besar!” Semua o r a n g terbangun. Semua orang ketakutan. Yusuf yang gemetar tidak tahu apa

yang harus ia perbuat. Jika ia mengaku, sama saja. Ia akan dikejar juga lantaran datang menemui gadis malam-malam. Wah, ini gila, pikir Yusuf. Tanpa pikir panjang, Yusuf berlari menjauh dari rumah Julianti. Ia terus berlari menuju semak-semak. Terus berlari ke hutan. Terus berlari keluar dari desa. “Monyet besar itu berlari ke hutan!” teriak Badri yang baru saja membuka pintu depan. Orang-orang berlari mengejar di belakang. Mereka semua tidak tahu apa

sebenarnya yang mereka kejar. Dalam pikiran mereka hanya monyet besar dan monyet besar. Semua warga bangun. Semua warga gemetar. Semua warga penasaran dengan monyet besar. Yusuf, yang begitu ketakutan berlari masuk ke dalam hutan. Rasa takutnya terhadap hutan malam, ditelan oleh rasa cemasnya akan tertangkap warga yang mengejar di belakang. Sejadi-jadinya Yusuf berlari di antara semak dan reranting pohon. Matanya seakan bersinar, menerangi setiap langkahnya di kegelapan. Sendal yang dipakai Yusuf putus. Yusuf berlari dengan kaki telanjang, sehingga terasa pedih dan perih di telapak kakinya. Namun Yusuf mengabaikan rasa sakit itu. ia terus saja berlari. Terus berlari, hingga pada suatu ketika Yusuf sampai di sebuah jalan besar. Yusuf berhenti sejenak, ia menekuknya badannya. Napasnya terpacu, keringat Yusuf menetes deras ke jalan. Yusuf lalu menegakkan badannya, matanya liar memandang sekitar. Lalu mata Yusuf terpaut terhadap sesuatu hal. Sebuah kain besar yang terpampang di tepi jalan yang lain. Yusuf mendekat untuk melihat lebih jelas. Tubuh Yusuf semakin gemetar, lututnya terasa lemas sekali, keringat dinginnya mengalir lebih deras dari sebelumnya. Pada sebuah kain yang terpampang di pinggir jalan itu, Yusuf melihat gambar, seekor mirip monyet dengan tubuh yang sangat besar sedang memegang

seorang gadis memakai kemben yang terlihat meronta. Pada kain itu bertuliskan: Pemutaran Gambar Hidup, King Kong, pada Kamis malam. Yusuf semakin pucat, ia teringat seseorang, Julianti!

*P enulis merupak an Jurusan Sastra *Penulis merupakan Indonesia Fak ultas Ilmu Budaya akultas Universitas Andalas


Marsinah dalam sajak

Semenanjung

Oleh: Azwandi Hanafi

Oleh: Nando Alfian

Kau sebut nama itu marsinah Pelerai kusut sarang Pipit pada setiap helai rambutmu Menahan deru darah setiap lubang Mananjak bukit yang berkerikil tajam Kau sebut nama itu marsinah Peluru runcing membentur tembusu Menyipak kapak mendenyut ulu hati

Kau sebut nama itu marsinah Membias rangkaian sajak malam yang pekak Menjelma di sela-sela dinding kamarmu Kau sebut nama itu marsinah Sebuah Jembatan panjang yang patah berayun Seiring tarian penari dalam beku sajakmu Kepada marsinah Kau tuliskan sajak yang tak pernah kau bacakan

Sinar matahari memencatkan cahaya terang Membias air laut tampak seperti cermin bening Serintis angin terasa sampai keseluruh tubuh Daun kelapa mulai melambai - lambai Bak sekumpulan wanita sedang menari

Tanpa harus di basahi hujan Tempat dimana seluruh kegiatan bersatu Tempat dimana orang orang dapat merasakan indah dan pahitnya hidup Semenajung, Untaian kata tak dapat diucapkan Untaian makna tak dapat dijabarkan

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Lama

Oleh: Nela Fatma Dalam banyak kemelut rindu, katakan padaku Apa kau masih rindu yang lalu ? Aku ! Masih bergelut dengan waktu, menikam rindu hingga jadi pilu Kalaupun sesak, akan kutunggu hingga berlalu Biar aku jadi rintik kala hujan menerpa Agar aku bisa jatuh pada hati Biar kau basah walau sendiri Hai dik, apa kabar rindu yang lama ? Biar kutunggu kau hingga ujung senja Karna jika jingga bertemu purnama Bayang kelam takkan tahu jalan pulang Tapi jika kau mau, akan ku tunggu hingga fajar menjelang Biar rona wajah yang sempat tertunda kembali terang Dik, dalam ribuan detik yang kutunggui Bagaimana mungkin aku takkan rindu ? Jika hujan begitu merdu dalam sajak-sajak sendu Tapi dik ... Jika surat cintaku tak kunjung datang, kenapa risau ? Tumpukan saja keningmu lebih lama pada sajadah, sampai kau tak sadar hening malam berbisik riang, lalu dingin malam memeluk menenangkan Dik Bagaimana mungkin aku berkata cinta ? Jika diamku berbicara, dan kata hati melebihi sajak cinta

Tapi percayalah Semenanjung layaknya pelangi indah

Semenjung itu sesuatu

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Amanat negara Oleh : Juni Fitra Yeni

Di antara remang-remang lampu jalan Di dalam lorong-lorong jembatan Di sepanjang trotoar Di depan toko-toko yang sudah ditutup pemiliknya Beralas lantai berselimut kardus Disana ada orang-orang yang singgah sejenak untuk terlelap Hanya bisa bermimpi tentang kemewahan dunia Maunya mereka Mati sebentar dari realita Mengecap sedikitnya kebahagian orang-orang kaya Rumah ada, makanan ada, bekerja dengan ikhlasnya Anak-anak sekolah, belajar dan bertamasya Namun realita benar-benar nyata Andai saja, andai saja Mereka benar-benar hidup dengan layaknya Sesuai amanat negara Orang miskin dan anak-anak terlantar dipelihara negara


Khasiat Suplemen GPS Block untuk Pertumbuhan Hewan Ruminansia Bersama: Dr. Ir. Rusmana Wijaya Setia Ningrat, M. Rur. Sc

S

Dok. Pribadi

uplemen bagi tubuh manusia sangat diperlukan sebagai pelengkap gizi yang bahannya disuplai dari makanan pokok yang tidak terpenuhi. Banyak jenis suplemen yang dipasarkan sesuai dengan kebutuhan penggunaannya. Seperti meningkatkan kecerdasan otak, meningkatkan nafsu makan, dan daya tahan tubuh manusia sebagai penunjang kesehatan. Tidak hanya manusia, hewan pun juga butuh suplemen sebagai pelengkap. Menurut Dosen Fakultas Peternakan, Rusmana Wijaya Setia Ningrat, Hewan Ruminansia seperti sapi, kerbau, dan domba juga membutuhkan nitrogen dan mineral untuk meningkatkan produktivitas ternak ruminansia. Ia sendiri telah meracik suplemen tersebut yang diberi nama Growth Promoting Supplement (GPS) Block. GPS Block ini merupakan pakan suplemen untuk ternak ruminansia, berbentuk padat yang kaya dengan zat-zat makanan. Adapun bahan yang digunakan untuk membuat suplemen GPS Block ini terdiri dari gula saka. Dimana bahan ini merupakan komponen utama dalam pembuatan GPS Block, dan juga banyak mengandung karbohidrat yang baik sebagai sumber energi. Bahan selanjutnya yaitu urea, digunakan sebagai sumber nitrogen yang diperlukan pada proses fermentasi dalam rumen. Dalam pembuatan GPS Block ditambahkan bahan-bahan penunjang berupa molases, dedak padi, bungkil kelapa, tapioka, kapur, mineral

sapi, garam, mineral makro dan mikro, dan semen sebagai bahan pengeras GPS Block. Suplemen GPS Block memberikan banyak manfaat bagi peternak ruminansia, diantaranya suplemen ini merupakan sumber protein (non-protein nitrogen), energi dan mineral yang sangat dibutuhkan, sebagai pakan ternak tambahan, serta dapat juga meningkatkan pencernaaan dan konsumsi zat-zat makanan dari bahan pakan yang berserat tinggi sehingga produktivitas ternak tesebut bisa ditingkatkan. Tak hanya itu, suplemen ini juga bisa bekerja untuk meningkatkan produktifitas mikroba-mikroba yang ada dalam lambung hewan yang mana mikrob ini sendiri akan menghasilkan enzim yang berguna untuk menyerap serat sehingga makanan dapat dicerna dengan baik dan cepat. Apalagi proses pencernaan berlangsung baik dan cepat secara otomatis nafsu makan hewan pun meningkat dan akan terjadi pertumbuhan yang baik bagi hewan tersebut. Maka dari itu, pemberian GPS Block sangat suplemen direkomendasikan karena sangat bermanfaat untuk pertumbuhan serta perkembangan hewan ruminansia. Namun, masih banyak masyarakat yang belum menyadari kehadiran suplemen ini. Dan hewan ruminansia tidak cukup dengan energi utama saja, harus diimbangi dengan kalsium, protein maupun unsur mikro lain Rival yang dibutuhkan oleh tubuh. Rival

menjadi lulusan terbaik dan aktif berorganisasi. “Mahasiwa sangat antusias berorganisasi, apalagi di tahun 2015 sampai sekarang,” ujarnya. Selain itu, setiap penyelenggaraan acara di kampus II, baik Fekon maupun Faterna tidak pernah mendapat bantuan dari Unand. Seperti dituturkan oleh Iskandar. “Faterna pernah menyelenggarakan acara Seribu Telur dan dana penyelenggaraan acara sendiri dicari oleh mahasiswa,” ujarnya. Disisi lain, Wakil Dekan III Fakultas Pertanian Unand Adrinal berharap jarak kampus III dengan kampus pusat tidak menjadi penghalang mahasiswa kampus III untuk mengembangkan softskill mereka untuk berorganisasi. “UKM yang ada di kampus III sudah relatif memadai. Sekarang ada tujuh organisasi di sana baik yang berafiliasi ke UKM universitas maupun UKF fakultas,” jelasnya. Untuk kampus III Unand, Bupati Dharmasraya berharap kampus III Unand

ini dapat terus meningkat kualitasnya. “Kualitas kampus III Unand harus sama dengan kampus pusat walaupun jaraknya jauh. Kita melihat ada perkembangan yang positif dari aktivitas mahasiswa. Sangat bagus untuk daerah Pulau Punjung, mahasiswanya tidak hanya dari Sumbar saja, tetapi banyak juga yang dari medan, pekanbaru, dan lainnya,” ujarnya. Selain itu, Dewi selaku dosen kampus III Unand juga berharap agar semuanya menjadi lebih stabil, dosen yang datang sesuai jadwal, praktikum terlaksana dengan baik, sarana prasaran semaikin baik, untuk kedepannya semakin berkualaitas. “Paling tidak sama dengan kampus induk. Apa yang dirasakan oleh mahasiswa kampus induk juga dapat dirasakan oleh kampus 3,” tegasnya. Ade, Aza, Endrik, Ilham RF a, Suci, Ulfa, RF,, Mis, Rival, Rizk Rizka, Wita, Y oga Yoga

...Sambungan halaman 5 sebab, seperti perjalanan dosen dari Padang-Payakumbuh yang menghabiskan waktu. “Terkadang dosen yang dari Padang pada pagi hari saat menuju ke sini terkena macet, sehingga perkuliahan terkadang terpaksa diganti di hari lainnya,” ujarnya. Selain jadwal kuliah, salah seorang mahasiswa Jurusan Peternakan Kampus II Payakumbuh Dhifa juga mengeluhkan mengenai pelaksanaan praktikum. “ Terkadang tidak ada praktikum padahal dalam SKS matakuliah praktikum itu ada. Selain itu, alat praktikum juga terbatas sehingga membuat penelitian mahasiswapun terbatas,” ujarnya. Menjawab hal tersebut, Wakil Dekan I Fakultas Peternakan Mirzah mengatakan untuk praktikum itu ditangani langsung oleh dosen yang mengajar. “Labor memamg sudah ada, tapi terkendala pada teknisi. Solusinya, pihak kampus akan mendatangkan teknisi dari kampus pusat,” ujarnya. Tidak berbeda jauh dengan kampus II Payakumbuh, di kampus III Dharmasraya juga terjadi hal serupa. Jadwal kuliah yang tidak menentu membuat mahasiswa banyak yang mengeluh dengan sistem perkuliahan. Mahasiswa Prodi agroekoteknologi kampus III Dharmasraya Muhamaturrahim mengatakan bahwa ada beberapa kendala dalam proses belajar mengajar. “Jadwal praktikum dan kuliah itu tidak teratur, bahkan banyak yang bentrok,” ujarnya. Muhammaturrahim juga mengatakan bahwa jadwal kuliah setiap harinya tergantung dosen. “Kalau misalnya dosennya bisa hari ini, kita kuliah hari ini. Jika kita ada tugas hari itu, otomatis harus dikerjakan hari itu juga. Semua terasa terburu-buru,” ungkapnya. Selaku pihak kampus, Dewi Rezky mengatakan hal tersebut selalu berusaha diperbaiki dari waktu ke waktu. “Setiap semester pasti selalu diperbaiki. Mengeluhkan fasilitas dan

jadwal yang tidak sesuai. Pihak pengelola tentu akan selalu mengupayakan untuk memperbaiki hal tersebut, tetapi memang ada saja oknum dosen yang tidak bisa datang saat jam kuliahnya dan pada pertemuan selanjutnya merapel 3 pertemuan menjadi satu pertemuan. Tetapi tidak semua dosen seperti itu,” ujarnya. Tidak hanya jadwal kuliah, jadwal praktikum pun selalu terkendala di kampus III Dharmasraya. Begitupun dengan segi alat yang digunakan. “Praktikum bioteknologi itu tidak ada alatnya di sini. Pihak pengelola membawa mahasiswa untuk praktikum ke Padang. Hal tersebut dilakukan secara rutin,” ucap Dewi. Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor I Unand Dachriyanus mengatakan bahwa seharusnya jika dosen tidak masuk sesuai jadwal perkuliahan yang sudah ditetapkan harus dilaporkan ke ketua jurusan atau ketua program studi masingmasing. Selain itu, Dachriyanus juga mengatakan bahwa dosen yang terkadang jarang datang dikarenakan tidak komitmennya pemerintah setempat dari segi finasial. “Tidak ada efek finansial yang berarti. Akhirnya ya seperti sekarang,” ujarnya. Khusus untuk kampus III Unand, Dachriyanus mengatakan ketua prodi jurusan bersangkutan lebih banyak menetap di Padang daripada di Dharmasraya. Kemudian, berdasarkan pelaporan dekan, kata Dachriyanus, saat ini ketua prodi sudah berada di sana minimal 4 hari dalam seminggu. “Kita lihat komitmen kaprodi dan dekannya dulu. Setelah itu baru bisa diambil keputusan. Solusi terakhir, mahasiswa kampus Dharmasraya akan di pindahkan ke Padang. Jika tidak ada lagi yang mengurus, apa boleh buat. Apalagi tidak ada aset Unand di sana,” ungkapnya. Harapan untuk Kampus II dan Kampus III Unand Berbicara mengenai mahasiswa di Kampus II, Ketua BEM Fekon Okto mengatakan mahasiswa kampus II banyak

Foto: Aza PEMBANGUNAN: Pembangunan gedung perpustakaan kampus II yang sedang dalam tahap pengerjaan


Kisah Inspirasi dari Kehidupan Sang Jurnalis

A

ndy Flores Noya atau biasa disebut Andy F. Noya merupakan salah satu host di acara talk show yang mengangkat kisah inspiratif orang-orang dari berbagai penjuru. Beberapa tahun terakhir, karena dorongan kawannya Andy pun berbagi kisah inspiratif mengenai kehidupannya yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Buku setebal tak kurang dari 418 halaman ini, dituliskan oleh sahabat Andy sesama wartawan, Robert Adhi KSP. Dengan teknik penyampaian menggunakan kata ganti “aku” sudut pandang orang pertama, pembaca seolah-olah disuguhi memang Andy sendiri yang langsung menceritakan kisah hidupnya pada pembaca. Layaknya biografi pada umumnya, awal buku ini mengisahkan masa kecil Andy di Kota Surabaya. Darah Belanda yang mengalir di tubuhnya, terlihat nyata dari bentuk fisik yang dimiliki Andy, jika dibanding anak-anak Jawa lain di sekitarnya. Hal itu membuat Andy kecil kerap dibully oleh kawan-kawannya, karena dianggap penjajah. Beragam kesulitan yang dihadapi oleh Andy, mulai dari orang tua yang sempat berpisah, kehidupan yang sulit bersama ibu dan kedua kakaknya di Surabaya pun mewarnai kehidupan Andy. Beberapa peristiwa membentuk karakter Andy, namun sebagian membawa trauma pada kehidupannya hingga kini, salah satunya adalah ketidaksukaan Andy pada acara ulang tahun. Ia pun sempat menjadi anak nakal yang sulit diatur. Meski demikian, tak ketinggalan terdapat Foto: Dirapula kisah-kisah indah nostalgia masa kecilnya, seperti menonton Ludruk secara sembunyi-sembunyi bersama kawannya, dibelikan cat warna dan diperbolehkan melukis dinding rumah oleh ibunya, dipuji sebagai murid dengan tulisan yang bagus, bahkan diramalkan oleh gurunya dikelas 4 SD bahwa ia cocok untuk menjadi wartawan, profesi yang akhirnya memang ditekuni Andy kini. Pada usia sekitar 13 tahun Andy pindah ke Jayapura mengikuti ayahnya. Di kota tepi pantai itu ia menghabiskan masa remajanya, menjadi murid terpintar, menggemari dan menyaru bagaikan rocker

“Tak perlu menunggu untuk bisa menjadi cahaya bagi orang-orang di sekelilingmu. Lakukan kebaikan, sekecil apapun, sekarang juga.” -Andy Noyayang sedang naik daun saat itu, hingga berprestasi di sekolah dengan aktif diberbagai kegiatan dan perlombaan. Perjalannya sebagai jurnalis dimulai saat ia berkuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Publisistik di Jakarta. Hampir saja ia tak diterima menjadi mahasiswa di sana, namun berkat sang ibu dan kegigihannya, alhasil ia pun memperoleh kesempatan. Andy pernah menjadi wartawan proyek buku dari Tempo semasa masih kuliah. Ditawari sebagai wartawan oleh berbagai media seperti Bisnis Indonesia, Gatra, serta Media Indonesia milik Surya Paloh. Andy juga sempat mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Serta bertangan dingin saat menjabat sebagai pemimpin redaksi di Seputar Indonesia dan Media Indonesia. Tahun 2006 ia mulai meniti karier menjadi host talkshow Kick Andy, dengan tema tayangan human interest. Orangorang inspiratif dari berbagai kalangan pernah diundangnya, mulai dari Sugeng seorang pembuat kaki palsu, Iwan Fals, Butet Manurung, dan banyak lagi. Sebagai “getah” dari acara ini, “Kick Andy Foundation” pun berdiri, sebuah yayasan berbasis sosial yang bertugas menggalang dana dari donatur dan menyalurkannya. Membaca buku ini seperti menyaksikan film kisah hidup Andy Noya serta sepak terjangnya. Nilai tambah dari buku ini, selain terdapat pelajaran hidup yang hikmahnya dapat disarikan dan diambil, pembaca dapat flash back mengenai keadaan-keadaaan yang dulu terjadi di Indonesia. Baik itu ketika kerusuhan Mei 1998, kejadian bom di Jakarta pada tahun 2000, kejadian di Timor Timur yang ditulis sekilas dengan sudut pandang dan ketar-ketir khas jurnalis tentunya yang dialami oleh Andy Noya. Dalam buku ini penulis juga melengkapi

dengan beberapa pengetahuan sejarah serta menyisipkan cerita atau epos-epos dan dongeng seperti Mahabrata dan Lutung Kasarung yang menjadi kegemaran Andy. Berbagai pengalaman lucu dan jalan cerita yang aduhai membuat tiap bab selalu memupuk tawa pembaca. Seperti masa remaja Andy dengan dandanan yang menyaru bak rocker tahun 80-an dan kisah cinta yang jenaka. Tak ketinggalan pengalamannya saat menumpangi kapal layar Dewa Ruci. Andy pernah kena ‘peluru kendali’ milik taruna kelautan saat berada di sekitar tiang utama kapal. Istilah peluru kendali digunakannya untuk membahasakan ‘muntah’. Kekurangan dari buku ini, terdapat pada beberapa bab yang terlalu menonjolkan tentang Surya Paloh. Surya Paloh mempunyai hubungan erat dengan Andy sekaligus menjadi salah satu orang yang berpengaruh di kehidupan Andy, khususnya pada perjalanan karier jurnalis Andy. Namun di beberapa bab bagian akhir Surya Paloh bagaikan menjadi tokoh sentral dalam pengisahan, seperti mendetailkan apa yang dilakukan olehnya. Hal ini dapat membuat pembaca sejenak lupa dan akan merasa sedang membaca biografi Surya Paloh.

Namun secara keseluruhan buku ini begitu menarik. Dengan apik penulis menggunakan alur mundur pada beberapa bagian penceritaan, sehingga pembaca tak dipusingkan dan segera menangkap bahwa tulisan yang dibaca kembali ke zaman Andy kecil. Buku ini cocok dibaca oleh kalangan segala umur. Tak hanya untuk kalangan jurnalis saja, semangat dan pemikiran idealis jurnalis yang dimiliki oleh Andy Noya tergambar, namun juga terdapat pesanpesan kegigihan dan kesabaran dalam menjalani kehidupan.

Identitas F ilm Film Judul Penulis Kategori Penerbit Tahun terbit Halaman Resensiator

: Sebuah Biografi|Andy Noya, Kisah Hidupku : Robert Adhi KSP : Biografi : Penerbit Buku Kompas : Cetakan kesembilan, Agustus 2015 : 418 hlm : Zikra Delvira

Kembalinya Sang Raja

M

asih ingatkah kamu dengan sosok monster berukuran besar bernama King Kong? Sosok kera berukuran besar ini bisa dikatakan sebagai binatang paling menggenaskan di industri perfilman internasional. Berbeda dengan film King Kong sebelumnya di tahun 2005, film Kong Skull Island di tahun 2017 ini menyuguhkan sensasi yang berbeda. Berlatar belakang saat perang dunia II antara

Vietnam dan Amerika Serikat, film ini sukses menghibur pecinta film Hollywod yang dibintangi oleh beberapa actor dan aktris terkenal seperti Tom Hiddleton, Brie Larson, John Goodman, dan Samuel L Jackson. Para bintang tersebut sukses menghibur pecinta film Hollywood didunia lewat adegan yang disuguhkan pada film ini. Film ini mengisahkan tentang sekelompok tentara dan tim ekspedisi yang berniat untuk menjelajahi pulau tersembunyi bernama Skull Island. Sebuah pulau yang belum pernah dipetakan di Samudera Pasifik. Pulau tersebut tampak sangat indah dan belum terjamahkan manusia. Namun setibanya di pulau, tim malah disambut oleh keganasan Kong, sosok gorilla yang menjadi raja dipulau tersebut. Keganasannya membuat helikopter yang mereka pakai untuk menjelajah pulau tersebut pun luluh lantak tak bersisa. Mereka terpelanting dan membuat tim bercerai-berai di pulau tersebut. Setelah itu mereka pun saling melakukan pencarian demi menemukan jalan pulang. Tetapi sayang mereka tidak menyadari kalau mereka baru saja memasuki pulau yang tidak kalah menyeramkan dari Kong, seperti predatorpredator raksasa pemakan manusia, gurita sebesar kapal, dan laba-laba setinggi pohon yang beracun tak biasa.

Pada awal film, penonton diajak menyaksikan keganasan Kong. Kecanggihan visualisasi yang ditampilkan juga terlihat begitu mengesankan, terlihat dari besarnya ukuran badan Kong yang nyaris menutupi bukit dan matahari serta helikopter yang dengan mudahnya ia hancurkan seperti manusia yang menepuk seekor lalat. Adegan demi adegan terlihat tampak nyata dan sangat natural. Film ini juga menyuguhkan adeganadegan yang sukses membuat jantung berdegup kencang. Akting-akting yang brilliant dari aktor dan aktris pun juga membuat penonton berdecak kagum. Kong Skull Island mempunyai alur cerita yang tidak terduga dan sayang untuk dilewatkan. Film ini juga mampu memberikan hiburan tersendiri bagi kamu yang rindu dengan adegan film petualang bertemakan monster. Dengan memasukkan adegan pemandangan luar biasa serta menyelipkan lagu-lagu rock 70-an membuat

film Kong Skull Island terlihat lebih keren dan membuat penonton semakin bergairah. Kong Skull Island juga pandai dalam mengalihkan pandangan, terlihat dari setting waktu antara pagi, siang, sore, dan malam yang secara tidak konsisten ditampilkan. Selain itu banyak adeganadegan yang tidak masuk akal manusia seperti orang yang memanjat bukit dengan waktu singkat tanpa menggunakan alat bantuan apapun. Namun hal tersebut cepat teralihkan dengan pemandangan yang disajikan dengan sangat menawan serta penampilan monster-monster andalannya. Bisa juga dikatakan film ini merupakan adegan pertarungan monster paling epic yang pernah penulis tonton. Pada film ini kita diajarkan untuk tidak boleh beropini terlalu dini, karena itu tontonlah film ini sampai akhir, maka dari hal tersebut penonton mendapatkan “Oooo..” moment yang mengesankan lewat film ini. Selamat Menonton.

Identitas F ilm Film Judul Film Produser Sutradara Tanggal Rilis Resensiator

: Kong-Skull Island : Thomas Tull, Mary Parent,dkk : Jordan Vogt Roberts : 8 Maret 2017 : Ulfa Sevia Azni


D

Badrul: Asah Softskill Antark an Kesuksesan Antarkan

osen identik dengan kesibukannya sebagai pengajar, peneliti dan selalu mengabdi pada negeri. Jika diibaratkan dengan malaikat, dosen itu adalah malaikat Jibril yang patuh dengan perintah Tuhannya. Namun, patuh bukan berarti tidak boleh melakukan hal yang diinginkan, ada banyak kegiatan dapat dilakukan seperti berdakwah, mengabdi pada masyarakat, bahkan menjajaki hobi. Tiga hal inilah yang sering dilakoni seorang dosen Teknik Sipil Universitas Andalas, Badrul Mustafa Kemal yang mengantarkannya pada singgasana kesuksesan. Pria asal Bukittingi ini sangat aktif dalam kegiatan akademik maupun nonakademik. Siapa sangka gelar pakar gempa tersemat pada Badrul. Berkat kerja keras dan fokus dengan hobinya membuat Badrul sukses seperti saat ini. Kisahnya dimulai saat menempuh pendidikan Strata 1 (S1) di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Geofisika. Sejak menjadi mahasiswa ITB, kegiatan seperti tenis meja, bernyanyi, berorganisasi, klub Bahasa Inggris dan berdakwah ia jalani dengan senang hati dan sungguh-sungguh. Setelah menamatkan jejang S1, Badrul sempat magang di Rektorat Geologi Bandung selama 1 tahun. Sebelum menjalani ujian sebagai pegawai tetap, Badrul sempat mandapat tawaran mengajar sebagai dosen di kampung halamannya, Sumatera Barat. Pada tahun 1984, bersama alumni ITB lainnya ia dikumpulkan oleh beberapa dosen dari Minangkabau seperti Ashar, Samsul Arifin Ahmad dan beberapa dosen lainnya untuk diminta menjadi dosen di Fakultas Teknik Unand. Saat itu Fakultas Teknik baru didirikan dan kemudian mendapatkan Surat Keputusan Rektor pada tahun 1986. Berbagai penghargaan diborong oleh dosen Teknik Sipil Unand ini. Ia dinobatkan sebagai Tokoh Masyarakat oleh Wali Kota Padang pada tahun 2009 serta menjadi Tokoh Inspiratif oleh Radio Klasi FM dan selama 4 tahun berturut-turut menjadi narasumber diradio tersebut. Menjadi pemateri diberbagai seminar pun sudah biasa ia lakukan. Selain itu, ketika ia menjabat sebagai Wakil Rektor III, Unand berhasil meraih 4 medali emas selama 4 tahun berturut-turut. Badrul selalu menerapkan kepemimpinan efektif dalam setiap tugas yang diamanahkan kepadanya. “Seorang dosen juga harus bisa menerapkan cara belajar yang efektif untuk mahasiswanya,” ujarnya. Manajemen waktu sangatlah penting dalam melakukan hal apapun termasuk dalam kuliah dan bekerja. Menggeluti bidang ilmu Oseanografi, membuat Badrul sering diundang untuk menghadiri dan memberikan penyuluhan tentang mitigasi bencana dan lingkungan hidup. Dalam kegiatan tersebut, Badrul selalu menyampaikan cara-cara menghadapi jika

terjadi bencana alam seperti gempa dan tsunami. “35% keselamatan seseorang untuk terhindar ketika bencana alam terjadi dilakukan oleh orang itu sendiri. Semua tergantung pada kapasitas atau cara orang tersebut,” ujarnya. Selain itu, Badrul menyebut di Sumatera Barat terdapat dua segmen yang berpotensi tsumani yaitu Siberut dan SiporaPagai yang periode terulangnya 200-300 sekali. Segmen Sipora-Pagai sudah berakhir dengan terjadinya gempa dan Tsunami pada 5 oktober 2010 lalu yang episentrumnya berada dibarat daya Pagai Selatan. Hal itu tidak berdampak pada Padang. Sedangkan segmen Siberut masih terdapat energi simpanan yang tidak diketahui oleh siapapun kapan energi ini akan keluar. Kalau energi tersebut keluar dapat menghasilkan energi sekitar 8.5 skala richter yang mengakibatkan gempa raksasa. Menurutnya Padang adalah daerah yang termasuk rawan terhadap gempa dan tsunami, kecuali beberapa daerah seperti Dharmasraya, Lima Puluh Kota bagian timur, Sijunjung yang memiliki intesitas gempa kecil yang tidak berdampak serius. Menurutnya Pasaman, PadangPariaman, Solok Selatan, Pesisir Selatan, Pariaman, Padang, Tanah Datar, Kabupaten Solok adalah daerah dengan potensi yang paling besar terjadi gempa dengan intensitas besar. “Kalau masalah tsunami ada 7 daerah kabupaten/kota yang berpotensi. Sumatra B a r a t merupakan daerah yang berada dipinggir lempeng yang bertumbukan, sedangkan Kalimantan bukan daerah rawan gempa karena Kalimantan jauh dari pinggiran lempreng.” ujarnya. Dua tahun mengajar sebagai dosen, Badrul pun mendapatkan tawaran untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Namun, hal tersebut tidak mudah Badrul jalankan, ia harus bersaing dengan dosen yang ada di seluruh Indonesia. Setelah menjalani serangkaian tes, Badrul akhirnya dinyatakan lulus dan memilih Perancis sebagai negara tempat ia akan menimba ilmu. Dalam beasiswa tersebut, Badrul juga mendapat beasiswa hingga S3 di Perancis. Sebelum menuju Perancis, Badrul harus mengikuti kursus Bahasa Perancis di kedutaan besar Perancis untuk Indonesia di Jakarta selama enam bulan. Bersama 150 orang lainnya dari seluruh Indonesia, Badrul berangkat menuju Perancis dan sampai pada 1 April 1987. Namun Badrul harus mengikuti kursus Bahasa Perancis kembali selama enam bulan. Di Perancis, Badrul tinggal di kota Lyon, sebuah kota terbesar kedua di Perancis setelah Paris. Beliau kuliah di University Bordeux yang merupakan universitas paling luas di Eropa saat itu. Sesampai di Perancis, tempat pertama yang paling dicari oleh Badrul adalah masjid. “Sangat sulit menemui masjid di Perancis namun saya senang karena saya

Foto : Mis menemukan saudara-saudara seiman yang Foto: Mis berasal dari berbagai penjuru dunia, seperti Maroko, Aljazair, Lebanon dan Suriah,” ujarnya. Masjid tersebut digunakan oleh mahasiswa muslim dari penjuru dunia untuk berkumpul. Selama di Perancis, Badrul masih tetap aktif dan tergabung di klub tenis meja universitas. Bahkan kebiasaannya bernyanyi membuat kawan-kawan satu apartemennya seringkali memintanya menyanyikan lagu Minang. Bahkan Badrul mendapatkan kesempatan mengajar anak-anak Indonesia yang orang tuanya bekerja di Kedutaan Besar Republik Indonesia. Badrul pun sempat merasakan menjadi khatib khotbah di masjid Lyon. Setelah menamatkan jenjang S2, Badrul langsung mengambil S3 dan sempat merasa ada keterbatasan data penelitian miliknya. Akhirnya ia pun mengganti dosen

Nama : Dr Dr.. Badrul Mustafa Kemal DEA Asal : Kota Bukittinggi Riwayat P endidik an : -S1 Institut T eknologi Bandung Pendidik endidikan Teknologi -S2 University Bordeux I - F rance France -S3 University P ierre et Marie Curie - F rance Pierre France Bidang P enelitian : - T ektonik Penelitian Tektonik - Mitigasi Bencana - Lingk ungan Hidup Lingkungan

pembimbing dan hijrah ke Universitas Pierre et Marie Curie Paris. Sekembalinya melanjutkan pendidikan S3, Badrul pulang ke Indonesia lalu menikah. Badrul sekarang dikaruniai 3 anak, 1 perempuan dan 2 laki laki. Acapkali bergelut dengan aktivitas kampus, membuatnya ingin mengecap beragam kegiatan yang menurutnya menarik. Badrul selalu aktif dalam kepanitian acara, bahkan menulis menjadi hobi yang dilakukannya sejak kecil hingga kini. Selain itu, Badrul memiliki hobi yang mungkin jarang digemari khalayak yaitu berdakwah. Dengan hobi uniknya tersebut, Badrul terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Dakwah Sumatera Barat (Sumbar) periode 2016-2020. Ia pun menjadi dewan dakwah dengan melakukan pembekalan da’i di daerah terpencil seperti Mentawai. Kemudian mengadakan seminar dan diskusi terkait permasalah Islam menjadi seperti aliran sesat dan penistaan agama. Tak hanya itu, Badrul juga pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Sumatra Barat (Sumbar). Semasa kuliah pun Badrul sudah aktif berdakwah di masjid kampus, berdiskusi dan mengkritisi permasalahan yang menyangkut tentang Islam. Meskipun aktif dalam kegiatan non-akademik, bukan berarti Badrul meninggalkan aktifitas. “Akademik bukan alasan kita tidak bisa aktif di kegitan non-akademik, maka dari itu manejemen waktu itu penting sekalian mengasah softskill,” tutup alumnus SMA 2 Aza, Y oga Padang ini. Aza, Yoga


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.