Duta Edisi 19 November 2012

Page 7

7

Sambungan Senin, 19 Nopember 2012

Menghajikan 30 Muslim Terpilih dengan Dana Pemerintahan Kota Sambungan dari hal 1

Islamic Leaderhip (SILE) Jakarta, saya menginjakkan kaki di bumi Kota Davao, Mindanao, Filipina. Ya, tepat jam 11 melalui bandara kota itu, saya merasakan sekali gambaran di atas. Kami datang tepat saat langit sedang terang-terangnya. Tepat saat terik terasa kuat. Dan, keringat pun tak kuasa untuk ditahan. Apalagi, di tengah-tengah suasana itu, ratusan manusia merangsek pintu keluar bandara. Hingga penumpang pesawat yang harus meninggalkan

bandara tak bisa keluar akibat penuh sesaknya jalur keluar oleh ratusan manusia. Petugas keamanan bandara pun akhirnya harus menutup pintu keluar-masuk penumpang bandara internasional itu. Tujuannya satu: untuk mengurangi penumpukan manusia di pintu keluar. Caranya, dekonsentrasi. Pelan-pelan lalu mulai terbuka ruang walau setapak untuk penumpang yang akan meninggalkan Bandara Kota Davao. Itupun harus berbagi dengan desakan warga masyarakat yang menumpuk dengan

menujukan pandangan secara jeli kepada setiap mereka yang keluar dari bandara. Ratusan warga itu sedang mencari anggota keluarganya. Mungkin orang tuanya. Mungkin saudaranya. Mungkin pula tetangganya. Atau bahkan mungkin juga handai taulan. Itu gambaran suasana bandara internasional Kota Davao saat warga masyarakat sedang menyambut kedatangan orangorang terkasihnya dari menunaikan ibadah haji di Makkah dan Madinah. Mereka tak ingin keluarnya orang-orang terkasih

mereka dari bandara lepas dari perhatian hingga harus mencari di rerumunan ratusan manusia. Satu persatu jamaah haji itu disambut oleh keluarga atau orang-orang terdekatnya. Masing-masing akhirnya bertemu kembali dengan anggota keluarga atau karibnya setelah harus berdesakan di antara ratusan manusia saat tiba kembali di kota Davao itu. Sangat jelas tergambar raut kegembiraan dari wajah mereka semua. Baik yang datang dari menunaikan ibadah haji maupun mereka yang menyambutnya.

SBY Diminta Tolak Pengunduran Diri Yamani Sambungan dari hal 1

fakta di balik permintaan mundur Hakim Agung Yamanie yakni terlibat dalam pemalsuan putusan PK terhadap terpidana narkoba Hengky Gunawan. “Ini adalah langkah positif yang berani diambil MA untuk mendorong reformasi di tubuh MA yang selama ini sangat tertutup dan sekarang mulai terbuka. Ini harus kita apresiasi,” ujar Gayus di Jakarta, Minggu (18/11). Langkah MA diapresiasi kata dia karena MA berani membuka temuannya ke publik tentang alasan pengunduran diri Yamanie. “Sebelumnya kan karena sakit dan ini telah direspon MA melalui poses yang teliti, dan akhirnya mengakui mundurnya hakim agung Ahmad Yamani karena dia lalai,” papar mantan politisi PDIP tersebut. Ia tetap berharap, langkah positif ini diikuti dengan upaya hukum untuk mengungkap fakta-fakta lain menyangkut keterlibatan Yamanie dalam pelanggaran lain dan pihak lain dengan putusan kasus yang ditanganinya. “Ini tentunya masih menjadi pengusutan lebih lanjut agar transparansi di MA makin positif,” tandas Gayus. Sebelumnya, Juru Bicara Mahkamah Agung Djoko Sarwoko mengatakan Hakim Agung Ahmad Yamani sempat memalsukan putusan Peninjauan Kembali atas terpidana narkoba, Hengky Gunawan. Menurut Djoko, dalam putusan PK ber-

nomor 39 PK/Pid.Sus/2011 ini, Yamani membuat tulisan dengan tangan yang menyatakan vonis bos pabrik narkoba itu 12 tahun penjara. Padahal, kata dia, majelis hakim dalam persidangan PK kasus Hengky ini memutuskan hukuman 15 tahun penjara. “Dia beralasan lalai, tapi Mahkamah Agung menilai itu sangat fatal,” kata Djoko Sarwoko dalam konferensi pers di rumah dinas Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali, Sabtu 17 November 20012. Mahkamah Agung menilai tindakan Yamani itu tidak profesional. Penilaian ini disampaikan Djoko setelah hakim agung menggelar rapat pimpinan dengan agenda utama membahas pengunduran diri Yamani. Rapat juga membahas hasil pemeriksaan Tim Pemeriksa Mahkamah Agaung terhadap vonis PK kasus Hengky Gunawan. Menurut Djoko, tulisan tangan Yamani ditemukan saat Tim Pemeriksa memeriksa putusan PK Hengky yang sidangnya dipimpin oleh hakim agung Imron Anwari. Yamani, kata dia, tetap dinilai bersalah meski Pengadilan Negeri Surabaya mengeksekusi hukuman gembong narkoba tersebut 15 tahun penjara atau sesuai keputusan majelis hakim PK. Setelah kasus pemalsuan ini terkuak, Mahkamah Agung kemudian meminta Yamani untuk mengundurkan diri. Rabu lalu, 14 November 2012, Yamani mengajukan surat pengunduran diri ke Ketua Mahkamah

Agung. Dalam surat tersebut, Yamani menyampaikan alasan pengunduran dirinya yakni karena sakit dan kerap tidak masuk. Ia menyatakan sedang mengidap penyakit vertigo, sinusitis, dan prostat. Namun MA tidak menemukan adanya unsur penyuapan dalam kesalahan yang dilakukan Ahmad Yamani sehingga akhirnya dia mengundurkan diri dari posisi hakim agung. Tapi jika nantinya Yamani terbukti menerima suap terkait kesalahan dalam menulis putusan itu, MA tak akan pasang badan. “Namun, apabila dalam perkembangannya lebih lanjut ada terkait dengan penyuapan maka pimpinan MA menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum yang berwenang,” ujar Kepala Biro Humas MA Ridwan Mansyur dalam jumpa pers di rumah dinas Ketua MA. Terkait putusan untuk Hengky Gunawan ini, MA membentuk tim pemeriksa yang pimpin oleh Wakil Ketua MA Bidang Yudisial Ahmad Kamil dan Kepala Badan Pengawasan (Bawas) Timur Manurung. Tim ini memulai melakukan pemeriksaan intensif mulai dari struktur terbawah pengambil keputusan tersebut yaitu para operator. Kemudian menyasar pada hakim anggota majelis yaitu Hakim Nyak Pha dan Ahmad Yamani, baru kemudian Imron sebagai ketua majelis. Sementara itu, secara tegas Komisi Yudisial (KY) meminta Presiden Susilo Bambang Yu-

dhoyono (SBY) tidak mengabulkan permohonan pengunduran diri tersebut. “KY berharap Presiden tidak mengabulkan pengunduran diri Yamani karena dia sedang bermasalah,” kata Wakil Ketua KY, Imam Anshari Saleh, Minggu (18/11). KY adalah lembaga tinggi negara yang dibentuk konstitusi untuk mengawasi dan menjaga kehormatan hakim. Permintaan ini bukannya tanpa alasan. Bagi KY, pengunduran diri Yamani akan menutup rangkaian dugaan pemalsuan pembatalan vonis mati gembong narkotika. “Nanti bisa jadi preseden buruk, setiap hakim bersalah, selesai karena mundur,” sambung Imam. Pimpinan MA meminta Ahmad Yamani untuk mengundurkan diri karena terbukti lalai dalam menuliskan putusan untuk gembong narkoba Hengky Gunawan. Vonis untuk Hengky yang diputuskan 15 tahun penjara, ditulis oleh Yamani yang menjadi anggota majelis menjadi 12 tahun saja. Pimpinan MA menyebut kesalahan Yamani itu kelalaian semata. “Tim pemeriksa MA telah melakukan pemeriksaan terhadap majelis atas nama Hengky Gunawan. Ditemukan adanya tulisan tangan dari hakim agung Ahmad Yamani yang menuliskan hukuman pidana penjara 12 tahun. Kedua hakim lainnya tidak setuju pidana 12 tahun penjara melainkan 15 tahun penjara,” ujar Kepala Biro Humas MA Ridwan Mansyur. mio/kcm/dtc

Diajak Menyegarkan Budaya Gotong Royong Sambungan dari hal 1

Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) sebagai forum silaturahmi dan penggerak pembangunan yang berkeadilan. Pelatihan yang ditinjau di Jakarta itu selain diikuti oleh sukarelawan dan kader-kader serta anggota IPeKB dari Kota Tasikmalaya, diikuti juga wakilwakil dari PKK dan perguruan tinggi yang ada di Tasikmalaya. Secara lengkap Wakil Walikota, yang lima tahun ini kembali menjadi Wakil Walikota lagi, mengikuti pelatihan secara lengkap selama tiga hari, termasuk peninjuan lapangan di beberapa tempat di Jakarta, Bogor dan sekitarnya. Dengan demikian, Wakil Walikota menjadi sangat memahami, betapa pemberdayaan keluarga melalui Posdaya menjadi model dan sarana yang ampuh untuk mencapai sasaran dan target-target MDGs sesuai Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 dengan mulus. Salah seorang aktifis di kalangan organisasi masyarakat yang sejak mendengar dan melihat berkiprahnya para pengurus Posdaya dan anggotanya di daerah Bantul dan Kulon Progo di Yogyakarta, menjadi sangat tertarik pada pengembangan Posdaya sebagai forum penyegaran budaya gotong royong adalah Rahmat Thekarkoen yang secara sukarela berusaha meyakinkan banyak kalangan, termasuk kalangan perguruan tinggi di Tasikmalaya, untuk segera berbenah dan membentuk Posdaya di kelurahan dan kampung di Kota Tasikmalaya. Usaha yang gigih itu berhasil meyakinkan Walikota dan Wakil Walikota terpilih untuk melihat pelatihan

di Jakarta dan mengirim beberapa pejabat Badan Perencanaan Kota dan pejabat SKPD lain mempelajari forum Posdaya, program dan kegiatan yang dapat dipadukan dengan rencana pembangunan Kota Tasikmalaya di masa depan. Dari beberapa kali kunjungan ke Jakarta bersama beberapa sukarelawan, termasuk dari kalangan pengusaha dan perbankan, aparat kota dan kader-kader relawan, telah diperoleh penjelasan bahwa pemberdayaan keluarga yang diusung melalui pembentukan forum silaturahmi Posdaya adalah pendekatan gerakan masyarakat, gerakan sosial, sebagai upaya oleh masyarakat untuk meyakinkan, mengundang komitmen dan partisipasi yang luas dari setidaknya lima pilar utama yang saling memberikan dukungan. Ke lima pilar utama itu adalah pemerintah daerah, kalangan perguruan tinggi, organisasi masyarakat, lembaga keuangan dan perbankan, serta yang paling penting adalah partisipasi masyarakat yang dinamis dan sanggup menjadi pelaku sukarela pembangunan melalui penyegaran budaya gotong royong yang kokoh, disertai kepedulian kepada keluarga, utamanya kaum perempuan, anak-anak dan keluarga termarginal atau miskin. Sebagai acuan dasar hukumnya, kegiatan Posdaya dan anggotanya mengacu pada pendampingan dan penggerakan partisipasi masyarakat untuk mensukseskan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 yang ditujukan kepada semua Menteri, Gubernur, Bupati dan Walikota serta jajaran pemerintah lain mengembangkan pembangunan

EDITOR: AZIZ TRI PRIANTO z LAYOUTER: HUSNI FAHAMSYAH

berkeadilan. Arahan pembangunan itu adalah pro rakyat dengan basis keluarga yang pokokpokok arahannya merupakan sasaran MDGs lengkap dengan ukuran atau indikator keberhasilannya. Karena itu, prioritas utamanya adalah pengentasan kemiskinan yang diharapkan dilakukan oleh masyarakat secara mandiri, bukan dengan meminta dan mendapatkan charity atau pelayanan yang serba gratis, tetapi melalui upaya pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah, yang diikuti oleh sebanyak-banyaknya keluarga miskin secara bertahap. Oleh karena itu, melalui pengembangan forum Posdaya, pertama-tama keluarga di suatu wilayah, apakah berbasis kampung, dukuh, atau desa, atau bahkan masjid, diajak bersatu dalam membangun dan menyegarkan budaya gotong royong dan saling peduli. Melalui penyegaran budaya gotong royong dan saling peduli itu, keluarga kaya atau keluarga yang lebih mampu, diajak berbagi kepedulian kepada keluarga yang masih tertinggal, sesuai dengan Inspres Nomor 3 Tahun 2010, diutamakan peduli terhadap kaum perempuan, anak-anak dan keluarga miskin. Kepedulian itu dilakukan dengan mengembangkan pendidikan anak usia dini, agar kedua orang tuanya, utamanya ibu keluarga miskin, dapat mengikuti pelatihan ketrampilan dan ikut aktif dalam usaha mikro yang bisa memotong rantai kemiskinan dan mengangkat harkat dan martabat seluruh keluarganya. Disamping pendidikan anak usia dini yang bertujuan ganda, dikembangkan pula kepedulian pada usaha untuk melihat, apakah se-

luruh anak usia sekolah dari keluarga miskin sudah sekolah. Kalau masih ada yang tersisa, tanpa menunggu proyek pemerintah, para anggota Posdaya diharapkan dapat bersatu mengulurkan tangan untuk menyekolahkannya. Dianjurkan menjaga kesehatan keluarga miskin dan menolong kalau ada yang sakit untuk segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan yang disediakan pemerintah. Disamping itu, dianjurkan agar setiap halaman rumah diubah menjadi Kebun Bergizi, agar anakanak dan lansia keluarga miskin makin sehat karena asupan gizi yang bertambah baik. Dengan demikian, setiap penduduk miskin bisa bekerja keras tanpa hambatan untuk mampu memotong rantai kemiskinan dan bekerja menopang kehidupan sehariharinya secara mandiri. Melihat tujuan dari pemberdayaan bersama melalui forum Posdaya itu, ternyata Rahmat dengan kawan-kawan relawan yang bekerja tanpa pamrih makin mendapat simpati para pengusaha dan aparat pemerintah, sehingga melalui komitmen, dukungan dan fasilitasi pemerintah kota dibawah Walikota dan Wakil Walikota yang baru saja dilantik, Tasikmalaya akan menjadi salah satu kota yang akan ikut dalam pertemuan Walikota seluruh Indonesia yang dirancang Menko Kesra bersama Walikota Surabaya pada akhir bulan ini atau awal bulan depan di Surabaya. Pertemuan yang akan membahas pelaksanaan pembangunan berkeadilan itu akan menggelar pengalaman kota-kota terpilih dalam menyelesaikan target-target MDGs yang diharapkan tuntas pada akhir tahun 2015.

Tiada guratan kesedihan, apalagi kegalauan. Semua sedang dirasuk kebahagiaan yang dalam. Momen itu seakan tak terjadi untuk yang kedua kalinya. Padahal, seperti masyarakat Muslim lainnya, ritual ibadah haji itu dilakukan oleh masyarakat Muslim Kota Davao setiap tahun. Artinya setiap tahun itu pula, gambaran suasana penyambutan jamaah haji itu terjadi serupa. Sebagai sebuah ritual yang mengharuskan keluarnya energi, mental dan finansial yang besar, ibadah haji sudah bergerak menjadi sebuah “festival sosial”. Ya, perayaan publik Muslim. Namun, bedanya dengan negara yang berpenduduk mayoritas Muslim seperti Indonesia, rangkaian pelaksanaan yang terkait dengan ritual ibadah haji di negeri yang berpenduduk minoritas Muslim di Davao, Mindanao, memberikan kesan tersendiri. Minimal bisa tergambar dari “upacara” penyambutan jamaah haji di bandara. Suasana perayaan sosial di bandara itu tak pernah dijumpai di Indonesia saat ini. Penuh kegembiraan bercampur histeria panjang. Selain karena kita di Indonesia sudah ada manajemen dekonsentrasi massa melalui mekanisme pengasramaan di kompleks asrama haji, ekspresi kebahagiaan mereka-mereka yang terkait dengan pelaku ibadah haji di Kota Davao beririsan dekat dengan kepentingan emosional untuk menunjukkan identitas sebagai kelompok minoritas. Nah, ibadah haji merupakan momen keagamaan besar yang mampu mengumpulkan massa dalam jumlah besar, tidak saja dari unsur pelakunya semata, melainkan juga keluarga, kerabat, dan handai taulannya. Belum lagi, pemerintah Kota Davao memberikan perhatian tersendiri kepada komunitas Muslim. Meskipun Islam agama mi-

noritas di daerah itu, pemerintah Kota Davao tidak menempatkan kalangan Muslim sebagai warga kelas dua. Minoritas dalam jumlah tidak berarti membuat nasib menjadi terpinggirkan. Struktur pemerintahan kota tidak dibangun dari semangat kompartmentalisasi atau pengotakan berdasarkan agama dan kelompok sosial. Alih-alih, struktur pemerintahan itu dibangun dari nilai dan semangat multikulturalisme yang kuat. Apalagi, berdasarkan fakta demografis-kultural, Kota Davao memang menjadi titik pertemuan dan peleburan (melting pot) yang mempertemukan beberapa kelompok sosial dan etnis yang ada di kawasan kepulauan Mindanao. Sebagai daerah urban, Kota Davao tidak bisa menutup mata sebagai tempat meleburnya warga masyarakat dari kelompok sosial dan etnis yang berbeda-beda serta daerah asal yang beragam, meskipun jumlah warga Muslim jauh di bawah kelompok dominan, yakni Kristiani. Lihatlah fakta demografis kawasan Minadanao ini. Jumlah warga Kristennya adalah 13,031 juta. Terbesar kedua adalah warga pemeluk Islam dengan jumlah 3,594 juta. Yang terkecil adalah penduduk asli (indigenous people) yang mencapai 1,478 juta. Meskipun bukan paling kecil, jumlah masyarakat Muslim sangat jauh di bawah jumlah masyarakat Kristen yang mayoritas. Meskipun fakta demografisnya begitu, pemerintahan Kota Davao memberikan pelajaran menarik. Minimal, keberadaan wakil walikota sebagai pemegang otoritas pemerinthan tertinggi kedua didesain memang harus dekat dan mampu mengakomodasi berbagai latar belakang sosio-kultural, termasuk agama. Salah satu tugas pentingnya adalah menjaga keseimbangan sosial lintas agama dan etnis. Dan, Muslim sebagai

kelompok terbesar kedua mendapatkan tempat dan perhatian khusus dari pemerintahan Kota Davao. Kalangan Muslim tidak terasing dari layanan kebijakan pemerintah lokal. Bahkan, untuk momen ibadah haji tahun 2012 ini saja, pemerintah Kota Davao menghajikan sebanyak 30 orang Muslim terpilih dengan dana pemerintahan Kota. Tidak ada resistensi publik secara umum atas kebijakan ini. Karena, mereka pun juga memahami pentingnya kohesi sosial di tengah-tengah kehidupan mereka sendiri. Apalagi, Islam ada dan berkembang terlebih dahulu di kawasan Kepulauan Mindanao sebelum Kristen datang. Di tengah suasana serba guyub di tengah masyarakat dan politik elit lokal Kota Davao, ibadah haji lalu memiliki arti penting bagi ekspresi keagamaan dan sosial masyarakat Muslim. Tentu, karena berbiaya mahal, maka ibadah haji tidak bisa dilakukan oleh setiap orang. Mereka yang belum berkesempatan beribadah haji akhirnya juga menumpahkan rasa kegembiraan mereka atas saudaranya atau kerabatnya atau teman-temannya yang saat itu menunaikan haji. Gambaran yang ada di bandara internasional Kota Davao di atas hanya sedikit dari bukti empirik atas ekspresi kebahagiaan masyarakat Muslim yang minoritas dalam rangkaian pelaksanaan ibadah haji. Pemerintahan Kota Davao berperan penting dalam hal ini. Pelajaran yang diberikan: untuk sukses, pemegang otoritas politik kekuasaan tidak perlu melakukan politik sektarianisme-primordialisme. Caranya, merangkul kelompok minoritas agar menjadi tetap menjadi bagian yang menyatu dengan yang lain dalam kapasitas mereka sebagai warga negara yang dijamin sama di muka hukum.

Akhirnya Penguasa itu Lengser dan Dipenjara Sambungan dari hal 1

kota di wilayah Wara’ An-Nahar. Menurut sejarawan Islam, sebelum Islam datang, Bukhara merupakan Ibukota Samaniyin. Para ahli sejarah sepakat, bahwa Islam hadir di bumi ini pada masa pemerintahan Daulah Umayyah. “Imam Al-Bukhari lahir di Bukhara pada hari Jumat, tepatnya 13 Syawwal tahun 194 H. Dengan pesan tertulis dari ayahnya, akhirnya pengasuhan Muhammad bin Ismail (Imam Al-Bukhari) diserahkan kepadaku,” demikian Al-Mustanir bin Atiq. Abu Bakar Ahmad bin Ali bin Tsabit Al-Hafizh, mengatakan, bahwa Imam Al-Bukhari ditinggal mati ayahnya (Ismail bin Ibrahim) dalam kondisi masih kecil. Ibunya termasuk perempuan taat beribadah dan dikarunia karomah. Dikisahkan dalam Tarikh Baghdad, bahwa pada waktu kecil, kedua mata Imam Al-Bukhari itu buta. Kemudian, ketika ibunya tertidur, mimpi bertemu Nabi Ibrahim al-Khalilullah. Dalam mimpi itu Nabi Ibrahim berkata kepadanya: “Wahai kaum perempuan, sungguh Allah SWT. telah mengembalikan kedua mata putramu, karena seringnya kamu berdoa kepadaNya.” Pembawa cerita itu kemudian menambahkan, “Di pagi harinya, sungguh Allah SWT. telah mengembalikan fungsi kedua penglihatan Imam Al-Bukhari.” Kezuhudan dan kewara’annya sungguh luar biasa. Menurut Al-Hafizh, ayahnya telah meninggalkan harta yang banyak. Dan di antara harta itu tidak terdapat sedikitpun yang haram maupun syubhat. Tetapi, Imam Al-Bukhari tidak pernah kepincut dengan harta. Begitu juga tentang kecerdasan dan kekuatan hafalannya. Masih menurut Al-Hafizh, juru tulis Imam Al-Bukhari menceritakan bagaimana kuatnya hafalan beliau. Katanya, pernah, suatu ketika Hasyid bin Ismail dan teman-temannya berselisih

paham dengan Imam Al-Bukhari dalam hal hadits. Akibatnya, Imam Al-Bukhari harus menjelaskan satu persatu dari sekian ribu hadits yang diperselisihkan. “Sesungguhnya gara-gara catatan kalian semua, maka kalian telah berlebih-lebihan terhadaku,” katanya. Hasyid bin Ismail dan temantemannya heran. Betapa tidak, ia yang telah mencatat dengan rinci sebanyak 15 ribu hadits, tiba-tiba dibaca secara acak oleh Imam Al-Bukhari. “Ketika itu kami tidak lagi sedang bertanya apalagi berselisih, kami seolah sedang membetulkan catatan kami selama ini, subhanallah!” kata Hasyid bin Ismail. Sanjungan ulama terhadapnya, sungguh banyak dan tidak mungkin ditumpahkan dalam kisah singkat ini, begitu pula banyaknya guru dan murid-muridnya. *** Kisah lain yang patut diteladani adalah ketika Imam Al-Bukhari menghadapi fitnah penguasa. Al-Khathib Al-Baghdadi berkata, bahwa, suatu ketika Khalid bin Ahmad AdzDzahuli, seorang amir di daerah Bukhara telah mengutus ajudan menemui Imam Al-Bukhari. Ajudan itu membawa pesan singkat agar Imam Al-Bukhari membawa kitab-kitabnya, termasuk Al-Jami’, At-Tarikh, menghadap sang amir, lalu membacakannya di depan dirinya termasuk anak-anaknya. Imam Al-Bukhari menolak. Ia tidak mau disetir penguasa. Menurutnya, dia tidak akan menghinakan ilmu, apalagi untuk menyanjung-nyanjung penguasa. “Sampaikan aku tidak akan menghinakan ilmu. Dan aku tidak akan membawanya ke sana. Katakan kepadanya, apabila kamu (Khalid) merasa perlu terhadap ilmu itu, maka, datanglah sendiri,” jawab Imam Al-Bukhari. Namun, lanjutnya, bila jawaban ini tidak membuatmu senang, maka, kamu (Khalid) adalah seorang penguasa. Kamu

bisa melarang aku untuk duduk mengajarkan ilmu. Dengan itu aku mempunyai udzur kepada Allah SWT. kelak di hari kiamat, bahwa aku tidak menyembunyikan ilmu, sebagaimana larangan Baginda Rasul SAW. Dan, jelas, jawaban ini membuat Khalid marah. Mulailah hubungan keduanya renggang. Dasar penguasa, ia menghalalkan segala cara untuk menjelekkan Imam Al-Bukhari. Khalid menggunakan loyalisnya untuk terus-terusan menyerang ulama besar ini, sehingga Imam Al-Bukhari memutuskan mengungsi dari kampung halaman dan negaranya. Ia menuju daerah Samarqand yang bernama Bahkratank. Tidak lama setelah itu, Khalid bin Ahmad justru dikudeta, dilengserkan dan berujung masuk penjara. Muhammad bin Abi Hatim Al-Warraq mengatakan, bahwa, di daerah baru itu, Imam AlBukhari tidak terlalu lama. Wakila, dalam sebuah malam, usai shalat, Imam Al-Bukhari berdoa: “Ya Allah, bagiku dunia ini telah sempit. Oleh karena itu, ambillah aku untuk menghadap-Mu.” Tidak lebih dari sebulan doa ini dipanjatkan, Allah SWT. memanggilnya. Menurut Al-Khathib, Abdul Wahid bin Adam Ath-Thawawisi menceritakan, bahwa, dalam tidurnya ia bermimpi bertemu Rasulullah SAW. dalam keadaan berdiri layaknya seseorang yang sedang menunggu sahabatnya. Kemudian ia mengucapkan salam, dan bertanya: “Apa yang membuat Anda menunggu di sini wahai Rasulullah?” demikian Abdul Wahid bercerita. Lalu, beliau menjawab, “Aku sedang menunggu Muhammad bin Ismail Al-Bukhari,” jawab Nabi dalam mimpi itu. Dan benar, pada saat mimpi itu, tepatnya Jumat malam Sabtu bertepatan dengan Idul Fitri 256 H, Imam Bukhari wafat. Segala puji bagi Allah! Semoga rahmatNya selalu tercurah kepada Nabi SAW, keluarga, sahabatnya dan para penerusnya. Amin.

www.dutaonline.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.