Analisis profit margin sistem pemasaran kakao (theobroma cacao, l) di kecamatan babah rot kabupaten

Page 1

VOLUME I, NO 2, OKTOBER 2010

1. Elektropating Perak pada Tembaga Oleh Ir. Amri Amin, M.Si. 2. Pengaruh PolaTanam Terhadap Pendapatan Usahatani di Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya Oleh Ir. Syarifuddin, M.Si. 3. Pengaruh Garam dalam Pengawetan Daging Oleh Ir. Zahrul Fuadi 4. Perencanaan Pemilihan Lokasi Rekonstruksi Galangan-Galangan Kapal Tradisional Pascatsunami di Kawasan Kota Banda Aceh Oleh Ir. Rizwan,M.Si. 5. The Relationship Between Students’ Prior Knowledge of the Tex and Studens’ Reading Comprehension Oleh Putri Dini Meutia, S.Pd.I 6. Pengaruh Penggunaan Kohesi Antarkalimat dalam Penulisan Paragraf (Studi Kasus pada Siswa Kelas II SMP Negeri di Kabupaten Aceh Besar Oleh Drs. Djalaluddin A.Aziz 7. Studi Ketenagakerjaan dan Penganggaran di Kabupaten Aceh Selatan Oleh Irwan Safwadi, S.E. 8. Analisis Indeks Pembangunan ManusiaKabupaten Aceh Barat Daya Oleh Yusri, S.E. M.Si. 9. Peranan Pasar Tradisional dalam Rangka Pemberdayaan Kesejahteraan Sektor Informal di Kota Banda Aceh (Studi Kasus pada PegadangPasar Uleekareeng Oleh Yuliana, S.E. 10. Penyelenggaraan Pemerintah Gampong di Kabupaten Aceh Besar Oleh Muhammadr Nur, S.H., M.Hum. 11. Analisis Profit Margin Sistem Pemasaran Kakao (Theobroma cacao, L) di Kecamatan Babah Rot Kabupaten Aceh Barat Daya Oleh Ir. Firdaus, M.Si.


Jurnal TASIMAK Vol. I, No. 2 Oktober 2010

ISSN 2086 - 8421

TASIMAK Media Sain dan Teknologi Abulyatama ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ Pelindung/Pembina Penanggung Jawab

: Rektor Universitas Abulyatama : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Abulyatama

Pemimpin Redaksi Redaktur Ahli

: Drs. Yusri, M.Pd. : Prof. Dr. H. Warul Walidin, A.K. M.A. (IAIN) Prof.H. Burhanuddin Salim, M.Sc. Ph.D. (Unsyiah) R. Agung Efriyo Hadi, M.Sc. Ph.D (Unaya) Prof. Dr. A. Halim Majid, M.Pd. (Unaya) Drs. Azwar Thaib, M.Si. (Unaya)

Redaktur Pelaksana

: Drs. Zamzami A.R., M.Si. Yuliana, S.E. Yulinar, S.Pd.

Dewan Redaksi

: Muhammad Nur, S.H., M.Hum Ir. Mulyadi Ir. H. Firdaus, M.Si. Dewi Astini, S.H., M.Hum. Maryati B, S.H., M.Hum. Drs. Tamarli, M.Si. Yulfrita Adamy, S.E. M.Si. Drs. H.M. Hasan Yakob, M.M. Drs. Bukhari, M.Si. Fakhrurazi Abbas, S.E., M.Si.

Distributor/Komunikasi

: Drs. Akhyar, M.Si. Drs. Muhammad, M.Si.

Bendahara

: Drs. Nasruddin A.R., M.Si.

Desain Cover

: aSOKA Communications (www.asoka.web.id)

Website

: www.abulyatama.ac.id.

Alamat Redaksi

: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Abulyatama, Jl. Blang Bintang Lama km 8,5 Lampoh Keude – Aceh Besar, Telepon 0651 21255

2


Jurnal TASIMAK Vol. I, No. 2 Oktober 2010

ISSN 2086 - 8421

DAFTAR ISI Halaman Elektroplating Perak pada Logam Tembaga Oleh Ir. Amri Amin, M.Si ... ...................................................................

1 - 13

Pengaruh Pola Tanam Terhadap Pendapatan Usahatani di Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya Oleh Ir. Syarifuddin, M.Si. ....................................................................

14 - 25

Pengaruh Garam di dalam Pengawetan Daging Oleh Ir. Zahrul Fuadi, M.Si. . ………….………………………………

26 - 36

Perencanaan Pemilihan Lokasi Rekonstruksi Galangan-Galangan Kapal Tradisional Pascatsunami di Kawasan Kota Banda Aceh Oleh Ir. Riswan M.Si.. …………..………………….……………….…..

37 - 44

The Relationship Between Students’ Prior Knowledge of Text and Students’ Reading Comprehension Oleh Putri Dini Meutia, S.Pd.I. ..………………………….……….……

45 - 59

Penggunaan Penanda Kohesi Antarkalimat dalam Penulisan Paragraf (Studi Kasus pada Siswa Kelas II SMP Negeri di Kabupaten Aceh Besar) Oleh Drs. Djalaluddin A. Aziz ……………………….………………….

60 - 70

Studi Ketenagakerjaan dan Pengangguran di Kabupaten Aceh Selatan Oleh Irwan Safwadi, S.E. …..……………………………………..........

71 - 88

Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Aceh Barat Daya Oleh Yusri, S.E., M.Si. ………..………………………….……………

89 - 105

Peranan Pasar Tradisional dalam Rangka Pemberdayaan Kesejahteraan Sektor Informal di Kota Banda Aceh (Studi Kasus Pedagang Pasar Uleekareng) Oleh Yuliana, S.E. ………………………………………………………

106 – 115

Penyelenggaraan Pemerintahan Gampong di Kabupaten Aceh Besar Oleh Muhammad Nur, S.H., M.Hum …………………………………...

116 - 124

Analisis Profit Margin Sistem Pemasaran Kakao (Theobroma cacao, L) di Kecamatan Babah Rot Kabupaten Aceh Barat daya Oleh Ir. Firdaus, M.Si. ..............................................................................

125 - 133

3


Jurnal TASIMAK Vol. I, No. 2 Oktober 2010

ISSN 2086 - 8421

ANALISIS PROFIT MARGIN SISTEM PEMASARAN KAKAO (Theobroma cacao, L) DI KECAMATAN BABAH ROT KABUPATEN ACEH BARAT DAYA. Oleh Firdaus ABSTRAK Dalam melaksanakan usahatani Kakao berbagai permasalahan dihadapi oleh petani, diantaranya adalah masalah pemasaran. Pemasaran merupakan syarat mutlak dalam pembangunan pertanian tanpa adanya pemasaran bagi hasil usahatani, maka pertanian akan bersifat statis dan usahanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan petani dan keluarganya saja Pemasaran hasil Kakao di Kecamatan Babah Rot Kabupaten Aceh Barat Daya sebahagian belum begitu baik, ini tercermin dari adanya perbedaan harga yang begitu senjang antara produsen dan konsumen akhir, hal ini disebabkan oleh adanya lembaga tataniaga yang cukup mencolok dari segi lain adalah rendahnya pendapatan yang disebabkan oleh waktu panen yang bersamaan, pemilihan saluran pemasaran yang tidak benar, struktur pasar yang kurang menguntungkan dan terbatasnya informasi pasar. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa profit margin yang diterima oleh petani lebih besar dibandingkan dengan profit margin yang diterima oleh lembaga – lembaga pemasaran yang terlibat. Kata kunci : Pemasaran, Lembaga Pemasaran, Profit Margin, Petani I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman Kakao merupakan salah satu tanaman perkebunan yang saat ini sedang digemari untuk dibudidayakan dan merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang telah memberikan sumbangan devisa bagi negara karena telah lama menjadi komoditas ekspor Indonesia. Dalam kancah pasar dunia, keberadaan Indonesia sebagai produsen Kakao utama di dunia menunjukkan bahwa Kakao Indonesia cukup diperhi-tungkan dan berpeluang untuk menguasai pasar global. Dengan demikian, seiring terus mening-katnya permintaan pasar

terhadap Kakao maka perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan ekspor dengan lebih meningkatkan lagi produksi nasional. Sejalan dengan rencana tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan untuk pengembangan Kakao. Perbaikan teknik budidaya pada akhirnya akan membawa manfaat besar dalam usaha memenuhi rencana di atas. Teknik pembibitan yang efisien, usaha untuk mendapatkan bahan tanaman unggul melalui hibridisasi, metode pemangkasan untuk membentuk habitat yang baik, pengaturan jarak tanam, pemupukan maupun usaha perlin-

126


Jurnal TASIMAK Vol. I, No. 2 Oktober 2010 dungan terhadap hama dan penyakit ditujukan kepada diketemukannya suatu periode penanaman dan pemeliharaan Kakao yang efisien dengan sasaran produksi yang maksimum (Mahadi, 2003). Meningkatnya permintaan pasar dan nilai jual Kakao yang relatif tinggi oleh masyarakat, telah mendorong petani untuk mengembangkan budidaya Kakao pada lahan mereka. Di pasar dalam negeri, harga Kakao menunjukan tingkat kecenderungan positif di beberapa daerah konsumen, seperti di kota Blangpidie serta daerah lainnya. Di Kabupaten Aceh Barat Daya tanaman Kakao tersebar hampir di seluruh kecamatan terutama di Kecamatan Babah Rot dengan tingkat produktivitasnya tertinggi di wilayah ini. Dalam melaksanakan usahatani Kakao berbagai permasalahan dihadapi oleh petani, diantaranya adalah masalah pemasaran. Pemasaran merupakan syarat mutlak dalam pembangunan pertanian tanpa adanya pemasaran bagi hasil usahatani, maka pertanian akan bersifat statis dan usahanya ditujukan untuk memenuhi kebu-tuhan petani dan keluarganya saja. Pemasaran hasil Kakao di Kecamatan Babah Rot Kabupaten Aceh Barat Daya sebahagian belum begitu baik, ini tercermin dari adanya perbedaan harga antara pro-dusen dan konsumen akhir, hal ini disebabkan oleh adanya tataniaga yang cukup mencolok dari segi lain adalah rendahnya pendapatan yang disebabkan oleh waktu panen yang

ISSN 2086 - 8421

bersamaan, pemilihan saluran pemasaran yang tidak benar, struktur pasar yang kurang menguntungkan dan terbatasnya informasi pasar. Kecendrungan petani dalam memasarkan Kakao adalah pemilihan saluran pemasaran yang tidak benar. Hal ini dapat terjadi karena keterikatan petani dengan pedagang dalam perjanjian jual beli, dimana pedagang lokal terlebih dahulu memberikan sebahagian biaya hidup untuk menghidupi keluarga petani, sebelum Kakao dipanen. Untuk itu petani menjual hasil produksinya kepada pedagang lokal. Uraian di atas jelas terlihat bahwa peningkatan produksi harus diikuti dengan penyempurnaan sistem tataniaga yang baik, karena sistem tataniaga yang tidak efisien akan menyebabkan rendahnya pendapatan yang diterima petani maka untuk itu perlu kiranya diketahui bagaimana sistem pemasaran Kakao yang berkaitan dengan pendapatan petani dan profit margin yang diterima oleh lembaga-lembaga tataniaga dalam proses pemasaran Kakao di Kecamatan Babah Rot Kabupaten Aceh Barat Daya. 1.2 Masalah Apakah dengan sistem pemasaran yang berlaku dapat memberikan keuntungan bagi petani dibandingkan profit margin yang diperoleh pedagang atau lembaga pemasaran lainnya.

127


Jurnal TASIMAK Vol. I, No. 2 Oktober 2010

1.3 Tujuan Penelitian Untuk menganalisis ting-kat pendapatan petani dan margin yang diterima oleh tiap-tiap lembaga pemasaran yang terlibat dan tipe saluran pemasaran yang lebih menguntungkan bagi petani. 1.4 Kerangka pemikiran Pemasaran yang efesien akan tercapai apabila setiap mata rantai pemasaran mampu menyampaikan hasil produksi kepada konsumen dengan harga yang menguntungkan tanpa mengorban-kan kepentingan berbagai pihak yang terlibat dalam rantai pema-saran, di samping itu juga barang/jasa dapat berjalan dengan lancar mulai dari produsen sampai kepada konsumen. Untuk mengetahui efisien tidaknya pemasaran suatu komoditas haruslah diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan pada setiap mata rantai pemasaran serta besarnya keuntungan yang diambil oleh setiap badan-badan usaha yang ada dalam mata rantai pemasaran komoditas yang dimonitor (Anonymous, 1985:10). Menurut Mubyarto (1985: 141) sistem tataniaga yang efisien apabila memenuhi dua syarat, yaitu: 1. Mampu Menyampaikan hasilhasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya. 2. Mampu mengadakan pembagi-an yang adil daripada kese-luruhan harga yang dibayar konsumen akhir pada semua pihak yang ikut

ISSN 2086 - 8421

serta di dalam kegiatan produksi dan tataniaga barangnya. Keuntungan yang diterima masing-masing mata rantai pemasaran adalah selisih dari harga jual dikurangi dengan harga pembelian dan harga pokok dengan semua biaya pemasaran yang dikeluarkan untuk memasarkan komoditas yang bersangkutan (Anonymous, 1985:67) Menurut Soekartawi (1987:156) biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemasaran. Biaya pemasaran meliputi biaya angkut, pungutan retribusi dan lain-lain. Besarnya biaya pamasaran ini berbeda satu sama lain, disebabkan oleh jenis komoditas, lokasi pemasaran, macam lembaga pemasaran dan efektifitas pemasaran yang dilakukan. Kesalahan dalam memilih saluran tataniaga dapat memperlambat bahkan memacetkan usaha penyaluran barangbarang dan jasa dari petani produsen ke konsumen akhir, di samping itu margin yang diterima petani akan semakin kecil jika memilih saluran tataniaga yang panjang. Nitisemito (1982:102) mengatakan untuk memperlancar arus barang/jasa dari produsen ke konsumen, maka salah satu faktor yang tidak boleh diabaikan adalah memilih secara tepat saluran distribusi (Channel of Distribution) yang akan digunakan,

128


Jurnal TASIMAK Vol. I, No. 2 Oktober 2010 sebab dapat mempengaruhi kelancaran penjualan, tingkat keuntungan, modal, resiko dan sebagainya. Dalam pengembangan komoditas Kakao diarahkan untuk memperbesar penerimaan petani, memperkecil biaya tataniaga dan menciptakan harga jual dalam batas kemampuan daya beli konsumen. Namun pada kenyataannya harga yang diterima petani jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga di pasaran, yang berarti rendahnya penerimaan petani. Dari uraian di atas dapatlah dijelaskankan bahwa peningkatan produksi harus diimbangi dengan perbaikan dan penyempurnaan sistem tataniaga, karena peningkatan produksi tanpa diimbangi oleh sistem tataniaga yang efisien akan menyebabkan perbedaan harga ditingkat produsen dan konsumen relatif tinggi, sedangkan harga yang diterima petani rendah akibatnya pendapatan yang diterima petani relatif rendah pula. 1.5 Hipotesis Diduga profit margin yang diterima petani per kilogram pada usahatani Kakao lebih rendah dibandingkan dengan Profit margin yang diterima oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat. II. METODE PENELITIAN 2.1 Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Babah Rot Kabupaten Aceh Barat Daya.

ISSN 2086 - 8421

Pemilihan Kecamatan tersebut dilakukan secara ’Purposive Sampling”, dengan pertimbangan bahwa kecamatan ini terdapat petani yang mengusahakan Kakao sebagai tanaman utama di kebun mereka, di samping itu usahatani Kakao di lokasi tersebut memegang peranan dalam perekonomian masyarakat, baik sebagai sumber lapangan kerja maupun pendapatan. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan Kakao dan pedagang yang memasarkan Kakao. Ruang lingkup penelitian terbatas hanya pada saluran pemasaran, dan profit margin yang diterima masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat. 2.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang mengusahakan Kakao yaitu 32 petani dan para pedagang yang terlibat dalam memasarkan Kakao yaitu 7 orang pedagang pada berbagai level (pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul kecamatan dan pedagang pengumpul kabupaten). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara “Simple Random Sampling“, dengan pertimbangan luasan pengusahaannya relatif homogen dan besar sampel diambil sebesar 30% serta untuk sampel pedagang dilakukan secara ”Completely Anumaration”.

129


Jurnal TASIMAK Vol. I, No. 2 Oktober 2010 2.3 Metode Analisis Hipotesis yang diturunkan diatas diuji dengan mengunakan rumus sebagai berikut PM = HJ – (HP+BP) = BP + KP Di mana: PM = Profit Margin (Margin Keuntungan) HJ = Harga Jual tingkat konsumen dan lembaga. HP = Harga Pokok tingkat petani dan lembaga sebelumnya BP = Biaya pemasaran KP = Keuntungan tiap lembaga

ISSN 2086 - 8421

Nilai produksi merupakan pendapatan kotor yang diterima petani Kakao, diperoleh dengan cara mengalikan antara total produksi fisik dengan harga persatuan hasil yang berlaku pada saat penelitian. Rata-rata harga jual Kakao di pintu gerbang pada saat penelitian yaitu sebesar Rp. 15000 – 17.000 per kg. Rata-rata nilai produksi Kakao di daerah penelitian adalah Rp 15.120.000.-

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Petani dan Pedagang Sampel Rata-rata karakteristik peta-ni sampel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: umur 39,2 tahun, pendidikan 8,70 tahun, pengalaman 3,70 tahun dan jumlah tanggungan keluarga petani 4 jiwa. Rata-rata Karakteristik pedagang yang mengusahakan Kakao. umur 40,71 tahun, pendidikan 9,86 tahun, pengalaman 4,70 tahun dan jumlah tanggungan keluarga petani 4,70 jiwa.

3.4 Biaya Produksi Penggunaan biaya produksi per tahun adalah Rp 8.700.000 di mana dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan merupakan biaya tunai. Berdasarkan komponen biaya yang dikeluarkan maka 94% merupakan biaya variabel dan 6 % lagi merupakan biaya tetap. Dari komponen biaya variabel, dimana keseluruhan biaya tenaga kerja adalah 6.120.000 dan biaya sarana produksi tertinggi yaitu pada pembelian pupuk SP-36 Rp 660.000 di mana 46% dari biaya yang dikeluarkan merupakan untuk pembelian pupuk SP36 kemudian diikuti oleh pembelian pupuk organik lainnya, pembayaran upah tenaga kerja dan pembelian obat-obatan.

3.2 Jumlah Produksi Produksi merupakan penerimaan kotor dalam bentuk fisik, yang dalam penelitian ini adalah pro-duksi Kakao. Rata-rata produksi Kakao per hektar adalah 1.008 kg/ha. 3.3 Nilai Produksi

3.5 Pendapatan. Pendapatan bersih usahatani Kakao yang dimaksud dalam penelitian ini adalah selisih nilai produksi dengan biaya produksi. Rata-rata pendapatan usahatani Kakao di daerah penelitian dalam

Untuk Menghitung Biaya Pemasaran: BP = BP1 + BP2 + ‌. + BPn BPn = Banyaknya biaya pemasaran

130


Jurnal TASIMAK Vol. I, No. 2 Oktober 2010 setahun adalah Rp. 6.420.000 merupakan 42,46% dari nilai produksi.

ISSN 2086 - 8421

3.6 Saluran Tataniaga. Berdasarkan hasil penelitian saluran tataniaga Kakao di daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut :

Petani Produsen

Pedagang Pengumpul

Pedagang Besar Blangpidie

Eksportir

Pedagang Kecamatan Gambar 1 Skema Saluran Tataniaga Kakao di Daerah Penelitian Keterangan: Saluran Tetap (sering dilalui) Saluran tidak tetap (jarang dilalui) Berdasarkan skema saluran tata-niaga Kakao di daerah penelitian terlihat bahwa saluran tetap yang dimaksud disini adalah saluran yang sering dilalui oleh petani. Di mana dari hasil penelitian diperoleh 70 persen petani men-jual produksinya kepada peda-gang pengumpul kecamatan, hal ini disebabkan pedagang ini berdomisili di daerah sentral produksi. Selain pedagang ini sering membantu petani untuk memenuhi kebutuhan petani, biaya produksi dan keluarganya. Faktor lainnya adalah dengan menjual ke pedagang pengumpul kecamatan berarti petani lebih cepat memperoleh uang.

Saluran tidak tetap yang dimaksud disini adalah petani yang membawa sendiri produksinya (Kakao) untuk dapat dijual kepada pedagang besar Blangpidie. Di mana hanya 30 persen petani yang mau melalui saluran pemasaran ini pun terkadang mendapat kendala yaitu pedagang besar Blangpidie menekan harga terlalu rendah dengan alasan Kakao lagi banyak (musim) sehingga petani terpaksa juga menjual dengan harga rendah dari pada harus dibawa pulang kembali hasil produksinya terse-but. Berdasarkan hasil peneliti-an terdapat empat tipe saluran pemasaran di daerah penelitian dengan perincian seperti terlihat pada Tabel 1 sebagai berikut.

131


Jurnal TASIMAK Vol. I, No. 2 Oktober 2010

ISSN 2086 - 8421

Tabel 1. Empat Tipe Saluran Pemasaran di Daerah Penelitian No

Uraian

1. Tipe I Petani 2. Tipe II Petani 3. Tipe III Petani 4. Tipe IV Petani Sumber : Data Primer, 2010

Saluran Tataniaga P. Pengumpul P. Pengumpul -

P. Kecamatan P. Kecamatan -

P. Besar P. Besar P.Besar P.Besar

Tiap-tiap saluran tataniaga tersebut terdapat perbedaan harga jual, seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata Harga Jual Kakao di Tingkat Petani dan Pedagang di Daerah Penelitian. No.

Uraian

1. 2.

Petani Pedagang Pengumpul 3. Pedagang Kecamatan 4. Pedagang Besar Blangpidie Sumber : Data Primer, 2010

Saluran Tataniaga (Rp/Kg) I II III IV 15.000 15.000 15.500 15.500 15.500 16.000 16.000

-

16.500

18.000

18.000

18.000

17.000

3.7 Analisis Profit Margin Tabel 3 Rata-rata Profit Margin yang Diterima Petani per Kilogram Kakao dan Profit Margin yang Diterima Lembaga Tataniaga yang Terlibat Dalam Keempat Tipe Saluran Tataniaga di Daerah Penelitian. No

Lembaga

1. 2.

Petani Pedagang Pengumpul Pedagang Kecamatan Pedagang Besar Blangpidie

3.

Tipe Saluran Tataniaga (Rp/Kg) I II III IV 6.369 6.369 6.819 6.869 400 350

650 -

-

-

650

-

132


Jurnal TASIMAK Vol. I, No. 2 Oktober 2010

ISSN 2086 - 8421

4. 1.800 Sumber : Data Primer (diolah), Tahun 2010 Dari data Tabel 3, terlihat bahwa profit margin dan pendapatan yang diterima petani pada tipe I, II, III, dan IV saluran pemasaran Kakao lebih besar dibandingkan masingmasing lembaga tataniaga yang terlibat. Pendapatan terbesar di-peroleh petani pada saluran pemasaran pada tipe IV diban-dingkan dengan tipe lainnya, ini jarang dilalui oleh petani karena merasa sangat tidak efisien jika mereka yang memasarkannya kepada pedagang besar Blangpidie walaupun dengan tipe IV ini mereka akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. IV. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan a. Dari hasil penelitian diketahui bahwa profit margin yang diterima petani dari penjualan hasil usahataninya lebih besar dari profit margin yang diterima oleh lembaga- lembaga pemasaran yang lain b. Profit margin yang diterima petani dari penjualan Kakao pada tipe I Rp. 6.369,- tipe II Rp. 6.369,- tipe III Rp.6.819,- tipe IV Rp.6.869,-. Pada pedagang pengumpul desa tipe I Rp.

1.700

1.300

1.250

400,- tipe II Rp. 650,- pada pedagang kecamatan tipe I Rp.350,- dan tipe III Rp. 650,-. Akan tetapi, pedagang besar Blangpidie tipe I Rp. 1.800,tipe II Rp.1.700,- tipe III Rp. 1.300,dan tipe IV Rp. 1.250,-. c. Pemilihan saluran tataniaga yang tepat akan meningkatkan pendapatan petani dan saluran tataniaga IV paling mengun-tungkan petani tapi hal ini jarang dilakukan, selain memakan waktu yang lama juga kurangnya pengalaman serta pendidikan yang dimiliki petani. 4.2 Saran a. Untuk meningkatkan penda-patan petani disarankan agar petani melalui saluran tata-niaga IV diharapkan pihak-pihak penyuluhan yang terkait mencarikan pemecahan masa-lah pemasaran yang dialami petani. b. Untuk membuka wawasan para petani perlu diberikan penyuluhanpenyuluhan oleh pemerintah bukan hanya cara bercocok-tanam yang baik akan tetapi cara-cara pemasaran yang sangat mengun-tungkan bagi petani.

DAFTAR PUSTAKA Abdoelrahman, 1979. Budidaya Cokelat. Lembaga Pendidikan Perkebunan.Yokyakarta. Anonymous, 1985. Pembinaan Pedagang Golongan Ekonomi Lemah dan Pengembangan Pemasaran. Depertemen perdagangan Jakarta. Bangkir dan Manning, 1982. Angkatan Kerja Indonesia, CV. Raja Wali Jakarta.

133


Jurnal TASIMAK Vol. 1 No. 2 Oktober 2010

ISSN 2086 – 8421

Hatta Sunanto.1992. Cokelat Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya. Kanisius, Yokyakarta. __________, 2000. Bercocok Tanam Kakao, Balai Informasi Penyuluhan Pertanian Kabupaten Aceh Barat Daya. Keane, P.J and Prior, C. 1987. Biologi of Vascular Streak Dieback of cocoa. Workshop on assessment of plant proteclion risk for cocoa.Lembang. 35p. Keane, P.J and Turner, P.D.1971. Vascular Streak dieback of cocoa in West Malaysia. Int. Conf. On cocoa and coconut. Malaysia.8p. Mubyarto, 1985. Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta Soeharjo dan Patong, 1973. Sendi-Sendi Pokok Ilmu Usahatani, IPB Bogor Soekartawi, 1987. Prinsip-Prinsip Aplikasi. Rajawali , Jakarta.

Dasar

Ekonomi

Pertanian,

Teori

dan

Zulkifli Azanio, 1981. Pengantar Tataniaga Pertanian. Fakultas IPB Bogor.

134


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.