TOR Seri Diskusi “Pengantar Kompleksitas Sosial”

Page 4

4

4. Pengantar ke Politika Komputasional

ketidakpastian, kondisi non-­‐equilibrium, kondisi multiple equilibrium, konsep-­‐konsep entropi non extensive, dan berbagai metode komputasional kontemporer lainnya. Konsep gerak acak Einstein telah direformasi ulang dalam kajian mekanika statistik. Pada proses selanjutnya, beberapa orang fisikawan dan ekonomi mulai bekerja untuk mengimplementasikan konsep-­‐konsep fisika kontemporer tersebut dalam studi ekonomi. Gelombang ini akhirnya terinstitusionalisasi dalam “ekonofisika” pada decade 90-­‐an. Ada beberapa bidang analisis yang menjadi tempat bernaungnya ekonofisika, antara lain analisis statistik kontemporer (distribusi Levy, perlokasi, multifraktalitas dan sebagainya), sifat pengaturan diri sendiri (self-­‐ organized criticality), model-­‐model terapan spin-­‐glass, simulasi dari transisi kritis, hingga model-­‐model komputasi seperti jaring syaraf buatan, otomata selular, teori permainan evolusioner hingga analisis mikro simulasi. Penggunaan perspektif fisika kontemporer tersebut telah memberikan cakrawala baru dalam kajian ekonomi. Pada sesi ini akan dipresentasikan beberapa hal baru yang berhasil dieklorasi melalui kajian ekonofisika, yang sebelumnya tidak mampu ditelisik dalam pendekatan ekonomi konvensional. Sampai awal abad ke 20, ilmu politik didominasi studi institusi negara menggunakan pendekatan tradisional yang bersifat deskriptif dan kental dengan klaim nilai. Alih-­‐alih melakukan elaborasi mekanisme yang melandasi suatu fenomena politik, para ilmuwan politik sibuk melakukan justifikasi bagaimana seharusnya suatu proses politik terjadi berdasarkan kutipan pemikiran politik di masa lampau. Ini memicu munculnya gerakan protes yang dikenal sebagai revolusi behavioral di kalangan para ilmuwan politik Amerika sebagai wujud ketidakpuasan terhadap capaian saintifik dan metodologi yang mendominasi ilmu politik saat itu. Gerakan ini melahirkan pendekatan perilaku (behavioralism) sebagai paradigma baru ilmu politik, seperti Paradigma Perilaku (mazhab Columbia dan mazhab Michigan) yang mengedepankan pendekatan survei empirik, sementara mazhab Rochester menggunakan pendekatan game theory. Sementara itu pada era 70-­‐an muncul Paradigma Institusi Baru seperti rational institutionalism, historical institutionalism, dan sociological institutionalism yang melihat sistem politik sebagai inter relasi antara karakteristik institusional dan perilaku individu yang ada di dalamnya namun berbeda dalam memandang institusi, menghubungkan institusi dengan perilaku individu serta dinamika institusi. Politik memiliki dua dimensi, disatu sisi ia adalah sebuah aktivitas praktis, namun di sisi lain ia merupakan sains yang menjelaskan aktivitas praktis tersebut. Tantangan ilmu politik sejatinya adalah menjelaskan realitas aktivitas politik praktis tersebut. Namun pada kenyataanya sering ditemukan kesenjangan antara realitas fenomena politik yang muncul


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.