KeRBAU YANG MENANG, MATRIARKAT BERDAYA TAHAN
307
Gambar C.1. Perempuan Sumatra Barat selama Perang Padri. Dari H. J. J. L. Ridder de Stuers, De Vestiging en Uitbreiding der Nederlanders ter Westkust van Sumatra, vol. 1, diedit oleh P. J. Veth (Amsterdam: P. N. van Kampen, 1849), di tentang halaman 32.
lulusan-lulusan sekolah menengah. Pada Maret 2005, walikotanya mendekritkan bahwa murid-murid dan pegawai negeri perem puan harus mengenakan jilbab, dan dalam suatu Perda AntiMaksiat dia melarang perempuan meninggalkan rumah pada malam hari tanpa pengawal.3 Dalam suatu kunjungan saya ke Padang pada 2006, jelas bahwa perkembangan-perkembangan ini telah ditanggapi dengan banyak kekesalan oleh pengajarpengajar universitas yang saya ajak bicara, walaupun baik ketaatan maupun penegakan Perda Anti-Maksiat tampaknya arbitrer. Dan kampung-kampung di perbukitan sama sekali tidak terkena 3 Novriantoni, “Kasus Jilbab Padang dan ‘Fasisme Kaum Moralis’”, Jaringan Islam Liberal, 6 Juni 2005, tersedia di: http://islamlib.com/id/artikel/kasusjilbab-padang-dan-fasisme-kaum-moralis/; Lyn Parker, “Uniform Jilbab”, Inside Indonesia 83, Juli-September 2005, tersedia di: http://insideindonesia. org/content/view/159/29/; Widya Siska, “Setahun Perda Syariat di Padang” Voice of Human Rights News Centre, 15 November 2006, tersedia di: http:// www.vhrmedia.net/home/index.php?id=view&aid=3051&lang=.
ISI Sengketa new.indd 307
22/09/2010 23:03:53