Edisi 2 Minggu IV April 2013

Page 1

EDISI 2

Minggu III April 2013

Harga Eceran Harga Langganan

I BU Menunggu

Bagi Penyeleweng Raskin

Rp. 8.000 Rp. 27.500/Bulan

Siapapun Bupatinya Asep KJ Wakilnya

Usaha dan Doa

Selewengkan Raskin, Kades Giri Jaya Masuk Penjara.

Budayakan Gemar Zakat

Dishub Tuding Angkum Biang Kemacetan


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Cover Story

FAKTA GARUT

2

2

Abad Kabupaten Garut

Penuh Fenomena B

tna

ria Momon Sup

ulan April 2013 Kabupaten Garut genap diusia ke 200 tahun. Usia yang sangat tua apabila dibandingkan dengan usia kemerdekaan Negara Republik Indonesia (NKRI) yang baru menginjak usia ke 68 tahun. Lalu, bagaimana keadaan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Garut diusianya yang ke dua abad ini. Nampaknya pertanyaan ini tidak susah untuk dijawab. Berbagai hal yang mudah diterka hanya dengan pandangan mata menunjukan pembangunan Kabupaten Garut saat ini. Hampir seluruh infrastruktur di Kabupaten Garut sudah menunjukan perubahan dan perlu renovasi. Selain itu, sarana transportasi nampaknya kurang ditunjang dengan infrastruktur yang memadai menyebabakan Kota Garut seperti daerah yang syarat dengan kemacetan dan terkesan kumuh. Terlebih lagi, ketika pandangan mata terarah ke sejumlah pasar tradisional. Selain macet, pasar tradisional hampir seluruh pelosok Garut terkesan tidak tertib dan kurang bersih. Baru-baru ini sejarah kepemimpinan Kabupaten Garut menoreh catatan buruk. Masyarakat di Indonesia dikejutkan oleh kejadian-kejadian yang cukup mencengangkan, karena ulah pemimpinnya yang dinilai tidak pro rakyat. Ketidak harmonisan bupati dan wakilnya serta prilaku pemimpin yang dinilai menodai rakyat. Mungkin ketiga hal ini bisa disebut sebagai tragedi yang menjadi perhatian masyarakat luas di tanah air. Inilah sedikit rentetatan catatan sejarah buruk Kabupaten Garut diusianya yang genap ke dua abad. Seperti kata pepatahlama menyebutkan, bahwa dalam setiap kejadian pasti memiliki makna. Makna dari peristiwa ini semakin membuktikan bahwa suara rakyat adalah suara tuhan. Ketika masyarakat merasa marah, suara rakyat bersatu, maka siapapun dan bagaimanapun pemimpinnya bukanlah hal yang susah bagi rakyat untuk melengserkan tahta kepemimpinan. Dilengserkannya Bupati Garut Agus Supriyadi beberapa tahun lalu dan pemakzulan Bupati Garut Aceng Fikri baru-baru ini menjadi sejarah terburuk bagi masyarakat Garut. Kedua pemimpin ini dianggap gagal membina dan mengayomi serta melindungi rakyatnya. Keduanya di anggap memiliki citra buruk dan sikap egois yang membuat rakyat marah. Tidak sedikit kemungkinan, sikap kedua pemimpin ini menjadi kelemahan bagi lawan-lawannya. Sehingga prilakunya ini menjadi senjata yang ampuh bagi rival-rival mereka yang menghendaki kedua mantan pemimpin ini jatuh. Kejadian yang terjadi beriringan selama lima tahun, satu masa kepemimpinan Garut dalam satu periode. Agus Supriyadi yang dikenal dengan premanismenya terpaksa harus lengser dari jabatannya karena tidak bisa membendung kekuatan rakyat yang menuntutnya untuk turun dari tahta kekuasaan. Dicky Chandra yang memilih mundur dari kursi wakil bupati karena merasa tidak sejalan dengan system birokrasi saat itu. Bupati Aceng Fikri yang mau tidak mau harus mundur dari jabatannya, dikarenakan prilakunya yang dianggap tidak sesuai dengan figure kepemimpinan bangsa dan umat. Setelah itu banyak pertanyaan dari kalangan masyarakat Garut. Kenapa hal ini harus terjadi di Kabupaten Garut. Apakah kejadian itu memang sudah takdir, atau memang karena ada peranan orang-orang yang memiliki kuasa di balik kursi kepemimpinan di Kabupaten Garut. “Keadaan Kabupaten Garut saat ini sudah diselimuti oleh system yang tidak sehat. Sekarang sudah saatnya untuk mengembalikan Rotasi Garut pada ranah yang sesungguhnya,” ujar Ketua Karang

Taruna Cimasuk, Momon Supriatna kepada Fakta Garut. Pria yang aktif di berbagai organisasi ini menuturkan, budaya, politik, ekonomi dan agama di Kabupaten Garut sudah tidak sesuai dengan rotasi Garut sebenarnya. Momon mencontohkan, semisal dari sisi ekonomi, anggaran APBD terpilah-pilah. Banyak digunakan untuk kepentingan beberapa golongan dan tidak menyeluruh untuk rakyat. Dalam bidang politikpun seakanakan demokrasi di Garut sudah tidak ada nilai demokrasi, karena pemenang dan calon pejabat sudah ada yang menentukan diluar ketentuan prestasi dan potensinya. Sisi Budaya di Garut pun sudah jauh dari kaidah awal. Sebutan Garut sebagai kota Santri sudah tidak nampak, karena para ulama sudah banyak yang saling serang, saling sikut demi kepentingan pribadi dan golongan dengan system yang tidak ada kejelasannya. Lebih jauh Momon menyebutkan, Agama di Garut menjadi parsial. Agama saat ini seolaholah dibuat sebagai entertain, dibawa kearah wacana dan dagelan untuk kepentingan seseorang. Bahkan, ada aliran sesatpun seakan-akan dibiarkan. “Kinerja MUI seakan terseting oleh system. Kinerja ulama menjadi terkotak-kotak dan tidak bersatu, padahal ulama harus ikut bertanggung jawab kepada rakyat. Karena kemajuan Negara pun kuncinya dari ulama. Pemuka agama adalah pihak yang bertangung jawab kepada Allah ketika dimintai pertanggung jawaban tentang keberadaan umatnya,” tegas pria berbadan tegap ini. Sementara itu, Ketua KPUD Kabupaten Garut Aja Rowi mengatakan, Garut sebagai bagian dari Propinsi Jabar menjadi penentu kemajuan Jawa Barat. Dan Jawa Barat adalah gambaran dari Kabupaten Garut, sehingga Siapa saja yang memimpin Kabupaten Garut tatkala bertentangan dengan agama, budaya dan sosial maka tunggulah hukumannya. “Untuk memimpin Garut dibutuhkan etika dan moral yang baik. Hal ini sudah dibuktikan dengan berbagai kejadian dan peristiwa yang dialami oleh mantan-mantan pemimpin di Kabupaten Garut,” pungkasnya. Suwanto Warga Ciwalen Kecamatan Kota Garut menambahkan, memasuki usia ke 200 tahun ini nampaknya Kabupaten Garut membutuhkan figure pemimpin yang sempurna. Tidak ada alasan kesalahan itu suatu kewajaran dan bagian dari sifat manusia. Karena apabila pemikiran itu terus berkembang, maka suatu saat akan menjadi pola pikir yang buruk dan membunuh bangsa . Seperti halnya saat ini, di mana perbuatan dosa dianggap biasa. “Yang bisa berkata dan berbuat bahwa yang salah adalah salah, dan yang benar adalah benar dialah yang layak jadi pemimpin dan bisa membenahi Garut menjadi lebih baik,” ujarnya singkat. Rochayat selaku warga Kabupaten Garut menilai, di abad ke dua ini nampaknya Kabupaten Garut harus banyak melakukan pembenahan. Baru-baru ini, di saat siswa sekolah tengah menghadapi Ujian Nasional (UN) Pemkab Garut malah membuat arak-arakan. Kejadian ini, terang Rochayat bukan hal yang sepele. Bisa dibayangkan bagaimana ketika siswa-siswa yang harus konsentrasi mengisi lembar jawaban, tetapi mereka malah terganggu dengan kegiatan HUT Garut ke 200 tahun. “Memperingati hari besar Kabupaten Garut merupakan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Tetapi stakeholder Garut harus bekerja secara profesional. Mereka harus melihat waktu dan tempat yang seharusnya, jangan sampai kegiatan HUT Garut menganggu kegiatan belajar apalagi UN,” pungkasnya.(asep ahmad)


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Cover Story

FAKTA GARUT

3

Tangki Sampah Hiasi

Kantor Pemkab

K

Distarkim Bantah Kesalahan Ada pada Pihaknya

esan kumuh dan jorok terlihat diseputaran perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut. Khususnya, perkantoran yang berdekatan dengan gedung DPRD Kabupaten Garut. Disitu teronggok tangki sampah milik salah satu dinas yang mengurus soal kebersihan di Kabupaten Garut. Adanya tangki sampah di pusat perkantoran Pemkab Garut tersebut. Sehingga, kondisi tersebut dinilai rakyat Garut bahwa semakin yakin dan menunjukan ketidakmampuan pemerintah dalam mengurus keindahan dan kebersihan wilayah Kabupaten Garut. Harusnya, beberapa kalangan mengatakan, pihak pemerintah khususnya dinas yang secara khusus menangani soal kebersihan dan keindahan kota berpikir secara sehat

dalam menata atau menempatkan tangki sampah tersebut tidak dilokasi yang dianggap vital. Baik secara etika maupun estetika, sangat tidak layak sebuah tangki sampah yang semua orang tahu jika tangki tersebut adalah tempat untuk membuang barang yang sudah kotor. Ironisnya, posisi tangki sampah tersebut berada ditengah-tengah ruang publik yang dimana di lokasi tersebut berjejer para pedagang makanan yang biasa dikunjungi para pegawai Pemkab garut dan masyarakat umum. “Bingung memang, kalau melihat cara kerja Pemkab Garut ini dalam menata keindahan dan kebersihan kota. Masa mereka (pemerintah), menyimpan tempat sampah di lokasi dimana banyak orang yang berjualan makanan. Selain itu juga, disekitar tangki sampah juga berderet perkantoran milik pemer-

intah,� keluh Dudi, salah seorang warga yang biasa melintas diseputaran kantor Pemkab Garut. Penataan ruang komplek perkantoran Sekretariat Daerah (Setda) Garut jauh dari kata layak. Salah satunya contohnya terlihat di depan kantor Imformatika. Bak sampah berukuran besar mengganggu keindahan kota serta aroma baunya mengganggu pejalan kaki. Seharusnya, komplek perkantoran Setda yang merupakan cerminan dari keseluruhan Kota Garut harus bersih dari hal yang demikian. Jangan sampai, hanya dengan hal sepele tersebut image Kota Garut yang dulu terkenal sebagai Kota Intan karena kerapihan serta keindahan tata ruang kotanya hilang hanya dengan bak sampah yang mengganggu pemandangan perkantoran

Serda. Namun hal demikian itu dibantah oleh Kabid Penataan Prasarana Pemukiman Drs Ahmad Mulyana ST M Si. Menurutnya, kondisi tersebut bukan semata-mata salah pihaknya, tapi masyarakat kurang sadar dalam menjaga kebersihan. “Sudah tahu ada tangki sampah. Eh malah membuang di badan trotoar,� keluhnya. Ahmad pun menyangkal jika pihak yang harus tanggung jawab dalam hal tersebut adalah intansinya. Sebab menurutnya, kewenangan dalam hal ini ada pada Badan

Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Garut.(zaenal muttaqien)

Bingung memang, kalau melihat cara kerja Pemkab Garut ini dalam menata keindahan dan kebersihan kota.


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Cover Story

FAKTA GARUT

4

g n i d u Angkum T b u h Dis BIANG

KEMACETAN K

Macet : Keberadaan angkutan umum di Garut seringkali disalahkan sebagai penyebab kemacetan. Nampak beberapa angkot di Jalan Guntur Garut memadati arus lalu lintas.

esemerautan Kota Garut terutama pada arus lalu lintas, jelas mengganggu aktivitas para warga. Hal tersebut akibat tidak disiplinannya para sopir angkutan umum (angkum). Baik saat mereka menaikan penumpang maupun saat menurunkannya. Padahal, pemerintah melalui Dinas Perhubungan (Dishub) telah menyediakan halte khusus angkutan umum. Akibat tidak disiplinannya para sopir angkum tersebut, arus lalu lintas sering mengalami kemacetan walau bukan pada jam-jam sibuk. Untuk mengantisipasi kesemerautan arus lalu lintas, Dishub akan mencoba terus menghimbau para sopir angkutan umum. Namun jika imbauan tersebut tidak dipatuhi, Dishub akan menindak tegas sopir-sopir yang nakal tersebut. Hal itu diungkapkan oleh Drs. Dikdik Hendrajaya M Si, selaku Sekretaris Dishub saat dihubungi, Jumat (26/4).

Lebih lanjut Dikdik menjelaskan, kesemerautan arus lalu lintas itu akan terasa lebih komplek pada hari-hari libur yaitu hari Sabtu dan Minggu. “Selain diakibatkan oleh banyaknya kendaraan yang masuk ke Kota Garut, ulah para sopir nakal lebih memperparah kemacetan. Akibatnya, arus lalu lintas terlihat semerawut,� tandasnya. Menurutnya, kalau pun sopir tidak bisa menurunkan tepat pada halte yang telah disediakannya. Setidaknya mereka mencari lahan yang lebih luas agar tidak mengganggu pengguna jalan lainnya. Kesemerautan Kota Garut sebenarnya tak hanya diakibatkan oleh ulah sopir nakal, namun banyaknya kendaraan yang diparkir di dua bahu jalan secara bersamaan lebih memperparah lagi. Dengan kondisi seperti itu, pemerintah dituntut untuk tegas menindak siapa pun yang menjadi faktor penyebabnya.(zaenal muttaqien)


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Cover Story

FAKTA GARUT

Jalan Rusak,

Tebing Longsor

Dibiarkan

Masyarakat Pedesaan Merasa Didiskriminasikan

M

embayar pajak merupakan kewajiban setiap warga negara. Baik yang ada di perkotaan maupun pelosok pedesaan sekali pun. Namun, kewajiban tersebut tidak diimbangi dengan hak yang seharusnya mereka terima khususnya bagi masyarakat pedesaan. Akibatnya, mereka merasa didiskriminasikan karena tidak merasakan apa yang dirasakan masyarakat perkotaan. Salah satu contohnya infrastruktur yang layak seperti yang dirasakan masyarakat perkotaan. Hal tersebut diungkapkan Endin, warga Kampung Pajagan Desa Samarang Kecamatan Samarang. “Padahal kami warga pedesaan selalu taat membayar pajak. Baik itu pajak kendaraan bermotor maupun pajak-

pajak lainnya. Namun pemerintah tidak memenuhi apa yang menjadi hak-hak kami,” keluhnya. Lebih lanjut Endin mengungkapkan, salah satu contohnya pemeliharaan Jalan Raya Kamojang hanya dilakukan oleh PT. Pertamina, pemerintah tidak ikut campur sama sekali. “Itu pun tidak setiap tahun,” katanya. Menurutnya, masyarakat itu butuh kejelasan dari pemerintah. Apakah uang pajak itu dimakan para koruptor atau benar-benar direalisasikan pada infrastruktur. Saat dikonfirmasi pada dinas terkait dalam hal ini Adeng Sudjarmono ST M Si, Kepala Dinas Binamarga Kabupaten Garut pada hari Rabu (24/4), tidak ada di kan-

tornya dengan alasan tengah mengikuti rapat koordinasi. Sementara itu menurut Daryono Widi Nugroho, SE yang merupakan pemerhati infrastruktur menganggap bahwa pemerintah tidak serius dalam membenahi infrastruktur yang ada. Akibatnya, para pejabat terkait berpeluang untuk mengkorup anggaran yang ada. “Strategi meraka itu dengan melakukan pemeliharaan bukannya perbaikan jalan. Sedangkan pemeliharaan itu jarang ada pemeriksaan tidak seperti perbaikan jalan. Berapa kedalaman aspal ataupun lebar aspal jalan yang tengah mereka kerjakan,” jelasnya. Lebih lanjut pria yang pernah tergabung dalam sebuah organisasi aktifis Garut menyebutkan bahwa sangat jarang pemimpin yang melanjutklan program pemimpin terhaduhulunya. “Semua program itu bagus. Seharusnya setiap estapet kepemimpinan itu melanjutkan program tersebut,” kata dia. Menurutnya, solusi yang paling tepat untuk membenahi infrastruktur yang ada yaitu dengan fokus dalam menjalankan konsep yang telah dibuat. Salah satu contohnya saat membuat jalan baru aspek lainnya harus diperhatikan seperti drainase. (zaenal muttaqien)

Semua program itu bagus. Seharusnya setiap estapet kepemimpinan itu melanjutkan program tersebut

5


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Politika

FAKTA GARUT

GARUT H A D U S

KRONIS

Krisis Hukum, Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya sudah Melanda Kota Intan

B

erawal dari rasa keprihatinan atas menipisnya persamaan rasa dan sikap rela berkorban dikalangan masyarakat dan terjadinya krisis multidimensi yang menghantam segala sendi kehidupan, mulai dari bidang ekonomi, politik, hukum, bahkan social budaya. Membuat Ahmad Fajar Kurnaefi atau yang akrab disapa Aah, pria kelahiran Bandung 29 Agustus 1964, terketuk hatinya untuk mengabdi bagi masyarakat Garut melalui pemilihan Bupati dan wakil bupati Garut yang akan digelar September 2013 mendatang. Anak dari pasangan H. Aang Kurnaefi dan Hj. Enung Sarimunah Kurnaefi ini, memiliki harapan yang besar terhadap Kabupaten Garut agar lebih maju. Kemajuan yang tidak hanya diukur oleh aspek kuantitafit, namun memperhatikan kualitas kehidupan yang beradab dan adil. Fakta potensi Kabupaten Garut menunjukan tidak ada alasan warga Garut hidup dibawah garis kemiskinan. Saat ditemui dikediamannya, Kampu ng Sanding, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, AFK mengaku memberanikan diri untuk mencalonkan diri sebagai calan bupati Garut, karena dorongan dari para sesepuh akibat adanya beberapa kejadian di Garut yang mendapat sorotan dari dunia internasional. “Saya mendapat dorongan dari para sesepuh yang salah satunya Pak Solihin GP, mantan Gebernur Jawa Barat yang memberi dorongan kepada saya agar bersedia mendedikasikan waktu, tenaga, dan pikiran memimpin warga Garut. Dorongan sesepuh merupakan kepercayaan sekaligus tugas berat yang harus diemban dengan penuh tanggungjawab,” katanya. Terlepas dari dukungan para sesepuh-

Intinya, dimulai dari individu, diri sendiri, lalu meningkat ke keluarga, kemudian ke masyarakat, dan terakhir adalah bangsa.” nya, Ahmad menilai bahwa Kabupaten Garut sangat kental dengan nuansa politiknya, hal itu dapat dibuktikan dengan diturunkannya dua kali bupati secara berturut-turut. ”Ini menjadi catatan penting bagi saya, dan saya harus berhati-hati bilamana kedepan ditakdirkan untuk memimpin Garut, apakah hal itu terjadi akibat ulah pimpinannya ataukah karena kultur masyarakat Garut,” imbuhnya. Untuk dapat kembali membina jati diri yang positif, maka seluruh komponen warga perlu belajar kembali. Mengamati dan memperbaiki perilakunya, merumuskan kembali cita-citanya serta menemukan penggilannya terhadap sesama dan warganya. ”Intinya, dimulai dari individu, lalu meningkat ke keluarga, kemudian ke masyarakat dan terakhir adalah bangsa. Hal ini tercermin dalam sikap dan perilaku sehari-hari yang silih asih, silih asah dan silih asuh. Juga dimulai dari watak para

pemimpin yang berwatak terpuji, berdedikasi, loyal, berjiwa besar, serta jujur dalam arti mampu secara tegas menyatakan yang benar adalah benar,” terangnya. Diakuinya, untuk mengantarkannya menjadi calon bupati Garut, dia memilih untuk menggandeng partai politik ketimbang jalur independen. Hal itu menurut dia, karena partai politik lebih leluasa dan akan mendapat dukungan penuh dan merupakan kendaraan poltik yang efektif ketimbang dari jalur perseorangan. ”Saya yakin dengan telah berkiprah selama delapan tahun di Kabupaten Garut dan sudah berbuat untuk warga Garut meskipun dengan segala keterbatasan yang dimiliki, saya optimis akan membawa perubahan untuk warga Garut kedepan”. AFK memegang visi kedepan dalam menjawab haraopan masyarakat, yang menitikberatkan keteladanan, kekompakan dan gotong royong. Berdasarkan visi tersebut profesionalisme aparat birokrasi pemerintahan, peningkatan kualitas hidup warga dan pembangunan berbasis lingkungan hidup menjadi hal yang amat penting. ”Profesionalisme aparat birokrasi pemerintahan ditunjang oleh daya dukung system dan mutu SDM nya. Program kerja untuk mewujudkan misi ini yakni program renumerasi bagi aparat birokrasi yang berprestasi, rekruitmen aparat birokrasi melalui system e-governance,” (Agus Somantri)

6


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Politika

FAKTA GARUT

7

Rakyat Garut tidak butuh pemimpin pintar, yang dibutuhkan pemimpin untuk Garut adalah pemimpin yang cerdas dan punya jiwa kebapakan. Demikian ditegaskan KH. Benghan Syarifudin, Pimpinan Majlis Tarbiyah, Wanaraja Garut kepada Fakta Garut, saat ditemui dikediamannya di Wanaraja, garut. Jelang pemiilihan bupati di kota yang terkenal dengan dodolnya ini, Pimpinan

CURRICULUM VITAE Tempat dan tanggal lahir : Bandung 29 Agustus 1964

Alamat: Jalan Gunung kasur No.6 Garut

Istri: Fatimah Febrianti Khaerunisa

Anak: Kelila Ziva Kunaefi Mohamad Raya Dakota Pratama Putra Nugraha Mohamad Billal Kunaefi

Pendidkan

- SD St. Yusuf Bandung 1976 - SMP St. Aloysius Bandung 1981 - SMA 2 Bandung 1985 - 1986-1987 Bell School Of English Cambridge, UK - 1989-1990 Universitas of distric of Columbia,Washington DC - 1991 (summer)ohio university, athen, ahio majoring in com puter aided design - 1990-1992 columbus state community college majoring in grafhic communication technology

Pengalaman Kerja

- 1990-1991 columbus state community college, computer lab assistant - 1992-1993 PT. Elma Gopita Advertising, Grafhic designer - 1993-1995 PT. Sandi Pala Arthaputra Advertising security printing - 1995-1998 PT. Adbiz Permata creative director - 2002- sekarang PT, Kai Sadhana,direktur utama

Penghargaan

- Internasional Student Association Award if excellence in grafhic design, USA - The winner Columbus state community college logo competi tion, USA - The winner international student association design competi tion USA

- penghargaan garut award 2011 bidang lingkungan hidup

Pengalaman Organisas

- Pendiri rampak jabar - Ketua LBBN (lembaga bina bahari nusantara) jabar 2005- 2010 - Pendiri politik oleh IRI (international republican institute) - Work shop dng departemen kelautan dan masyarakat pesisir (program CSR) - Wakil ketua kadin Garut bidang migas dan kelistrikan 2010 sampai sekarang - Wakil ketua paguron silatgajah putih garut 2010 sampai sekarang - Pengurus PPSI (persatuan pencak silat Indonesia) cabang garut 2010 sampai sekarang - DPKLTS (dewan pemerhati kehutanan dan lingkungan hidup tatar sunda) garut - Penasehat pagar (oecinta alam garut) 2010 sampai sekarang - Berperan aktif dikomunitas masyarakat pemerhati lingkungan hidup garut - Wakil ketua PHRI (persatuan dan hotel indoensia) cabang garut bidang pariwisata dan inrastruktur 2010 sampai sekarang - Dewan Pembina asosiasi konsultan non knstruksi BC jawa barat 2012 samapi sekarang - Dewan Pembina gerakan pembangunan desa garut 2011 sampai sekarang


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Politika

FAKTA GARUT

Jelang Pilkada Garut 2013

Garut Tak Butuh Pemimpin

r a t n Pi

R

akyat Garut tidak butuh pemimpin pintar, yang dibutuhkan rakyat saat ini adalah pemimpin yang cerdas dan memiliki jiwa kebapakan. Demikian diungkapkan Pimpinan Majlis Tarbiyah, Wanaraja Garut, KH. Benghan Syarifudin, saat dikunjungi Fakta Garut beberapa waktu lalu dikediamananya di Wanaraja Garut. Menurut Aa, sapaan akrab para jamaah terhadap Pimpinan Majlis Tarbiyah ini, bahwa calon pemimpin Garut yang akan datang sebetulnya tidak perlu pintar. Sebab, rakyat Garut saat ini sudah terlanjur mengetahui dan memahami karakter pemimpin di Garut yang selalu memiliki catatan sejarah yang kurang baik. Sehingga, kedepan untuk para calon pemimpin di Kabupaten Garut yang dibutuhkan adalah mereka yang memiliki tingkat kecerdasan dalam memimpin Kabupaten Garut yang dianggap unik ini. “Garut ini unik, tidak semua Kabupaten memiliki keunikan yang dimiliki Kabupaten Garut. Mulai dari wilayah hingga karakter masyarakat Garut,” ujar Aa. Sejarah mencatat, jika wilayah Garut ini merupakan wilayah yang dulunya hanya dijadikan sebagai sentral perkebunan saja oleh Belanda. Sehingga, dengan dijadikannya Garut sebagai sentral perkebunan pada masa penjajahan membentuk karakter rakyat Garut menjadi jiwa yang selalu diperintah lewat tekanan para penjajah. Jiwa yang tertekan itulah membuat rakyat Garut pada masa itu menjadi jiwa yang liar. Disaat itu pun, tekanan yang dilakukan Belanda juga berimbas kepada tatanan pemerintahan. Dimana, roda pemerintahan yang dijalankan Pemerintah Belanda juga menerapkan sistem penekanan yang luar biasa terhadap rakyat. Sehingga, rakyat Garut saat itu pun tidak bisa berbuat banyak dan hanya ikut akan segala aturan penguasa saat itu. “Jadi wajar kalau Garut dibilang unik, karena sejak dulunya wilayah Garut ini merupakan wilayah perkebunan yang dimana masyarakatnya hanya bisa tunduk dan patuh terhadap tekanan penguasa saat itu,” tegas Aa. Kemudian, lanjut Aa, merunut kepada jiwa kepemimpinan yang ada di Garut dari masa ke masa selalu menorehkan banyak catatatn sejarah kelam itu tidak membuat dirinya kaget. Sebab, jiwa dan karakter rakyat Garut sudah mengakar sejak lama.

Kendati demikian, tidak ada kata terlambat dalam merubah Garut ini sambungnya, salah satu yang bisa dilakukan adalah bagaimana rakyat Garut bisa mendambakan pemimpin Garut kedepan yang bisa merubah kondisi Garut selama ini. “Tidak ada kata terlambat untuk merubah Garut dengan menjadikan calon pemimpin yang dibutuhkan oleh rakyat Garut. Salah satunya adalah siapapun calon pemimpin itu, yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin memimpin Garut harus memiliki jiwa kepemimpinan yang cerdas dan memiliki jiwa kebapakan,” tegas KH. Benghan Syarifudin Dicontohkan oleh pimpinan Majlis Tarbiyah ini terkait jiwa kebapakan yang harus dimiliki pemimpin Garut. Jiwa seorang bapak merupakan jiwa yang selalu mengayomi dan menjaga. Alasan yang paling mendasar soal jiwa kebapakan yang harus dimiliki pemimpin Garut karena kondisi masyarakat Garut yang unik, diharuskan seorang pemimpin memiliki jiwa seorang bapak. Dimana, bapak yang selalu melindungi anakanaknya, dan yang paling utama adalah jiwa seorang bapak selalu mendahulukan kepentingan dan kebutuhan anaknya. (hafidz)

Asep Kurnia Jaya

Siapa pun Bupatinya Asep KJ Wakilnya

S

uhu politik menjelang Pilkada di Kabupaten Garut yang semakin memanas, menandakan demokrasi di Kota Dodol memang berjalan sesuai harapan. Semakin banyak kandidat bakal calon (bacalon) bupati dan wakil bupati, maka demokrasi semakin nampak nyata. Persaingan antara Bacaleg sebagai bagian dari dinamika berpolitik mengharsuskan setiap kandidatnya untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Asep Kurnia Jaya salah seorang politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) saat ini mulai diperbincangkan masyarakat Garut. Menjelang pilkada Garut

dia digadang-gadang sebagai figur yang layak menjadi wakil bupati. Siapapun bupatinya, Asep Kurnia Jaya dipandang pantas untuk menjadi wakil yang solid. Sosok pemimpin yang lahir di Cianjur tahun 1971 silam ini memiliki cara pandang yang hebat. Salah satu penilaian yang menjadi syarat menjadi pemimpin sudah terpatri dalam jiwanya. Sebagai anak bangsa dia mengedepankan falsafah hidup bahwa segala sesuatu itu harus fungsional. Karena, jika hal itu dijalankan menjadi rakyat biasapun akan sangat bermanfaat sebab dia akan menajalankan hidup sesuai dengan fungsi kerakyatannya. Berangkat dari falsafah inilah

Asep KJ yang juga aktif sebagai pengurus Relawan Muhammad Hatta Rajasa (Ramah) membidik kursi wakil bupati. Menurut pria berparas kalem ini, kalau bisa menjalankan perannya secara fungsional, maka posisi wakil bupati akan sangat bermanfaat bagi kemajuan pemerintah Kabupaten Garut termasuk masyarakatnya. “Menjadi masyarakat biasa pun bisa bermanfaat, apalagi menjadi wakil bupati. Itulah sebabnya saya selalu berpandangan bahwa hidup itu harus fungsional, artinya manusia itu harus bisa menjalankan perannya sesuai dengan tangung jawabnya,” terangnya.(jay)

8


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Pelayanan

FAKTA GARUT

9

Dinkes Yakin Pelayanan Optimal Anggaran Jamkesmas Hanya 6 Miliar

M

enurut data Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Badan Pusat Statistik, masyarakat miskin di Kabupaten Garut hingga tahun 2011 lalu mencapai 330,9 ribu orang. Sedangkan, anggaran jaminan

kesehatan masyarakat miskin (Jamkesmas) hanya 6 miliar saja untuk tahun 2013. Namun, menurut Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Dede Rohmansyah, anggaran sebesar itu masih mencukupi bagi pelayanan masyarakat

miskin. Padalah, jika dilihat dari jumlah penduduk miskin sebanyak itu akan sangat mustahil terealisasi pelayanan kehehatan gratis bagi masyarakat miskin. Jadi, jangan heran jika banyak warga yang mengeluhkan tentang pelayanan kesehatan bagi

masyarakat miskin baik di tingkat puskesas palagi di rumah sakit umum. Menurut Dede, pelayanan itu akan optimal jika pendataan yang lakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) akurat. Artiya, masyarakat yang benar-benar berhak untuk berobat secara

gratis itu terdata sebagai pemegang kartu jamkesmas. “Jangan samapai orang yang memegang handpone dan dia banyak menggunakan perhiasan ikut menikmati jamkesmas,� katanya.(zaenal muttaqien)

BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH (BAPUSIPDA) KAB. GARUT

TAMAN SATWA CIKEMBULAN MENGUCAPKAN SELAMAT ATAS TERBITNYA Semoga Menjadi Media Yang Mampu Melakukan Akselerasi Pertumbuhan Pariwisata Di Kabupaten Garut

MENGUCAPKAN SELAMAT KEPADA PARA SISWA/I KABUPATEN GARUT YANG BARU MENYELESAIKAN UJIAN NASIONAL

SEMOGA

SUKSES!


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Life Style

FAKTA GARUT

10

sin

Ya Sam Al

Sangat Mencintai Alam S

ejak dulu hingga sekarang lukisan sudah menjadi bagian dari gaya hidup setiap orang. Bagi penikmat seni lukis, lukisan memiliki arti dan makna yang sulit diungkapkan tetapi sangat mudah untuk dinikmati. Ada nilai-nilai yang sangat tinggi dan estetika yang tidak mudah untuk dituangkan didalamnya. Butuh keahlian, ketekunan dan inovasi yang tinggi untuk bisa mengapresiasikan sesuatu yang biasa saja menjadi sesuatu yang luar biasa. Seperti halnya lukisan dengan aliran naturalis karya seniman Asal Kampung Bagendit, Sam Al Yasin. Pria yang telah berusia 50 tahun ini mampu menciptakan limbah tumbuhan menjadi sesuatu yang sangat indah. Hanya dengan mengambil aneka jenis lumut, akar tumbahan rawa seperti eceng gondok. Mantan preman ini mampu menuangkan pemandangan yang sangat eksotis. “Saya menyukai jenis lukisan natu-

ralis. Setiap lukisan yang saya buat tidak jauh dari pemandangan alam,” ujar Sam Al Yasin disela-sela pameran lukisan pada peringatan Milangkala Garut ke 200 di Gedung KNPI Kabupaten Garut, Kamis (25/4). Seniman yang satu ini mebuat lukisan hutan yang sangat rindang dan hutan yang tandus di kanvas yang berbeda. Sebagai seniman dia memang menciptakan lukisan ini bukan tanpa alasan, penuh rasa dan asa dalam menuangkan emosinya sehingga menampilkan produk yang sangat berkualitas. “Lukisan ini sangat bagus,’ ujar Bupati Garut, H. Agus Hamdani saat memantau pameran lukisan di selasela kegiatan HUT Garut ke 2 abad. Menurut Sam Al Yasin, Kabupaten Garut merupakan tanah yang kaya akan sumber daya hutan, sumber daya air, sumberdaya gas dan sumber kekayaan lainnya. Lukisan hutan yang ia tuangkan kala itu menunjukan bahwa Ka-

bupaten Garut adalah daerah yang kaya, bersih, alam dan nyaman. Sedangkan lukisan yang tandus ia artikan sebagai gambaran alam yang rusak. Apabila hutan, gunung, laut dan tanah di bumi Garut dirusak demi keuntungan sesaat, maka suatu saat nanti generasi manusia dan mahluk hidup lainnya berada pada ambang bahaya dan kehancuran. “Melalui lukisan ini saya berpesan kepada semua orang untuk selalu menjaga kelestarian alam. Jangan mengedepankan nafsu sesaat karena akan berdampak fatal di kemudian hari. Cuaca yang segar jangan sampai menjadi panas, pemandangan yang indah jangan sampai menjadi menyeramkan. Kedamaian jangan jadi permusuhan. Cintai alam dan ligkungan kita, berarti mencintai diri dan generasi kita,” ujar pria bertubuh sedang ini. Untuk menciptakan sentuhan yang artistik ini, Sam Al Yasin hanya membutuhkan

limbah tumbuhan seperti lumut pohon, lumut air, akar eceng gondong dan aneka macam sampah dari limbah tumbuhan lainnya. Walaupun bahannya sangat sederhana, tetapi lukisannnya sangat kaya akan ilmu. “Generasi bangsa harus bisa melestarikan alam, jangan sampai merusaknya. Apabila bukan generasi yang menjaganya siapa lagi. Saat ini banyak pengrusakan dilakukan sejumlah oknum. Melalui lukisan ini saya ingin berbuat banyak untuk Kabupaten Garut dan Bangsa ini. Tidak ada rotan akarpun jadi, hidup kita dari alam dan kembali ke alam,” jelasnya. Sebagai Seniman pria yang gemar menggunakan topi ini memiliki sentuhan nurani, sehingga mampu membuat karya yang luar biasa indahnya. Tetapi, Sam merasa menyesalkan sikap

Diekspresikan Lewat Karya Lukisan Pemka b G a r u t y a n g kurang begitu memperhatikan seniman khususnya seni rupa. Padahal sambung Sam, seniman seni rupa memiliki potensi besar yang bisa di kembangkan. “Seniman adalah bagian dari masyarakat. Kami berharap pemerintah dapat lebih berinteraksi dengan seniman, karena seniman adalah bagian pembangunan bangsa,” ungkap Ketua komunitas Bosas ini mengakhiri perbincangan dengan Fakta Garut. Ditempat yang sama, Seniman Yang Art, Jajang mengatakan, seniman di Kabupaten Garut mendapat perhatian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwitasa (Disbudpar). Melalui Dewan Kesenian Garut (DKG) yang menaungi beberapa komunitas seni, seperti musik, perupa, drama dan seni tradisional Disbudpar mengajak seniman untuk memeriahkan HUT Garut ke 200. “Hari ini pera seniman bisa berkumpul untuk meningkatkan silaturahmi dan saling memotivasi. Alamdulillah persatuan seniman di Garut cukup solid, sejalan seirama. Seniman Garut memiliki kebersamaan, karena berangkat dari seni, tanpa ada muatan politis, “ ujar Jajang di amini Agustinus alias serta Ketua Badan Kontak seni Rupa Garut (BKSRG) Iwan muri.(asep ahmad)


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Talenta

FAKTA GARUT

11

Usaha dan Doa A

Semua Anugerah yang Diberikan Tuhan lumni Sekolah Tinggi Hukum (STH) Galunggung Tasikmalaya, Jurusan Hukum tahun 2012 memegang prinsip, bahwa hidup hanya sekali. Apapun yang telah tuhan berikan pada setiap manusia adalah anugrah. Baik susah maupun senang semuanya adalah

pengalam a n berharga d a l a m hidup. D e n gan prinsip tersebut Lisi berharap suatu saat nanti bisa mengejar citacitanya sebagai wanita karir. Sebagai seorang gadis, cewek berwajah cantik ini selalu memanfaatkan waktu dan kesempatan untuk belajar. “Waktu, pengalaman dan kesempatan yang aku

miliki adalah anugrah dari Allah Swt,” ujarnya sambil tersenyum manis. Gadis yang lahir 25 silam ini, mengaku tidak akan membuang kesempatan untuk selalu mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya. Selain itu, dirinyapun akan belajar bertanggung jawab dalam setiap langkah dan perbuatannya. “Selain memiliki kesempatan, manusia itu akan selalu mendapatkan cobaan dan tantangan. Untuk menghadapi semua itu, tentu harus dengan sabar dan selalu berusaha mencari solusinya,” tegas pemilik rambut panjang ini. Sebagai seorang sarjana, nampaknya Lisi memang memiliki pandangan yang cukup luas. Walaupun telah mengenyam pendidikan yang cukup tinggi, tetapi dia tidak lantas berbangga hati, apalagi memperlihatkan kesombongan. Dia selalu berbaur dengan siapa saja dan melakukan pekerjaan yang membuatnya enjoy. “Manusia itu di wajibkan untuk berusaha dan berdoa. Dan satu hal yang paling penting, sebagai manusia kita harus bisa rukun dengan siapa saja, “ urainya. (Asep Ahmad)

Bangga dengan Kota Garut Sebagai warga Kota Garut, pemilik nama lengkap Lisigawati ini merasa bangga dan sangat memahami betul bagaimana perkembangan tanah kelahirannnya. Menurutnya, dari masa ke masa, Garut selalu memiliki ikon dan ciri khas yang diakui banyak orang, termasuk dari luar daerah. “Dahulu Garut dikenal sebagai daerah yang memiliki warga penduduk yang sopan, ramah tamah. Sebagai orang Garut aku pun akan selalu berusaha menjaga nama baik itu,’ ucapnya bangga seraya mengatakan Garut adalah Kota Intan indah, tentram, kota wisata yang kaya akan sumber daya alam. Berbicara tentang ciri khas Garut, wanita berkulit putih mulus ini memiliki harapan agar seni, budaya dan keterampilan di daerahnya bisa tetap lestari. Salah satu kebanggan Garut, lanjut Lisi adalah makanan khasnya yakni Dodol Garut.

Makanan ini, kata dia, begitu disukai banyak orang karena memang memiliki rasa yang berbeda dan khas. “Semua orang pasti setuju kalau makanan khas kota Garut seperti Dodol memiliki rasa yang enak dan disukai berbagai kalangan,” ujarnya. Kabupaten Garut memiliki daerah yang cukup luas. Didalamnya terkandung kekayaan alam yang sangat melimpah. Sehingga bukan hal yang mengherankan apabila Garut menjadi daerah kunjungan. “Garut memiliki tempat wisata yang sangat menakjubkan dan unik. Siapapun yang singgah ke Kota Garut pasti akan merasa nyaman,” ulas Lisi sambil menunjukan pegunungan yang melingkari kota Garut . Sebagai generasi bangsa, Lisigawati berharap dirinya mampu menjaga prisnipnya. Tentunya hal ini untuk kebaikan dia dan semua orang dilingkungannya. “Sikap menghargai setiap anugrah dengan dan tanpa penyesalan akan menjadikan setiap orang berNama : Lisigawati SH mber fikir luas. Artinya, bagaimana TTL : Garut 19 Septe kita hidup agar tidak larut 1988 Ajang Orang tua : Almarhum n Elis dalam penyesalan serta terSunarya da hindar dari sikap yang memAnggriani buat kita menyesal dikemudi an No.43 an hari. Satu hal yang semua Alamat : Jl.Patarum taPa sa orang tahu bahwa pengalaGang Sukasari 3 De rogong man adalah guru berharga ruman Kecamatan Ta rut. dalam hidup. So, hargailah Kidul Kabupaten Ga rir Ka a nit setiap waktu yang kita miliki,” Cita-Cita : Wa pungkasnya. (Asep Ahmad)

B io d at a

Pemuda Garut Budayakan Seni Domba Catwalk

D

omba sebagai salah satu hewan ternak yang memiliki nilai ekonomis tinggi nampaknya mampu memberi inspirasi positif untuk masyarakat di Kabupaten Garut. Selama ini, budaya masyarakat Kabupaten Garut yang identik dengan budaya dan seni ketangkasan Domba, kini mulai merambah ke seni lain. Dimana dombadomba Garut yang memiliki fostur besar dan berpenampilan gagah, tidak hanya akan berlaga dengan menggunakan otot dan tanduk besarnya untuk mengalahkan lawan-lawannya. Tetapi kini, domba-domba Garut akan mencari perhatian dari masyarakat dengan penampilan dan gayanya dalam berbusana di atas panggung. Tentunya, dengan perubahan seni dari Domba Adu ke Domba Catwalk menjadi pemandangan yang unik dan luar biasa. Bukan hanya itu, melalui Domba Catwlak ini akan me-

nambah bahkan mendongkrak nilai ekonomis Domba Garut sebagai kebanggaan masyarakat di Jawa Barat. Adalah Deni Rinjani SE, pemuda dari Kabupaten Garut yang memiliki inovasi dan kreatifitas tinggi. Pria ini mulai berkiprah dan memperkenalkan Domba Catwalk sejak tahun 2009 lalu mengaku bangga dengan Domba Garut, karena mampu menjadi ikon terbaik di Negri ini. “Domba catwlk setiaptahun mendapat respon yang sangat baik dari masyarakat Garut. Kegiatan ini tentu saja menjadi kegiatan alternatif dalam menjaga khazanah budaya Domba Garut,” papar Deni kepada Fakta Garut barubaru ini. Dimata Deni sendiri, memang Domba Catwalk ini terdengar sangat tidak lazim. Tetapi kegiatan tersebut merupakan sebuah tontonan atraksi yang sangat mengagumkan. Sehingga pada peringatan Ga-

rut ke dua abad ini “Domba Catwalk” mendapat penghargaan Musium Rekor Indonesia (Muri) sebagai peragaan busana domba terbanyak. “Sejak hampir empat tahun saya memperkenalkan Domba Catwalk ke masyarakat, baru kali ini tepat bersamaan dengan momentum Garut Dua Abad tercatat rekor di Indonesia,” aku Deni bangga. Selaku pendiri Deni mengaku sangat berterimaksih kepada semua jajaran yang mendukung kegiatan Domba Catwalk. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Bupati Garut Agus Hamdani, HPDKI Garut serta seluruh jajaran media cetak dan elektronik serta

semua lapisan a syarakat menjadi pemicu semangat dan motivasi dirinya untuk terus menjaga khazanah budaya Garut melalui Domba Catwalk. (asep ahmad)

m

-


Debutan

Edisi 2 | Minggu IV April 2013

FAKTA GARUT

12


Debutan

Edisi 2 | Minggu IV April 2013

FAKTA GARUT

13


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Laporan Khusus

BUI

FAKTA GARUT

14

! ! . . U G G N U N E M Bagi Penyeleweng Raskin

D

ugaan penyelewengan Raskin mengundang antusias masyarakat untuk membedah dan mencari siapa saja pelaku atau oknum yang telah memanfaatkan program pemerintah ini untuk kepentingan pribadi dan golongannya. Kondisi tersebut sudah disinyalir telah berlangsung lama di Kabupaten Garut. Sehingga, warga berharap kepada penegak hukum untuk segera mengambil langkah tegas yakni menindak para penyeleweng raskin di Kabupaten Garut ini secara hukum. Bila perlu, menurut warga pihak penegak hukum segera menyiapkan bui (penjara) untuk para penyeleweng raskin. Begitupun dengan aparat penegak hukum, seperti Kejaksaan Negri (Kejari) Garut yang terus melakukan pemeriksaan secara marathon terhadap oknum-oknum yang diduga "memakan" hak rakyat. Setelah Fakta Garut mendapatkan berbagai informasi dari berbagai sumber dan melakukan penulusuran, dugaan penyelewengan tersebut mendapat banyak pembenaran dari berbagai kalangan. Hanya saja, sebagian masyarakat hanya sebatas tahu tentang program Raskin, tetapi mereka mengaku tidak mengetahui secara

persis tentang aturan pendistribusian dan penyaluran proses program Raskin ini agar bisa tersalurkan dengan baik. Yang pasti selama ini masyarakat terus menunggu dan berharap agar beras yang dikhususkan untuk masyarakat miskin tersebut, bisa dirasakan oleh mereka yang benar-benar berhak. Dugaan penyelewengan penyaluran Raskin yang ramai dibicarakan masyarakat mendapat pengakuan dari lembaga yang telah ditunjuk untuk mendistribusikan Raskin, salah satunya Satuan Kerja (satker) Gudang Bulog Kabupaten Garut. Untuk menghindari kecurangan atau kejahatan penyelewengan Raskin ini, Satker Bulog Garut mengeluarkan BAST (Berita Acara Serah Terima) serta mempekerjakan puluhan orang untuk melakukan pengawalan pengiriman Raskin agar sampai ke titik tujuan. Namun apakah langkah Bulog tersebut bisa menyurutkan prilaku oknum-oknum yang terus melakukan aksinya guna memperkaya sendiri ?? Yang pasti, mengambil hak orang lain demi pribadi tanpa memikirkan penderitaan masyarakat miskin, pada akhirnya akan merasakan ganjaran dari hasil perbuatannya sendiri.


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Laporan Khusus

FAKTA GARUT

15

Selewengkan Raskin, Kades Giri Jaya Masuk Penjara B

aru-baru ini Kejaksaan Negesri (kejari) Kabupaten Garut melakukan penahanan terhadap salah seorang oknum kades dengan dugaan penyelewengan raskin. Tersangka yang terpaksa harus menjadi penghuni lembaga permasyarakatan (Lapas) adalah Kepala Desa Giri Jaya Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut, Ridwan Sudrajat. Entah apa yang terbesit dipikiran Kepala desa ini sehingga tega menikmati hak masyarakat miskin. Sebagai pemimpin daerah seharusnya dia membantu dan mengayomi rakyat kecil sebagai masyarakatnya, tetapi apa yag dilakukan pria paruh baya ini jauh dari peranan seorang pemimpin. Mungkin selama ini RS selaku terduga pelaku penyelewengan Raskin tidak pernah bermimpin untuk menjalani masa tuanya di balik jeruji besi. Kepala Kejaksaan Negri (kajari) Kabupaten Garut Joko Sutarno SH MH melalui Kepala Seksi Pidana Khusus (pidsus) Yadi Rachmat SH MH kepada Fakta Garut mengatakan, orang nomor satu di Desa Giriharja ini terpaksa harus berhadapan dengan hukum dan menanggung perbuatannya, karena diduga melakukan penyimpangan Raskin untuk alokasi bulan

September dan November serta bulan ke 13 tahun 2011 lalu sebanyak 23.850 Kg. Apa yang dilakukan Kades Giriharja ini bertentangan dengan ketentuan yang telah diatur dalam petunjuk Tekhnis Program Raskin dan Pedoman Umum Raskin Beras bersubsidi untuk rumah tangga miskin. “Pelaku melanggar pasal 2 ayat (1) Jo pasal 18 huruf b Undangundang No.31 tahun 1999 tentag pemberantasan Tindak pidana Korupsi Jo. Undang-undang No.20 tahun 2001 tentang perubahan atas undang-undang No.31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo pasal 64 ayat (1) KUHP,” ujar Yadi Rachmat. Menurut Yadi Rachmat, RS diancam pidana pasal 2 (1) paling singkat empat tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp 200.000.000 dan

paling banyak Rp1 miliyar. DikatakannyaDalam tingkat penuntutan sesuai dengan KUHAP dilakukan penahanan selama 20 hari di Rutan Garut terhitung tanggal 25 April 2013 sampai tanggal 14 Mei 2013. “Untuk kepentingan penyelidikan terdakwa kami tahan. Perbuatan terdakwa ini diancam dengan ancaman pidana lebih dari Sembilan bulan,” ujar Yadi Rachmat. Untuk kasus yang dilakukan Kades Giriharja ini, pihak Kejaksaan menemukan kerugian Negara yang sangat besar. Raskin sebanyak 23.850 Kg yang diselewengkan tersebut apabila dirupiahkan mencapai angka sebesar Rp115.672.500. Bisa dibayangkan berapa kerugian Negara dan bagaimana nasib ribuan rakyat yang kehilangan haknya akibat prilaku salah satu oknum kades ini. Dari ratusan desa di Kabupaten Garut, hanya segelintir orang yang menjadi tahanan aparat penegak hukum. Dengan banyaknya kejadian ini,

muncul anggapan miring yang menyebutkan seakan-akan penegakan hukum itu memang pandang bulu atau memilah-milah. Padahal, seharusnya setiap pelaku pelanggaran mesti mendapat hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Kades-kades yang terjerat pada kasus ini, memaksa mereka untuk menikmati udara dibalik terali besi. Tetapi, kondisi inipun menjadi salah satu pertanyaan yang banyak dikemukakan saat ini. Pasalnya, kepala desa selaku bagian yang paling bersentuhan dengan masyarakat, sepertinya seringkali menjadi korban. Tetapi pihak-pihak lain yang diduga “menikmati” keuntungan dari penyalahgunaan program raskin sama sekali tidak tersentuh oleh penegak hukum. “Kami akan terus melakukan pengembangan atas kasus ini. Kemungkinan akan ada tersangka lain. Mudah-mudahan keterangan Kades Giriharja bisa membuka tabir penyelewengan Raskin di Kabupaten Garut,” ujar Kasi Pidsus kejari Garu Yadi Rachmat saat menjawab pertanyaan Fakta Garut terkait dugaan sindikat penyalahgunaan program Raskin.


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Laporan Khusus

FAKTA GARUT

Bulog Dukung Supremasi Hukum A

nggota Satker Gudang Bulog Kabupaten Garut Dimas Fargan mengaku sangat mendukung dengan penegakan supremasi hukum di Kabupaten Garut. Salah satunya terkait dengan dugaan banyaknya oknum penyelewengan program Raskin yang diduga juga bisa melibatkan pihak Gudang Bulog. Hanya saja, Dimas membantah apabila ada pegawai gudang bulog yang terlibat penyelewengan Raskin, karena dari sekian banyak pekerja gudang bulog sudah memiliki Standar Oprasional Prosedur (SOP) yang tidak mungkin dilanggar. ‘Program Raskin bertujuan membantu masyarakat miskin, sehingga apabila ada pihak-pihak yang melakukan penyelewengan memang harus diberi sangsi sesuai dengan tingkat pelanggaraannya,” ujar Dimas Fargan kepada Fakta Garut hari Kamis, 25 April di kantornya. Menurut Dimas, proses pendistribusian Raskin dari Gudang Bulog tidak sampai ke penerima manfaat. Dalam hal ini Bulog hanya mengeluarkan Raskin hanya ke pihak desa, itupun setelah pihak desa melakukan pembayaran penuh melalui pihak Bank Rakyat Indonesia (BRI). “Bukti setor yang kami terima harus diserahkan langsung kepala desa atau yang mereka dikuasakan. Langkah ini bertujuan untuk menghindari adanya oknum pembeli. Setelah lunas dan membawa bukti setor yang sah, kemudian kami mengajukan DO (deliveri order) ke Sub Divre Ciamis yang membawahi Gudang Bulog Kabupaten Garut,” paparnya. Jumlah penerima Raskin dari pemerintah akan disesuaikan dengan Daftar Penerima Manfaat (DPM) masing-masing sebanyak 15 kg atau satu karung. Tetapi dalam hal ini, pembagian Raskin juga bisa mengikuti kearifkan lokal yang ditentukan pemerintah setempat. Sedangkan untuk Kabupaten Garut ketentuannya bahwa semua masyarakat desa Garut mendapat jatah raskin, sehingga beras dari 15 Kg itu terbagi-bagi. “Raskin untuk masyarakat di Garut ini dibagi rata. Dari 15 Kg menjadi dua atau tiga kilo per orang, tergantung hasil musyawarah desa,” ujarnya. Begitupun dengan harga penjualan, pihak Bulog menyerahkan semuanya ke pihak desa. Yang terjadi di Kabupaten Garut, harga Raskin yang dijual desa memang bervariatif. Untuk menghindari kesalahan informasi, setiap penyaluran Raskin ke daerah sebelumnya pihak Gudang Bulog menginformasikan ke pihak kecamatan. “Apabila beras yang diantar tidak sampai ke desa maka pihak desa sendiri yang melakukan pendistribusian. Artinya pihak desa bisa ikut mengawal pengiriman Raskin dari Bulog ke desa,” kata Dimas. Tahun 2013 jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebagai penerima Raskin mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Tahun 2012 Kabupaten Garut mendapatkan jatah Raskin sebanyak 213.136 dengan tonase 397.040 Kg, sedangkan tahun 2013 hanya mendapat

182.239 dengan jumlah tonase 273.585 Kg. Sedangkan pengawasan yang dilakukan pihak Bulog selain bukti setor harus langsung melalui kepala desa atau yang dikuasakan, pihak Bulog pun menyewa pihak luar dari kalangan masyarakat. Mereka memiliki tanggung jawab untuk memantau penyaluran beras ke titik distribusi. “Setelah beras sampai tujuan, maka pengawal harus menyerahan BAST (berita acara serah terima). Apabila ada pengurangan dan kaulitas Raskin yang disalurkan, maka merekalah yang harus bertanggung jawab. Saat ini kami menyewa pengawal Raskin sebanyak 30 orang,” ujar Dimas Fargan. Dalam hal ini, sambung Dimas, setiap pengawal harus memenuhi ketentuan yang di tetapkan pihak Gudang Bulog Kabupaten Garut. Mereka harus memberikan lamaran lengkap ke bulog, kemudian Bulog akan mengeluarkan surat perintah yang dilengkapi dengan surat pernyataan masing-masing pelamar. “Sehingga ketika kasus Raskin ini melibatkan oknum Bulog dan terbukti terdapat keterlibatan dalam hal penyelewengan Raskin maka prilaku mereka sudah sangat salah kaprah. Kalau memang ada keterlibatan pegawai Bulog, maka kami sangat mendukung penerapan sangsi, karena mereka telah melanggar aturan,” ujarnya. Pria ini menambahkan, Gudang Bulog Kabupaten Garut di bantu sekitar 16 mitra bulog. Sedangkan petugas gudang dan satker Bulog sekitar lima orang pegawai. “Untuk pendistribusian Raskin kami menggunakan jasa angkutan Ujasa (Usaha Jasa), sebagai anak perusahaan dari Bulog,” jelasnya. Menjawab sejumlah pertanyaan masyarakat tentang penurunan angka penerima manfaat Raskin Dimas mengatakan, naik atau turunya jumlah pagu penerima Raskin merupakan kewenangan dari TNP2K (Tim Nasional Penanggulangan Penyelesaian Kemiskinan) dari propinsi Jabar yang memperoleh data dari BPS (Badan Pusat Statistik). “Tahun 2012 Kabupaen Garut mendapat Raskin sebanyak 3100 ton beras dan tahun 2013 hanya 2700 ton beras. Jumlah penurunan ini terjadi di semua kabupaten dan kota seluruh Indonesia. “Penurunan jatah Raskin menandakan angka kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan. Tetapi disisi lain masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan dan menilai bahwa tidak ada penurunan angka kemiskinan. Sehingga penurunan jumlah Raskin ini menjadi buah simalakama,” pungkasnya. Jumlah penerima Raskin di Kabupaten Garut tidak bisa dipisahkan dengan kinerja Badan Pusat Statistik (BPS) Kabuaten Garut. Pasalnya, pendataan jumlah angka kemiskinan di masyarakat memang dilakukan oleh pihak BPS. Karena fakta dilapangan itu seringkali berbeda jauh dengan pendataan yang dilakukan BPS, sejumlah masyarakat Garut mengaku benar-benar merasa geram dengan kinerja pemerintah Kabupaten Garut, diantaranya BPS.

16


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Laporan Khusus

FAKTA GARUT

Kinerja BPS Paraaah..!!!

Tidak hanya itu, beberapa instansi yang ditunjuk pemerintah untuk menjalankan program Raskin seperti Bagian Ekonomi Pemkab Garut beserta TNP2K seperti lari dari tanggung jawab masingmasing. Pasalnya, dari sejumlah kasus di Kabupaten Garut masing-masing intansi dianggap saling lempar dan saling menyalahkan, sedangkan masyarakat yang seharusnya mendapat pelayanan seringkali menjadi korban. Seperti halnya yang diungkapkan Agus Dewa Koordinator aksi Desa Cimanganten Kecamatan Tarogong kaler saat melakukan audensi ke DPRD terkait Raskin, Jamkesmas dan Jamkesda. Dikatakannya, jumlah Raskin dari pagu 463 RTS turun jadi 63. Dalam waktu satu bulan menurun lagi menjadi 53 RTS. Ini, sambung Agus,

han,” ujar Kusnadi salah satu warga Cimanganten saat melakukan audensi dengan BPS dan DPRD terkait pembahasan penyaluran Raskin . Dalam tempat yang sama, Kepala Desa Cimanganten Asep Zulgofar mengatakan, sensus yang dilakukan BPS banyak tidak diketahui pemerintah tingkat bawah. Sehingga kriteria kemiskinan yang dinilai BPS ikut dipertanyakan. “Verifikasi faktual harus jelas dan professional. Setiap kali ada persoalan di masyarakat seharusnya BPS cepat tanggap,” tegasnya. Asep Zulgofar menambahkan, jumlah data Raskin yang rancuh didaerahnya sempat di bawa ke Bidang Ekonomi Setda Kabupaten Garut, hanya saja pihak Bagian Ekonomi malah menyalahkan TNP2K. Dihadapannya, petugas Bagian Ekonomi dan TNP2K bukannya memberikan jawaban pasti, tetapi malah saling menyalahkan.“ D i

erja selama ini memang tidak profesioanl. Untuk itu, harus ada solusi yang pasti agar masyarakat tidak menjadi korban. “Harus ada pertemuan semua pihak seperti Bupati dan jajarannya, pihak DPRD, BPS dan

dikarenakan data dari BPS tidak valid dan tidak aktual. “Kinerja BPS ini bobrok. Ada orang yang sudah enam tahun meninggal tetapi masih terdata, ini bukti kinerja BPS tidak professional,” ujar Agus Dewa. Akibat kinerja Pemkab Garut tidak terkecuali dengan BPS Kabupaten Garut yang tidak professional menyebabkan banyak masyarakat yang lebih memprihatinkan tidak mendapat program Raskin, Jamkesmas dan Jemkesda. Sehingga Pemkab Garut harus membuat pendataan ulang secara professional. “Pendataan yang baik itu dimulai dari pendataan dari tingkat RT, RW dan desa atau kelura-

depan saya m e r eka saling menyalahkan dan ujung-ujungnya mereka menyalahkan BPS. Benar atau tidak apa yang mereka katakan atau hanya sekedar cuci tangan kami tidak tahu, yang pasti kami bosan dengan jawaban mereka selama ini,” ujar Asep geram. Sikap yang kurang bertanggung jawab yang dilakukan sejumlah petugas Pemkab Garut menurut Asep menunjukan kin-

masyarakat. Kami ingin tahu data otentik yang diserahkan oleh Petugas Pencacah Lapangan (PPL) untuk disamakan dengan data TNP2K. Seandainya tidak sesuai dengan data BPS, untuk apa membayar PPL, karena dengan kegiatan ini hanya mengakibatkan kerugian negara milia r a n rupiah,” ujar

Asep lagi. Denga nada tinggi dihadapan masyarakatnya Asep Zulgofar menyampaikan unek-uneknya kepada petugas BPS. Dirnya meminta ketegasan BPS perihal pendataan yang dilakukan selama ini. “Saya tidak bodoh, BPS pasti memiliki data Jamkesmas, Jamkesda dan Raskin. Jangan hanya bisa menyalahkan petugas RT dan RW, karena nuansa tersebut malah memperkuruh suasana di masyarakat. Seharusnya BPS dan Pemkab Garut memakai mekanisme yang professional,” katanya. Kasie Statisik Sosial BPS Garut Dani Hafidin Rojab kepada Fakta Garut mengatakan, ada beberapa hal yang diluar tanggung jawab BPS, kriteria miskin berkaitan dengan kegiatan nasional, sehingga tidak dibedakan antar daerah, semua dari mulai Aceh sampai Papua kriterianya sama. “Kaitan dengan kriteria miskin lebih dominan dari fisik rumah. Dari mulai jenis lantai, dinding yang dilihat kualitasnya. Tidak dilihat kepemilikan, apakah mengontrak atau milik pribadi,” ujar Dani. Dikatannya, mekanisme Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pendataan selama ini merupakan hasil pendataan PPL, kemudian hasil data diserahkan ke BPS Kabupaten, lalu ke Propisni untuk diserahkan ke BPS pusat. “Dari BPS pusat terdapat jumlah RTS sebanyak 320.346.000 RTS yang diserahkan ke BPS propinsi. BPS Kabupaten tidak mungkin menghilangkan atau menambah data rahasia,” pungkasnya. (*)

17


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Telekomunikasi

FAKTA GARUT

18

Telkomsel Gelar Pesta Hiburan Rakyat

D

alam rangka menyambut hari ulang tahun (HUT) Garut yang ke 2 abad dan HUT Tentara Nasional Indonesia (TNI) 67, Telkomsel mengadakan pesta hiburan rakyat di tiga tempat. Yaitu, di Cilawu tepatnya di Jalan Raya Tasikmalaya, di halaman Markas Komando Distrik (Kodim) 0611 Garut, dan di Alun-Alun Limbangan. Acara yang digelar mulai tanggal 26 sampai dengan 28 April tersebut menyuguhkan berbagai hiburan dan karnaval marching band yang dipertontonkan oleh tiap perwakilan sekolah dasar di Kota Garut. Menurut Yanto, selaku CVV Marketing Mitra ADD Telkomsel Garut. Pesta hiburan rakyat ini digelar Telkomsel untuk menghibur rakyat terutama para pelanggan setianya. “Yang paling spesial dalam acara ini adalah hiburan dogarnya. Dogar atau domba Garut ini lebih spesial karena merupakan seni asli Garut dan melambangkan kegagahan dengan menampilkan hewan khas Garut nya,” paparnya. Dalam menggelar acara ini, kata Yanto, pihaknya juga menggandeng

Indosiar sebagai media partner. Dengan itu, dia berharap acara yang meriah itu dapat disaksikan oleh pemirsa Indosiar seluruh Indonesia pada malam harinya. “Dengan itu, kemeriahan acara ini dapat disaksikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan rangkaian acaranya digelar mulai pukul 16.00 sore hingga 10.00 malam nanti,” katanya. Lebih lanjut Yanto menuturkan, dalam acara ini Telkomsel juga khsusnya kartu AS meluncurkan promo terbarunya yaitu AS Gokil. Dengan hanya mengeluarkan biaya Rp1000 kita dapat menikmati 1000 menit telpon, 300 Mb internetan dan 10 ribu sms ke semua operator secara gratis. Sementara itu, menurut Ismawati (22), salah seorang pengunjung yang kebetulan membeli kartu perdana AS Gokil dia berharap acara ini terus digelar untuk menghibur pelanggan setia Telkomsel khususnya yang ada di Kabupaten Garut. “Bagus lah, dan setiap tahunnya saya harap selalu digelar untuk menghibur kami sebagai pelanggan setia Telkomsel,” tandasnya. (zaenal muttaqien)


Advetorial

Edisi 2 | Minggu IV April 2013

FAKTA GARUT

19


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Kuliner

FAKTA GARUT

Olahan Ikan Hiu jadi

Andalan Roemah Kampoeng, Makan di Atas Kolam

K

onsep perkampungan mulai banyak dilirik para pengusaha kuliner. Salah satunya yang dilakukan oleh rumah makan Roemah Kampoeng yang berlokasi di Jalan Raya Otista nomor 89 Tarogong. Bahkan banyak pula rumah makan yang membuat keunikan-keunikan dalam mendesain konsep rumah makannya hanya untuk

menarik pengunjung. Menurut Agus Elfarabi sebagai Outlet Manager, konsep Roemah Kampoeng ini tercipta dengan sendirinya. Baik memanfaatkan potensi kolam yang cukup luas maupaun memanfaatkan fanorama pegunungannya. Bahkan, yang paling unik, kata dia, pengunjung dapat menikmati san-

tapannya di atas kolam dengan fasililtas saung-saung yang dijamin akan membuat betah pengunjung. “Tak hanya memanfaatkan suasananya saja, kami pun memanfaatkan fotensi yang dihasilkan alam dengan memasukan pada menu andalan kami,� katanya. Menurutnya, salah satu pemanfaatannya dengan memasukan menu berbagai macam ikan laut yang langsung didatangkan dari pemeungpeuk. Seperti, Ikan Kerapu, Pari, Ekor kuning bahkan ikan Barakuda pun ada. Semua menu tersebut disajikan bervariasi, ada yang dibakar maupun digoreng. Ebih lanjut dia menjelaskan, khusus bagi pecinta olahan ikan Gurame, Roemah Kampoeng menyajikan berbagai menu ikan Gurame. “Seperti, Gurame bakar, Gurame goreng bahkan ada juga sop Gurame� imbuhnya. Menurut Agus, selain menu-menu tersebut rumah makan yangdikelolanya itu menyajikan berbagai macam olahan ikan Hiu sebagai menu andalannya. (zaenal muttaqien)

20


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Wisata

FAKTA GARUT

Corporate Executive Officer (CEO) Muhamad Abu Bakar Siddiq

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab

Nana Hanafi

Redaktur Pelaksana

Asep “Baden” Ahmad

Redaktur

Eden Kusnaedi Hasan Zaelani Ahmad H

Reporter

Talaga Bodas Layak Dinikmati K

Kendati Kurang Perhatian dari Pemerintah

abupaten Garut sangat kaya akan potensi wisata alamnya. Sehingga, banyak mengundang keinginan banyak kalangan untuk menikmati keindahan alam yang ada di Kabupaten Garut. Salah satu wisata yang sudah terkenal di Kota yang terkenal dengan makanan khasnya yaitu Dodol Garut adalah wisata pemandian air panas. Banyak tempat yang wajib dikunjungi jika berkunjung ke Garut. Namun, potensi wisata Garut yang kurang teroptimalkan dengan baik. Akibatnya, kunjungan wisata pun tak ada peningkatan dari tahun ke

tahunnya. Salah satunya tercermin dari pengelolaan objek wisata Talaga Bodas yang sebagian wilayahnya masuk Desa Sindang Mekar Kecamatan Wanaraja. Untuk menjangkau objek wisata yang luasnya mencapai 23,85 hektar itu, kebanyakan pengunjung lebih tertarik menggunakan kendaraan roda dua. Sebab, selain akses jalan yang rusak mereka pun khawatir dengan tebing-tebing di kiri kanan jalan yang rawan longsor. Dengan jarak yang cukup jauh dari pusat kota Kecamatan Wanaraja yaitu sekitar 8 km, pengungunjung lokal enggan menggunakan jasa ojek karena tarif yang tidak pasti bahkan dirasa sangat mahal. Seperti yang diungkapkan oleh Ujang Deni, pengunjung asal Karangpawitan.

Menurutnya, alasan dia lebih memilih menggunakan kendaraan roda dua miliknya sebab akses jalan menuju lokasi objek wisata Talaga Bodas rusak berat. “Seharusnya kalau akses jalan menuju Talaga Bodas ini bagus, saya yakin akan banyak pengunjung yang datang. Kalau pemerintah tak becus mengelolanya, lebih baik disewakan saja sama swasta,” katanya. Talaga dengan ketinggian 1.512 meter di atas permukaan laut itu merupakan taman wisata alam dengan air berwarna putih. Objek wisata tersebut sepenuhnya dikelola oleh Balai Konservasi Sumbar Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Barat. (zaenal muttaqien)

Zenal Muttaqin Asep Ahmad Agus Somantri Fitriana

Graphic Designer

Tyas Inos Beggy Pratama

Pemasaran/Sirkulasi Duddy Wawan Setiawan

Marketing Iklan/Promosi

(Yusuf Akbar) Deden

Ekspedisi

Chardy Carly

PENERBIT PT. FAKTA GARUT MEDIATAMA

DIREKSI

Asep Irawan Syafe’i (Komisaris) Muhamad Abu Bakar Siddiq

(Direktur Utama)

Nana Ahmad Hanafi

(Direktur) Percetakan

PT. Temprina Media Grafika

Redaksi : Jalan Gatot Subroto No 81 Komplek Cempaka Indah Blok 8 Karawangpawitan Garut Tlp. 0262 - 236380 Office@faktagarut.com www.faktagarut.com

21

Keluarga Besar Fakta Garut Turut Berbela Sungkawa atas Meninggalnya

H. Yayat Supriatna Bin Husen (Barokah Agency) Wafat : Rabu, 24 April 2013 Diusia yang ke 53 tahun Semoga Almarhum Mendapat Tempat Terbaik Di Sisi Allah Swt Semoga Keluarga Yang Ditinggalkan Mendapat Ketabahan.


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Pesantren

FAKTA GARUT

22

Sang Pelopor Reboisasi PP Miftahuttoriq, Tarogong Kaler Garut

P

esantren (Ma’had) Miftahuttariq sudah berdiri sejak 10 tahun silam. Saat ini, lembaga yang dipimpin oleh Ust. Asep Andy DF ini menerapkan sistem belajar dengan cara memahami kedalaman ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah). Pesantren yang berdiri diatas 634 M2 ini berlokasi di Kampung Pasawahan Kulon RT 02/02 Kelurahan Pananjung, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut. Kehidupan dilingkungan pesantren tersebut penuh den-

gan suasana kekeluargaan. Terlihat dari komunikasi antara para santri dengan para pengajar sangat dekat. “Sengaja kita ciptakan suasana penuh kekeluargaan. Karena, dengan cara seperti ini para santri tidak merasa canggung dan ada jarak, kita sangat memahami kondisi kejiwaan para santri yang jauh dari keluarga. Sehingga, untuk lebih menyamankan para santri dalam menggali ilmu di pesantren ini akan lebih fokus,” ujar Ust. Asep. Yang sangat menarik dari

pesantren ini adalah tidak melulu mengajarkan santrinya ilmu agama. Akan tetapi, di pesantren ini pun para santri diajarkan berbagai ilmu yang diluar kebiasaan pesantren yang identik dengan pelajaran kitab kuning. Pesantren Miftahuttoriq juga mengajarkan para santrinya selain pendidikan keagamaan, pesantren ini pun mengajarkan soal keilmuan para santrinya dibidang sosial dan lingkungan hidup. Dua bidang tersebut, kata Ust.

Asep sudah diajarkan kepada para santri soal ilmu sosial dan lingkungan hidup. “Pesantren kami merupakan pesantren pelopor dalam rangka reboisasi bukit gundul, kepedulian pesantren terhadap lingkungan hidup sudah berjalan dan menjalin kerjasama dengan lembaga lain seperti BKPRMI,” tegasnya. Kepada Fakta Garut, Ust. Asep mengaku hingga saat ini santrinya sudah tercatat sebanyak 365 santri dengan berbagai tingkatan. (hafidz)

“Pesantren kami merupakan pesantren pelopor dalam rangka reboisasi bukit gundul, kepedulian pesantren terhadap lingkungan hidup sudah berjalan dan menjalin kerjasama dengan lembaga lain seperti BKPRMI,”


Edisi 2 | Minggu IV April 2013

Pesantren

FAKTA GARUT

Budayakan

23

Gemar Zakat

M

embudayakan sifat santun dan saling membantu terhadap semua orang sangat ditekankan dalam lingkungan Pondok Pesantren Miftahuttoriq, Tarogong Kaler Garut. Seiring berjalannya waktu, pesantren ini kemudian membentuk sebuah lembaga yang bersifat sosial. Dimana lembaga ini bergerak dibidang sosial, yang tentunya lembaga tersebut akan bersentuhan langsung dengan pi-

hak diluar pesantren. Adapun lembaga yang dibentuk oleh para pengurus pesantren bernama Laznah MT. “Selain kita mendidik para santri belajar ilmu agama, kita pun mendidik para santri untuk belajar menjadi seorang penyantun. Untuk memfasilitasi para santri belajar sebagai penyantun, kami sengaja membuat sebuah lembaga yang bersifat sosial,� ujar Asep. Kegiatan yang kerap dilakukan

Laznah MT, lanjut Asep adalah penyaluran zakat, infak dan sodaqoh. Dimana setiap tahun pihaknya selalu menggelar kegiatan santunan untuk anak yatim piatu dan kaum dhuafa. “Dengan adanya lembaga ini, kami selaku pengurus pesantren senantiasa mengajak masyarakat untuk selalu membudayakan gemar zakat,� pungkasnya. (hafidz)



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.