PEMILIHAN LOKASI DAN PEMANGKU KEPENTINGAN SUBANG

Page 21

PEMILIHAN LOKASI DAN PEMANGKU KEPENTINGAN SUBANG – JAWA BARAT

lingkungan pertaniannya dengan melakukan kegiatan rehabilitasi pada tanah pertanian mereka, menerapkan pembuatan persemaian secara konvensional dan melakukan pemilihan jenis pohon yang mendukung air. Juga ada satu kelompok petani yang menerapkan pertanian sawah organik secara intensif, menerapkan konsep “penggunaan air minimum“, program pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sebuah tenaga pendorong (micro hydrant power) energi listrik yang menggunakan aliran sungai juga dikelola oleh Koperasi Unit Desa (KUD). Penggunaan air secara intensif, pemeliharaan pohon yang tidak baik pada gilirannya akan ikut berpengaruh terhadap bagi pengurangan suplai energi listrik yang digerakkan oleh air. Desa Cijengkol Kecamatan Sagalaherang, terletak sekitar 25 km dari Kota Subang. Kegiatan masyarakat di sekitar desa juga berkaitan dengan rehabilitasi daerah catchment, agroforestri, pertanian dan perlindungan daerah tangkapan air (water catchments). Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah Kabupaten Subang memiliki program pada desa Cijengkol, khususnya program rehabilitasi seluas 25 Ha lahan kritis. Terdapat sekita sepuluh mata air yang sangat menjanjikan untuk digunakan oleh PDAM. Dua diantaranya adalah Mata Air Cinata, yang terletak di Dusun Cinata Desa Cijengkol yang memiliki kapasitas antara 70-120 liter perdetik dan Mata Air Cihampelas, yang terletak di Dusun Cihampelas, mengalir melalui Sub-DAS Cijengkol menuju sungai utama, DAS Ciasem. Walaupun sumber air ini sangat besar, tetapi masyarakat masih memiliki keterbatasan akses kepada air bersih. Masyarakat desa mendapatkan air dengan menggunakan selang air kecil (diameter sekitar 0,5 cm), dikelola dan dibiayai secara gotong royong diantara masyarakat, dilakukan dengan teknik yang sangat sederhana. Dari beberapa sumber, disebutkan bahwa pada tahun mendatang, Mata Air Cinata akan dikelola oleh perusahaan swasta (kemungkinan oleh perusahaan air minum kemasan) untuk tujuan komersil. Masyarakat sangat mengharapkan dapat ikut mendapatkan manfaat dari pengelolaan oleh perusahaan swasta tersebut, antara lain berharap dapat dilibatkan untuk tenaga kerja. PDAM juga berharap dapat menggunakan Mata Air Cinata ini. Desa Cijambe Kecamatan Cijambe, terletak sekitar 12 km dari Kota Subang. Program GNRHL telah dilaksanakan di desa ini. Sebuah mata air bernama Cinata memiliki kapasias sekitar 1300 liter per detik, kualitasnya sangat aditentukan oleh kegiatan persawahan yang berada sekitar mata air. Program rehabilitasi di sekitar mata air yang dilakukan oleh PDAM tidak dapat efektif terlaksana apabila masyarakat sekitar masih mengelola sawah padi dengan cara konvensional, diantaranya menggunakan pupuk kimia. Pihak PDAM menyadari masalah tersebut, dan saat ini sedang berusaha untuk melakukan negosiasi untuk membeli lahan dari pemilik. Desa Jalan Cagak Kecamatan Jalan Cagak, terletak sekitar 16 km dari Kota Subang. Program GRLK berada pada desa ini. Pada desa ini juga dapat ditemukan mata air, yang memiliki kapasitas sekitar 15 liter per detik, tapi digunakan oleh banyak masyarakat sekitar dan juga oleh PDAM, sebuah kompetisi pemanfaatan air.

2.2. IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN PEMANGKU KEPENTINGAN Selama proses pemilihan lokasi yang dilakukan oleh Program ESP USAID, , Pemangku kepentingan yang memiliki kegiatan di Kabupaten Subang selanjutnya diidentifikasi. Pada tingkat kabupaten, beberapa bentuk diskusi dilakukan, diantaranya dengan PDAM, Forum ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID

7


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.