Pedoman Hisab Muhammadiyah

Page 127

118

Pedoman Hisab Muhammadiyah 2) Menentukan batas terjadinya gerhana Bulan dengan melihat besarnya β b 3) Menentukan besarnya s.d.m, S.D.b, HPb pada saat Istiqbal 4) Menentukan parallax matahari (HP m) dengan rumus: HP m = 8.794″ / TGD (True Geocentric Distance) 5) Menentukan jari-jari bayangan semu dan inti bumi (f1 ) dan (f2) dengan rumus : f1 = 1.02 x (HP b + s.d. m + HP m) f2 = 1.02 x (HP b - s.d.m + HPm) 6) Menentukan saat awal dan akhir gerhana Bulan Keterangan : = Apparent Latitude Bulan βb S.D. b = Semi Diameter Bulan HP b = Horizontal Parallax Bulan s.d. m = Semi Diameter Matahari HP m = Horizontal Parallax Matahari

2 . Contoh Perhitungan Gerhana Bulan Parsial Tanggal 16 Agustus 2008 Untuk memudahkan mencari terjadinya gerhana Bulan, perlu dilakukan perhitungan awal yaitu mencari data perhitungan/angkaangka kemungkinan gerhana, kemudian dilanjutkan perhitungan urfi tengah bulan (saat istiqbal) dari tahun Hijriah ke tahun Miladiah (perbandingan tarikh). Setelah ditemukan tanggal, kemudian dicari data ephemeris pada buku Ephemeris Hisab Rukyat pada tahun yang akan dilakukan perhitungan. Menghitung terjadinya gerhana bulan tanggal 16 Agustus 2008 dengan data ephemeris Ephemeris Hisab Rukyat Tahun 2008


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.