Banjarmasin Post Edisi Selasa, 18 Desember 2012

Page 24

24 Tambun Bungai

Banjarmasin Post

SELASA 18 DESEMBER 2012

PLTU Palangkaraya Batal ■ Proyek Dialihkan ke Katingan

“Pemindahan lokasi PLTU ini, melalui pertimbangan yang lama dan matang. Dengan demikian, pembangunan di Palangkaraya tidak dilanjutkan”

PALANGKARAYA, BPOST - Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kecamatan Rakumpit, Kota Palangkaraya, gagal. Alasannya, lokasi yang direncanakan untuk pembangkit sebesar 2x100 megawatt (MW) tersebut tidak strategis.

TERENDAM - Sejak awal Desember curah hujan yang cukup tinggi di Kabupaten Kapuas menyebabkan rumah warga yang terendam di Desa Tambak Bajai, Kecamatan Dadahup.

Siswa Mantangai Gunakan Rakit ■ Empat Kecamatan di Kapuas Terendam KUALAKAPUAS, BPOST Curah hujan yang tinggi sejak awal Desember mengakibatkan empat kecamatan di Kapubaten Kapuas terendam, yakni Pasak Telawang, Dadahup, Mantangai, dan Kapuas tengah. Seperti beberapa desa dan dusun di Kecamatan Mantangai mengalami. Hampir seluruhnya rumah-rumah warga terendam banjir. Saat ini ketinggian air mencapai 1,35 cm dan banjir terendah mencapai 50 cm. Kabid Kedaruratan dan Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas, Seplihi, Senin (17/12) mengatakan berdasarkan laporan yang diterima dari Kecamatan Mantangai Rabu (12/12) disebutkan, banjir terjadi pada dua desa, empat dusun, serta satu dukuh. Dalam banjir musiman yang terjadi setiap tahun, se-

1812/B24

tiap Desember, yakni Desa Tumbang Murai sebanyak 1.538 jiwa terdiri dari 382 kepala keluarga. Kemudian yang terjadi di Desa Dusun Tumbang Mangkutub dan Desa Katunjung sebanyak 375 jiwa atau 110 kepala keluarga. “Berdasarkan informasi dari masyarakat, bahwa banjir terjadi sejak satu Minggu terahir, yang merupakan banjir musiman setiap tahun,” ungkap Seplihi. Kejadian yang sama juga terjadi di Desa Jangkang, Kecamatan Pasak Telawang serta di Desa Tambak Bajai, Kecamatan Dadahup serta di Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas. Menurutnya, sebagai tindak lanjut langkah yang dilakukan pihaknya melakukan tanggap darurat, antara lain kepala desa harus bisa menagganinya. Selanjutnya pihaknya meminta bantuan

dana ke Pemkab Kapuas dengan mengirimkan surat. Namun sampai saat ini, belum ada jawaban. “Seharusnya dengan dana tak terduga, kami bisa menggunakannya untuk membeli sembako dan memberikannya kepada korban banjir. Karena situasinya sudah tanggap darurat,” ucap Seplihi Diakuinya banjir seperti ini dialami masyarakat sudah hal yang biasa. Namun demikian pihaknya tidak tinggal diam. “Sejak BPBD dibentuk, kami belum mempunyai sarana dan prasarana,” tambahnya. Akibat banjir, warga yang bekerja menyadap karet maupun berladang, terpaksa tinggal di rumah. Begitu juga dengan gedung sekolah dasar yang terendam. Tetap di Kecamatan Mantangai, murid-murid SD tetap sekolah, namun menggunakan rakit dan jukung. (jd)

Atas dasar itu, proyek ini pun akhirnya dialihkan ke Kasongan, Kabupaten Katingan. Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kalimantan Tengah, Yulian Taruna. Ditemui usai penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD 2013 di Palangkaraya, Senin (17/12). Menurut dia, ada beberapa alasan sehingga pembangunan dialihkan, di antaranya harus dekat jaringan dan Gardu Induk PLN, juga air Sungai besar. Setelah melihat ke lokasi, kata dia, akhirnya dinilai Kasongan paling pnatas dibangun PLTU dibandingkan di Palangkaraya. “Pemindahan lokasi PLTU ini, melalui pertimbangan yang lama dan

matang. Dengan demikian, pembangunan di Palangkaraya tidak dilanjutkan,” jelasnya. Menurut dia, pembangunan semua PLTU di Provinsi Kalteng, termasuk pembangkit listrik lainnya, diperkirakan rampung 2016. Sedangkan pembangkit lokal lainnya juga dibangun di Seruyan, Buntok dan Tamiyang layang serta di Pangkalanbun, dan Kabupaten Sukamara,. “Pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) di Muarateweh 2x70 MW, PLTU Buntoi Pulangpisau 2x60 MW, Tewang Karangan, Kasongan Kabupaten Katingan 2x100 MW, di Bagendang, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Sampit, sebesar 2x25 MW. Semuanya akan masuk koneksi Kalselteng pada 2016,” papar Yulian. Wali Kota Palangkaraya,

YULIAN TARUNA Kadistamben Kalteng BPOST/TUR

HM Riban Satia, mengatakan pihaknya memang mewacanakan pembangunan PLTU Rakumpit dan berupaya menggandeng swasta untuk investasi. Namun hingga saat ini belum ada kelanjutannya, padahal potensi batu bara di wilayah itu bagus untuk PLTU. “Kami memang sempat melakukan pembicaraan dengan PLN Palangkaraya terkait pembangunan PLTU di Rakumpit. Tetapi belum ada investor yang siap menggarapnya. Belum ada kabar kelanjutannya hingga saat ini,” kata Riban. Pemko Palangkaraya, lanjut dia, sebelumnya juga ada komitmen untuk pembangunan itu, dan memang ada perencanaan dengan PLN

setempat. “Saat ini PLN masih konsens penyelesaian PLTU Buntoi, Kahayan Hilir Pulangpisau. Setelah itu selesai baru mereka akan mematangkan lagi rencana pembangunan PLTU di Palangkaraya,” katanya. Bupati Kotawaringin Timur, H Supian Hadi, mengatakan pihaknya sudah mengarahkan pembangunan PLTU di Kotim berlokasi di Bagendang Kecamatan Mentaya Hilir Utara Sampit. “Saat ini masih dalam tahap pengurukan tanah, pembangunannya akan dilaksanakan mulai tahun 2013 mendatang dan diperkirakan tuntas tahun 2016 mendatang sekalian operasional PLTU,” katanya. (tur)

Banjir Tumbangnusa Kian Parah PALANGKARAYA, BPOST - Ketinggian air di jalan trans Kalimantan di wilayah Desa Tumbangnusa, Kabupaten Pulngpisau, masih belum surut. Bahkan meluapnya Sungai Kahayan, membuat jalur penghubung dua ibu kota provinsi ini cenderung naik. Jika sebelumnya ketinggian air masih berkisar hingga 60 centimeter, Senin (17/ 12) pagi, bertambah. Bahkan mobil harus berenang agar bisa melintasi kawasan tersebut. Meski tidak sampai menimbulkan antrean panjang kendaraan karena jalur diberlakukan sistem buka tutup, kendaraan roda dua masih harus estafet menggunakan perahu modifikasi sebagai feri. “Air mulai meninggi sejak tadi malam,” ujar Irfan, satu warga di lokasi, kemarin.

Ketinggian air di kawasan ini mulai dirasakan sejak beberapa hari lalu. Namun kendaraan roda dua mulai terpaksa menggunakan feri sejak Jumat (15/12). Sementara dari Barito Utara, banjir yang sempat melanda kawasan itu dilaporkan sudah tidak lagi terjadi. Aktivitas masyarakat, terutama di kawasan yang sebelumnya terendam telah kembali normal. Status tanggap darurat pun dinyatakan telah dicabut. Bahkan sejumlah sekolah yang sebelumnya menunda pelaksanaan ulangan semester, kemarin, sudah mulai dilaksanakan. “Ada 35 sekolah yang sebelumnya harus menunda mulai hari ini sudah menggelar ulangan semester. Secara umum, semua berjalan lancar,” ujar Kepala Dinas

Pendidikan Barut, Supiansyah. Walau tertunda seminggu dari jadwal, dia memastikan hal itu tidak berpengaruh terhadap kalender pendidikan. Alasannya, sekolah yang tertunda menggelar ulangan semester sebagian besar di daerah pedesaan dengan jumlah siswa yang tidak terlalu banyak. Dengan kondisi itu, pembagian rapor tetap bisa dilaksanakan pada 22 Desember. “Jadi jadwal libur semester tetap berjalan sesuai kalender pendidikan yang ada,” timpal dia. Berdasarkan data terakhir yang didapat dari Posko Bencana BPBD Barut, banjir yang melanda kabupaten itu sejak 8 Desember telah merendam rumah yang dihuni lebih dari 13 ribu kepala keluarga. (ami)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.