Banjarmasin Post edisi cetak Jumat 13 Juli 2012

Page 17

Nusantara 17

Banjarmasin Post

JUMAT 13 JULI 2012

Lima Penambang Emas Tewas ❐ Bentrok Akibat Rebutan Lahan AMBON,BPOST - Lima orang tewas akibat bentrokan di lokasi pertambangan emas di Gunung Botak, Desa Wamsaid, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru. Bupati Buru, Ramly Umasugi yang dihubungi, Kamis (12/7) pagi menyatakan, satu korban lain mengalami luka serius. Sejauh ini, korban belum sempat teridentifikasi. Korban luka serius dievakuasi ke RSU Namlea, ibu kota Kabupaten Buru. “Korbannya belum teridentifikasi. Namun, bisa dipastikan berasal dari penduduk setempat maupun warga Indonesia asal luar Maluku yang melakukan penambangan emas tanpa izin (peti),” ujarnya. Bupati Ramly Umasugi yang sedang menuju Bandara Internasional Pattimura Am-

“Bentrokan telah

dilerai dan personel polisi/TNI AD mengendalikan stabilitas keamanan di sana,” RAMLY UMASUGI Bupati Buru bon untuk terbang ke Namlea menyatakan, aparat keamanan telah berhasil mengendalikan bentrokan di sana. “Bentrokan telah dilerai dan personel polisi/TNI AD mengendalikan stabilitas keamanan di sana,” katanya.

Kerap Terjadi PERKELAHIAN akibat perebutan lahan tambang yang berujung kematian di lokasi peti Gunung Botak sudah sering kali terjadi. Tapi sejauh ini polisi belum menahan satu pun tersangka dari sejumlah insiden. Sejak lokasi pertambangan emas rakyat ini ditemukan beberapa waktu lalu, terjadi sejumlah insiden yang mengakibatkan korban jiwa maupun luka-luka. Seperti 15 Mei 2012, atau tanah longsor pada lubang galian yang menewaskan dua pendulang pada 11 Juni lalu. Selain itu juga perebutan lahan galian yang berakibat dua petambang tewas. Pemerintah Kabupaten Buru dinilai tidak tegas mengambil sikap dan kebijakan terkait pengelolaan tambang emas di kawasan Gunung Botak sehingga seringkali muncul tindakan kekerasan yang berujung tewasnya para penambang. “Pemkab harus mengambil langkah tegas melakukan pengosongan lahan dari masyarakat setempat maupun pendatang. Itu kewenangan Pemkab,” kata anggota DPRD Maluku, Una Farida Umasugy. (kpc/iyc/tic)

Disinggung upaya Pemkab Buru untuk menangani peti, Ramly menjelaskan, pihaknya sedang menunggu keputusan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait pertambangan. Sebelumnya, seorang warga Namlea, Rudy Tan, mengatakan, sedikitnya tiga petambang emas di kawasan Gunung Botak mengalami luka-luka ringan dan berat akibat dibacok orang tak dikenal pada 9 Juli 2012. Menurut Rudy, ketiga pendulang emas ini tidak diketahui identitasnya karena mereka merupakan warga pendatang dari daerah lain, serta satu korban di antaranya dalam kondisi kritis dan masih menjalani perawatan intensif di RSU Namlea. Polisi mengirim satu peleton pasukan untuk menjaga keamanan setelah bentrokan di lokasi penambangan. “Satu peleton dari satuan Sabara dan Brimob,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum, Komisaris Besar Agus Rianto, Kamis (12/7). Agus menyatakan sekitar 60 orang ini masih mencoba menjaga situasi tempat kejadian perkara yang juga terputus akibat banjir. Pengamanan ini, menurut dia, juga dibantu personel TNI. “Empat orang yang meninggal dunia adalah satu warga dari Kecamatan Ambalaw, satu warga adat, satu warga asal Tasikmalaya, dan satu warga asal Manado,” katanya. Dugaan sementara, bentrok maut itu terjadi akibat perebutan lahan tambang emas. (kpc/tic/ini)

Mereka Kawan Penembak Polisi PALU,BPOST - Dua orang yang diduga teroris ditangkap petugas Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri di Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (12/7). Keduanya diciduk di depan Pasar Sentral Poso, Jalan Sumatera, Kelurahan Gebang Rejo, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pukul 08.30 Wita. Dua orang yang ditangkap ini masing-masing bernama Naim, asal Kelurahan Gebangrejo, Poso, dan Abdul, warga Desa Kilo, Kecamatan Pesisir Utara, Poso. Dua pria ini adalah anggota kelompok Jamaah Ansharut Tauhid

(JAT) Poso. Dalam penangkapan itu, petugas Densus 88 juga mengamankan sebuah sepeda motor merek Yamaha Jupiter warna hitam biru bernomor polisi DN 3594. Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen (Pol) Dewa Parsana membenarkan penangkapan dua orang yang diduga teroris tersebut. “Saat ini kami masih melakukan pendalaman. Pelaku diduga memiliki rangkaian kasus dengan penembakan dua anggota polisi di depan kantor Bank BCA, Jalan Emi Saelan, pada 2011 lalu,” kata Dewa Parsana.

Kedua tersangka ditangkap saat berboncengan sepeda motor. “Yang ditangkap ada dua orang, inisial M dan A,” kata Kadis Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anang Iskandar. Menurut Anang, keduanya merupakan warga Palu. Tidak ada perlawanan saat dua orang yang diduga donatur aksi penembakan di BCA Palu tahun 2001 ini ditangkap. Keduanya adalah kawanan penembak misterius yang menembak secara membabi-buta di depan BCA Palu, Jalan Emy Saelan, Palu Selatan, pada Rabu (25/5/2011), pukul 11.30 Wita. (dtn/kpc)

TEMPO

DEMO BURUH - Ribuan buruh dari kawasan industri Jababeka Bekasi menggelar aksi demo di depan Istana Negara, Jakarta, (12/7). Mereka menolak kebijakan pemerintah terkait upah dan outsourcing. Demo ini juga digelar di 15 kota lain di Indonesia, termasuk di Surabaya.

Buruh Kepung Gedung Grahadi SURABAYA,BPOST - Lebih dari 500 buruh dari Gerakan Hapus Outsourcing dan Tolak Upah Murah (Hostum), Kamis (12/7) mengepung Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Aksi ini merupakan rangkaian unjuk rasa serupa yang digelar di 15 provinsi, termasuk di Jakarta dan Surabaya. Koordinator aksi, Jamaluddin, mengatakan demo ini merupakan respons awal menolak kebijakan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kebijakan itu memaksakan penambahan jumlah komponen dan pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak (KHL). “Penambahan jenis kebutuhan buruh dalam Permenakertrans belum pro terhadap buruh,” kata Jamaluddin. Selain menolak pemberlakuan upah murah, buruh juga mendesak pemerintah segera menetapkan larangan outsourcing. “Harus ada moratorium out-

sourcing secara nasional, Menakertrans harus segera buat Permenaker untuk hal ini,” ucap Jamaluddin. Aksi para buruh berlangsung tertib karena sekitar 750 polisi berjaga dan memasang pagar berduri mengelilingi Grahadi. Buruh pun hanya bisa berunjuk rasa di luar pagar. Banyaknya peserta aksi membuat kawasan Jalan Gubernur Soeryo sempat ditutup sementara. Saat menemui perwakilan pengunjuk rasa, Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat, Edy Purwinarto, menjamin akan meneruskan aspirasi para buruh kepada pemerintah pusat. “Aspirasi buruh akan langsung kami kirimkan melalui faks ke Jakarta,” tutur Edy. Di Sidoarjo, ratusan buruh yang tergabung dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) melakukan aksi unjuk rasa di gedung DPRD Sidoarjo. Dalam aksi longmarch menuju gedung

wakil rakyat, buruh yang menolak sistem kerja outsorching itu membentangkan spanduk besar berisi tuntutan memblokir Jalan Raya A Yani Sidoarjo-Surabaya. Aksi dorong-dorongan juga sempat terjadi saat aparat berusaha membubarkan aksi penutupan jalan itu. Buruh yang berjalan itu membuat arus lalulintas macet total. Namun tidak lama kemudian, para buruh akhirnya meneruskan perjalanan menuju gedung DPRD Jalan Sultan Agung Sidoarjo. Korlap aksi, Pujianto menyatakan, sistem outsorcing harus dihapus karena merugikan pekerja atau buruh. “Sistem itu melanggar undang-undang ketenagakerjaan,” terang dia. Dia juga menyesalkan Disnaker yang cenderung membela pengusaha kepada buruh. Termasuk pula aparat kepolisian yang bertindak tidak adil dan sewenangwenang. (tic/brj)

Panti Pijat Buka Selama Ramadan MALANG,BPOST - Jelang bulan suci Ramadan, Wali Kota Malang Peni Suparto mengeluarkan Peraturan Wali Kota (Perwalkot) mengejutkan. Wali Kota memperbolehkan tempat hiburan malam seperti tempat karaoke tetap beroperasi selama ramadan. Terang saja, Perwalkot tersebut dikecam anggota Dewan setempat. Alasan diperbolehkannya tempat karaoke dibuka selama Ramadan atas dasar pertimbangan kondisi ekonomi para karyawan tempat karaoke atau hiburan malam. “Kalau tempat karaoke ditutup, kasihan pada pemilik tempat hiburan serta para karyawannya. Mereka itu tak akan mendapat penghasilan selama satu bulan penuh. Jadi, kita masih beri kesempatan untuk tetap buka dengan ada batasan waktunya,” tegas Peni seusai Rapat Paripurna dengan DPRD Kota Malang Kamis (12/7). Sebenarnya, jelas Peni, dibuka atau ditutupnya tempat hiburan di Kota Malang selama bulan Ramadan tak akan berpengaruh apa-apa. “Soal melakukan kemaksiatan itu tergantung pada keimanan dari masing-masing orangnya,” jelasnya. Selama puasa, kata Peni, dalam Islam dijelaskan bahwa semua setan dibelenggu dan dirantai agar tak bisa menggoda menusia. Untuk melakukan tindakan maksiat

tergantung pada masing-masing individu. “Setan sudah dibelenggu, tak bisa menggoda manusia yang sedang berpuasa. Lagi pula, tempat karaoke itu juga tak mengganggu karena tempatnya selalu tertutup,” ujarnya santai. Dalam Perwalkot tersebut, selain tempat karaoke, Pemkot juga memberi izin untuk tempat hiburan di hotel, panti pijat, dan fasilitas spa wanita untuk tetap beroperasi selama puasa. “Kalau fasilitas hotel, saya kira tak masalah. Tak akan mengganggu, jadi, tak perlu ditutup,” katanya. Di bagian lain, Perwalkot tersebut langsung menuai kecaman dari para anggota DPRD setempat. “Wali Kota Malang harus meninjau Perwali

(Perwalkot) itu,” tegas anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Nurul Arba’ati. Menurutnya, pada tahun lalu tempat karaoke sudah tegas ditutup selama puasa. “Mengapa pada tahun ini diberi kesempatan dibuka. Ini jelas kemunduran kebijakan untuk pemimpin Kota Malang,” katanya. Tempat karaoke, katanya lebih baik ditutup selama Ramadhan. Hal itu untuk menghormati pelaksanaan ibadah puasa yang diagungkan oleh umat Islam. “Wali kota harus bersikap toleran, tidak ada salahnya menghormati yang sedang berpuasa,” katanya. Kecaman serupa disampaikan Ketua Fraksi Gerakan Nurani Damai (GND), Ya’-

Qub Ananda Gudban. Politisi dari Partai Hanura itu menegaskan, dibukanya tempat karaoke selama Ramadhan justru akan menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Juga akan menimbulkan kecemburuan bagi pengusaha lainnya. “Jangan salahkan kalau masyarakat menentang Perwali itu,” katanya. Pernyataan berbeda diucapkan juru bicara Pemko Malang, Sapto Santoso. Menurutnya, Pemko Malang melarang tempat hiburan seperti diskotek, bioskop, panti pijat, spa, pub, kafe, dan klub beroperasi selama bulan puasa. “Kecuali spa wanita, pijat tuna netra, dan refleksi,” kata Sapto, Kamis, (12/7). Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Herman Soermarjono, meminta pemerintah tak hanya menutup, tetapi juga memberikan solusi. Pasalnya, jika semua usaha ditutup, banyak pekerja di sektor hiburan dan pariwisata yang menganggur selama bulan puasa. “Mereka juga mencari uang untuk keperluan Lebaran nanti,” katanya. Selama ini, menurut Herman, pemerintah tak memberikan solusi atas penutupan usaha hiburan selama puasa tersebut. Adapun hiburan di dalam hotel, katanya, tetap dilakukan sepanjang tak mengganggu umat muslim yang berpuasa. (kpc/tic)

1307/B17


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.