Banjarmasin Post edisi Sabtu, 18 Februari 2012

Page 6

6 Etalase

Banjarmasin Post SABTU 18 FEBRUARI 2012

Angie 2 Kali Sehari Minta Cerai JAKARTA, BPOST - Perseteruan keluarga pasangan anggota DPR (alm) Adjie Massaid dan Angelina Sondakh (Angie) kian terbuka. Kakak tiri, Adjie, Linda Jalil mengatakan, Angie berkali-kali meminta cerai, beberapa waktu sebelum Adjie meninggal dunia, 5 Februari 2011. Linda menuturkan, Angie pernah menghubunginya dan menyampaikan keinginan bercerai. “Tiap hari dia (Angie) menelepon saya. Dia bilang mau cerai dengan Adjie. Dia bilang sudah tidak sanggup,” ucap Linda kepada pers di Jakarta, Jumat (17/2). Adjie pun, kata Linda, pernah menghubunginya. Saat itu, Adjie menuturkan rumah tangganya sedang dilanda prahara. Hampir setiap hari, setiap hendak tidur dan bangun, Angie menuntut bercerai. Suasana rumah tangga Adjie dan Angie memang benar-benar memanas saat itu. Mereka sering ribut. Na-

mun Linda sering membela Angie. Bahkan, Linda sempat melampiaskan amarahnya kepada Adjie, yang merupakan adik satu ayah beda ibu itu. “Segala keributan antara Angie dan Adjie saya nggak pernah membela Adjie. Justru saya memarahi dia. Saya maki habis dia. Dia hanya diam dan menitikkan air mata,” ucap Linda. Angie melalui sahabatnya, Kahfi Siregar enggan mengomentari pernyataan itu. “Angie tidak tertarik ngomongin soal-soal yang sifatnya pribadi. Tidak etis membicarakan orang yang sudah meninggal. Angie tidak mau mengomentari,” kata Kahfi.

Tas Hermes Informasi serupa dikemukakan pengacara, Elza Syarief. Dia mengaku Adjie pernah bercerita tentang kondisi keluarganya. Saat itu Adjie hendak meredam keinginan cerai Angie melalui pemberian berlian. Akan tetapi, karena uangnya tidak cukup, maka dibelikan tas merek Hermes. Upaya tersebut berhasil. Januari 2011, kurang lebih sebulan sebelum meninggal, Adjie kembali menelepon Elza. Dia mengatakan sudah ada kesepakatan damai dengan Angie. Sayangnya, kesepakatan itu tidak bertahan lam. Angie tetap ingin bercerai. Namun, Adjie sempat menahan karena tidak ingin gagal berumah tangga untuk kali kedua, setelah bercerai dengan Reza Artamevia. Mengapa mereka sering ribut? “Kata Adjie karena masalah uang. Katanya, Angie egois. Belanja hingga Rp 1 miliar, tetapi jarang mikirin anak dia (dari pernikahan dengan Reza,” kata Elza. (tribunnews/ wja)

Sari ‘Borong’ Solar 500 Liter Sambungan hal 1

Kepada penyidik, Sari mengaku wilayah operasinya adalah Banjarbaru dan Tanahlaut. Lima ratus liter solar yang disita polisi itu adalah hasil jerih payahnya selama sehari. “Saya beli dari mereka seharga Rp 7.000-7.200 per liter. Lalu saya jual di Tanahlaut seharga Rp 8.000 per liter,” tegasnya. Sari membantah aksi borong solar itu ditujukan untuk melayani keperluan perusahaan tambang dengan harga solar industri Rp 9.000-10.000 per liter. “Saya jual sendiri,

bukan ke perusahaan tambang,” tegasnya. Kepala Unit Tipiter Satreskrim Ipda Yuli Tetro S mengatakan Sari diduga menjadi pengumpul solar dari sejumlah pelangsir. “Kepada dia, kami kenakan pelanggaran pasal 53 Huruf B Undang Undang Migas dengan ancaman hukuman penjara maksimal empat tahun,” kata Tetro. Meski banyak yang sudah ditangkap, aksi pelangsiran terus terjadi. Bahkan, seorang warga Palangkaraya, Kalteng, M Husni Amri (49) juga melangsir di Banjarmasin. Husni yang sebenarnya bekerja sebagai pengangkut

sayur ini dibekuk polisi di pinggir Jalan A Yani kilometer 6 Banjarmasin, tepatnya depan Kantor Depnakertrans Kalsel. Kepada petugas, Husni mengaku tinggal sementara di Banjarmasin. Dia berdalih baru melangsir sebanyak tiga kali dalam sebulan ini. Praktik itu dilakoni dengan menggunakan mobil pick up bernopol L 300 DA 9264 AZ yang tangkinya telah dimodifikasi hingga mampu menampung solar jauh lebih banyak dari volume tangki standar. Solar itu dijual lagi ke pengecer di Jalan Lingkar Selatan. (lis/ wid)

Nik Siap Mati di Niagara Sambungan hal 1

“Ini merupakan mimpi saya. Saya telah menginginkannya sejak usia enam tahun. Hingga saat ini saya terus mencoba untuk melakukannya. Saya sangat senang telah mendapatkan izin,” ucap Nik. Nik yang telah menggeluti dunia sirkus sejak usia dua tahun itu memang memiliki keahlian berjalan di tali yang dibentangkan. Pada 2008, bapak tiga anak itu pernah melakukan aksi maut dengan berjalan dengan roda di an-

tara dua gedung pencakar langit Newark, New Jersey, AS. Dia pernah masuk Guinness Book of Records karena berjalan dengan roda di jalur kawat terpanjang dan tertinggi di dunia. Meski belum menentukan jadwal aksi tersebut, Nik terus berlatih secara serius berjalan di tali yang dibentangkan di kawasan Bandara Pittsburg. Tiap hari, ketinggian tali dinaikkan. Dia selalu berlatih di kala bandara sedang diselimuti kabut sehingga tali

yang diinjak menjadi basah. “Kondisi ini sama jika saya melintasi Niagara. Saya akan memakai sepatu khusus yang dirancang untuk tali basah,” tegasnya. Pengelola Taman Niagara, Janice Thomson mengatakan izin itu diberikan berdasar keterampilan dan pengalaman Nik. Diharapkan, aksi itu bisa menyedot banyak wisatawan untuk berkunjung. “Aksi itu sangat unik, bahkan hanya akan terjadi selama puluhan tahun,” ucapnya. (kps/dlm)

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES

KOPI PILIHAN - Hadi Lesmono, menghaluskan biji kopi di Graha Kopi, Bintaro, Pondok Jagung, Tangerang, Banten, Kamis (9/2). Bermula dari hobi meminum kopi, Hadi kemudian mengumpulkan aneka biji kopi dari berbagai daerah.

Zainuddin Kabur ke Jakarta Sambungan hal 1

“Kami ini partai Islam sehingga tidak boleh berdusta. Kalau sudah janji sama rakyat, harus dipenuhi. Laksanakan saja paripurna, apa pun hasilnya,” tegasnya. Masukan itu disetujui Zainuddin. Saat itu juga dia menelepon dua Wakil Ketua DPRD Balangan, HM Yusuf dan HM Hatta untuk berkoordinasi mengenai pelaksanaan sidang paripurna yang membahas pembatalan kemenangan pasangan Sefek Effendi-Ansharuddin (SA) dalam Pemilukada 2010. Direncanakan, sidang digelar Rabu pekan depan. Menurut Syaifullah, sidang harus digelar mengingat kondisi Balangan yang mencekam akibat aksi massa. Bahkan, aktivitas DPRD dan Pemkab Balangan terganggu. “Di saat seperti ini, negara harus hadir. Gelar saja sidang paripurna agar situasi Balangan bisa pulih. Hasil itu kan teknis, bertawakal saja kepada Allah. Jangan sampai terjadi

Sambungan hal 1

Sebanyak 15 perguruan tinggi terkemuka di Indonesia mengikuti kompetisi yang berlangsung selama tiga hari tersebut. Tim Unlam meraih emas di kategori Rock Drilling dan Mine Surveying. Untuk perak diperoleh dari kategori Bench Blasting dan BVA. Sedangkan perunggu antara lain dari kategori Rock and Mineral Identification dan Mine Supporting. “Kami sangat bersyukur. Tahun lalu, Unlam di posisi ketiga,” kata Aditya. Menurut mahasiswa semester delapan itu , sebelum

berangkat ke Bandung, mereka melakukan berbagai persiapan dan uji coba. Tak hanya itu, mereka juga menggelar selamatan. “Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua yang sudah membantu dan mendukung, terutama pengelola Prodi Teknik Pertambangan, terutama para dosen dan Ketua Prodi, Nurhakim,” ucapnya. Keceriaan juga diperlihatkan Pembantu Rektor III Unlam, Idianoor Mahyudin. “Rektor (HM Ruslan) mengucapkan terima kasih dan bangga serta menyiapkan penghargaan bagi mahasiswa

Unlam yang berprestasi,” katanya. Apa bentuk penghargaan itu? Idianoor mengungkapkan, setiap peraih emas mendapat Rp 1,5 juta, perak sebesar Rp 1 juta dan perunggu Rp 500 ribu. “Totalnya Rp 7 juta,” ucapnya. Pada kesempatan itu, Idianoor juga mengungkapkan rektorat memberi bonus Rp 10 juta untuk Prodi Biologi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) karena mendapat akreditasi A. Bonus-bonus itu diberikan sebaga upaya memantik semangat guna terus berkarya dan beprestasi. (has)

Tarajia Papadaan Sambungan hal 1

Palui kawa mangariditakan sapeda motor tu. Imbah ditukarakan itu, bininya balajar basapeda motor nang kaya urang jua. Kalanyar kalunyur kasana kamari. Biar kada pati parlu gin tulak jua basapida motor. Sadidikit basapeda motor, sadidikit basapeda motor. Salingkangan dua lingkangan gin basapeda motor jua. Hari itu bininya si Palui basapeda motor pulang. Pas dikiau polisi. Jauh-jauh polisi sudah maniup piluit sambil mangawai. Handak nangapa polisi ni sing kawai-kawai ujar bininya si Palui dalam hati. Singgahai inya. Masih batunggang di sa-

peda motornya, masin gin kada dimatikannya. Kanapa? Handak umpat kamana? ujar bininya Palui.Minta suratsuratnya! ujar polisi. Surat-surat nangapa? Parhuning lawan ribuis! Kada baisi nang itu ai.-Tuh? Andak kasana sapeda motornya.Ai, kada handak manitipakan di sana! Aku handak kapasar!Ini rajia! Kalu macam itu batakun ai! Boleh haja! Barapa garang harganya rajia itu?!Heh! Manghina polisikah? Polisi handak sarik. Kahada, aku ini batakun babujuran, barapa garang harganya rajia itu?! Malihat bininya si Palui pina sarius, polisi tu tadi hanyar paham nang urang ngini dasar kada tahu arti rajia.

Malam tadi, ‘penyanderaan’ 10 legislator Balangan berakhir setelah terjadi kesepakatan antara mereka dan kubu Syafa. Bebasnya legislator juga diikuti berakhirnya ‘pendudukan’ massa di gedung DPRD Balangan. Menyinggung aksi pendukungnya Syarifuddin mengaku ikut prihatin. “Tapi ini bukan kemauan saya. Ini kemauan massa yang minta segera digelar sidang paripurna. Hanya gara-gara satu orang (Zainuddin) yang lain kena imbasnya. Kami tidak akan mundur sebelum paripurna digelar,” tegasnya. Kapolres Balangan AKBP M Yudha Setyabudi menegaskan polisi tidak memiliki kewenangan melakukan negosiasi untuk membebaskan para legislator itu. “Kami hanya melakukan pengamanan massa. Yang lain bukan wewenang kami. Untuk pengamanan, akan ada tambahan dari Brimob Polda,” katanya. Berdasar pantauan koran

ini, kondisi Ibu Kota Balangan, Paringin mulai normal. Sejumlah toko di Pasar Paringin sudah mulai buka. “Kami melihat situasi sudah mulai normal makanya berani lagi berjualan,” kata seorang pedagang kelontong, Inas. Asisten Bidang Hukum dan Pemerintahan Pemprov Kalsel, Isra Ismail mengatakan, pemprov terus memantau kondisi Balangan. “Kami mengharapkan semua pihak ikut menjaga agar Balangan tetap kondusif, sehingga roda pemerintahan tetap berjalan. Pelayanan kepada masyarakat pun tidak terganggu. Kalau suasana tidak kondusif bagaimana bisa melayani masyarakat,” katanya. Isra juga mengatakan, sebagai warga di negara hukum, apabila ada keberatan dan pendapat berbeda sebaiknya diselesaikan melalui jalur hukum. “Agar masyarakat tidak dikorbankan dan roda pemerintahan tetap berjalan,” katanya. (arl/ais/has)

periode 1999-2004 ini. Meski dalam kondisi tertekan, Hatta mengaku tidak menyalahkan siapa pun termasuk 14 anggota DPRD dan Ketua DPRD Zainuddin yang tidak ngantor saat massa ‘menyerbu’. “Ini risiko pekerjaan jadi harus kami terima, asal yang dikerjakan sesuai peraturan,” katanya. Seperti Zainal, dia juga meminta keluarga tidak khawatir. “Itu membuat mereka tenang. Soal makan, saya juga katakan seperti di rumah. Pagi, siang dan malam tetap makan,” ucap Hatta. Informasi yang diperoleh BPost, keperluan makan dan kebutuhan sehari-hari anggota DPRD yang ‘menginap’ di kantor dilayani oleh anggota

Polres Balangan, Aiptu Iqbal. Baik makanan, sikat dan pasta gigi (odol) maupun rokok, disediakannya. Namun, anggota DPRD itu kesulitan mendapatkan air bersih untuk mandi karena yang mengetahui cara penggunaan pompa air adalah staf sekretariat DPRD. Hatta mengaku sudah beberapa kali bernegosiasi agar diizinkan pulang, namun selalu gagal. Pasalnya, massa tetap bersikukuh segera digelar sidang paripurna. Bila anggota DPRD tidur di ruang pertemuan, massa memilih tidur di depan pintu masuk DPRD dan Kejari Paringin yang letaknya bersebelahan dengan DPRD. Mereka tidur beralaskan benda seadanya. (arl)

Odol Pun dari Polisi Sambungan hal 1

Unlam Berjaya di Bandung

kemudaratan,” ujarnya. Mengenai alasan kaburnya Zainuddin sehingga massa yang kecewa menduduki gedung DPRD bahkan menyandera dua wakil ketua dan delapan legislator Balangan, Syaifullah mengatakan karena rasa bimbang. “Takut di-recall oleh partai kalau paripurna digelar dan hasilnya salah. Saya bilang, yang lebih tahu situasi kan DPC setempat bukan DPW (dewan pimpinan wilayah). Lagipula kalau tidak dilaksanakan, dikhawatirkan berpengaruh pada citra PPP di Balangan yang sudah bagus,” ujarnya. Saat ini Zainuddin masih di Jakarta? “Saya sudah beri masukan agar segera pulang ke Balangan dan menyiapkan segala sesuatunya demi masyarakat Balangan,” tegas mantan sekretaris DPW PPP Kalsel ini. Sayang, hingga malam tadi, Zainuddin belum bisa dihubungi karena handphonenya tidak aktif.

Namun, meski ‘disandera’, para legislator bisa merasa agak tenang karena banyak polisi yang menemani menginap, termasuk Kapolres Balangan AKBP M Yudha Setyabudi. Anggota DPRD Balangan memang dalam kondisi tertekan. Mereka tidak bisa memenuhi permintaan massa agar menggelar sidang paripurna karena sang ketua Zainuddin ‘menghilang’ tanpa mendelegasikan kepada wakil ketua agar memimpin sidang. “Kami tidak mau ambil resiko, lebih baik ‘menginap’ saja daripada memaksa keluar,” kata seorang anggota DPRD, Zainal, Jumat (17/2). Pada Kamis (16/2)

malam, sepuluh legislator itu berkumpul dan tidur di dalam ruang pertemuan. “Saya tidur di kursi. Saya tidak tahu mereka tidur pukul berapa. Saya lebih dulu tidur karena lelah dan mengantuk,” katanya. Bagi Zainal, tidur di mana pun tidak masalah. Dia lebih mengkhawatirkan kondisi keluarga. “Kami berkomunikasi lewat handphone agar menjaga diri. Saya selalu mengatakan keadaan di sini ( DPRD) baik-baik saja sehingga mereka tidak terlalu khawatir,” ucap Zainal. Berbeda dengan Zainal, HM Hatta memilih tidur di karpet. “Kalau sudah kelelahan tidur di mana pun bisa kan,” kata Ketua DPRD Balangan

Machicha Menangis Bahagia Kami ini ditugaskan komandan mamariksai kandaraan nang lalu disini. Siapa nang langkap surat-suratnya kami suruh lalu haja. Tapi amun kada langkap, kami tahan. Ini rajia ngarannya. Kada kawakah rajia itu diganti haja lawan duit? Kadada istilah ngitu! Ayu ai mun kaya itu! Tapaksa ai bininya si Palui bulik bajalan. Eh, hadang dahulu! Siapa ngaran nang ampun sapeda motor ini! Lakiku! Ngarannya?! Si Palui! Polisi tadi takajut mandangar. Inya kada tahu nang mambawa sapeda motor itu bininya si Palui.Bah! Babini anum pulanglah si Palui ujar polisi tu nang kada lain pada Surawin. Tarajia papadaan am sakali ini. (bpt)

Sambungan hal 1

Anak-anak punya hak untuk mendapatkan pengakuan dari ayah biologisnya. Kalau Iqbal mau sekolah, ini kan penting sekali,” ucap Machica kepada pers di Jakarta, Jumat (17/2). Pelantun Mabuk dan Judi itu mengaku sangat bersyukur dan mengucapkan terimakasih atas putusan MK ini. Pasalnya, semua hal terkait status anaknya menjadi jelas. “Saya mengapresiasi keputusan ini. Beban yang mengganjal sudah hilang,” kata Machicha yang selanjutnya akan menemui keluarga Moerdiono untuk membicarakan masalah tersebut. Machicha menikah siri dengan Moerdiono pada 20 Desember 1993. Meski dianuge-

rahi seorang anak, pernikahan itu tidak berlangsung lama, berakhir 1998. Pada Juli 2008, keluarga besar Moerdiono mengadakan jumpa pers, yang menyatakan tidak mengakui Iqbal sebagai anak Moerdiono. Pada 2010, Machicha berjuang lewat MK untuk mendapatkan pengakuan tentang status hukum Iqbal. Berdasar putusan MK, maka Pasal 43 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1974 diubah menjadi: Anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah,

termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya. Majelis hakim MK menilai ‘bunyi’ lama Pasal 43 yang menyatakan anak di luar pernikahan hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibu dan keluarga ibu, bertentangan dengan Undang Undang Dasar 1945. Mengenai pemastian hubungan keperdataan dengan ayah, Mahfud menegaskan harus didasarkan pembuktian teknologi. “Sepanjang dimaknai menghilangkan hubungan perdata dengan laki-laki yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai ayahnya,” ujarnya. Menanggapi putusan MK,

ahli pidana Islam, Nurul Irfan menilai bukan sebagai pelegalan zina, tetapi membela kepentingan hak anak. Dia mengatakan putusan MK merupakan hukum negara. “Kalau nasab dan hubungan kekeluargaan itu urusan keagamaan, kepercayaan masing-masing, bukan urusan negara,” kata dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Jika dilihat dalam kacamata Islam, menurut Nurul, putusan itu adalah ijtihad MK. Putusan itu tidak menganut aliran mazab fikih mana pun. “Saya percaya, Pak Mahfud selaku Ketua MK orang yang pandai, juga dalam penguasaan ilmu Islam. Jadi ini adalah ijtihad MK,” tegasnya. (kps/ tribunnews/dtn)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.