Banjarmasin Post Edisi cetak Sabtu 11 Februari 2012

Page 30

30 Bumi Antasari

Banjarmasin Post

SABTU 11 FEBRUARI 2012

Giliran Ashuri Susul Darmojio PELAIHARI, BPOST - Satu lagi pengurus KUD Tani Membangun (TM), Pelaihari, Tanahlaut ditetapkan sebagai tersangka, Ashuri. Yang bersangkutan juga telah ditahan. “Mulai Kamis (9/2) malam, Ashuri kami tahan setelah menjalani pemeriksaan maraton,” ucap Kasat Reskrim Polres Tanahlaut, Choiruddin Wachid, Jumat (10/2). Didampingi Kaur Bin Ops Iptu Wahyu Norman, Choiruddin menuturkan, Ashuri turut bertanggung jawab atas ketidakberesan pelaksanaan program penggemukan sapi bantuan Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2003/ 2004 silam. Bersama mantan Ketua KUD TM Darmojio periode 2003-2006, Ashuri kini menempati sel di Mapolres Tala. Ashuri menjalani pemeriksaan secara maraton sejak pukul 10.00 Wita, Kamis kemarin, sebagai saksi. Pemeriksaan berakhir pukul 22.00 Wita. Penyidik Tipikor Satreskrim Polres Tala kemudian menetapkannya sebagai tersangka dan langsung melakukan penahanan. Plt Ketua KUD TM periode 2006-2011 itu pun pasrah. Norman menambahkan, ada sejumlah keganjilan pada masa kepengurusan Ashuri. Di antaranya selisih jumlah sapi KUD periode 2006-2011 yang tidak dapat dijelaskan baik oleh pengurus baru maupun oleh kelompok tani senilai Rp 386.540.194. Tercatat saldo per maret 2006 sebanyak 423 ekor sapi (berdasarkan inventarisasi oleh pengurus lama KUD).

Berdasarkan klarifikasi dan konfirmasi pada kelompok tani terdapat saldo sapi sebanyak 200 ekor. Seharusnya terdapat penerimaan penjualan sapi sebanyak 223 ekor sapi (423-200). Namun jumlah penerimaan atas penjualan sapi yang tercatat dalam buku kas hanya 97 ekor. Ini artinya terdapat selisih 126 ekor sapi senilai Rp 386.540.194. “Atas penyalahgunaan, penyelewengan dan pendistribusian serta penjualan sapi yang dilakukan oleh Pengurus KUD 2006-20011 sampai sekarang mengakibatkan kerugian keuangan negara senilai Rp 386.540.194,” beber Norman. Total kerugian negara dalam kasus itu, termasuk kerugian oleh kepengurusan lama

sebesar Rp 728.711.685. Jumlah sapi yang disalurkan Kementerian Koperasi dan UKM 2004 silam 500 ekor. Sapinya jenis impor (brahman cross). Dengan pertimbangan sulit dipelihara, pengurus lama (Darmojio) menjual seluruh sapi berbadan besar itu dan dibelikan sapi lokal (Bali). Uang hasil penjualan sapi brahman cross itu sebenarnya bisa untuk membeli 540 ekor sapi Bali. Namun karena harus ada uang yang disimpan di bank untuk keperluan administratif, sapi Bali yang dibeli 490 ekor dan langsung didistribusikan kepada anggota. Sementara itu Ashuri mengatakan, jumlah sapi Bali yang diterima pengurus baru hanya 300 ekor. “Pada 2007 ada serangan penyakit jembrana, 30 ekor mati terutama anakannya. Tahun itu juga KUD TM melepas 23 ekor sapi untuk kurban Iduladha,” ucapnya saat itu. (roy) BANJARMASIN POST GROUP/DONNY SOPHANDI

BEBAS SAMPAH - Seorang pengendara sepeda motor melintas di papan pengumuman zona bebas sampah yang dipasang Pemkab Banjar beberapa hari lalu. Tanda larangan membuang sampah itu dipasang di Jalan A Yani sepanjang Kota Martapura.

Dijual Murah AKIBAT sulitnya memelihara sapi brahman cross, beberapa di antaranya mati. Penuturan Darmojio saat sapi impor itu diterima Februari 2004, tujuh ekor langsung mati. Tiga bulan berselang mati lagi 21 ekor. Usia sapi dua tahun senilai Rp 5-6 juta. Memeliharanya sulit. Sapi ini tidak mau makan rumput, hanya mau makan konsentrat yang dibeli dari Probolinggo. Beberapa di antaranya terpaksa dijual untuk membeli konsentrat. Namun pertumbuhannya tetap tak normal, tubuh kian kurus dan sebagian saki-sakitan. Untuk menghindari risiko kerugian yang lebih besar, pada 2005 pengurus koperasi menjualnya. Menjualnya pun sulit, harganya bervariasi sesuai kondisi sapi. Ada yang laku Rp 2 juta, Rp 2,5 juta dan Rp 5 juta. Penjualan itu telah dilaporkan dan disetujui instansi teknis pemerintah. (roy)

Pencuri Karet Tak Berkutik BATULICIN, BPOST - Para petani karet di Blok A Desa Sari Mulia Kecamatan Sungai Loban, Tanahbumbu benarbenar dibikin pusing lantaran tempat penampungan sadapan karet di pohon mereka selalu kosong. Mereka pun curiga ada pencuri yang menjamah tempat penyadapan itu. Apalagi, pohon karet mereka sedang berada pada usia produktif. Sidik punya sidik, kecurigaan warga tersebut ternyata ada benarnya. Warga yang sudah gusar melakukan pengintaian dibantu anggota Polsek Sungailoban. Jumat (10/2) sekitar pukul 01.00 Wita, warga melihat gerak gerik mencurigakan di sekitar perkebunan karet mereka. Saat itu warga tak ingin

gegabah menyergapnya. Setelah benar-benar yakin bahwa orang itu adalah pencuri karet, mereka langsung menyergapnya. Penyergapan itu membuat dua pencuri itu kaget. Keduanya langsung ambil langkah seribu menghindari kejaran warga dan polisi. Untungnya warga dan petugas lebih sigap dan berhasil mengamankan seorang pelaku yang diketahui bernama Amrullah (22) warga Kecamatan Karangbintang. Satu rekannya yang diketahui bernama Sandi Gunawan (19) warga Kecamatan Karangbintang berhasil kabur dengan sepeda motornya. Meskipun sempat kabur, Sandi berhasil dibekuk pukul

07.00 Wita di kawasan Blok A Kecamatan Sungailoban. Dari pengakuan kedua pelaku mereka baru dua kali melakukan aksi pencurian karet milik warga tersebut. Aksi itu mereka lakukan dinihari sebelum petani mengambil getah karet. Kapolsek Sungailoban AKP Syaiful Bob mengaku telah mengamankan dua pelaku dengan barang bukti sekitar 25 kilogram getah karet, plus dua unit sepeda motor yang digunakan kedua pelaku. “Warga memang sangat resah dengan aksi pencurian getah karet tersebut. Dengan diamankannya dua pelaku ini setidaknya bisa membuat warga sedikit tenang,” ujarnya. (wnd)

“Ternyata BPK dari Banjarmasin” PELAIHARI, BPOST - Setelah sempat sepi, pemintaminta atau pemohon sumbangan sukarela kembali marak beroperasi di Tanahlaut. Bahkan belakangan ini petugas BPK (Barisan Pemadan Kebakaran) dari luar daerah turut beroperasi ke daerah kaya tambang ini. Beberapa warga menuturkan, petugas BPK dari Kota Banjarmasin itu door to door hingga ke kompleks-kompleks perumahan. Di antaranya ke kompleks perumahan di wilayah Desa Atuatu Kecamatan Pelaihari. “Jumlahnya empat orang, semua mengenakan kaus lengan panjang yang di punggungnya bertuliskan petugas BPK Banjarmasin,” ucap Nana, warga Atuatu. Ibu rumah tangga itu menceritakan, petugas BPK itu tiba-tiba telah berdiri di depan teras rumahnya sembari menyodorkan kotak sumbangan. Tanpa pikir panjang ia langsung memberikan uang Rp 5.000 pada petugas BPK tersebut. “Saya kira BPK Pelaihari. Pas orangnya balik kanan, saya lihat tulisan di punggungnya, ternyata BPK dari Banjarmasin. Kok sampai bepintaan ke Tala ya mereka,” ucapnya. Beberapa warga lainnya

berharap instansi berwenang meningkatkan penertiban terhadap orang-orang yang kerap datang ke rumah-rumah penduduk bepintaan. “Soalnya kadang terasa mengganggu juga. Tak diberi kadang marah-marah,” kata Agus. Apalagi terhadap pengumpulan sumbangan yang menggunakan label tertentu, seperti petugas BPK, harus didata lebih dulu. “Kan bisa jadi itu bukan petugas BPK sungguhan,” tandasnya.

deri kaget saat dikonfirmasi tentang petugas BPK Banjarmasin yang bepintaan ke Tala itu. “Harusnya mereka lapor dulu, minta izin dulu. Setidaknya minta izin ke Bagian Kesra atau langsung pada kami,” katanya. Pejabat eselon II di Bumi Tuntung Pandang ini mengatakan, pengumpulan sumbangan kepada masyarakat mengatasnamakan organisasi atau lembaga tertentu mesti mendapat izin dari pemerintah daerah. (roy)

Lintas Pesisir

Syamsul Siapkan Retribusi Walet KOTABARU, BPOST - Menjamurnya bangunan rumah walet tidak terkecuali di wilayah perkotaan yang lokasinya berdekatan dengan permukiman warga, membuat Pemkab Kotabaru turun tangan. Pasalnya, bangunan tersebut tidak memberikan masukan bagi daerah, lantaran tidak adanya legalitas yang dijadikan dasar hukum untuk menarik retribusi. Jika pengolaan sarang walet tanpa izin itu dipungut, maka termasuk pungutan liar (Pungli). Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kotabaru, Gusti Syamsul Bahri dalam waktu dekat akan membahasnya dengan instansi terkait, di antaranya Dinas Peternakan. Mereka akan membahas aturan penarikan retribusi pengelolaan sarang walet sekaligus tindak lanjut perubahan surat keputusan (SK) instansi yang me-

» BONGKAR PASANG ALAT BERAT » JASA ANGKUTAN SEGALA JENIS ALAT BERAT » JASA ANGKUTAN SEGALA JENIS KONTRUKSI » JASA ANGKUTAN SEGALA JENIS BARANG DAN MESIN » MELAYANI BONGKAR MUAT SEGALA JENIS BARANG (PBM) » MELAYANI PROJECT ANGKUTAN DOOR TO DOOR » MELAYANI ANGKUTAN BORONGAN (KONTRAK) » EMKL » EKSPOR / IMPOR » FORWARDING / CONTAINER

» PENYEWAAN CRANE » DEPO CONTAINER

MELAYANI TEMPAT PARKIR ALAT BERAT, MOBIL DLL 1102/B30

Kepala Satpol PP Tala H Dahniel Kifli mengaku juga sempat mendengar desas-desus adanya petugas BPK Banjarmasin yang bepintaan di Pelaihari. “Tapi tak ada laporan dari warga,” ucapnya. Kendati begitu pihaknya juga melakukan pemantauan. “Warga kami harapkan melapor jika melihat lagi. Nanti mereka akan cek identitas dan surat izinnya,” ucap Dahniel. Terpisah Kepala Badan Kesbang Linmas Tala HM Sa-

nangangi tentang pengelolaan rumah walet. “Kalau ada izin, kita bisa mudah mengambil pungutan. Karena penarikan pungutan itu, termasuk salah satu pajak. Tapi kalau tidak ada dasarnya kita tidak berani,” katanya. Sebelum penarikan dilakukan, pihaknya terlebih dulu memanggil pengelola sarang walet yang beroperasi di wilayah perkotaan sekadar menyosialisasikan rencana akan adanya penarikan retribusi. Syamsul menambahkan, rentribusi yang ditarik dari masing-masing pengelola rumah walet hanya beberapa persen dari penghasilan atau hasil produksi diperoleh pengelola. Penarikan dilakukan setahun sekali. “Selain penarikan retribusi, upaya kita ini sekaligus melakukan inventarisasi rumah walet di daerah ini,” ujar Syamsul. (sah)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.