Banjarmasin Post edisi Jumat, 6 Januari 2012

Page 27

27 Banjar Satelit

Banjarmasin Post JUMAT 6 JANUARI 2012

Rampok Bawa Sandal Jepit Emy ■ Giliran Brankas Fakultas Kehutanan Dibobol BANJARBARU, BPOST - Pembobolan brankas di Kalsel makin merajalela. Belum lagi terungkap pembobolan brankas di Balai Penelitian Pengembangan Kehutanan (BPPK), kini giliran brankas di Fakultas Kehutanan Unlam yang dibobol. Kasus ini kali kedua terjadi di Fakultas Kehutanan sejak 2009. Sedangkan di Kalsel ini merupakan kasus pembobolan brankas yang ke 13 sepanjang 2011 dan 2012. Pembobolan brankas tersebut pertama kali diketahui oleh petugas juru kunci dan cleaning service, Samsul Bahri, saat ia membuka sat per satu pintu ruangan sekitar pukul 06.30 Wita. Pertama kali, Syamsul membuka kunci pintu ruangan yang di dalamnya terdapat ruang Dekan, Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II dan Pembantu Dekan III. Namun, belum lagi membuka pintu, Samsul heran karena melihat jendela ruang menuju ke ruang dekan dan pembantu dekan terbuka. Samsul pun kian heran, ketika menyaksikan jendela ruang Subag Keuangan dan Kepegawaian juga terbuka. Dia pun melaporkan ke seorang

dosen pengajar, Syifa, yang kemudian melaporkan ke Dekan Fakultas Kehutanan, Sunardi. Setelah dekan datang, barulah Samsul berani membuka pintu masuk ke ruang dekan. Ternyata ruang dekan dan pembantu dekan juga terbuka. Pintu ruang dekan dan pembantu dekan I dan III dirusak pelaku. Namun hanya ruang dekan dan pembantu dekan I yang berhasil dibuka sedangkan ruang pembantu dekan I tidak berhasil. Pelaku juga masuk ruang Pembantu dekan II dengan melepas kaca jendela. Kekagetan tak hanya disitu, Samsul ketika membuka ruang Subag Keuangan dan Kepegawaian. Di ruang tersebut ia menyaksikan satu unit brankas di ruang tersebut terlihat dalam posisi jungkir balik. Satu brankas, berhasil dibongkar pelaku. Di dalam brankas itu, pelaku menda-

Uang Lauk Pauk PEMBOBOLAN yang terjadi merupakan kali kedua di Fakultas Kehutanan. Menurut Pembantu Dekan III, Faisal Mahdie, sebelumnya, pada 2009, juga terjadi pembongkaran tiga brankas di kampus setempat. Saat itu, ada sekitar Rp 40 juta dana yang hilang karena saat itu gaji masuk ke kas. Kali ini, jelas dia, pelaku membongkar dua unit brankas di ruang subag keuangan dan kepegawaian. Di dalam brankas tersebut terdapat uang Rp 3 juta. “Uang tersebut adalah sisa uang lauk pauk atau uang makan beberapa dosen dan pegawai yang belum mengambil. Totalnya Rp 3 juta,” ujar dia. (wid)

patkan uang sebesar Rp 3 juta. “Setelah Dekan datang, barulah saya buka pintu dekan ternyata pintu sudah rusak. Demikian pula di ruang kepegawaian, di dalamnya brankas juga dirusak. Saya tidak tahu berapa uang di dalamnya yang hilang,” ungkap dia, Kamis (5/1). Pembobolan ini ternyata membuat Pembantu Dekan II, Emy Winarni, kaget. Pasalnya, pelaku masuk ke ruangannya dengan melepas kaca jendela ruangannya, namun tidak ada barang yang hilang di ruangannya. “Hanya, ada sandal pencuri yang ketinggalan. Sandal jepit warna biru. Namun pelaku malah bawa sandal jepit saya,” katanya. Kapolres Banjarbaru, AKBP Budi Santoso, menyatakan, kemungkinan pelaku masuk dan membongkar satu dari dua brankas di kampus pencetak rimbawan tersebut. “Sementara kerugiannya sebesar Rp 3 juta. Saat ini, kita masih lakukan penyelidikan kasus pembobolan brankas ini,” katanya. Ditanya apakah ada kaitan dengan kejadian pembobolan brankas di BPPK, ia belum bisa memastikan. Anggota Polres Banjarbaru dan Polda Kalsel sedang melakukan olah TKP. “Kita belum tahu apakah ada kaitannya dengan kasus pembobolan brankas di BPPK. Ini kejadian kedua, anggota kita masih melakukan penyelidikan,” terang dia. Sementara, Pjs Kabid Humas Polda Kalsel, AKBP Aby Nursetyanto, menyatakan, Polda Kalsel sangat memandang serius akan kejadian itu. “Kita akan melakukan penyelidikan berangkat dari olah tkp. Insya Alah bisa kita ungkap segera,” tegasnya. (wid/kur)

Kronologi

GRAFIS/IVANOVFOTO/DONNY SOPHANDI

Pembobolan Brankas di Kalsel Waktu Kejadian 21 April 2011 5 Juni 2011 25 Juni 2011 24 Juli 2011 27 Agustus 2011 15 September 2011 17 September 2011 16 September 2011 27 September 2011 11 Oktober 2011 20 November 2011 23 November 2011 27 Desember 2011 5 Januari 2012

Median Rp 240 Juta Tidak Selesai BANJARBARU, BPOST - Proyek pembangunan median Jalan A Yani km 33 dari perempatan RO Ulin hingga jembataan kembar dan median dari Bundaran Simpang Empat hingga Kilometer 37 tak kunjung selesai. Meski 2011 berakhir, proyek yang menelan total dana sebesar Rp 240 juta ini, tak ada tanda-tanda selesai. Proses pembangunan satu paket media jalan ini memang berlangsung lamban. Pekerjaan terlihat digenjot hanya ketika mendekati di penghujung 2011 pelaksana proyek bekerja siang dan malam untuk menuntaskan proyek pembangunan median. Namun, pekerjaan terlihat dilaksanakan sembarangan sehingga pelaksanaan pembangunan median terlihat tidak rapi. Hingga kemarin, pekerjaan belum tuntas. Kabag Pembangunan Pemko Banjarbaru, Fahrudin, mengatakan, hingga akhir 2011 hanya ada dua proyek yang dilaporkan tidak selesai. Di antaranya pembangunan median jalan di kilometer 37 dan kilometer 33.

Nilainya, ia tidak ingat persis jumlahnya sekitar Rp 200 juta. Proyek tersebut, sepengatahuannya oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang (Disbertarung) diputus kontrak. Pelaksana, selanjutnya dibayar sesuai dengan besaran volume pekerjaan yang sudah dikerjakannya. Fahrudin mengatakan, proyek tersebut bersumber dari dana APBD murni. Namun, dalam pelaksanaan lelangnya cukup lamban karena lelangnya dua kali mengalami kegagalan. Penyebabnya, tidak ada yang daftar ikut lelang. Terkait dengan kelanjutan proyek tersebut, ia sudah menyampaikan Kepala Disbertarung untuk menganggarkan kembali kelanjutan proyek tersebut dalam pelaksanaan proyek 2012 ini. Kepala Disbertarung Kota Banjarbaru, Sanusi Enani membenarkan pembangunan median jalan dari bundaran simpang empat sampai batas kota kilomter 37 serta paket proyek median dari lampu merah kilometer 33 hingga jembatan

BANJARMASIN POST GROUP/HARI WIDODO

TAK SELESAI - Median jalan di Jalan A Yani km 33, Banjarbaru yang tidak selesai sampai pergantian tahun anggaran.

kembar tidak selesai. Pihaknya, sudah memutus kontrak perusahaan rekanaan pelaksana median dan memblack list perusahaan tersebut. Semestinya, perusahaan rekanan telah menyelesaikan poyek 22 Desember 2012. Namun, hingga batas waktu akhir tidak kunjung selesai bahkan adendum penambahan waktu pelaksana juga tidak bisa menyelesaikannya.

❍ Pukul 06.30 Wita Samsul, hendak membuka seluruh ruangan di gedung kampus Kehutanan Unlam ❍ Saat hendak membuka pintu, Samsul heran menyaksikan jendela di ruang dekan terbuka. Dia pun, menuju ruang Subag Keuangan. Disaksikannya, jendela terbuka ❍ Samsul yang curiga menceritakan ini kepada Petugas kebersihan lainnya Joko dan melaporkannya ke Dosen pengajar Syifa yang kemudian menelepon Dekan ❍ Samsul membuka pintu dekan setelah menyaksikan Dekan tiba di kampus. Disaksikannya, ruang dekan dan pembantu dekan dimasuki pelaku kecuali ruang Pembantu Dekan III, Faisal Mahdie yang gagal dibuka oleh pelaku ❍ Samsul kemudian membuka ruang Subag Keuangan dan Kepegawaian. Didalamnya, Samsul melihat brankas sudah berantakan ❍ Peristiswa pembobolan brankas dilaporkan Dekan ke Polres Banjarbaru. Sekitar pukul 09.00 Wita, petugas tim identifikasi Polres Banjarbaru melakukan olah TKP. Disusul tim iden dari polda

Pihaknya membayarkan nilai fisik pekerjaan sebesar 72 persen yang sudah dikerjakan oleh rekanan. Dari nilai proyek sebesar Rp 240 juta dibayarkan 72 persennya saja serta dipotong dana jaminan perusahaan sebesar Rp 20 juta ditarik. Untuk kelanjutan proyek tersebut, sisa dana dari proyek tersebut dilanjutkan 2012, namun oleh perusahaan lain. (wid)

Tempat

Keterangan

Disdik Tanahlaut Disdik HSS Kantor Pos Paringin Dispenda Tanahbumbu Diskes Balangan BPR Alabio, HSU Disbuntan Banjar Kemenag HST SMKN 1 Batulicin SMKN 1 Barabai Dispenda Balangan Disdik Tabalong BPPK Banjarbaru Fakultas Kehutanan

Belum Terungkap Belum Terungkap Belum Terungkap Belum Terungkap Belum Terungkap Belum Terungkap Belum Terungkap Belum Terungkap Belum Terungkap Belum Terungkap Belum Terungkap Belum Terungkap Belum Terungkap Belum Terungkap Sumber : Data Banjarmasin Post Group

Dewan Sentil Kebijakan Ogi BANJARBARU, BPOST - Kebijakan Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru mengizinkan pedagang kaki lima (PKL) beraktivitas di taman Tugu Selamat Datang (TSD) Landasanulin tidak didukung DPRD Banjarbaru. Sebaliknya, DPRD Banjarbaru meminta agar Peraturan Daerah (Perda) maupun SK wali kota yang melarang kawasan tersebut dijadikan tempat berjualan bagi PKL TSD diberlakukan. Kalaupun, wakil wali kota mengizinkan maka harus ada batas waktu bagi pedagang untuk berjualan di tempat tersebut. DPRD Banjarbaru juga menuding gagalnya penertiban dilakukan Pemko Banjarbaru tiga hari lalu memperlihatkan koordinasi yang dilakukan Pemko Banjarbaru sebelum penertiban sangat lemah. Buktinya, ketika tim penertiban berangkat baik Satpol PP melibatkan Polisi maupun TNI turun ke lokasi untuk melaksanakan SK Walikota Banjarbaru No 364/2011 namun ternyata tim kembali karena ada kebijakan lain dari Wakil Wali Kota, Ogi Fajar

Nuzuli. “Itu menandakan koordinasi Pemko dalam pelaksanaan Perda maupun SK Walikota tersebut tidak benar-benar maksimal dilaksanakan. Mestinya, ketika sampai di sana semuanya sudah langsung dijalankan tidak lagi ada kebijakan baru saat penertiban akan dilaksanakan,” ujar Wakil Ketua DPRD Banjarbaru, Joko Triono, Rabu (4/1). Terkait dengan perda No 15/2001 tentang kebersihan dan ketertiban umum maupun SK Walikota No 364/2011 yang terlanjut terbit, Joko menegaskan, bagaimanapun peraturan daerah harus tetap di hormati harus tetap dijalankan. Menurut dia, kalaupun sekarang ada kebijakan dari wakil wali kota yang membolehkan pedagang berjualan, ia meminta agar ada batas waktu yang jelas pedagang boleh berjualan di lokasi tersebut. “Apakah dua minggu, satu bulan, dua bulan atau tiga bulan harus secara jelas disebutkan soal batas waktu pedagang boleh berjualan di sana,” katanya.

Dia berharap, terkait dengan kebijakan membolehkan pedagang berjualan pemko harus bergerak cepat melakukan negosiasi untuk mendapatkan tempat bagi pedagang Patung TSD berjualan di lokasi lahan PT Angkasa Pura. Kalau memang, hendak membela kepentingan rakyat kecil Pemko harus secepatnya bekerja keras memediasi pedagan untuk mendapatkan ijin dari PT Angkasa Pura. Dia meminta agar, Pemko mencari lokasi lain milik PT Angkasa Pura disekitar bandara. Contohnya, di sebelah timur rumah makan Subur. Dia yakin, di tempat tersebut pedagang bisa berjualan. Terkait hal itu, Wali Kota Banjarbaru, Ruzaidin Noor, tidak mempermasalahkan pembatalan penertiban tersebut. Setelah dipelajari, memang ada asfek kemanusiaan yang harus diperhatikan di sana. “Pertimbangan kita seperti itu aspek kemanusiaan sehingga setelah dirapatkan kembali kita membolehkan pedagang untuk sementara berjualan menunggu proses izin dari PT Angkasa Pura,” ucap dia. (wid)

0601/B27


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.