Banjarmasin Post edisi Jumat, 21 Oktober 2011

Page 15

Finansia 15

Banjarmasin Post JUMAT 21 OKTOBER 2011

Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (BEI)

IHSG 3.622,776 4.177,846

Selasa (02/08) Kamis (20/10) -15,595 Poin -62,530 (-0,37%) (-1,70%)

%

LQ 45 740,636 641,276

Poin

-12,739 -1,866

%

(-0,25%) (-1,94%)

Frekuensi Transaksi Volume Transaksi Nilai Transaksi

156.613 106.775 kali 8,491 4,12 miliar miliarlbr lbr Rp Rp 6,568 3,35 triliun Triliun

Top Gainer Schering Plough Goodyear (GDYR)(SCPI) Rp 5.500 35.500 500 keke RpRp 9.900 Century Textile(MBAI) (CNTX) Multibreeder 1.150 5.750 Rp 300 keke RpRp 14.800 MultiMarga Breeder (MBAI) Jasa (JSMR) Rp 150 keke RpRp 3.825 1.050 31.500 BFI Finance(LMSH) (BFIN) Lionmesh Rp 100 keke RpRp 6.050 1.000 6.200

Top Looser Delta Jakarta (DLTA) (ITMG) Indo Tambangraya Rp Rp3.000 1.650kekeRp Rp124.500 40.600

Astra Internasional (ASII) United Tractor (UNTR) Rp1.050 1.500kekeRpRp 67.800 Rp 26.500 Century Textile (CNTX) Rp 1.100 ke Rp 6.000 Rp 800 ke Rp 15.600 Sepatu Bata (BATA) Samudera Indonesia (SMDR) Rp 1.000 ke Rp 55.000 Mayora (MYOR)

Bursa Regional Shanghai

2.679,26 2.331,37 Hang Seng

17.983,10 22.421,46 Nikkei 225 Nikkei-225

8.682,15 9.844,59 Straits Times

3.176,82 2.694,98

03 Agustus 21 Oktober 2011

Poin %

-24,52 -46,15 (-0,91%) (-1,94%)

Poin %

-326,12 -241,91 (-1,78%) (-1,07%)

11,628 12.133 12.211 12.086

Poin %

-90,39 -120,42 (-1,03%) (-1,21%)

11,359 109.83 115.73 114.53

Poin %

-25,23 -38,45 (-0,93%) (-1,20%)

8.884 8.502

8,761 8.796

13.732 13.872 14.002 13.860 7.074 7.012

6.998 6.938 8.840 8.460

Energi Jadi Pilihan Investasi Imbas Positif dari Investasi Industri Pengolahan Luar Jawa Makin Banyak Diminati JAKARTA - Sektor energi dan industri pengolahan bakal menjadi pilihan investasi ke depan di Indonesia. Hal ini seiring dengan kebijakan pemerintah yang melarang ekspor row materials atau bahan mentah mulai tahun 2014 mendatang. “Dengan adanya larangan ekpor row materials mulai tahun 2014, nantinya bakal banyak masuk investasi di indutri pengolahan tambang. Kalau dulu kita ekspor bauksit, nanti kan nggak boleh. Harus diolah di sini,” ungkap Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, M Azhar Lubis, dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (20/10). Menurut Azhar, dengan masuknya investasi industri pengolahan, maka dibutuhkan pasokan energi yang memadai. Investasi pada infrastruktur listrik akan menjadi menarik. Investor yang ingin menanamkan modalnya ke energi listrik jadi tertarik karena adanya permintaan pasar. “Ini akan saling kait mengkait. Akan saling mendorong tumbuhnya investasi. Bayangkan kalau investasi di industri pengolahan tambang dan tidak disediakan pasokan listrik, maka investor pilih lari. Sebab investasi akan mati. Investor di sektor energi juga tidak akan tertarik kalau memang pasar tidak membutuhkannya. Investasinya juga akan sia-sia,” katanya. Azhar memprediksi, akan ada kecenderungan berinvestasi di sektor pengolahan yang sebelumnya hanya mengambil dari sumber daya alam mentah kemudian diekspor akan bergeser menjadi ekspor barang hasil olahan. “Kalau targetnya 2014, maka sekarang sudah mulai dibangun industri pengolah bahan mentah, misalnya CPO (Crude Palm Oil) atau kelapa sawit dan

pertambangan, tidak langsung jadi tahun itu. Kebijakan bea keluar juga membuat investor beralih ke sektor ini,” ungkapnya. Sektor pertambangan dan listrik, lanjut Azhar, termasuk pengolahannya, diprediksikan akan meningkat dan dilihat unik tren investasinya, baik dari dalam maupun luar negeri. “Ada di Bali, Sulawesi, Jawa, ada di mana-mana, semakin banyak di luar Jawa, maka semakin banyak hilirisasi, karena sedang butuh realisasi hilirisasi,” ujarnya. Sebelumnya, realisasi PMDN yang mencapai Rp19,0 triliun terbagi dalam lima sektor usaha terbesar, yaitu tanaman pangan dan perkebunan mencapai Rp3,6 triliun, sektor listrik dan air Rp3,3 triliun, sektor industri

kertas, barang dari kertas, dan percetakan berada di posisi ketiga mencapai Rp2,2 triliun. Investasi di sektor industri mineral non logam Rp2,1 triliun dan pertambangan mencapai Rp1,7 triliun. Realisasi PMA yang paling besar di sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi. Terbesar kedua adalah pertambangan yaitu 0,9 miliar dollar AS. Selain kedua sektor itu, sektor usaha yang diminati asing adalah sektor industri logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik sebesar 0,6 miliar dollar AS. Lalu sektor listrik, gas, dan air mencapai 0,5 miliar dollar AS. Investasi di sektor industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi mencapai sebanyak 0,3 miliar dollar AS. (tribunnews/ugi)

Realisasi Rp 46,4 T BADAN Koordinasi Penanaman Modal mengumumkan realisasi penanaman modal asing pada triwulan III (Juli-September 2011) meningkat 15,7 persen dari Rp40,1 triliun pada 2010 menjadi Rp46,4 triliun tahun ini. Sektor usaha yang paling banyak menerima investasi asing itu adalah transportasi, gudang, dan telekomunikasi. Nilainya sebesar 1,1 miliar dollar AS atau setara Rp9,7 triliun. “Terbesar kedua adalah pertambangan yaitu mencapai 0,9 miliar dollar AS,” kata M Azhar Lubis. Selain sektor-sektor tersebut, Azhar melanjutkan, investor asing juga meminati industri logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik. Nilai investasi di sektor-sektor itu sebesar 0,6 miliar dollar AS. “Untuk realisasi PMA berdasarkan lokasi proyek, yang masih menjadi tempat favorit adalah Jakarta yakni sebesar 1,4 miliar dollar AS,”

kata Azhar. Selain Jakarta, Jawa Barat juga banyak diminati dengan nilai investasi mencapai 1 miliar dollar AS, Banten 0,8 miliar dollar AS, Papua 0,4 miliar dollar AS, dan Bali 0,3 miliar dollar AS. Lima negara terbesar yang membenamkan investasinya di Indonesia adalah Singapura yang mencapai 1,3 miliar dollar AS, Amerika di posisi kedua dengan investasi sebesar 0,5 miliar dollar AS. Kemudian disusul Belanda 0,4 miliar dollar AS, Korea Selatan 0,4 miliar dollar AS, dan Jepang sebesar 0,4 miliar dollar AS. Untuk realisasi penerimaan modal dalam negeri yang mencapai Rp19 triliun terbagi dalam lima sektor usaha terbesar, yaitu tanaman pangan dan perkebunan, sektor listrik dan air, industri kertas, barang dari kertas dan percetakan, industri mineral non logam, dan pertambangan. (ugi)

Garuda Datangkan Boeing 737 Series ke-123 JAKARTA - PT Garuda Indonesia menyambut kedatangan pesawat terbaru B737-800NG ke-48 yang juga merupakan pesawat B737 series ke-123 yang telah diserahkan ke Garuda Indonesia, Kamis (20/10). Kedatangan pesawat B737800NG tersebut disambut oleh Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono dan jajaran manajemen Garuda Indonesia di Hanggar 2 Garuda Mainenance Facilities - Aero Asia, Cengkareng. Setelah serah terima yang dilakukan di Seattle (Amerika Serikat), pesawat tersebut langsung diterbangkan ke Jakarta secara ferry flight dengan melakukan persinggahan di Honolulu (Hawaii), Wake Island, Marshal Island. dan Biak (Papua). Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyambut baik kedatangan pesawat baru tersebut. “Garuda saat ini sedang melaksanakan program quantum leap dan pengembangan dan revitalisasi armada menjadi salah satu fokus utamanya,” kata Bambang Susantono. Melihat perkembangan Garuda yang semakin baik, lanjut Bambang, diharapkan Garuda lebih cepat berkembang dan mampu berkompetisi dengan

TRIBUN/HENDRA

GUNAWAN

PESAWAT BARU - Pesawat Boeing 737-800 NG yang baru diterima Garuda, Kamis (20/10). Pesawat ini menjadi Boeing 737 series atau jenis 737-800 NG ke- 48 yang diterima Garuda. maskapai besar dunia. Dirut Garuda Emirsyah Satar mengatakan, pesawat B738800NG baru ini dilengkapi denganteknologiBoeingSkyInterior,yaitu teknologi terbaru dari Boeing pada pola pencahayaannya. “Para penumpang akan merasakan perbedaan nuansa melalui lampu penerang yang dapat menghasilkan berbagai suasana warna (colour schemes); seperti warna biru angkasa yang lembut, suasana matahari terbenam yang membuat rileks, dan suasana matahari terbit,” kata Emir. Dengan teknologi terbaru ini maka penumpang Garuda Indo-

nesia akan semakin nyaman terbang dengan Garuda Indonesia. Seperti pesawat - pesawat baru lainnya yang diterima Garuda, pesawat ini juga dilengkapi dengan state-of-the-artinflightentertainment, yaitu Audio & Video on Demand (AVOD) pada setiap seatnya. Sejalan dengan konsep layanan Garuda Indonesia Experience, interior pesawat baru ini juga ditata dengan sentuhan keIndonesiaan, yaitu penggunaan kain bercorak batik pada setiap seatnya serta penggunaan motif bambu (gedek) pada setiap partisi dalam pesawat. “Pesawat ini juga merupakan

pesawat B-737 series ke-123 yang diterima Garuda Indonesia hingga saat ini. Garuda Indonesia pertama kali menggunakan B737 series jenis B737300 pada tahun 1989 lalu yang digunakan pada rute domestik dan regional”, kata Emir. Garuda Indonesia saat ini mengoperasikan sebanyak 67 B737 series yang terdiri 48 B-737800NG dan 19 B737-300/400/ 500. Secara bertahap Garuda akan melakukan phase-out B-737 klasik tersebut dan menggantikannya dengan B737-800NG untuk ruterute penerbangan di domestik dan regional. (tribunnews/ewa)

Banyak Penghambat Investasi Migas JAKARTA - Investasi di sektor minyak dan gas (migas) sepi peminat. Padahal potensi migas di Indonesia sangat besar. Kontradiksi ini terjadi karena banyaknya hambatan, mulai dari masalah izin hingga jangka waktu kontrak. Selain itu, kontrak antara pemerintah dan investorditentukansebelumpelaksanaan ekplorasi, sehingga semakin membuat investor menjauh. “Kalau wilayah kerja migas kurang laku, masalahnya di Indonesia itu banyak. Ada masalah tanah, masalah izin, masalah tumpang tindih, kehutanan, cabotage, masalah di keuangan, dan juga fiskal termnya,” kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Widjajono Partowidagdo di Jakarta, Kamis (20/10). Menurut Guru Besar ITB ini, fiskal term-nya ditentukan sebelum investor melakukan eksplorasi dan memproduksi migas. “Ini menjadi salah satu sebab investor kurang tertarik,” tambahnya. Selama diterapkan ketetapan tersebut, maka banyak investor

yang tidak mau mengeluarkan biaya besar terlebih dahulu. Belum lagi mengeluarkan biaya besar untuk eksplorasi, sementara hasilnya ketika sudah produksi, sangat sedikit. “Kalau di Malaysia, fiskal term ditentukan sesudahnya, jadi perhitungan kontrak ditetapkan ketika investor sudah melakukan eksplorasi dan berproduksi. Makanya banyak yang mau invest,” terangnya. Dijelaskan, produksi migas

sulit menentukan prospeknya. Bisa saja si pengembang mengeluarkan biaya besar untuk eksplorasi, namun produksi migas yang didapat sangat sedikit. Karena itu, Indonesia harus menyusun kontrak yang menarik bagi investor agar iklim investasi menjadi bagus. Selain itu, data wilayah kerja migas harus betul-betul diperbaiki demi membuat minat investor untuk melakukan eksplorasi menjadi besar. (tribunnews/ugi)

Bisnis Televisi Panasonic Merugi JAKAR TA - Panasonic, perusahaan manufaktur JAKART Jepang, terus mengalami kerugian di bisnis televisi selama tiga bulan terakhir. Panasonic sudah berancang-ancang untuk menghentikan produksi panel plasma di pabrik nomor 3 di Amagasaski, Perfektur Hyoga. Konsekuensi dari penghentian ini, akan ada sekitar 1.000 tenaga kerja yang di PHK. Menurut pemberitaan berbagai media di Jepang yang dikutip AFP, Kamis (20/10), Panasonic juga tengah mempertimbangkan untuk menjual pabrik panel display LCD miliknya di Mobara, Perfektur Chiba. Kemungkinan pabrik itu akan dijual kepada salah satu rival domestiknya. Panasonic telah memutuskan untuk menurunkan target penjualan TV pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret nanti dari 25 juta unit menjadi hanya 20 juta unit. Saat dikonfirmasi, juru bicara Panasonic menegaskan keputusannya belum diambil. “Benar bahwa segmen bisnis TV mengalami

kerugian dalam beberapa tahun terakhir. Kami telah mengatakan bahwa kami dapat membuat membalikkan keadaan. Ada beberapa item yang sedang dalam pertimbanga. Namun kami tidak memiliki apapun yang bisa kami diskusikan dengan Anda saat ini,” ujar juru bicara tersebut. Yomiuri menuliskan, penguatan yen dan juga ketatnya kompetisi, terutama dari perusahaanperusahaan Korea Selatan, serta turunnya harga ritel televisi, telah membuat perusahaan manufaktur Jepang tidak dapat meraup untung dari bisnis televisinya. Pabrik Panasonic Nomor 3 di Amagasaki rampung pada Desember 2009 tercatat sebagai pabrik panel plasma terbesar di dunia. Panasonic saat ini tercatat memroduksi panel plasma di Amagasaki dan pabrik di Shanghai, China. Sementara panel LCD Panasonic dibuat di pabrik Mobara dan pabrik lainnya ada di Himeji, Perfektur Hyogo. (tribunnews/ugi)

2110/B15


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.