Banjarmasin Post edisi Minggu, 2 Oktober 2011

Page 2

2 X-Presi

Banjarmasin Post

MINGGU 2 OKTOBER 2011

SEDIKIT demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Begitulah salah satu ungkapan lama yang pada intinya termasuk mengajarkan seseorang untuk menabung. Berbicara perihal menabung ini, sudah biasa dilakukan pelajar. Bahkan ada juga yang sudah terbiasa sejak sebelum masuk sekolah, TK ataupun SD. Tempat yang biasa dipilih untuk menabung pun beragam. Mulai dari celengan hingga di bank. Sedangkan uang yang ditabung, sumbernya juga beragam. Namun kebanyakan disisihkan dari uang jajan. Seperti halnya sobat X-Presi yang menimba ilmu di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Banjarmasin, Jalan Pramuka, Banjarmasin Timur. Seorang siswi di sekolah itu yang biasa melakukannya

adalah Siti Khadijah, kelas XII IPS 2. Setiap harinya, mampu menyisihkan uang jajan dan kemudian dimasukkan dalam celengan. Biasanya pula, lembaran seribu rupiah. Selain itu, siswi yang hobi baca buku ini juga menabung di bank. Rupanya, semua uang yang telah dikumpulkan di celengan, bila sudah banyak, dipindah ke bank. “Kalau celengan sudah penuh, kusetorkan ke bank. Jadi, celengan itu untuk tabungan sementara saja,” ujar Siti. Kebiasaan menabung, menurutnya, sejak kelas empat SD. Ia pun merasakah kalau menabung sangat bermanfaat. Selain untuk masa depan, menurutnya juga untuk membiasakannya hidup hemat.

PUSPA PUTERI JUSTISIA Mahasiswi FKIP Unlam Prodi Sendratasik

Rekreasi SEDIKIT demi sedikit lama lama menjadi bukit. Istilah itu memang sering kita dengar namun ada makna yang mengajarkan tentang menabung di situ. Ketika SMA, aku sering menyisihkan uang saku Rp 3.000 per hari. Suatu hari, digunakan untuk beli HP. Kalau sekarang, Alhamdulilah, bisa lebih mandiri dengan menyisihkan uang hasil kerja sebagai Sales Promotion Girls. Bisa untuk bayar kuliah atau aku ambil untuk rekreasi ke Jawa. (qq)

Inspirasi

FOTO: BPOST GROUP/ HUDA

0210/B02

“Penting sekali menabung itu karena mengajarkan aku untuk tidak boros,” terangnya. Lain lagi Megawati, teman sekelas Siti, yang mengaku mulai rajin menabung dalam satu tahun terakhir. Uangnya, jika mendapat uang jajan lebih dari orangtua atau pemberian kerabat. Mengenai tempat menabung, dia mengaku sama polanya dengan Siti. Biasa di celengan terlebih dulu, barulah kemudian disetor ke bank. “Uang tabungan bisa digunakan kalau ada keperluan mendadak, beli buku atau lainnya. Lumayan, untuk mengurangi beban orangtua,” katanya. Begitupula Risky Habibie. Recehan, disimpan di celengan. Bila sudah banyak, disetorkan ke bank. Semula, selanya, minta simpankan ibu. Namun karena sering mengambil, akhirnya dialihkan ke bank. “Setiap bulan, minimal sekali aku menyetorkan Rp 100 ribu di bank. Nantinya, mau kugunakan untuk biaya kuliah. Lumayan, bisa mengurangi bebang orangtua,” jelas siswa kelas XII IPS 1 yang rutin latihan renang ini. Sementara itu, Hamdani, kelas XII IPS 1, baru-baru ini saja mulai menabung. Cowok yang rajin ikut kegiatan bela diri jenis silat tersebut, beberapa waktu lalu ikut magang di salah satu perusahaan. Lalu, uangnya pun lebih banyak masuk tabungan. “Daripada uangnya habis tidak karuan, kan lebih baik aku tabung saja demi masa depan juga,” ceplosnya, seraya menambahkan cara ini membuatnya belajar mandiri. Untuk, Jiabus, kelas XII Agama, bersama seluruh teman sekelasnya menabung pada guru wali kelas. “Semua siswa menabung. nanti, untuk membayar berbagai keperluan menjelang kelulusan. Misalnya, bayar album foto, buku alumni,” kata Ketua OSIS ini. (pp)

BANJARMASIN POST GROUP/NURHOLIS HUDA

SANGAT BAGUS - Budaya menabung sangat bagus sekali, termasuk bagi pelajar, bisa di rumah, sekolah, koperasi atau bank. Budaya ini juga mengajari sobat X-Presi untuk mengelola keuangan dan merancang keperluannya di masa depan.

Speak Persiapan Kuliah SAAT SD, menabung di celengan dan sama ibu guru kelas. Dulu aku selalu menyisihkan uang receh sekitar Rp 300 dari sisa uang saku. Hasilnya, dibelikan mainan dan buku sekolah Kini, di MAN, nabung di koperasi dan di bank. Untuk yang di koperasi, persiapan bila kuliah. (qq) AHMAD HIDAYAT XII IPS 3, MAN2 Model Banjarmasin

Jera JADI teringat waktu SD. Waktu itu aku biasa nabung sekitar Rp. 60.000 sekali seminggu di sekolah. Suatu hari, uang jajanku ketinggalan. Pas lapar BPOST/HUDA sekali. Jadi, aku terpaksa ambil Rp 10 ribu dari tabungan. Seminggu kemudian, tabunganku dicek oleh ibuku. Aku pun langsung kena marah habis-habisan. Nah sejak itulah aku jera untuk ambil uang tabungan lagi. (qq)

JIABUS SARURY XII Agama, MAN 2 Model Banjarmasin

GRAFIS: BPOST GROUP/ IVANDA

BPOST/HUDA

Data MAN 2 Model Banjarmasin Jumlah siswa Cewek Cowok

: 893 orang : 515 orang : 378 orang

VINA NOVRILLA Kelas XII Ips 3, MAN2 Model Banjarmasin

Nabung ke Sahabat KETIKA masuk MAN, aku masih rajin manabung. Namun aku menabung ke sahabat. Soalnya, orang BPOST/HUDA kepercayaan selain ortu adalah sahabat. Begitupun dengan sahabatnku, menabungnya ke aku. (qq)

HP Baru LEBIH suka, menabung ke Mamaku. BiasaBPOST/HUDA nya, Rp 70 ribu WINDA FEBRIANI sekali Kelas XII Ips 3, MAN2 semingModel Banjarmasin gu. Dan uang hasil tabungan sebelumnya, bisa membeli HP baru. (qq)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.