Banjarmasin post edisi cetak Sabtu 13 Agustus 2011

Page 22

23 Bumi Antasari

Banjarmasin Post

SABTU 13AGUSTUS 2011

RSUD Masih Pakai Genset

■ Kurang Alat Medis dan Dokter Spesialis BATULICIN,BPOST - RSUD Amanah Husada Tanahbumbu mengakui pelayanan medis yang dilakukan tidak maksimal. Pasalnya, peralatan medis dan dokter spesialis sangat terbatas. Direktur RSUD Amanah Husada, Annwareso mengatakan, minimnya peralatan di RSUD Amanah Husada tersebut masih dalam batas wajar. Pasalnya, rumah sakit itu baru dalam tahap pembenah-

an. “RSUD ini kan baru lima bulan, tentu saja masih perlu pembenahan dan penambahan peralatan, seperti perlengkapan ruang operasi,” katanya.

Terbanyak Pasien ISPA Berdasarkan data di situs BPS Kabupten Tanahbumbu, kegiatan pelayanan rawat jalan RSUD Amanah Husada cukup banyak. Pada 2009 lalu jumlah total kunjungan sebanyak 14.116. Selain itu, kunjungan pasien Jamkesmas sebanyak 23, rujukan 902, dengan kunjungan rata-rata per hari mencapai 48 orang. Sementara penyakit terbanyak yang diderita pasien RSUD Amanah Husada adalah ISPA 853 pasien, dyspepsia 658, infeksi saluran kencing 168, bronchitis 98, malaria 98, dan TB Paru 92 orang. (net)

Selain kurang peralatan medis, RSUD ini juga kurang dokter spesialis. “Saat ini baru ada dokter spesilias penyakit dalam, bedah, kebidanan dan syaraf. Dokter spesialis anak belum ada,” tambahnya. Terkait kekurangan itu, ia sudah mengusulkan penambahan peralatan medis. Selain itu membuat kerja sama dengan beberapa universitas untuk mengisi posisi dokter spesialis. Sementara itu Sekda Tanbu Gusti Hidayat menuturkan, tahun ini pihaknya akan mengupayakan pemenuhan peralatan medis di RSUD Amanah Husada. “Peralatan medis itu sangat penting. Dalam anggaran perubahan nanti akan kita anggarkan, insya Allah tahun ini semuanya bisa terpenuhi,” katanya. Selain dua persoalan penting itu, ternyata RSUD Amanah Husada juga belum teraliri listrik PLN. Selama ini

RSUD ini masih menggunakan ganset. Setidaknya ada dua genset yang tersedia di RSUD Amanah Husada yang digunakan secara bergiliran. Annwareso mengatakan, setiap hari genset itu menghabiskan sekitar 500-600 liter solar. RSUD sempat kelimpungan menyediakan listrik karena solar sulit didapat. “Meski ada pemasoknya, kita sedikit kerepotan, apalagi akhir-akhir ini solar langka,” ujarnya. Belum tersambungnya listrik itu, juga menjadi kendala bagi rumah sakit ini untuk menghidupkan peralatan medis. “Kalau peralatan medis lengkap tidak ditunjang listrik memadai, tentu menjadi masalah juga,” imbuhnya. Menurut Annwareso saat ini sudah dilakukan lelang sehingga kemungkinan dalam waktu tak lama lagi RSUD Amanah Husada sudah teraliri listrik dari PLN. (wnd)

Irhami Beri Waktu Dua Minggu ■ Penutupan Jalan Masih Berlanjut KOTABARU,BPOST - Bupati Kotabaru Irhami Ridjani memberi batas waktu dua minggu kepada manajemen PT Jaya Mandiri Sukses (JMS) untuk menyampaikan jawaban kepada Pemkab Kotabaru. Itu terkait persoalan lahan sawit dengan masyarakat Batulasung, Kecamatan Kelumpang Hulu yang berlarut-larut. Warga setempat mengklaim lahan seluas sekitar 454,2 hektare di areal perusahaan merupakan milik warga. Terkait hal itu pernah digelar musyawara h untuk mencapai kesepakatan antara warga dan perwakilan perusahaan melibatkan muspika di kantor Bupati Kotabaru beberapa waktu lalu. Musyawarah lebih kurang satu jam itu belum menemukan kesepakatan sebab perwakilan perusahaan tak bisa mengambil keputusan. Hal

itu juga sempat membuat bupati geram. Kepada wartawan, Irhami mengatakan, untuk menyelesaikan persoalan itu, ia mengunggu jawaban dari perusahaan. Irhami juga membenarkan adanya penutupan akses pengangkutan tandan buah segar (TBS) oleh warga sejak dua bulan lalu. Bahkan aksi itu masih berlanjut hingga sekarang. Selain itu, warga juga akan terus menyetop panen buah sawit yang dilakukan perusahaan sebelum persoalan selesai. “Karena pihak perusahaan selalu mewakilkan, mereka tidak bisa mengambil keputusan. Kita beri batas waktu dua pekan,” tegas Irhami. Seperti diberitakan, warga menutup jalan angkutan TBS dan penyetopan panen sawit jika perusahaan tidak mengabulkan keinginan mereka

agar perusahaan memplasmakan lahas seluas 454,2 hektare. Seorang warga, Herson mengatakan, penutupan jalan akan terus berlanjut hingga persoalan kelar. Karena itu, mereka berharap pemerintah daerah bisa menyelesaikan persoalan itu dengan memberikan penegasan kepada perusahaan. “Sebenarnya persoalan ini bisa cepat selesai, dan aktivitas perusahaan kembali lancar. Asal, perusahaan memenuhi keinginan memplasmakan lahan sesuai aturan, lahan perusahaan 80 persen dan kami 20 persen,” ucap Herson. Kepala Bagian Pertanahan Setda Kotabaru, Minggu Basuki pernah mengatakan, perusahaan belum mau memenuhi keinginan warga, karena lahan yang dipersoalkan sudah diberi ganti rugi pe-

BANJARMASIN POST GROUP/HELRIANSYAH

PEGANG GEMBOK - Seorang warga memegang gembok di ruang Komisi II DPRD Kotabaru, Jumat (12/8). Semua anggota DPRD Kotabaru pelesiran ke luar daerah untuk yang ketiga kalinya tahun ini.

Karena pihak perusahaan selalu mewakilkan, mereka tidak bisa mengambil keputusan. Kita beri batas waktu dua pekan

IRHAMI RIDJANI Bupati Kotabaru

rusahaan. Selain itu perusahaan mengantongi kesepakatan yang dibuat warga untuk tidak menuntut lahan yang sudah diganti rugi untuk diplasmakan. Hingga berita ini diturunkan, pihak perusahaan belum berhasil dikonfirmasi terkait batas waktu yang diberikan bupati. (sah)

Sudah Tiga Kali Pelesir KOTABARU,BPOST - Berdalih melakukan agenda peningkatan sumber daya manusia (SDM), hampir semua anggota DPRD Kotabaru melakukan pelesiran keluar daerah. Akibatnya, gedung tiga lantai di Jalan H Agus Salim Kotabaru itu sepi. Tak ada satu pun anggota dewan terlihat di gedung itu. Semua ruang kantor mulai dari Ketua hingga ruang komisi digembok dari luar. Hal itu menandakan bahwa Jumat (12/8) kemarin, tak ada aktivitas di gedung itu. Informasi diperoleh, anggota dewan menjalankan agenda peningkatan kualitas SDM. Mereka berangkat ke luar kota sejak beberapa hari lalu. “Semua anggota dewan berangkat. Senin baru ada,” kata seorang pegawai Bagian

Humas DPRD, Faisal. Namun Faisal mengaku tidak tahu anggaran yang digunakan untuuk plesiran seluruh anggota dewan itu. “Berapa biaya keberangkatan, bendahara yang lebih mengetahui. Acara ini sudah untuk yang kesekian kalinya. Kalau tidak salah sudah tiga kali,” katanya. Seringnya anggota dewan plesiran ke luar kota, sangat disayangkan warga. Seorang warga, Rahmani mengaku kecewa dengan sikap anggota dewan itu. “Kalau sering melakukan perjalanan ke luar daerah tentu tidak baik. Selain tujuannya tidak jelas, gunanya untuk rakyat juga tidak ada,” kata penjahit sepatu di Pasar Limbur Raya itu. Rahmani menambahkan, seharusnya dewan tidak ha-

nya pelesiran ke luar kota, tapi juga memantau kondisi lapangan untuk mengetahui kebutuhan warga. Sementara itu Ketua Badan Kehormatan (BK) Syamsuri ketika dikonfirmasi membenarkan, tidak satupun anggota dewan tersisa di kantor. Mereka mengikuti agenda peningkatan SDM. Ia menilai, keberangkatan keluar daerah tanpa menyisakan anggota dewan sangat merugikan rakyat. Semestinya ada yang tinggal di kantor untuk melayani rakyat. Saat rapat gabungan, katanya, dilakukan pembahasan soal jadwal keberangkatan dewan ke luar daerah itu. “Intinya harus ada salah satu komisi yang tidak berangkat. Mereka harus giliran,” katanya. (sah)

Kebun Karet Pun Menghitam Kencingnya Duduk seperti Perempuan PELAIHARI,BPOST - Aktivitas pertambangan batu bara di wilayah Kecamatan Kintap mulai memunculkan dampak menyusul kencangnya embusan angin belakangan ini. Debu emas hitam itu mulai kerap beterbangan dan mengotori lingkungan di sekitarnya. Endapan debu batu bara tersebut setidaknya terlihat di wilayah Desa Kebunraya, arah ke Desa Muarakintap. Pantauan di lapangan, rerumputan di kanan kiri bahu jalan arah Kebunraya-Muarakintap tersebut menghitam. Sepintas seperti rumput yang mati disemprot herbisida, daun dan batang kering. Bedanya, warnanya hitam, jika akibat semprotan herbisida warnanya coklat. Konsentrasi endapan debu terjadi di ujung Desa Kebunraya dekat perbatasan dengan Muarakintap, jauh dari permukiman penduduk. Kendati tak terlalu banyak, ada beberapa petak kebun karet milik warga di situ. Sebagian daun tanaman karet tersebut juga mulai menghitam karena balutan debu batu bara. Pun dengan sebagian sisi batangnya juga menghitam memanjang dari bawah ke atas. Jika keadaan itu terus berlangsung, tak menutup kemungkinan bisa mengganggu pertumbuhan tanaman karet warga.

BANJARMASIN POST GROUP/IDDA ROYANI

MENGHITAM - Rerumputan di area kebun karet ini menghitam oleh balutan debu batu bara. Sebagian daun karet juga mulai menghitam.

“Kalau bisa diatasi. Disiram atau diapakan lah supaya debunya tidak terbang kemanamana. Juga jalan tambang disiram,” ucap warga Kintap. Tidak diketahui secara jelas dari mana asal debu batu bara tersebut. Informasi diperoleh, diduga debu batu bara itu berasal dari aktivitas pelabuhan khusus batu bara ada di wilayah Kintap. Dikonfirmasi via telepon, Jumat (12/8), Camat Kintap Tajuddin Noor Effendi mengakui musim kemarau seperti saat ini aktivitas tambang berpotensi menimbulkan masalah debu yang beterbangan. “Saya sudah lakukan koor-

dinasi untuk meningkatkan penyiraman agar debu-debunya tak beterbangan,” ucap Tajuddin seraya mengatakan sejauh ini belum ada keluhan warga Kebunraya. Direktur LSM Merah Putih M Hardiansyah meminta kalangan penambang dan pemilik pelsus meningkatkan pengamanan aktivitasnya masing-masing. Pasalnya saat ini angin kencang kerap berembus terutama di kawasan pesisir. Penyemprotan perlu ditingkatkan volumenya, baik pada stockpile batu bara maupun pada konveyor pelsus. Dengan begitu debu-debunya tak akan beterbangan. (roy)

PELAIHARI,BPOST - Tak sepatah kata pun keluar dari bibir Rofi Fauzi (11). Wajahnya menyiratkan ekspresi malu. Bungsu dari dua bersaudara pasangan MustofaSukanti itu lebih banyak menundukkan kepala atau melipat wajahnya. “Malu Pak anak saya ini,” tutur sang ibu, Sukanti. Kelainan alat kelamin. Inilah yang menyebabkan Rofi malu pada tiap orang yang baru dijumpainya. Bahkan di lingkungan tempat tinggal dan di sekolah, perasaan malu itu masih dirasakannya hingga kini. Apalagi kadang ada sebagian teman yang nakal atau iseng mengolok-oloknya. Mereka mengatai Rofi bukan lelaki sejati. Olok-olok seperti itu, tutur Sukanti, menjadi beban batin bagi Rofi. Kadang anaknya itu memilih berdiam diri di rumah, daripada ikut bermain-main dengan teman sebayanya. Sebagai orangtua, Sukanti kerap mengurut dada dan turut merasakan rasa malu yang dialami sang anak. Namun ia hanyalah petani kecil dan warga miskin di Desa Pasirputih Kecamatan Kintap. Sang suami hanya seorang buruh serabutan, sedangkan dirinya cuma buruh harian lepas di perusahaan sawit. “Jangankan untuk membiayai operasi anak saya ini,

untuk hidup sehari-hari saja sudah sudah Pak,” ucap Sukanti. Ia mengaku sangat beryukur Tuhan memberikan rejeki nomplok. Sebuah perusahaan tambang di Kintap/Satui membantu biaya operasi bagi Rofi. Anak kelas IV SD itu pun dirawat di sebuah rumah sakit bedah di Banjarmasin, Kamis (11/8) ditemani sang ibu. “Mudah-mudahan alat kelamin anak saya ini bisa normal, sehingga dia bisa memiliki kepercayaan diri dan bisa tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lainnya,” ucap Sukanti. Kelainan kelamin Rofi ter-

jadi sejak dilahirkan 13 April 2000 silam. Letak alat kelaminnya agak ke bawah. Di bawahnya ada belahan kecil menyerupai alat kelamin anak perempuan, tapi tidak dalam. Alat kelamin Rofi normal, termasuk bisa ‘bangun’ dan mengeras. Tapi, air seni tak keluar dari alat kelamin itu, melainkan dari belahan kecil tersebut. Bagaimana buang air kecilnya? “Ya duduk, seperti anak perempuan. Buang airnya lama lagi,” ucap Sukanti. Saat melihat Rofi buang air kecil itulah, sebagian temanteman sebayanya mengolokolok. Sukanti mengatakan,

saat usia Rafi masih enam tahun, ia pernah membawa bungsunya itu ke RSU Ulin. Pernah juga ditangani (operasi), tapi hasilnya nihil. Alat kelamin Rofi tetap mengalami kelainan seperti semula. Padahal saat itu dirinya telah habis-habisan. “Tanah dan rumah eks transmigrasi yang sudah kami rehab terpaksa dijual untuk biaya operasi saat itu,” tutur Sukanti. Sejak itu, ia dan suami hanya menjadi buruh serabutan untuk bertahan hidup. Saat ini hanya memiliki sebidang tanah seukuran rumah. Rumah yang mampu dibangun pun teramat sederhana. (roy)

KELAINAN Sukanti mendampingi anak bungsunya, Rofi. Bocah ini mengalami kelainan kelamin. BANJARMASIN POST GROUP/IDDA ROYANI

1308/B23


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.