Banjarmasin Post Edisi Cetak Kamis 12 Mei 2011

Page 14

J

14 Jalan-jalan

Banjarmasin Post KAMIS 12 MEI 2011

Menelusuri Siem Reap di Kamboja

Menjelajahi Kota Seribu Candi Seperti apa ya rasanya menemukan ribuan candi di lokasi yang saling berdekatan di sebuah daerah?

P

FOTO-FOTO:TRIBUN/IMAN SURYANTO

EKSOTIS- Candi-candi di Siem Reap dibangun oleh Raja Suryavarman (1112-1152 Masehi) dengan arsitektur Hindu.

EMANDANGAN seperti itu bisa ditemu kan di Kota Sam Rep, Provinsi Siam, di Kamboja. Siem Reap merupakan ibu kota provinsi yang terletak di bagian bagian barat laut Kamboja dan merupakan pusat wisata budaya Kamboja. Kota ini menjadi gerbang masuk menuju kawasan wisata sejarah Kota Angkor yang terkenal itu. Kota yang beriklim tropis seperti di Indonesia ini memiliki luas 10.299 km persegi ini dengan populasi penduduk 800 ribu jiwa lebih ini terkenal dengan beragam kekayaan budaya dan peninggalan sejarah dari abad terdahulu. Di sini kita bisa menemukan banyak candi peninggalan para raja Kamboja yang pernah bertahta beberapa abad lamanya. Candi-candi tersebut kondisinya masih terawat baik meski mulai ada tanda-tanda kerusakan di beberapa bagian. Jumlahnya bisa mencapai 3.000-an. Candi-candi itu dibangun oleh Raja Suryavarman (11121152 Masehi) dengan arsitektur Hindu.

Sebanyak 4 candi di antaranya merupakan candi yang terbesar, yaitu Angkor Wat, Bayon, Thopram dan Angkor Tom.Di antara keempat candi tadi, Angkor Wat adalah yang paling terkenal karena kemegahannya. Candi ini dibangun abad ke-9 hingga abad ke-15 d iatas Sungai Mekong. Setiap sudut bangunan candi mengandung makna kesuburan, kematian, kesamaan dan kasih sayang. Candi Bayon memiliki 54 relief wajah tentara dari batu. Di dalam candi ini pengunjung dapat melihat berbagai relief dari perjungan dan peperngan pada masa pemerintahan Raja Suryavarman hingga sang raja mangkat. Setiap hari ribuan wisatawan mengunjungi candi-candi ini. Selain berwisata sejarah, mereka juga bisa menikmati pemandangan indah saat matahari terbit dan terbenam. Di Candi Thaprom kita bisa melihat bongkahan batu megalitikum yang berlumut dengan akar-akar pohon raksasa setinggi puluhan meter tersembul keluar dari

balik dasar candi. Di kompleks bangunan candi ini banyak sekali bangunan tua yang harus berkompromi, bersandung dengan pepohonan raksasa berumur ratusan tahun dengan akar-akar raksasanya yang menyebar ke mana-mana. Di tempat ini, pemandu wisata biasanya berulangulang mengingatkan pengunjung agar tidak melakukan yang hal-hal yang melanggar norma-norma setempat selama berada di lingkungan candi ini. Selama mengunjungi kompleks candi ini Anda juga perlu waspada karena sewaktuwaktu bisa saja benda-benda berbagai ukuran jatuh dari atap candi yang memang di beberapa bagian sudah terlihat

lapuk dimakan usia. “Selalu waspada dan berhati-hati selama di dalam candi sini. Usia candi ini sudah ratusan tahun dan kini sudah memasuki generasi ke80,� ujar Atong, pemandu wisata kami. Menurut Atong, kompleks candi ini pernah dimanfaatkan untuk lokasi syuting film Hollywood Tomb Raider yang menceritakan tentang perburuan harta karun dan dibintangi Angelina Jolie. Begitu terkenalnya film itu saat diputar di berbagai negara, sampai-sampai wisatawan mengenal nama candi Thaprom dengan sebutan Candi Lara Croft, nama karakter yang diperankan Angelina Jolie di film tersebut. (isu)

Kuliner Daging Buaya Danau Cong Kiem

PAGI belum lagi beranjak ke siang ketika kami sampai di sekitar perkampungan nelayan Danau Cong Kiem. Deretan perahu warna warni berjajer rapi di sepanjang bibir Danau. Bukit tandus agak kemerahan menjadi pemandang lain menyelingi keindahan danau yang selalu menjadi impian para

wisatawan untuk dikunjungi ini. Dengan bermodalkan uang 10 dolar AS saja, Anda dapat mengelilingi danau ini selama satu jam. Danau ini memiliki panjang 6 km dan kedalaman antara 5 sampai 7 meter. Di tepian danau ini hidup sekitar 230 kepala keluarga yang mengandalkan nafkah dari danau ini.

Mereka biasanya banyak tinggal di atas perahu dan disebut sebagai manusia perahu. Saban hari masyarakat di sekitar danau memanfaatkan danau ini yang bermuara ke laut itu untuk beragam aktivitas. Mulai dari berdagang, sampai urusan mandi cuci kakus (MCK).

Menurut Sol, wanita warga setempat, danau ini benar-benar mendatangkan rezeki buat warga. Ibu satu anak ini mengatakan, musim liburan menjadi berkah tersendiri buat mereka. Di saat itulah warga sekitar danau mendapat penghasilan tambahan dari wisatawan yang datang menikmati sajian kuliner

tradisional nan eksotis khas warga Danau Cong seperti menu daging buaya yang banyak diminati pelancong asal Eropa dan Asia. Dengan bahasa Inggris yang terpatah-patah, Sol menjelaskan, masyarakat di sekitar danau cukup akarab dengan buaya. Bahkan hampir di setiap rumah terapung milik warga,

mereka menangkar sedikitnya 3 atau 4 ekor buaya. Daging binatang ini diyakini berkhasiat obat. “Satu porsi daging buaya dewasa penjual biasanya memberikan harga diskon jika wisatawan berkunjung berkelompok atau dalam jumlah banyak,� beber Sol. (isu)

1205/B14


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.