BP20110201

Page 16

16

Smart

Banjarmasin Post

www.banjarmasinpost.co.id

Biz

SELASA

1 FEBRUARI 2011/ 27 SAFAR 1432 H

Siapkan Lembaga Penjamin Kredit Jadi Miliarder dari Ternak

Triyono KONTAN

KEKURANGAN fisik bukan menjadi halangan untuk sukses. Itu pula yang dialami Triyono, finalis tingkat nasional Penghargaan Wirausahawan Mandiri 2010 ini. Saat berjalan, ia harus menggunakan kruk di kedua lengannya untuk menopang langkah kakinya yang terkena polio. Meski demikian, ia berhasil mendirikan usaha di bidang agribisnis peternakan dengan omzet Rp 3 miliar per tahun. Tri mengaku mendapat banyak tantangan saat memulai usahanya. Keluarganya selalu meragukan kemampuannya. Lelaki 29 tahun ini juga kerap ditolak saat melamar pekerjaan. “Sudah pasti saya adalah orang pertama yang ditolak perusahaan ketika melamar sekalipun IPK saya bagus,” kata Tri yang punya IPK 3,2 dari UNS Surakarta ini. Tri mulai merintis usaha agribisnis peternakan ketika masih berstatus sebagai mahasiswa Jurusan Pertanian dan Peternakan UNS 2006. Dengan modal Rp 5 juta, ia memulai usaha dengan membeli 500 bebek potong. Ia menerapkan ilmu dari bangku kuliah

untuk mengembangkan usahanya. Pelan tapi pasti, selama setahun Tri mampu mengumpulkan modal dari usaha bebek potongnya. Tri memakai tambahan dana itu sebagai usaha jual beli sapi menjelang Idul Adha. Awal 2007 ia memberanikan diri memulai usaha jual beli hewan kurban. Ia mengenang, saat itu menjadi tahun terberat baginya. Selain harus mempersiapkan ujian skripsi, ia juga baru merintis agribisnis. Seorang diri, ia memasok hewanhewan tersebut ke beberapa daerah di sekitar Sukoharjo. Masuk keluar pasar setiap hari sudah menjadi kegiatan rutin. “Saya harus berjalan jauh dengan menggunakan kruk, mencari dan membeli sapi yang berkualitas kemudian mengantar sapi-sapi itu ke tempat pesanan,” kenang Tri. Menyadari peluang usaha dari agribisnis cukup besar karena menyangkut kebutuhan primer banyak orang, dengan bermodalkan Rp 20 juta, Tri membangun usaha secara serius pada 2008 dengan bendera CV Tri Agri Aurum Multifarm. Tri berbisnis peternakan terpadu sapi potong, ayam potong, dan pupuk organik. Meski tak memiliki latar belakang berbisnis, Tri mampu meraih pasar dengan cepat. Alhasil, pada 2008 dia mampu meraih omzet Rp 50 juta per bulan. Dia juga berhasil membuka lapangan kerja baru di desanya. Sejak mengembangkan usaha agribisnis dengan bendera Tri Agri tiga tahun lalu, omzet Triyono terus menanjak setiap tahun. Jika pada 2008, penghasilannya baru sebesar Rp 500 juta. Pada 2010 lalu pendapatannya melonjak enam kali lipat menjadi Rp 3 miliar. Berbekal ilmu peternakan yang ia pelajari saat bangku kuliah, Triyono memulai usaha agribisnisnya dengan menjual bebek potong hingga kemudian beternak ayam dan terakhir sapi. Menurut Tri, kalau usaha ini dikelola secara baik, beternak bisa setara dengan usaha-usaha bergengsi lainnya, seperti kuliner, industri kreatif, atau jasa. (kps/ ktn/dea)

BANJARMASIN POST GROUP/SALMAH SAURIN

KEMBANGKAN SASIRANGAN - Pemimpin BI Banjarmasin, Khairil Anwar (berdiri di podium) memberikan pemaparannya tentang perlunya pengembangan usaha kerajinan sasirangan di Kalsel, Senin (31/1). Acara yang berlangsung di kantor BI Banjarmasin itu dihadiri kalangan perbankan, pengusaha dan pejabat pemerintah.

KALANGAN usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memang kerap luput dari perhatian pemerintah dan kalangan perbankan. Akibatnya, mereka kerap kesulitan mengembangkan usahanya. Begitu juga dengan perajin sasirangan yang sebagian besar dikelola oleh kalangan UMKM. Padahal, sasirangan merupakan ikon Kalimantan Selatan. Untuk kepentingan itulah, Bank Indonesia Banjarmasin bersama Pemprov Kalsel berupaya lebih memerhatikan keberadaan mereka. Salah satunya adalah mengupayakan terbentuknya Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD). Lembaga ini bertugas menyediakan modal untuk UMKM sasirangan agar mampu bersaing dan bisa tumbuh berkembang. Pemimpin Bank Indonesia Banjarmasin, Khairil Anwar, mengatakan, keberadaan

lembaga ini penting untuk pengembangan usaha ikon Kalsel ini. Tak hanya itu, ia juga mengimbau agar perkerja kantor menggunakan sasirangan pada hari tertentu. “Sasirangan merupakan salah satu ikon daerah ini. Untuk itu perlu terus kita jaga dan tingkatkan daya saingnya,” paparnya, pada kesempatan Banker Luncheon KBI Banjarmasin 2011, Senin (31/ 1) di Bank Indonesia. Menurutnya, UMKM bidang sasirangan ini perlu lebih diperhatikan, baik oleh kalangan perbankan, pemerintah daerah, kalangan usaha, maupun dewan. Kini, lanjutnya, BI bersama Pemprov Kalsel dan dewan sedang

memperjuangkan terbentuknya PPKD ini. “Kita harapkan lembaga ini terbentuk secara formal tahun ini,” katanya dalam acara yang bertema “Memperkuat stabilitas menuju partumbuhan berkesinambungan sebuah tantangan tranformasi” itu. Selain itu, mereka juga melakukan evaluasi terhadap peran Lembaga Pengembangan Pendamping UMKM Kalsel agar menjadi lembaga yang mandiri. Tentu saja agar lebih mudah dimanfaatkan terutama oleh pelaku UMKM yang memerlukan pendamping dari Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB). Kegiatan pemberdayaan sektor riil dan UMKM, menurut Khairil, masih akan terus diperkuat dan tingkatkan, sehingga mampu mengimplementaikan bauran kebijakan kestabilan moneter dan pemberdayaan ekonomi daerah.

Gubernur Kalsel, H Rudy Arifin, sangat mendukung pengembangan sektor riil dan UMKM, termasuk salah satunya sasirangan. Upaya yang telah dilakukan pemerintah cukup besar. Di antaranya penggunaan sasirangan bagi anak sekolah dan PNS pada hari tertentu, serta promosi saat pameran dan penjualan sasirangan di Dekranasda. Usai acara, Bank Indonesia Banjarmasin, membagi kain sasirangan kepada para undangan. Hal itu bertujuan untuk turut melestarikan kerajinan khas anak negeri dan pengembangan UMKM di Kalsel. (dea)

0102/B16


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.