Banjarmasin Post Edisi Jumat, 21 Januari 2011

Page 11

Smart Parenting 11

Banjarmasin Post JUMAT 21 JANUARI 2011

Ketika Kakak Cemburui Adik Hati-hati bila Anda punya anak lebih dari satu. Anda bisa tergoda untuk meng-anakemas-kan yang satu dan meng-anaktiri-kan yang lain. Apa dampaknya buat si anak? Tentu timbul kecemburuan, misalnya rasa cemburu kakak terhadap adiknya. “Mama selalu begitu, deh, lebih sayang sama Adik. Kalau sama aku, marah-marah melulu. Mama pilih kasih!”

UNGKAPAN bernada protes semacam ini kerap terjadi dalam suatu keluarga yang mempunyai anak lebih dari satu. Si kakak merasa cemburu dan iri karena melihat ayah atau ibunya lebih sayang atau perhatian pada adiknya. Atau sebaliknya si adik yang cemburu. Tapi, benarkah orangtua bersikap pilih kasih? Menurut Prof. Dr. Suprapti Sumarmo Markam, sebenarnya orangtua tak bermaksud membeda-bedakan kasih sayang pada anakanaknya. Orangtua tidak akan membedakan rasa sayangnya karena mereka pasti menyayangi anaknya dalam porsi adil untuk masing-masing anak. Karena itu, pakar psikologi dari Universitas Indonesia ini tak setuju bila dikatakan orang tua lebih menyayangi atau menganakemaskan salah satu anak. Menurutnya, yang biasa terjadi ialah orang tua lebih dekat dengan salah satu anak. Namun di mata anak, yang dekat dengan ayah atau ibu adalah anak emas atau anak kesayangan. Kedekatan orang tua terhadap salah satu anak tak seketika terjadi sejak

kelahiran si anak tetapi berkembang dalam interaksi selama pertumbuhan anak itu. “Waktu bayinya ia rewel atau tidak? Setelah besar ia tanggap atau tidak dengan ibunya atau ayahnya?. Interaksi inilah yang akan membuat mereka jadi dekat atau tidak. Biasanya orang tua lebih dekat dengan salah satu anak lantaran si anak bisa meladeni orang tuanya. Orangtua tentunya akan lebih responsif bila si anak bisa lebih memahami dia. Ini adalah konsekuensi logis,” ungkapnya. Anak lebih dekat ke salah satu orang tua lantaran ada tanggapan dari orang tua tersebut ketika si anak membutuhkannya. “Bila tanggapan itu datangnya dari ayah, biasanya ia jadi dekat dengan si ayah. Sebaliknya, jika si ibu yang lebih tanggap, anak pun akan lebih dekat pada ibunya. Tapi bila kebutuhan itu ternyata bisa dipenuhi oleh ayah dan ibu, maka bisa jadi si anak akan dekat dengan kedua orang tuanya,” ungkapnya. Hal lain yang membikin kedekatan tersebut ialah pribadi si anak dengan

ayah/ibunya mungkin sama sehingga emosinya saling menyambung. Kalau lagi senang atau sedih, perasaan mereka bisa menyambung. Kadang, orangtua mau mendekati anaknya tapi si anak merasa terganggu privacy nya. Jadi, ada salah pengertian sehingga hubungan mereka tak dekat lantaran emosi mereka enggak nyambung. Bagaimana soal jenis kelamin orang tua dengan anak? Menurut Suprapti, tak ada hubungannya dengan kedekatan tersebut. “Pendapat yang mengatakan anak perempuan lebih dekat dengan ayah dan anak lelaki dengan ibunya itu hanyalah mitos. Apa, ya, kalau sekeluarga anaknya perempuan semua maka semuanya hanya dekat dengan ayahnya? Kan, enggak juga? Dalam kenyataan memang tak selalu demikian. Tak sedikit anak lelaki yang dekat dengan ayahnya, sementara anak perempuan dengan ibunya. Atau bahkan dekat dengan keduanya. Semuanya lebih tergantung pada interaksi tadi. (tribunnews/nakita/esy)

NET

PUSING LERAI ANAK - Betapa tidak mudah bagi seorang ibu melerai anak sulungnya yang dibakar rasa cemburu terhadap adik. Redam kecemburuan anak dengan memberi pengertian yang bijak.

Tanggapi Si Buah Buah Hati Hati Tanggapi Protes Protes si ORANGTUA harus berupaya memperbaiki kondisi agar budaya pilih kasih tak tumbuh dalam keluarga, di samping menjaga agar cukup peduli pada setiap anak. Karena biasanya kenakalan anak akibat reaksi lantaran ibu atau ayah tak pernah memperhatikannya. “Jadi, orang tua harus tanggap pada kebutuhan anak dan mau mendengarkan pada semua anak.” Jika ada yang protes bahwa ibu atau ayah hanya sayang pada si kakak atau adik, beri jawaban yang bijaksana. “Jawabannya harus diplomatis. Lebih baik diuraikan secara fakta. Bahwa ibu/ayah sayang semua.” Yang A mempunyai keistimewaan begini, sedangkan si B lain lagi.” Sehingga anak akan belajar bahwa perilaku demikianlah yang menyenangkan ibu/ayahnya. Anak lain yang banyak kekurangannya pun akan belajar bagaimana

agar menjadi istimewa. “Dengan demikian, tiap anak akan merasa menjadi anak istimewa alias anak hebat.” Bisa juga dengan menjelaskan pada anak bahwa keperluan tiap anak tidak sama. Jadi, perlakuan pada masing-masing anak juga tidak sama. Orangtua pun harus mengusahakan agar tak terjadi persaingan di antara anak-anak. Misalnya dengan mencari kegiatan yang berbeda, yang tak membuat mereka harus bersaing. Dengan menumbuhkan rasa memiliki kelebihan, mereka pun tak mudah dibakar rasa iri atau merasa dianaktirikan. Kedekatan hubungan anak dengan salah satu orangtua juga bisa menimbulkan pertengkaran di antara suami-istri. Misalnya, si ibu menganggap si bapak terlalu berlebihan dalam mengungkapkan kasih sayangnya, atau sebaliknya. Timbullah ketidaksepahaman. Si ibu tak

setuju pada cara bapak atau sebaliknya. Nah, lebih bijaksana jika pasangan tak langsung menyalahkan atau menegur pasangannya. Terlebih di depan anak. Tapi, “Ajaklah ia bicara dan diskusikan bagaimana dampaknya kelak bagi si anak.” Dalam hal ini pasangan harus mau bersikap terbuka dan berdiskusi. Pasangan juga harus mau saling mendengarkan, jangan hanya mau menang sendiri. Jangan pula timbul prasangka, “Ah, itu, kan, karena kamu enggak suka pada anak itu sehingga kamu jadi enggak suka kalau aku mengungkapkan rasa sayangku.” Kalau sampai timbul prasangka, “Berarti pasangan tersebut tak ada komunikasi,” tandas psikolog UI Prof Suprapti. Dengan adanya keterbukaan dan mau saling koreksi, maka nantinya tak akan terjadi ayah atau ibu bertindak tak adil pada anak-anak. (nakita/esy)

Redam Rasa Iri dengan Penjelasan AD AKALANY A orangtua tak ADAKALANY AKALANYA bisa mengelak untuk memberikan perlakuan yang lebih pada salah satu anak. Misalnya, pada anak yang cacat, sedang sakit, atau pada bayi. Nah, biasanya perhatian si ibu atau ayah akan tercurah lebih banyak sehingga menimbulkan rasa iri pada anak lain. Dalam hal ini orangtua harus menjelaskannya pada anak yang lain, mengapa saudaranya diperlakukan berbeda. Jika anaknya masih kecil, jelaskan dengan bahasa anak. Misalnya, Dengan demikian anak yang lain akan mengerti bahwa perhatian itu bukan lantaran orang tuanya pilih kasih, tapi karena memang sudah seharusnya. Si anak akan belajar, jika orangtuanya memperlakukan berbeda, bukan berarti karena saudaranya lebih hebat darinya. (nakita/esy)

2101/B11


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.