Banjarmasin Post - Edisi Minggu, 11 Juli 2010

Page 25

26 Rendezvous

Banjarmasin Post

MINGGU 11 JULI 2010

TINGGAL dan bernapas boleh di Banua, namun karya dan namanya telah mendunia. Itulah Sulistyono, perupa muda Kalsel yang berhasil menjadi nominator Beijing International Art Biennale (BIAB) 2010.

Lukisan karya Sulistyon

Dia adalah satu dari 100 perupa dari 80 negara yang berhasil terpilih sebagai nominator. Bahkan dari Indonesia, dialah satusatunya wakil Nusantara di event seni bertaraf dunia dua tahunan tersebut. Lukisan yang berhasil membawa suami Hilda Surya sebagai nominator berjudul “Future Life” berukuran 2m x 1,5 m. Karyanya itu, bercerita tentang masa depan bumi dan pengelolaan alam, tergambar melalui tampilan tiga kepala bocah, gedung-gedung pencakar langit, dan rongsokan mobilmobil. Bila tak ada aral, pelukis yang akrab disapa Sulis, ini akan berangkat ke Beijing, ibu kota China, pada 18 September 2010 mendatang. “Rencananya, saya hanya lima hari di Beijing, meski pamerannya berlangsung sampai Oktober. Selanjutnya, Oktober 2011

o

Seni Terapan bagi Rakyat MESKI saat ini Sulistyono dan keluarganya berdomisili di Balikpapan, Kaltim, karena kebetulan sang istri bertugas di sana, dia tak pernah melupakan Banua. Selain istri dan mertuanya orang Banjar, juga ada tempat di Banjarmasin yang tidak bisa dilepaskan dari berbagai prestasinya yang membanggakan. Taman Budaya Kalsel Jalan Brigjen H Hasan Basry, Kayutangi, Banjarmasin, disitulah dia biasa mangkal. Lebih satu

dasawarsa lalu, tepatnya sejak 1999, Taman budaya telah menjadi bagian hidupnya. Di sana, terdapat juga Sanggar Lukis Sholihin. Malah beberapa karyanya, pernah disimpan di sana. “Hidup saya di Taman Budaya, bersama teman-teman di sana saya berjuang hingga menjadi seperti sekarang,” bebernya. Di Kalsel, karya-karyanya juga sangat diminati, hingga anggota DPD RI asal Kalsel Gusti Farid Hasan Aman

menjadi kolektor lukisannya. Karena keterikatannya pada Banua itu pula, Sulis berencana membangun ekonomi kerakyatan di Kalsel melalui seni terapan. “Caranya, seni terapan yang berguna bagi masyarakat tersebut, dibangun dengan mendirikan usaha keramik di Rantau dan batik Banjar di Mandiangin, Kabupaten Banjar,” bebernya. (hay)

saya ke Australia atau Jepang untuk ikut pameran,” kata Sulis. Prestasi membanggakan itu, bukanlah kali pertama. Beberapa tahun lalu, tepatnya 2007 dia juga mengukir ‘sejarah’ dengan memenangi Art Biennale Beppu di Jepang. Ketika itu, dia tak hanya berhasil mengungguli peserta dari berbagai negara di antaranya Jepang, filipina, Taiwan, Hongkong, Thailand, Singapura, dan Malaysia, juga dari Indonesia. Dan itu, menjadi bukti bila seniman Kalsel juga potensial, tidak kalah hebat dibanding seniman dari Jawa, Sumatera Barat atau Sulawesi Selatan. Berkat kemenangannya, Sulis berkesempatan berkunjung ke Jepang selama beberapa hari untuk menghadiri upacara Art Biennale Beppu sekaligus menerima hadiah. “Prestasi yang saya raih, itu bentuk penghargaan dan apresiasi pada karya saya,” tutur putra ke tujuh dari sembilan bersaudara pasangan Suwibowo dan Suliyah. Karyanya, bagi dia ada-

lah jiwanya, dan refleksi hidupnya. Bahkan ketika karyanya dibeli orang, dia merasa separuh jiwanya ikut pergi. “Tetapi saya senang, melalui karya saya bisa berkomunikasi dengan mereka,” ujarnya. Sebab, lanjut menantu Prof HM Asywadie Syukur Lc (alm) ini, bila substansi atau kontent lukisan kita bisa dipahami, maka akan terjadi pencerahan. “Membuat yang bersangkutan semakin dekat dengan Allah, lebih tulus, itulah subtansinya,” ujarnya. Menariknya lagi, dunia seni tak sekadar digelutinya sambil lalu atau sebagai kerja sambilan. Perupa menjadi profesi hidup satu-satunya yang dia andalkan, tanpa berusaha memanfaatkan gelar Sarjana Kehutanan (SHut)-nya untuk mencoba profesi lain sebagai pegawai negeri sipil (PNS) atau swasta. “Keinginan saya tidak muluk, bisa menginspirasi anak-anak saya itu sudah membahagiakan. Lebih bersyukur sampai ke orang Banua, termasuk pelukis-pelukis muda, yang bagi saya mereka adalah sparing partner dan bukan pesaing,” tandasnya. (hay)

Tentang Sulis Nama Lahir Orangtua Istri Anak

: Sulistyono SHut : Bondowoso, Jatim, 19 Juli 1967 : Suwibowo-Suliyah : Hilda surya : 2 orang

JELAJAH RASA Pondok Sate

MENYAJIKAN sesuatu yang biasa disajikan di banyak tempat menjadi tantangan tersendiri bagi pemilik Pondok Sate, Fahmilian untuk menampilkan sesuatu yang beda.

SATE KAMBING

jadikan sajian sate terasa istimewa. “Racikan sambal kacang dibuat istimewa. Amat menunjang dengan rasa satenya. Pokoknya silakan mencoba,” ujarnya. Sajian lain yang tak kalah spesial adalah sop buntut. Rasa kuahnya gurih, aroma rempah ser ta isian daging yang empuk, pantas untuk dinikmati. Kuah pada sop buntut ini bening, tidak terlalu berlemak. Hal itu menurut Familian membuat sajiannya berbeda. “Biasa kuah sop kental, berlemak, jadinya enek. Kuah yang kental kurang enak untuk dinikmati,” ujarnya. Walau menyajikan sesuatu yang spesial, soal harga tak perlu risau. Tempat makan di Jalan Brigjen H Hasan Basri No.5 Kayutangi, Banjarmasin ini mematok harga yang cukup terjangkau bagi pelanggannya. “Semua kalangan dapat menikmati sajian spesial Pondok sate dengan harga yang terjangkau, mulai kalangan bawah samapi kalangan atas sekalipun,” ujarnya Semua sajian yang tersedia didukung suasana tempat makan yang berada di pinggir jalan. “Lebih ke konsep tempat santai. Apalagi, tempat yang digunakan memang asli garasi. Jadi seperti santai di rumah sendiri,” tandasnya. (mm)

SATE AYAM

Pondok Sate, nama tempat makan milik Fahmilian, memang menyajikan sate, sebagai menu andalannya. Namun, sate yang disajikannya dijamin berbeda dengan sate di tempat lain. Satu di antaranya pada sajian sate ayam. Dagingnya empuk, ditambah cocolan bumbu kacang yang enak, membuat sajian ini pantas untuk dinikmati. Begitu juga dengan sate kambing. Dagingnya empuk, bau daging kambing pada sajian ini sama sekali tidak tercium. “Sate kambing di Pondok Sate merupakan sajian favorit pelanggan. Paling banyak dipesan. Katanya, rasa sate kambing di sini khas, beda dengan rasa sate kambing di tempat lain,” kata Fahmilian. Tak hanya dagingnya yang empuk, potongan sate tersaji dalam ukuran besar. “Potongan daging sate yang besar menjadi ciri khas Pondok Sate. Rata-rata pelanggan makan lima tusuk saja sudah kenyang,” katanya. Sajian berbahan daging ini, tentunya tak lepas dari bumbu yang disajikan. Rasa nikmat pada sajian amat didukung dari racikan bumbu sate, yakni sambal kacang. Sambal kacang di Pondok sate memang disajikan secara spesial. Tidak berminyak, lembut, dan memiliki rasa yang khas, men-

Setiap Tahap Ada Ahlinya

SOP BUNTUT SAJIAN istimewa yang tersedia memiliki proses yang panjang. Ya, teknik pengolahan menjadi rahasia tersajinya masakan spesial ini. Tahapan dimulai dari pemilihan daging, pemotongan, ditusukkan ke bambu, sampai ke peracikan bumbu. Setiap tahapan dilakukan oleh masingmasing pegawai, yang sudah ahlinya. Daging dipilih yang memiliki ukuran besar. Untuk ayam, ayam yang memiliki ukuran besar, sedangkan untuk kambing dan sapi biasa dipilih daging bagian belakang. “Biasa

diambil bagian paha, dagingnya tebal,” kata Fahmilian. Setelah pemilihan daging, pemotongan daging dilakukan. Nah, pada pemotongan inilah, menurut Fahmilian, yang membuat daging empuk ketika dibakar. “Tak sembarangan orang yang dapat melakukan pemotongan. Ada ahlinya, yang menguasai tehnik memotong daging, memisahkan dari serat dan lemak, sehingga empuk ketika dibakar,” ujarnya. Setelah itu, daging ditusukkan ke bambu. Pada tahap ini, daging akan dipilih yang tepat ditusukkan pada bagian

depan, tengah, dan belakang. “Tahap ini juga dilakukan oleh orang yang khusus juga, bagaimana sajian membuat mudah ketika disantap,” katanya. Dan, yang terakhir pada peracikan bumbu. Terdapat dua bumbu yang tersedia di tempat makan yang buka pada pukul

15.00 wita sampai pukul 23.00 wita, yakni sambal kacang dan sambal kecap. Nah, peracik bumbu inilah yang menjadikan bumbu terasa amat spesial. “Masing-masing mengerjakan tugasnya, sehingga berbentuk sajian istimewa,” tandasnya. (mm)

Daftar Harga Sate Ayam Sate Kambing Sate Sapi Sop Buntut Ayam Bakar ala Pondok sate

Rp 13.500 Rp 25.000 Rp 20.000 Rp 20.000 Rp 9.000

FOTO-FOTO: HAMSIAH


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.