Banjarmasin Post - Edisi Kamis 4 Juni 2009

Page 11

Musik & Film 11

Banjarmasin Post KAMIS 4 JUNI 2009

Penjual Tempe Naksir Putri Dubes Film Ketika Cinta Bertasbih berdurasi 124 menit ini mengisahkan perjalanan hidup seorang bernama Abdullah Khairul Azzam, pria 28 tahun yang tengah menuntut ilmu di Al Azhar Mesir dengan bekal beasiswa pasca lulus sekolah Aliyah di desanya, Solo, Jawa Tengah. Setahun menuntut ilmu di Kairo, Khairul Azzam berhasil meraih predikat Jayyid Jiddan (lulus dengan sempurna). Tapi saat kebahagiaan melanda batinnya, musibah tiba-tiba datang. Sang ayah tercinta meninggal dunia. Sebagai anak tertua, Azzam harus bertanggungjawab kehidupan keluarganya, karena tiga orang adik perempuannya masih kecil-kecil. Padahal dia tetap harus berjuang keras menyelesaikan studinya. Untuk menyambung hidup, Azzam putar otak mengais rezeki. Ia lantas membuka usaha pembuatan tempe dan bakso yang dipasarkan di lingkungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo. Tak diduga, hasilnya lumayan. Usahanya membuahkan hasil lantaran orang-orang asli Indonesia di KBRI tentu sangat merindukan makanan khas Indonesia seperti tempe. Namanya sebagai pembuat tempe jadi populer di kalangan

staf KBRI. Inilah yang kemudian mempertemukannya dengan Eliana Pramesthi, putri duta besar. Eliana yang cantik dan cerdas, membuat Azzam jatuh hati, hanya saja dia mengurungkan niat menjalin hubungan lebih dekat karena sifat dan kehidupannya bertolak belakang. Urung menjalin hubungan dengan Eliana, Azzam mendapat kabar menggembirakan jika ada seorang gadis yang lebih cocok untuk dijadikan istri. Informasi itu didapatkan dari seorang sopir KBRI yang bernama Pak Ali (Didi Petet). Pak Ali menyarankan agar Azzam segera mengkhitbah (melamar) seorang mahasiswi cantik bernama Anna Althafunnisa yang juga berasal dari Indonesia yang rupanya juga tidak kalah cerdas dibanding Eliana. Apalagi si cewek ternyata anak seorang kiai pesantren bernama Kiai Luthfi Hakim. Azzam tertarik mendengar sosok Anna, meskipun belum pernah bertemu Azzam memutuskan untuk mengkhitbah Anna. Berdasar saran dari Pak Ali, Azzam pun melangsungkan niatnya melamar Anna melalui Ustadz Mujab, paman Anna yang tinggal di Kairo yang ternyata juga dikenal Azzam.

Hanya saja, Azzam tidak berhasil memuluskan niatnya karena Anna sudah dilamar terlebih dahulu oleh pria yang juga sahabatnya yakni, Furqon. Furqon adalah seorang mahasiswa dari keluarga kaya dan cerdas. Mengetahui hal ini Azzam hanya bisa bersedih dan menertawakan dirinya sendiri yang tidak bisa mendapatkan seorang gadis untuk dijadikan pasangan karena status sosialnya yang hanya seorang penjual tempe dan belum berhasil meraih gelar sarjana selama sembilan tahun. Memikirkan hal itu, Azzam mulai giat belajar untuk menyelesaikan kuliahnya agar bisa segera pulang kampung untuk mencari jodoh. Walaupun untuk urusan jodoh Azzam masih terbersit sedikit harapan untuk tetap mendapatkan hati Anna. Hanya saja, apakah benar Azzam berjodoh dengan Anna atau malah menikah dengan Eliana? Untuk mengetahuinya, jangan lewatkan film yang juga memperlihatkan indahnya Mesir dengan menampilkan pemandangan, Sungai Nil, piramid, sphinx hingga Kota Alexandria dengan pemandangan lautnya pada 11 Juni 2009 secara serentak di bioskop kesayangan Anda.(PersdaNetwork/sis)

JUDUL FILM: Ketika Cinta Bertasbih, PEMAIN FILM: Cholidi Asadil Alam (sebagai Azzam), Oki Setiana Dewi (Anna), Alice Sofie Norin (Eliana), Andi Arsyil Rahman (Furqon), Meyda Sefira (Husna), Deddy Mizwar (Kyai Luthfi), Didi Petet (Pak Ali), Habiburrahman El Shirazy (Uztad Mujab), SUTRADARA: Chaerul Umam, PRODUSER: Mitzy Christina, Cindy Christina, MUSIC DIRECTOR: Anto Hoed, Melly Goeslaw, TAYANG PERDANA: 11 Juni 2009 (sis) FOTO-FOTO: ISTIMEWA

Office Boy Jadi Ketua Partai SEBUAH film yang mengangkat fenomena hingar bingar pemilu legislatif dan Pemilu Presiden RI pada 2014, menjadi tema dalam film Calo Presiden (Capres). Film yang disutradarai Toto Hoedi dan mengklaim sebagai film parodi politik ini menceritakan tentang seorang office boy jujur dan lugu bergelar sarjana ekonomi yang didaulat untuk menjadi Ketua Umum Partai Politik. Alkisah, Hartono (diperankan oleh Dwi Sasono), disulap menjadi seorang politikus. Hanya saja ada misi yang terselubung ketika Hartono diminta dengan paksa untuk menjadi politikus. Para pengurus partai yang selama ini menjadi tempat bekerja Hartono sedang kebingungan untuk memilih Ketua Umum agar bisa diusung dalam pemilihan Presiden RI pada 2014. Partai yang bernama Anggaran Semuanya Untukmu alias ASU ini

akhirnya memilih Hartono sebagai kandidat. Harapannya, pemuda lugu ini bisa disetir dalam menjalankan kebijakan partai. Hartono yang memang sudah sejak kecil bercita-cita ingin menjadi orang sukses terharu ketika mendapat tawaran untuk menjadi pemimpin partai. Tanpa banyak bertanya dia menyetujui pengurus partai yang ingin mengangkatnya menjadi ketua umum (ketum). Hanya saja, setelah menjalankan tugas sebagai ketum yang selalu mengikuti perintah dari para pengurus tanpa bisa mengeluarkan pendapat sendiri, Hartono merasa jika apa yang dijalaninya tidak sesuai dengan hati nuraninya. Ditengah kegundahannya, Hartono bertemu dengan orang-orang yang dianggapnya bisa membantu untuk membuatnya benar-benar mengerti dunia politik dan berbuat sesuai hati nuraninya. Hingga akhirnya si lugu

mulai merubah sikap, sedikit demi sedikit Hartono mulai susah diatur dia juga sudah mampu memutuskan sesuatu dengan sendiri. Dan berhasil menjadi pribadi yang memiliki karakter kuat bertekad untuk melawan kemapanan yang buruk dari sebuah sistem politik. Namun, sikap Hartono yang berubah ini membuat para pengurus partai mulai panas dan khawatir jika Hartono lolos menjadi presiden maka hidup mereka akan bahaya. Dengan licik akhirnya, para pengurus partai menyusun rencana untuk menjatuhkan Hartono dengan mengenalkannya pada seorang wanita cantik yang diperankan oleh Catherine Wilson. Dapatkah Hartono mempertahankan prinsipnya untuk mempertahankan kejujuran di dunia politik? Saksikan film yang mendapuk beberapa politisi Indonesia sebagai cameo ini serentak pada 4 Juni 2009. (Persda Network/sis)

JUDUL FILM: Calo Presiden SUTRADARA: Toto Hoedi PRODUSER: Shankar RS PEMAIN: Dwi Sasono, Happy Salma, Catherine Wilson, Sujiwo Tejo, George Sapulete, Effendi Gazali, Ucup Kelik, Deni Chandra, Mega Karti. (sis) FOTO-FOTO: ISTIMEWA

Antipoligami, Tak Antidangdut

Pussycat Dolls

PERSDANETWORK/ISMANTO

Beri Bonus Tiga Lagu SEOLAH ingin membuktikan kecintaan mereka terhadap penonton di Jakarta, Pussycat Dolls (PCD), memberikan bonus tiga lagu ketika sebelumnya sudah berpamitan dan menghilang di balik panggung. Konser yang digelar di Istora Senayan, Selasa (2/6) malam, pun kontan langsung bergemuruh begitu mendengar intro musik dan lampulampu dipadamkan. Nicole, Ashley, Kimberly dan Melody langsung menghentak dengan lagu, Don’t Cha. Selanjutnya tanpa mampu menolak histeria penonton yang meneriakkan, Jai Ho, Jai Ho! PCD langsung memenuhi keinginan penonton. “Girls should we give what they want?,” tanya Nicole pada ketiga rekannya, sebelum akhirnya mengalunlah lagu garapan ulang soundtrack film, Slumdog Millionaire. Penonton pun dengan kompak meneriakkan Jai Ho dan bergoyang bersama. Meski tampil tanpa formasi lengkap, karena Jessica Sutta, yang tengah mengalami cidera punggung, PCD tetap menampilkan performa yang menjadi ciri khas mereka, tampil enerjik dengan goyangan yang menggoda. Dan lagu When I Grow Up, menjadi lagu bonus yang benar-benar memuaskan sekitar 5.000 penonton. PCD yang tampil dalam konser perdana

di Jakarta dan konon menghabiskan dana secara keseluruhan sebesar Rp 7 miliar, bernyanyi secara minus one alias tanpa band penggiring. Panggung yang ditata sangat sederhana hanya menghadirkan susunan tangga dan sebuah layar besar di belakang dengan nuansa hitam, agak sedikit mengecewakan terlebih permainan efek cahaya yang diharapkan bisa membantu performa PCD tampak biasa saja. Namun pertunjukkan sekitar 1,5 jam itu mampu menggoyang Istora Senayan dengan aksi liar personel PCD. Dan dalam bahasa Indonesia yang kurang lancar, komandan PCD, Nicole Scherzinger menyebut jika dia suka dengan Jakarta. “Ini pertama kalinya Pussycat Dolls tampil di Jakarta, sebuah kehormatan bisa tampil di Indonesia. Aku hanya ingin bilang, aku cinta Jakarta!” teriak kekasih Louise Hamilton ini yang langsung mendapat sambutan gemuruh dari penonton. Indonesia adalah negara pertama yang dikunjungi Pussycat Dolls di Asia dalam rangkaian tour bertajuk, Doll Domination World Tour 2009, setelah Jakarta PCD, langsung terbang ke Singapura melanjutkan konser di sana. (Persda Network/sis)

BIASANYA Ahmad Dhani berbicara dalam nada sesumbar. Tapi entah mengapa, Rabu malam (2/6), bos grup musik Dewa 19 itu tumben-tumbenan bicara dalam nada merendah. Dhani mengaku bisa menyanyikan semua jenis aliran musik, kecuali dangdut. Kalau sekedar nyanyi-nyanyi dangdut di kamar mandi, Dhani bisa saja memaksakan diri. Tapi untuk bernyanyi dengan cengkok dangdut tulen ala Rhoma Irama atau Muchsin Alatas, Dhani mengaku menyerah alias tak sanggup! “Kalau disuruh menyanyi dangdut, saya bisanya sesuai dengan cara sendiri. Saya enggak sanggup seperti Rhoma atau Muchsin Alatas, yang memang spesialis dangdut, “ beber Dhani di Kamasutra, Crowne Plaza Hotel, Jakarta, Rabu malam (27/5). Ayah Al, El, dan Dul ini mengakui, tidak mudah

menyanyikan lagu dangdut. Bahkan, suaranya pun kurang ‘dangdut’ ketika menyanyikan lagu dengan musik khas ketipung itu. “Saya hanya anti poligami, tidak anti dangdut. Juga tidak anti musik Melayu. Saya apa saja selama dikasih kebebasan untuk eksplorasi. Kalau disebut cara nyanyi saya kurang PERSDANETWORK/ dangdut, itu ada ISMANTO benarnya karena memang Ahmad Dhani tidak gampang nyanyi dangdut,” ucapnya. Dhani yang menjadi duta Sprite D’Plong Rock ‘N Dut 2009 berencana merilis album solo dengan hits lagu dangdut yang populer di tahun 1980-an.(sis/*)

Tolak Main Sinetron GRUP vokal Mahadewi tampak makin serius saja membesarkan karir musiknya, justru setelah ditinggal hengkang salah satu personelnya yakni, Ina. Biarpun banyak tawaran manggung dan dikenal banyak penggemarnya, Mahadewi tetap ingin berkarir di musik. Tawaran bermain sinetron pun pernah ditolak personel Mahadewi yang terdiri dari Purie dan Tata ini. “Kita pernah main film dulu. Tapi kalau untuk terjun ke sinetron sepertinya nggak Mahadewi mungkin. Itu kan KAPANLAGI.COM

stripping dan nggak mungkin banget karena berbenturan dengan waktu kita,” kata Puri saat ditemui usai manggung di Playlist, di Studio Penta, Jakarta Barat, Selasa (2/6). Grup yang dibentuk oleh Ahmad Dhani ini sedang sibuk mempromosikan album terbarunya yang keluar beberapa waktu yang lalu. “Masih promosi dan manggung biasa saja. Dari panggung ke panggung sekalian cari uang karena memang intinya di situ,” ujar Tata. Apakah saking sibuknya berkarir lantas kedua penyanyi ini lupa mencari pasangan hidup? Ditanya seperti itu, keduanya malah tertawa lebar sebelum menjawab. “Kalau soal itu siapa yang nggak mau? Tapi kita belum mikir ke arah sana. Kita tetap mengutamakan karir,” tegasnya. Grup vokal yang sebelumnya bernama Dewi-Dewi itu merasa belum maksimal dalam hal popularitas dan penjualan album-album mereka. “Kalau pekerjaan sudah mantap, baru deh mikirin ke arah sana (menikah),” timpal Tata.(sis/*)

10 Lagu Pop Indonesia Terfavorit Hingga 3 Juni 2009 1. Bukan Cinta Biasa Afgan 2. Untukmu Terkasih Iwan Fals 3. Sesungguhnya Chandra 4. Tersiksa Warna 5. Menanti Sebuah Jawaban Donita 6. Seperti Bintang ( Menanti Jawabanmu ) Yo vie & N uno Nuno 7. Ratu Lebah RAN 8. Indonesia Memang Hebat Kadrijimmo The Prinzes Of Rhythm 9. Maaf B ONE 10. Wajahmu Indahkan Duniaku Alexa SUMBER: KISFM JAKARTA

10 BaratTerfavorit Hingga 3 Juni 2009 1. Welcome To England Tori Amos 2. We Walk The Ting Tings 3. Kingdom Of Rust Doves 4. Notion Kings Of Leon 5. Gravity Sara

Bareilles

6. Before The Worst The Script 7. We Don’t Care AKON 8. When It Was Good Flipsyde 9. Touch My Hand David

Archuletta

10. T-Shirt Shontelle SUMBER: KISFM JAKARTA

c m y k


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.