Banjarmasin Post - Edisi Senin 1 Juni 2009

Page 2

2 Banjarmasin Bungas

Banjarmasin Post

SENIN 1 JUNI 2009

Sabu Titipan Antar ke Sel ■ Transaksi di Jalan Mawar BANJARMASIN, BPOST - Topansyah (25) menundukkan kepala ketika berada di ruang Sat Narkoba Poltabes, Minggu (31/5). Dia sudah mengenakan baju tahanan warna biru. Sesekali dia menutup mukanya dari sorotan kamera wartawan.

BANJARMASIN POST/HERRY MURDY HERMAWAN

PETUGAS CELAKA - Seorang anggota BPK Sa'adah Banjarmasin digotong rekan-rekannya untuk diantar ke rumah sakit karena terinjak pecahan kaca saat mencoba memadamkan api di Asrama Polri Gunung Sari RT 19, Banjarmasin, Minggu (31/5).

Tambah Pengalaman Orangtua Siswa BANJARMASIN, BPOST Seorang peserta diklat pendidikan anak usia dini (PAUD), Musliani merasa banyak manfaat didapatkannya dengan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan Home Schooling Group (HSG) El-Diina Cabang Banjarmasin itu. “Acara ini sangat bagus, dan begitu bermanfaat. Karena itu saya mengikuti acara ini,” kata Musliani, Minggu (31/5). Dia berencana menerapkan ilmu yang didapat ke anak didiknya di TK Aisyiah. Diklat digelar selama dua hari, Sabtu dan Minggu di eks SMA Kebun Bunga. Selain

menyeleksi calon guru PAUD El-Diina, diklat juga membagi pengetahuan kepada orangtua siswa tentang cara mendidik anak. Sementara itu, rencana proses belajar mengajar homeschooling group El-Diina bakal dilaksanakan di tiga kelas di eks SMA Kebun Bunga, di Jalan Cempaka Putih. “Baru pertama, kita gunakan tiga kelas dulu. Lagi pula masih ada beberapa ruang yang akan diperbaiki,” kata Manajer Lembaga Pelatihan Training Event Organization (LPTEO) Elly Yustina, Minggu (31/5). (hh)

Warga Jalan Ir PHM Noor, Banjarmasin itu diduga sebagai pengedar 25 gram sabu. Dia ditangkap aparat sekitar pukul 15.00 Wita ketika sedang bertransaksi sabu di depan sebuah toko di Jalan Mawar. Polisi menemukan lima paket besar dan satu paket kecil sabu seberat 25 gram dari tangannya. Selain itu, petugas juga mengamankan dua unit handphone, diduga sebagai alat penghubung dalam bertransaksi sabu. Namun, Topansyah membantah disebut sebagai pemilik puluhan gram sabu itu. Dia berkilah, kristal memabukkan itu milik temannya bernama Abdi. Dia hanya bertugas mengantar pesanan. “Sabu itu milik Abdi, saya

“Istri saya mau melahirkan, tinggal hitungan hari” TOPANSYAH hanya menghubungkan pemesan dengan Abdi, tiba-tiba saya disuruh memegang bungkusan sabu,” katanya. Dia mengaku tidak memperoleh keuntungan dari penjualan sabu itu. Hanya karena teman akrab Abdi, Topansyah mau menghubungkan temannya dengan calon pembeli sabu. Kepala keamanan portal di Pelambuan itu mengaku menyesal. Akibat ulahnya, terpaksa

dia tidak bisa mendampingi istrinya yang baru melahirkan. “Istri saya mau melahirkan, tinggal hitungan hari,” katanya. Kepala Satuan Narkoba Poltabes, AKP M Rifa’i mengatakan, penangkapan Topansyah setelah pihaknya melakukan penyamaran. “Anggota Sat narkoba mencoba ringkus Topan dan Abdi.

Sabu dipegang Topansyah. Saat fokus ke Topan, ternyata Abdi berhasil melarikan diri,” kata Rifa’i. Hasil penyelidikannya, ternyata Abdi masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). “Supian Abdi mengetahui jaringan pengedar sabu di atasnya. Dia merupakan residivis,” katanya. (gg)

Jual Ineks Marlong JUMLAHNYA 100 butir. Bentuknya juga kecil seperti kancing, sama persis dengan bentuk pil ekstasi. Namun, berbeda dengan pil ekstasi yang mengandung zat psikotropika golongan I, ratusan pil yang dipeorleh dari Dendi (22) ini mengandung psikotropika golongan I. “Berdasarkan hasil tes laboratorium, sekitar 100 butir ineks itu masuk dalam golongan dua. Dijual murah, kualitas barang lembek, dan mudah luntur, diduga masih produksi lokal,” kata Kasat Narkoba AKP M Rifa’i. Rifa’i mengatakan, selang sekitar tiga jam, setelah penangkapan Topansyah, pihaknya meringkus Ahmad Syarif alias Dendi di Jalan Hasanuddin HM, depan sebuah toko. Proses penangkapan pun mirip dengan penangkapan Topansyah. Sementara itu Dendi mengaku, satu butir ineks dibelinya sekitar Rp 25 ribu, diperoleh dari Supian Abdi, orang yang diduga jadi pemilik sabu yangdibawa Topansyah. Pil itu kemudian dijual kembali Rp 110 ribu per butir. “Saya awalnya tidak mau karena barang marlong (palsu, Red), karena sama menipu orang. Tetapi Abdi yang menanggung komplain,” katanya. (gg)

Andai Kalsel seperti Bali SELAMA empat hari 21-24 Mei, saya bersama teman kantor, para pelanggan Banjarmasin Post serta sejumlah urang Banjar menikmati liburan di Bali. Sebuah perjalanan wisata yang sangat menyenangkan sekaligus mengesankan. Hampir seluruh tempat wisata yang ada di Pulau Dewata, kami kunjungi. Di sela perjalanan ke tempat-tempat wisata, canda, tawa serta obrolan ringan mengalir membuat suasana kian akrab. Pokoknya, selama empat hari itu, benar-benar full hiburan. Mengasyikan. Ketika mengunjungi tiap tempat wisata, umumnya komentar-komentar dari sesama peserta tur adalah pujian. Mereka berpendapat bahwa masyarakat dan pemerintah di Bali telah koheren menjadi ‘agen pariwisata’ yang andal. Mereka bergerak bersama untuk menciptakan Bali tampil memesona. Itulah kekuatan Bali. Selain itu, seorang peserta memberi tambahan pendapat, mengapa

kalah banyak. Hanya perBali mampu menjadi temsoalannya ya itu tadi, sipat wisata dengan daya kap koheren atau selaras tarik luar biasa. Menurutantara masyarakat denya, keunggulan Bali terngan pemerintah belum letak pada kekuatan masterjalin. Kekhasan di Bali yarakatnya mempertamakin dipupuk subur, di hankan adat istiadat. Kalsel justru dibiarkan Di tengah kencangnya pudar tergerus zaman. desakan budaya global, Dia memberi contoh kewarga Bali tetap patuh kahasan budaya air atau dan mengikuti adat istiasungai di Banjarmasin datnya. Inilah, kata dia, yang makin pudar. Menuyang justru menjadi saling Dade Syamsul Rais rut dia, pembangunan akpoint Bali di mata para wises jalan ke berbagai pelosok di Bansatawan terutama mancanegara. jarmasin, terus mematikan budaya Mereka masih mendapatkan sesuatu sungai. Padahal, budaya itu meruyang unik di Bali. pakan salah satu keunikan yang bisa Sambil terus memberikan analisis, menjadi jualan bagi pariwisata. dia pun memberi catatan soal Bali. KaSaya setuju dengan pendapat petanya, melihat keindahan alamnya, serta tur tadi. Beberapa kali mendaBali sebenarnya tidak terlalu istimewa tangi Bali, saya pun berkesimpulan dibanding daerah lain. Artinya daesama. Keunggulan Bali terletak pada rah lain termasuk Kalsel pun punya keunikan budaya, buah dari ketaatan panorama alam menawan. masyarakat terhadap adat istiadatPantai di Kalsel, kata dia, tak kalah nya. Soal alam, relatif. Tiap daerah bagus. Kekhasan di Kalsel, juga tak

punya potensi dan panorama masingmasing. Jadi artinya, Kalsel punya panorama alam yang tak kalah menarik. Persoalannya ya itu tadi, semuanya tidak ditunjang oleh variabel lain berupa kekhasan yang bisa membuat orang penasaran datang ke wilayah ini. Budaya sungai yang ada di Kalsel, hanya tersisa pasar terapung. Itu pun kini pesonanya perlahan memudar seiring makin berkurangnya aktivitas dagang di atas sungai. Belum lagi, kondisi sungai yang kotor, makin menjauhkan dari daya tarik sebagai tempat wisata. Celakanya, melihat kondisi itu, kita semua seperti bergeming. Membiarkan panorama sungai rusak, membiarkan budaya sungai pelan-pelan mati digerus zaman. Padahal, jika berkaca pada daerah lain, banyak contoh budaya sungai sukses menjadi mutiara pariwisata. Kelestarian wisata Sungai Chao Phraya di Thailand dan Venesia di Italia menjadi buktinya. (*)

BANJARMASIN POST/HELRIANSYAH

MENDAFTAR - Seorang peserta mendaftarkan diri mengikuti diklat seleksi calon guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang diiselenggarakan Home Schooling El-Diina Cabang Banjarmasin.

0106/02


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.