Banjarmasin Post - 19 Maret 2009

Page 2

2

KAMIS 19 MARET

2009 / 22 RABIULAWAL 1430 H

BANJARMASIN BUNGAS

Banjarmasin Post Mereka Juru Pemantau Jentik

Pulang Kerja Dibekali Kerupuk UDARA pagi masih terasa menyengat di kulit. Tapi kondisi itu tak menyurutkan semangat tiga perempuan, Halimah, Jamilah dan Yanti untuk berkumpul di Puskesmas S Parman. Bersama petugas puskesmas, Waliuddin, mereka pun bertolak ke Gang Ternate RT 16 Kelurahan Pasar Lama. Tiba di sana, tiga perempuan itu langsung memakai rompi merah. Di bagian belakang rompi itu bertuliskan Waspada Demam Berdarah, Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Jumantik memang bertugas untuk memantau perkembangbiakan jentik nyamuk aedes aegypti. Sasarannya adalah tempat-tempat penampungan air warga. Masingmasing kelurahan bertugas tiga orang dipilih dari warga. Jadi un-

tuk Banjarmasin ada 150 orangh yang bertugas. Rabu (11/3) adalah hari pertama kerja bagi Halimah, Jamilah dan Yanti. Mereka mulai direkutr Januari lalu. Gang Ternate menjadi target pemantauan karena di sana ditemukan dua kasus demam berdarah dengue (DBD). Sebagai tanda hormat, mereka terlebih dahulu mendatangi rumah ketua RT 16, Fauzi untuk minta izin dengan memperlihatkan surat tugas yang ditandatangani Kepala Puskesmas setempat. Rumah ketua RT pun sekaligus jadi pantauan mereka pertama kali. Mereka kemudian berbagi tugas. Jamilah mencatat nama kepala keluarga dan alamat rumah. Sedangkan Halimah memntau

bak penampungan air dibantu penerangan senter. “Tidak terlihat ada jentik di dalamnya,” ujar Halimah. Jamilah langsung mencatat di buku yang telah disiapkannya. “Kalau ada jentik kita catat, begitu juga tidak ada. Jika ada jentik kita akan beri bubuk abate, jika tidak ada, tidak diberikan,” jelas Halimah. Ya, selain membawa catatan dan senter, jumantik juga dibekali tas khusus warna hitam bertuliskan PSN-KIT. Isinya adalah 90 bungkus bubuk abate. Tugas jumantik tidak hanya memantau jentik. Mereka juga memberikan penyuluhan kepada warga bagaimana agar jentik tidak leluasa berada di tempat penampungan air.

Jika satu rumah sudah selesai dipantau, mereka berpindah ke rumah warga yang lain. Tapi mereka tidak memaksa jika ada warga yang menolak rumahnya diperiksa. Lantas, bagaimana tanggapan masyarakat pada jumantik? Warga sangat senang ada ‘pengawas’ jentik ini. Terbukti, usai bertugas trio Halimah, Jamilah dan Yanti pulang membawa oleh-oleh kerupuk yang diberi seorang warga yang punya usah pembuatan penganan itu. Kepala Puskesmas S Parman, dr Muhammad Abrar mengatakan, pemantauan dilakukan dua kali dalam tiga bulan. Kegiatan itu difokuskan pada tempat yang terdapat kasus DBD lebih dahulu, baru kemudian dilanjutkan ke tempat lain.

BANJARMASIN POST/MURHAN

Petugas Jumantik saat memantau tempat penyimpanan air di rumah warga.

Makanya, insentif yang diberikan pada anggota jumantik hanya Rp 90 ribu yang diberikan tiap tiga bulan sekali. Tugas jumantik pun tanpa target, hanya diharapkan

sosialisasi secara simultan. “Misalnya kita beritahu 15 orang hari ini, mudah-mudahan, mereka memberitahukannya ke warga lainnya,” kata Abrar. (ire)

Masih Ada Warga yang Kecele Pembagian BLT Lancar BANJARMASIN, BPOST- Pembagian bantuan langsung tunai (BLT) di Kantor Pos Besar Banjarmasin, Rabu (18/3) berlangsung lancar. Namun, informasi jadwal pembagian BLT tidak sepenuhnya tersosialisasi. Ada warga yang sebenarnya belum terjadwal untuk menerima BLT datang dan ikut antre di Kantor Pos Besar. Padahal, kemarin adalah jatah warga kurang mampu di empat kelurahan, yakni Kelurahan Kertak Baru Ilir, Teluk Tiram, Seberang Mesjid dan Sungai Baru. “Waduh balik lagi. Padahal jauh rumah saya. Tadi di-

BANJARMASIN POST/HERRY MURDY HERMAWAN

TUNGGU PANGGILAN- Seorang warga menunggu nomor urutnya dipanggil petugas saat penyerahan dana BLT di Kantor Pos Besar Banjarmasin, Rabu (18/3). Kemarin hanya warga kurang mampu di empat kelurahan yang mendapat dana BLT.

Bantah sebagai Mahasiswa Dit Narkoba Polda Temukan 50 Butir Pil BANJARMASIN, BPOSTFuad berusaha menutupi wajahnya menggunakan sweater ketika kamera wartawan terarah padanya. Dia juga membantah ketika disebutkan statusnya adalah mahasiswa. “Saya pengangguran bukan mahasiswa,” kata Fuad ketika ditemui di ruang penyidik Satuan II Direktorat Narkoba Polda Kalsel, Rabu (18/3). Namun bantahan pemuda berusai 25 tahun itu tak sesuai dengan data yang dimiliki penyidik. Fuad, warga Jalan Antasan Kecil Barat adalah

mahasiswa semester enam sebuah perguruan tinggi di Banjarmasin. Bersama Fuad, aparat juga menangkap Jainah (35) warga Jalan Jahri Saleh. Keduanya ditangkap di Jalan A Yani Km 8 sekitar pukul 15.00 Wita di dalam mobil milik Fuad. Aparat menyita 50 butir pil berwarna ungu diduga ineks dari Jainah. “Kami beli dari Supiani, seharga Rp 110 ribu perbutir,” kata Jainah. Namun sebelum bertemu dengan Supiani, keduanya lebih dulu dihubungkan oleh Hendri Budiman (28) dan

Andi Juanda (20). Keduanya juga ditangkap aparat Sat II Dit Narkoba. Sementara itu, ketika aparat menggerebek rumah Supiani, di Jalan di Jalan Griya Permata Kompleks Persada Permai sekitar pukul 19.45 Wita, di lemari pakaian ditemukan satu paket sabu seberat 1,57 gram. Supiani pun turut digelandang ke Mapolda Kalsel. Kasat II Sat II Direktorat Narkoba Polda Kalsel, AKBP Jimmy A Anes, mengatakan, saat ini yang ditetapkan sebagai tersangka adalah M Supiani. (tin)

Bawa Oleh-oleh dari Amsterdam MINGGU lalu Wali Kota bagus dan benar-benar terenBanjarmasin HA Yudhi Wahcana. Terlebih lagi sungai-suyuni dan rombongan berkunngai di Amsterdam bersih. Sejung ke Amsterdam. Selama tiga mua itu karena kesadaran mahari Yudhi berada di ibu kota syarakat untuk menjaga sungai Belanda itu. Apa oleh-olehnya sangat tinggi. untuk warga Banjarmasin? Pemko Banjarmasin akan Pertanyaan itu dilontarkan menerapkan pengelolaan sewartawan kepada Yudhi begitu perti di Amsterdam, yakni dia kembali bertugas. Yudhi membersihkan sungai dan yang dicegat wartawan ketika membina masyarakat supaya memantau pembagian BLT di tidak membuang sampah di suKantor Pos Besar Banjarmasin ngai. “Kita akan terus memmengatakan, dia terkesan debersihkan sungai di Kota Banngan Amsterdam. Kota itu tijarmasin dan membina masyaAPUNK penya seperti Banjarmasin. Tapi rakatnya. ini terus kita lakuHA Yudhi Wahyuni pemerintah setempat mampu kan,” kata Yudhi. menjual potensi sungainya sebagai tempat Menurut dia, perbedaan sungai di Kota Banwisata. jarmasin dengan di Amsterdam adalah, kalau Dia yakin, apa yang dilakukan di Belanda di banjarmasin sungainya pasang surut. bisa dilakukan di Kota Banjarmasin. Saat Sedangkan di Amsterdam tidak. Selain itu, pengelolaan sungai di Banjarmasin tengah sungai Banjarmasin tempat aktivitas kehidirintis. Tinggal membina kesadaran masyadupan masyarakat. Di Belanda sungai hanya rakat untuk memelihara dan menjaga sungai. menjadi tempat wisata. “Saya kira potensi Kota Banjarmasin dengan Di Belanda, ada regulasi yang ketat untuk Belanda sama. Tinggal mau atau tidak kita pemeliharaan sungai. Tetapi, untuk Banjarmembenahinya. Saya kira bisa Banjarmasin masin Yudhi ingin menumbuhkan kesadaran seperti Belanda,” ujar Yudhi, Rabu (18/3). masyarakat untuk tidak membuang sampah Selama di Amsterdam, lanjut Yudhi, dia sembarangan, khususnya memelihara sungai menyaksikan penataan sungai di sana sangat dengan baik. (wid)

suruh pulang melengkapi dengan surat keterangan RT. Sekarang setelah kembali, ternyata masih ditolak. Disuruh melengkapi dengan keterangan dari lurah lagi,”ujar Mariyah warga Tanjung Pagar, Kelurahan Teluk Tiram. Rahmah memang belum memiliki KTP. Jadi, untuk mengambil BLT dia terpaksa harus melengkapi beberapa

Cap Jempol di Atas Becak SEBUAH becak berhenti persis di pintu pagar Kantor Pos Besar Cabang Banjarmasin. Di dalamnya, duduk Nor Syaidah (48). Seperti warga penerima BLT lainnya Ia pun bergegas hendak turun. Sebuah benda sederhana mirip dengan skateboard terbuat dari papan dengan empat buah roda kecil yang tersandar didinding becak coba diturunkannya. Kondisi Norsyaidah memang berbeda dengan warga penerima BLT lainnya. Syaidah yang tinggal di RT 13 Kelurahan Pekapuran ini menderita cacat fisik di bagian kaki. Sekitar lima tahun lalu, dia pernah terjatuh sehingga salah satu kakinya pun patah. Petugas yang melihat keterbatasan Syaidah berusaha membantu. Syaidah tidak harus turuk dari becak. Setelah diminta menunjukkan kartu BLT miliknya, Syaidah bisa menerima Rp 200 ribu setelah membubuhkan cap jempol tangannya dari atas becak. “Uang ini akan saya gunakan untuk belanja keperluan sehari-hari. Selama setahun ini, saya dapat penghasilan dengan cara meminta-minta di sekitaran Pasar Lama,” tutur Syaidah. Sementara itu, dari empat loket yang disiapkan, loket untuk warga Kelurahan Teluk Tiram yang paling panjang antreannya. Wajar saja, sebab jumlah warga yang berhak menerima juga paling besar yakni 830 orang. Beberapa orang tampak tidak sabar. Mereka menduduki kursi bagian depan sembarimenunggu panggilan. Melihat hal itu, Kepala Bappeko Banjarmasin Supriyadi pun langsung berusaha mengatur agar tertib. “Bapak dan Ibu sabar. Saya mohon tetap tertib dan bersabar, nanti juga pasti kebagian,” ujar Supriadi sambil membagikan air minum mineral. (wid/ee)

“Di luar pembayaran hari ini (kemarin) masyarakat masih bisa mengambil BLT di kantor Pos Besar Cabang Banjarmasin” SYAMSUL RIZAL Kepala Dinsostek Kota Banjarmasin

persyaratan lagi. KTP miliknya masih dalam proses pembuatan di kelurahan. Beberapa pejabat yang datang memantau pembagian BLT jadi sasaran pertanyaan warga yang hari itu tidak menerima BLT. Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Banjarmasin, Syamsul Rizal tampak sibuk menjawab pertanyaan warga. Syamsul dibantu Kepala Bappeda Kota Banjarmasin Supriadi. “Pak, saya tinggal di Kelayan Luar, masuk jadwal pembayarankah hari ini?” teriak Kartini kepada Syamsul. Syamsul mengatakan, bagi warga yang tidak bisa menerima BLT karena kartu hilang atau KTP tidak ada tetap

bisa menerima pembayaran BLT setelah persyaratan KTP dipenuhi. “Di luar pembayaran hari ini (kemarin) masyarakat masih bisa mengambil BLT di Kantor Pos Besar Cabang Banjarmasin. Tidak ada batasan waktunya, pembayaran tetap bisa dipenuhi selama dana BLT tidak dikembalikan,” katanya. Tinjau Pembagian Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin HA Yudhi Wahyuni tak ketinggalan memantau pembagian BLT di Kantor Pos Besar. Dia menyalami warga yang antre dan sesekali berdialog. “Pian dari mana? Gunakan dana yang didapat sebaik-baiknya. Mudah-mudahan, doakan saja ke depan pemerintah tetap bisa memberi bantuan seperti ini,” ujar Yudhi kepada warga. Yudhi menilai, pembagian BLT lancar karena sebelumnya sudah pernah beberapa kali dibagikan, sehingga warga juga tidak terlihat berdesak-desakan. Petugas yang membagikan BLT juga sudah cukup berpengalaman menyalurkan kepada warga. Sistem pembayaran dibagi tiap kelurahan sehingga penerima BLT tidak menumpuk di satu tempat. “Kita berharap warga bisa mempergunakan uang yang didapatnya sebaik-baiknya,” ujar Yudhi. (wid/ee)

JADWAL PEMBAYARAN BLT 2009 DI KOTA BANJARMASIN Lokasi

Tanggal

Kec Bjm Selatan Kec Bjm Tengah Kec Bjm Utara Kantor Pos Besar

(20/3) (20/3) (20/3) (19/3)

Jam 08.00-14.00 08.00-10.00 08.00-10.00 08.00-14.00 08.00-14.00 08.00-14.00

Kelurahan

RTS

Mantuil 995 Mawar 280 Kuin Utara 641 Pekapuran Laut 584 Kertak Baru Ulu 200 Pekapuran Raya 1324

● Sumber: Kantor Pos Cabang Banjarmasin

1903/02


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.