Banjarmasin Post - 12 Februari 2009

Page 20

20

KAMIS 12 FEBRUARI

2009 / 16 SAFAR 1430 H

OPINI PUBLIK

Banjarmasin Post

TAJUK SEMOGA MASYARAKAT TAK LAGI DIRUGIKAN YA!

Berkaca dari Hutan Tetangga SUDAH lebih sepekan api melumat ribuan hektare hutan di Australia. Itu kebakaran terbesar dalam dua dekade setelah kebakaran hebat yang melanda benua itu, 1983. Dikabarkan sudah 200 orang tewas, lebih dari 750 rumah hangus dan 5.000-an orang kehilangan tempat tinggal. Seperti di tanah air, kebakaran hutan sering terjadi di Australia. Penyebabnya pun kurang lebih sama, kombinasi suhu panas yang tinggi, embusan angin, sebaran titik api, dan perilaku manusia. Saat ini iklim sudah berubah akibat kerusakan lingkungan. Secara geografis, Australia dan Indonesia selalu mengalami perubahan suhu yang ekstrem. Karena sudah terbiasa, warga menjadi tidak terlalu sensitif lagi menangkap berbagai gejala alam. Mereka baru sadar ketika api tak bisa lagi dikendalikan. Kebakaran makin memperparah kerusakan atas hutan kita yang selama berpuluh tahun terakhir dieksploitasi secara membabi buta. Cadangan plasma nutfah turut habis terobrak-abrik, flora dan fauna langka ikut tergusur dan terbabat pula. Hutan Kalimantan disebut-sebut sebagai benteng terakhir paru-paru dunia, setelah Amazon mengalami kerusakan akibat penebangan liar yang diam-diam direstui para penguasa di sana. Pernah terungkap bahwa ternyata polisi, tentara, jaksa, hakim, wakil rakyat, pemerintah daerah sama-sama main kayu. Penduduk asli -Indian-- yang hidup seiring dengan daur lingkungan hutan itu, jadi korban. Mereka dituding sebagai biang kerok kerusakan hutan. Penebangan liar besar-besaran terus berlangsung. Jaringan mafia kayu di sana tak segan menghabisi siapapun yang dianggap jadi perintang. Sejumlah aktivis lingkungan tak pernah kembali setelah meninjau hutan. Surat kabar yang gencar memberitakannya, diteror. Wartawannya diculik dan dibunuh. Mereka juga memodali surat kabar sendiri untuk

menyuarakan kepentingannya dan menepis opini dunia. Dalam beberapa hal, kondisi di tanah air kita juga nyaris sama. Penduduk asli semakin merana karena hak ulayatnya raib dicaploki. Mereka yang sepanjang hidupnya menyatu dan jadi bagian dari ekosistem hutan, justru sering jadi kambing hitam, dituding sebagai perambah. Padahal secara naluriah mereka mengembangkan apa yang disebut sebagai kearifan tradisional, larut dalam daur lingkungan yang saling memberi dan menerima satu sama lain. Perusakan justru dilakukan oleh tangan-tangan industri yang dipompa modal besar, bahkan dari negara asing yang selama ini menuding Indonesia sebagai negara yang tak bisa merawat rimba. Data Conservation International (CI), sebuah lembaga internasional yang bergerak di bidang keanekaragaman hayati di dunia mencatat, setiap tahun Indonesia kehilangan hutan dengan tingkat kerusakan sekitar 2,5 persen. Di Kalimantan, tingkat kerusakan jauh lebih parah lagi karena hampir mendekati angka 70-80 persen. Menurut data Save Our Borneo (SOB), 80 persen hutan di kawasan ini disebabkan oleh ekspansi besar-besaran industri sawit. Kalimantan Selatan tercatat sebagai daerah dengan laju kerusakan hutan paling cepat dibanding provinsi lain. Rata-rata 66,3 ribu hektare hutan musnah per tahun dari total luas wilayah hutannya. Diperlukan waktu dua abad lebih untuk memulihkan kerusakan hutan ideal. Umur generasi hari ini pasti tak akan cukup panjang untuk bisa melakukannya. Anak-cucu kita pun belum tentu sempat, sebab keadaan saat itu sudah terlalu —dan terus bertambah— parah. Apalagi jika pembalakan terus berlangsung dan kebakaran senantiasa terjadi tiap musim. Jalan terbaik adalah terus menerus mengembangkan kesadaran bersama mengenai pemeliharan lingkungan secara serius. Menegakkan hukum untuk melindungi perusakan, dan kian memperlengkapi faktor-faktor pendukung penanggulangan kebakaran. ***

SUARA REKAN

ILUSTRASI:IVANDA

Mahasiswa, Idealisme dan Kepentingan Politik PERISTIWA unjuk rasa penuntutan pemekaran Propinsi Tapanuli pekan lalu, berakhir dengan sebuah tragedi kemanusiaan. Ketua DPRD Sumatera Utara, Abdul Aziz Angkat meninggal dalam aksi itu. Oleh: Ahmad Kailani S PdI

Rabu,11 Februari 2009

Pangkas Birokrasi KONSEP awal pemekaran wilayah bukan untuk memperbanyak pembentukan daerah baru dan membagi jabatan birokrasi dan politik (legislatif). Tujuan utamanya mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan mempercepat proses pembangunan di berbagai bidang sesuai kebutuhan masyarakat. Tujuan utama pemekaran wilayah atau pembentukan daerah baru itu diatur melalui UndangUndang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian direvisi menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004. UU tersebut memberi keleluasan bagi daerah membentuk daerah baru. Bahkan hingga saat ini, euforia pemekaran wilayah melanda seluruh daerah di Tanah Air. Di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kabupaten Rote Ndao merupakan salah satu daerah hasil pemekaran dari Kabupaten Kupang pada 2003 lalu. Di bawah kepemimpinan Bupati Christian Nehemia Dillak dan Wakil Bupati Bernard E Pelle, Kabupaten Rote Ndao sudah ada perubahan di sejumlah bidang. Namun perubahan itu belum memberikan hasil maksimal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Seperti disampaikan Gubernur NTT Drs Frans Lebu Raya ketika melantik Drs Leonard Haning MM dan Drs Marthen Luther Saek, sebagai Bupati dan Wakil Bupati Rote Ndao periode 2009 - 2014 di Kota Ba’a, Senin (9/2), pembangunan di Rote Ndao sudah ada perubahan. Perubahan yang sudah dicapai mantan pemimpin sebelumnya masih perlu perbaikan dari aspek kualitas. Perbaikan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, seperti menekan angka kemiskinan, meningkatkan mutu pendidikan, membuka lapangan kerja dan kesempatan kerja. Peringatan Gubernur NTT ini sangat beralasan. Sebab, hasil evaluasi pemerintah pusat

Homepage: http//www.banjarmasinpost.co.id Penerbit SIUPP

: PT Grafika Wangi Kalimantan : SK Menpen No. 004/SK/MENPEN/ SIUPP/A.7/1985 tgl 24 Oktober 1985 Sejak Tanggal : 2 Agustus 1971 Direktur Utama : Herman Darmo Pemimpin Redaksi/ Wakil Pemimpin Umum: Yusran Pare Redaktur Pelaksana: Harry Prihanto, Dwie Sudarlan Sekretaris Redaksi: Umi Sriwahyuni Manajer Produksi: Agus Rumpoko Wakil Manajer Produksi: Muhammad Yamani Koordinator Liputan: Dade Samsul Rais Staf Redaksi: M Iqbal Raziffuddin, Noor Dachliyanie Adul, Sudarti, Didik Triomarsidi, Halmien Thaha, Ernawati, Yenny Yanuarita, Kaspul Anwar, Ribut Raharjo, Fikria Hidayat, Mulyadi Danu Saputra, M Royan Naimi, Hanani, Burhani Yunus, Sigit Rahmawan Abadi, Anjar Wulandari, Anita Kusuma Wardhani, Urif Suhar Yanto, Ratino Taufik, Moh Choiruman Biro/Perwakilan: Banjarbaru/Martapura: Syamsuddin (Kepala Biro), Herlina Lasmianti, Aries Mardiono Barabai: Khairil Rahim Tanjung: Mahdan Basuki, Pelaihari: Idda Royani, Marabahan: Ahmad Riduan, Palangka Raya: Noorjani Aseran (Kepala Biro), Sutransyah, Faturrahman Kuala Kapuas: Mustain Khaitami Jakarta: Uki M Kurdi (Kepala Biro), Domuara Ambarita (Waka Biro), Murdjani, Antonius Bramantoro, Budi Prasetyo, Zulfikar W Eda, FX Ismanto, Heroe Baskoro, Johnson Simanjuntak, Rahmat Hidayat, Yulis Sulistyawan, Choirul Ariffin, Hendra Gunawan. Ilustrator/Karikaturis: Ivanda Ramadhani.

2008 lalu, Rote Ndao termasuk salah satu kabupaten yang dipertimbangkan untuk bergabung kembali ke kabupaten induk, yakni Kabupaten Kupang. Pasalnya, lima tahun menjadi daerah otonom belum menunjukkan kemajuan yang menggembirakan. Karena itu, selama lima tahun masa kepemimpinan Leonard Haning dan Marthen Luther Saek, harus membuat terobosan, inisiatif dan inovasi dalam mengelola potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang ada di wilayah itu. Dalam kaitan itu, salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah peningkatan produktivitas kinerja birokrasi yang selama lima tahun ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Dalam hal mengelola SDA, pemda harus menyederhanakan proses izin investasi kepada investor yang mau menginvestasikan modalnya di Rote Ndao. Tidak hanya bupati dan wakil bupati, tapi semua jajaran birokrasi, terutama para pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Kita juga ingatkan agar pengelolaan potensi SDA yang ada tidak hanya untuk segelintir orang atau elite tertentu, tetapi untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteran masyarakat. Berkaca pada pemerintahan sebelumnya, di mana aparat birokrasi khususnya pimpinan SKPD belum menunjukkan kinerja yang menggembirakan dalam pelaksanaan tugas, duet Leonard Haning dan Marthen Luther Saek perlu menata kembali birokrasi di lingkup Setkab Rote Ndao. Selain itu, koordinasi dialogis antara pemerintah dengan legislatif (dewan) perlu ditingkatkan. Dua hal itu sangat penting dalam membangun Rote Ndao lima tahun ke depan. Keberhasilan Leonard Haning dan Marthen Luther Saek akan sangat ditentukan oleh produktivitas kinerja aparat birokrasi dan kerja sama dengan lembaga legislatif.

e-mail : redaksi@banjarmasinpost.co.id Pemimpin Umum : HG Rusdi Effendi AR Pendiri : Drs H J Djok Mentaya (1939-1994) Drs H Yustan Aziddin (1933-1995) HG Rusdi Effendi AR

Pemimpin Perusahaan: A Wahyu Indriyanta, Wakil Pemimpin Perusahaan/Bagian Promosi: M Fachmy Noor, Bagian PSDM/Umum: Tapriji, Bagian Iklan: Fahmi Setiadi (08115003012), Bagian Sirkulasi: Suharyanto (08115000117). Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi: Gedung HJ Djok Mentaya, Jl AS Musyaffa No 16 Banjarmasin 70111, Telepon (0511) 3354370 (hunting), Fax 4366123, 3353266, 3366303 Bagian Iklan: (ext. 113, 114), Bagian Sirkulasi: (ext. 116, 117) Hotline Langganan: (0511) 3352050 Biro Jakarta-Persda: Redaksi, Jl Pal Merah Selatan No 12 Lantai II Jakarta 10270, Telp (021) 5483008, 5480888 dan 5490666 Fax (021) 5495360, Iklan/ Sirkulasi: Telp (021) 5483008, 5480008, Fax (021) 53696583 Perwakilan Surabaya: Jl Raya Gubeng No 98 Surabaya, Telp/Fax (031) 5021779, Biro Banjarbaru: Jl Wijaya Kusuma No 11 Telp (0511) 4780356, Biro Palangka Raya: Jl Tjilik Riwut Km.2,5 Palangka Raya, Telp (0536) 3242361 Tarif Iklan: zDisplay Umum: Hitam Putih (BW): Rp 17.500/mmk Berwarna (FC): Rp 35.000/mmk zDisplay Halaman 1: Hitam Putih (BW): Rp 35.000/ mmk Berwarna (FC): Rp 70.000/mmk zIklan kolom/Duka Cita: Hitam Putih (BW): Rp 10.000/ mmk Berwarna (FC): Rp 20.000/mmk zIklan Baris: Rp 10.000/baris Catatan: Harga belum termasuk PPN 10%. Harga Langganan: Rp 75.000/bln Percetakan: Alma Mater Press Offset Alamat: Lianganggang Km 21 Landasan Ulin Selatan Banjarbaru. Telepon (0511) 4705900-01 isi di luar tanggungjawab percetakan.

WARTAWAN “BANJARMASIN POST GROUP” SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER.

eristiwa itu merupakan salah satu dari sekian banyak peristiwa unjuk rasa yang melibatkan mahasiswa, baik sebagai motor penggerak maupun peserta unjuk rasa. Pelaku unjuk rasa sebagian besar mahasiswa. Kita akan mengurut dada dan mengecam tingkah polah mereka yang brutal, menghancurkan sarana prasarana publik, menahan dan menyandera wakil rakyat yang belum tentu pasti kesalahannya. Ditambah aksi pukul dan baku hantam yang notabenenya semua itu hanya milik pelaku kriminalitas. Tragedi kemanusiaan ini merupakan noda hitam terhadap eksistensi dan peranan mahasiswa dalam perjuangan mencapai kemerdekaan negeri ini dan juga sekaligus perjuangan dalam mengisi

P

kemerdekaan. Mengilas balik eksistensi dan peranan mahasiswa tempo dulu hingga sekarang, maka pantaslah sebutan agent of change disematkan di dada mereka. Melihat apa yang telah mereka lakukan pada tragedi yang berbuntut meninggalnya ketua DPRD Sumatera Utara itu, terbersit pertanyaan, masih pantaskah predikat itu tersemat di dada mereka? Hanya mahasiswa itu sendiri yang mampu menjawab dan menjaminnya. Berkaca pada sejarah pergerakan mahasiwa saat merebut kemerdekaan, mahasiswa selain merupakan akademisi juga pengusung panji-panji perjuangan. Mereka rela berkorban untuk bangsa dan negara sebagai wujud dari idealismenya untuk ibu pertiwi. Bahkan, mahasiswa juga merupakan bagian dari elemen founding fathers bangsa ini. Hal itu dapat dilihat dari munculnya tokoh pemuda seperti Sukarni, M Yamin, Ir Sukarno, dan dr Sutomo -yang notabenenya tokoh muda dan terpelajar pada saat itu-- yang terlibat dalam pro-

ses penyusunan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dan juga dalam rapat persiapan kemerdekaan negeri ini. Tidak ada semangat perpecahan dan kebrutalan yang mereka tunjukkan dalam mendirikan negeri ini. Kalau kita mau melist dan menganalisis pointer penting penyebab degradasi idealisme mahasiswa sekarang, ada beberapa pointer yang jadi alasan. Pertama, mahasiswa terjebak dalam budaya pragmatisme. Budaya itu pertama kalinya dihembuskan para pemikir filsafat Barat. Dalam paham itu, semua hal akan bernilai selama hal tersebut memberi manfaat dan keuntungan bagi pelakunya. Sehingga segala amal perbuatan yang kurang menguntungkan dinilai tidak penting. Semangat inilah yang telah meracuni idealisme mahasiswa sekarang, mereka turun ke jalan tidak lagi untuk memprotes penyimpangan dan kemungkaran, tetapi lebih karena motivasi materiil dan kepentingan pragmatis. Akibatnya, segala bentuk aksi yang dilakukan akan bermuara pada anarkistis dan oportunis. Kedua, mahasiswa terseret ke dalam konstelasi politik keji. Banyak gerakan mahasiswa yang dibiayai elite politik dengan tujuan untuk mengkritisi dan menyerang

tokoh oposannya. Sehingga tidak mustahil demo yang dilakukan jauh dari sasaran idealisme mahasiswa. Ketiga, lunturnya rasa percaya diri. Banyak mahasiswa sekarang yang tidak percaya diri menyandang statusnya sebagai mahasiswa, terlebih lagi menjadi seorang aktivis kampus yang idealis. Mahasiswa lebih tertarik dengan ajang pemilihan bakat dan kanal-kanal yang menyalurkan mereka menjadi artis dan publik figur ketimbang mengikuti training kepemimpinan dan sejenisnya. Agar tetap fokus pada idealisme, mahasiswa harus kembali ke khittahnya, lawan segala bentuk budaya permisif dan pragmatis yang melunturkan idealisme. Dudukkanlah diri sesuai porsinya. Janganlah baju mahasiswa diganti dengan baju politikus atau baju partai tertentu kalau memang hal itu belum menjadi porsi kita. Tingkatkan kualitas diri dengan ilmu pengetahuan, keterampilan dan penguasaan teknologi. Akhirnya, marilah kita hilangkan noda-noda yang menghitamkan warna idealisme kita sebagai mahasiswa dan tetaplah fokus pada garis perjuangan kita. * Alumnus IAIN Antasari Banjarmasin

Tulisan Opini bisa dikirim ke email: redaksi@banjarmasinpost.co.id (Maksimal 5.000 karakter tanpa spasi). Sertakan nama, alamat lengkap, nomor telepon, nomor rekening dan fotokopi (KTP). Opini yang terbit akan kami berikan imbalan ke nomor rekening penulis. Terima kasih.

MEREKA BICARA

Mutu atau Hasil PEMERINTAH melalui Departemen Pendidikan berusaha meningkatkan mutu pendidikan. Menjelang UN, pihak sekolah mengejar persentase kelulusan siswa, terkadang tanpa mementingkan mutu pendidikan. Yang penting siswa dapat menjawab seluruh soal dengan benar dan lulus 100 persen. Sekolah pun melakukan berbagai ‘cara’ untuk mengejar target hasil kelulusan UN. Di antaranya mengadakan jam belajar tambahan (les), try out atau uji coba UN. Untuk menyatakan try out dan jam belajar tambahan sebagai salah satu cara untuk

meningkatkan mutu pendidikan dan hasil UN, tentunya perlu penelitian yang mendalam lagi. Yang jelas try out UN merupakan cerminan hasil belajar sementara siswa selama dalam lembaga pendidikan. Tapi harus diingat, soal UN sangat berbeda kualitasnya dengan soal try out. Try out yang baik dan berguna untuk siswa adalah kemampuan pembuat soal memprediksi soal UN berdasarkan standar kompetensi dan standar kelulusan yang dibuat Depdiknas. Try out akan lebih bermanfaat jika dihubungkan de-

Oleh: Yunizar Noor Milanta Guru MTs Negeri 1 Gambut

ngan proses remedial dan pengayaan yang dilakukan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Hal itu bisa dilakukan setelah guru melakukan analisis hasil belajar dan analisis butir soal. Dari analisis hasil belajar siswa, guru bisa mengetahui materi pelajaran mana yang belum dikuasai siswa. Melalui analisis butir soal, guru bisa mengetahui apakah

soal yang dibuatnya terlalu mudah atau terlalu sukar, sehingga guru bisa merevisi soal yang buatnya. Jadi, sebenarnya siap atau tidak siap siswa mengikuti UN yang paling tahu IST guru. Didukung oleh sekolah, keluarga, lingkungan yang kondusif dan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan, tentunya kita akan menuai hasil yang baik. email: nizar_oke@yahoo.co.id

Benahi Sistem Pendidikan Oleh: M Akbar Khomeini L Mahasiswa FMIPA Unlam

TRY out yang diselenggarakan pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan diharapkan mampu melatih mental dan intelektual peserta UN sebelum menghadapi UN yang sebenarnya. Berbagai soal try out yang diujikan pun dirancang mirip dan sesuai dengan kisi-kisi soal yang akan diujikan saat UN. Dengan begitu, para pelajar menjadi terbiasa dan dapat fokus pada materi yang penting untuk dipelajari.

Selain mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, penyelenggaraan try out membuat para pelajar menjadi tidak aktif dan produktif. Sebab, mereka terkonsentrasi dengan buku pelajarannya. Begitu pula pihak sekolah, guru lebih fokus memberikan pelajaran mengenai cara menjawab soal dengan cepat dan singkat, daripada mengajarkan hakikat berbagai soBPOST/DOK al/pelajaran tersebut dalam penerapannya. Les tambahan pun digelar pihak sekolah hingga sore, dan pada malam hari pelajar yang ‘berduit’ menyempatkan pula mengikuti les di tempat bimbingan belajar. Sebenarnya yang perlu dicermati bukan

pada penyelenggaraan try out. Namun pada sistem pendidikan dengan metode UN yang oleh banyak pakar pendidikan dinilai kurang efektif dan efisien dalam mencetak lulusan berkualitas. Apalagi jenis soal yang diujikan lebih banyak bertipe pilihan ganda yang jawabannya tidak memerlukan sebuah pembahasan. Lulusan yang berkualitas bukan dari nilai angka-angka semata, tapi bagaimana ia dapat memberikan pembahasan yang tepat mengenai sebuah permasalahan/soal. Maka dari itu, sudah saatnya kita mencermati kembali dan membenahi ulang sistem pendidikan di Indonesia. email: d_agentofchange@yahoo.co.id

SAATNYA ANDA BICARA MULAI edisi 1 Desember 2008, BPost memberi ruang bagi siapa saja untuk memberi komentar mengenai suatu masalah. Permasalahan untuk minggu ini Tryout Hadapi UAN, dan minggu depan tentang, Fatwa Haram Golput. Sampaikan komentar Anda maksimal 500 karakter secara santun ke redaksi@banjarmasinpost.co.id, disertai salinan kartu identitas diri dan foto. Komentar terbaik untuk tiap minggunya, mendapat kenang-kenangan manis dari BPost. Jadi, saatnya Anda bicara demi kebaikan bersama.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.