Banjarmasin Post - 30 Desember 2008

Page 20

20

SELASA

OPINI PUBLIK

Banjarmasin Post

TAJUK

Belajarlah kepada Vietnam VIETNAM juara Piala AFF 2008. Sejarah baru dalam persepakbolaan di Asia Tenggara. Tim sepak bola asal negara berpenduduk 84 juta jiwa itu mampu mengandaskan impian Thailand. Dari sisi teknis, kualitas Vietnam jauh di bawah Thailand. Dilihat dari kualitas pemain, tercatat ada tiga bintang Thailand yang pernah merasakan atmosfer kiblatnya sepak bola dunia, Liga Inggris. Kemudian muncul pertanyaan, mengapa Vietnam bisa mengalahkan Thailand? Kuncinya ada di semangat berjuang. Pemain Vietnam tak kenal lelah demi mempersembahkan trofi juara kepada negara. Semangat juang tinggi inilah yang kurang dimiliki Timnas Indonesia. Di ajang Piala AFF, Tim Merah Putih yang ditargetkan juara, tak berkutik di semifinal. Keinginan PSSI membawa pulang trofi hanya menjadi mimpi, karena digagalkan Thailand. Keadaan ini makin membenamkan posisi Indonesia dalam peringkat sepak bola. Federasi Asosiasi Sepak Bola Dunia (FIFA) pada 17 Desember 2008 mengumumkan, posisi Indonesia melorot tujuh peringkat, dari 132 menjadi 139. Sementara Vietnam terus merangkak, dari peringkat 159 ke 155. Trofi Piala AFF 2008 dipastikan akan melambungkan posisi negara paling timur di Semenanjung Indochina di Asia Tenggara itu. Sementara untuk tingkat Asia, posisi Thailand masih yang tertinggi dibanding negara-negara di kawasan ASEAN dengan menempati peringkat ke-16, Singapura posisi 18, Indonesia urutan 19 dan Vietnam di posisi 27. Meski begitu, kita tak boleh larut dalam kesedihan. Di depan mata ada ajang kualifikasi Piala Asia 2011 Qatar. Indonesia berada di Grup B bersama Australia, Oman dan Kuwait. Suka tidak suka, mau tidak mau, Indonesia harus menjalani laga di grup neraka. Namun bukan mustahil bisa lolos ke putaran final, jika mau belajar sekaligus meniru gaya semangat berjuang yang dimiliki Vietnam. Kalau rangsangan bonus tak mampu membuat semangat para pemain Timnas Indonesia ‘meledak’, maka PSSI harus mencari jurus ampuh

lainnya. Intinya, mampu menyulut semangat ‘bertempur’ anak asuh Benny Dollo itu. Di sisi lain, PSSI juga harus berbenah diri. Kini Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid telah keluar penjara. Seharusnya PSSI segera menyelesaikan kemelut entah melalui musyawarah luar biasa (munaslub) atau hanya dalam rapat paripurna nasional (raparnas). Organisasi olahraga paling bergengsi itu harus segera merevisi Pedoman Dasar dengan mengacu statuta FIFA, seperti isi teguran yang dilayangkan FIFA kepada PSSI. Pemerintah memberi kesempatan seluas-luasnya bagi PSSI untuk menyelesaikan kemelut itu. Melalui Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault, pemerintah berjanji tak akan melakukan intervensi, termasuk usulan memecat Nurdin Halid. Sikap ini seharusnya disambut gembira PSSI, karena dengan begitu, bisa menyelesaikan masalahnya dengan independen, tanpa campur tangan orang di luar PSSI. Kita masih menunggu janji Sekjen PSSI, Nugraha Besus yang mengatakan kemelut akan berakhir happy ending. Kita memang menginginkan happy ending itu. Kalau secara internal PSSI tak memiliki masalah, maka kita yakin organisasi ini akan konsentrasi memajukan dunia kulit bundar di Indonesia, termasuk mendewasakan penonton agar tak membuat kerusuhan. Secara tak langsung, semangat anak-anak yang tergabung dalam Timnas Indonesia pun terangkat. Dahaga prestasi yang selama ini kita rasakan, bukan mustahil akan hilang. Apalagi, bintang sepak bola dunia asal Perancis, Zinedine Zidane pernah secara khusus memberi semangat kepada bangsa ini dalam memajukan sepak bola. Dia secara khusus berdoa untuk Timnas Indonesia. Untuk itu, kita berpesan kepada Timnas Merah Putih, untuk tidak takut, tidak pula minder, apalagi tunduk oleh nama besar lawan. Lawan semua itu dengan semangat demi mempersembahkan prestasi untuk ratusan juta rakyat Indonesia.(*)

SUARA REKAN Senin, 29 Desember 2008

Mencegah Keracunan Makanan KERACUNAN makanan terjadi di NTT. Pada Senin, 22 Desember 2008, sejumlah istri perwira Polda NTT dan seorang anak balita keracunan setelah menyantap kue yang dihidangkan dalam acara serah terima jabatan Ketua Bhayangkari Cabang Kota Kupang dari Ny Marsyudi Wahyuono kepada Ny Heri Sulistianto, di Sekolah Polisi Negara (SPN) Kupang. Salah satu korbannya adalah istri Kapolda NTT, Ny Maria Imakulata Ninik Rahayu Suedi. Peristiwa ini merupakan yang kedua kalinya dalam bulan Desember. Sebelumnya, pada Minggu, 14 Desember lalu peristiwa yang sama terjadi di Bajawa, Kabupaten Ngada. Sembilan warga Kampung Boloji, Desa Wawowae, Kecamatan Bajawa keracunan setelah mengonsumsi jamur yang diambil dari pohon. Dua di antaranya meninggal dunia. Jauh sebelumnya, keracunan makanan juga sering terjadi. Bahkan, korban meninggal dalam jumlah yang lebih banyak. Kerap terjadinya kasus keracunan ini mengingatkan kita bahwa keracunan makanan bisa terjadi pada siapa pun, dari kelompok usia dan sosial mana pun, dan kapan pun. Oleh karena itu, kita perlu hati-hati terhadap makanan yang hendak kita makan. Makanan yang mestinya menjadi sumber gizi bagi tubuh bisa menjadi racun. Itu terjadi bila kita keliru memilih dan mengolah makanan itu. Dalam konteks inilah, kita memahami peristiwa keracunan makanan yang terjadi. Sebagaimana diketahui, keracunan makanan disebabkan oleh kesalahan dalam menyiapkan makanan. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu proses penyimpanan dan pengolahan yang tidak tepat, faktor kebersihan dan bahan makanan yang tidak aman. Karena sebagian besar kasus keracunan makanan disebabkan oleh proses penyimpanan dan pengolahan yang tidak tepat, maka proses ini perlu dipahami secara baik. Mencegah keracunan makanan dimulai dari membeli,

Homepage: http//www.banjarmasinpost.co.id : PT Grafika Wangi Kalimantan : SK Menpen No. 004/SK/MENPEN/ SIUPP/A.7/1985 tgl 24 Oktober 1985 Sejak Tanggal : 2 Agustus 1971 Direktur Utama : Herman Darmo Penerbit SIUPP

Pemimpin Redaksi/ Wakil Pemimpin Umum: H Pramono BS Redaktur Pelaksana: Harry Prihanto, Dwie Sudarlan Sekretaris Redaksi: Umi Sriwahyuni Manajer Produksi: Agus Rumpoko Wakil Manajer Produksi: Muhammad Yamani Koordinator Liputan: Dade Samsul Rais Staf Redaksi: M Iqbal Raziffuddin, Noor Dachliyanie Adul, Sudarti, Didik Triomarsidi, Halmien Thaha, Ernawati, Yenny Yanuarita, Kaspul Anwar, Ribut Raharjo, Fikria Hidayat, Mulyadi Danu Saputra, M Royan Naimi, Hanani, Burhani Yunus, Sigit Rahmawan Abadi, Anjar Wulandari, Anita Kusuma Wardhani, Mansyur, Urif Suhar Yanto, Ratino Taufik Biro/Perwakilan: Banjarbaru/Martapura: Syamsuddin (Kepala Biro), Herlina Lasmianti, Aries Mardiono Barabai: Khairil Rahim Tanjung: Mahdan Basuki, Pelaihari: Idda Royani, Tanah Bumbu: Moh Choiruman, Marabahan: Ahmad Riduan, Palangka Raya: Noorjani Aseran (Kepala Biro), Sutransyah, Faturrahman Kuala Kapuas: Mustain Khaitami, Jakarta: Achmad Subekhi (Kepala Biro), Domuara Ambarita (Waka Biro), Murdjani, Antonius Bramantoro, Budi Prasetyo, Zulfikar W Eda, FX Ismanto, Heroe Baskoro, Johnson Simanjuntak, Rahmat Hidayat, Yulis Sulistyawan, Choirul Ariffin, Hendra Gunawan. Ilustrator/Karikaturis: Ivanda Ramadhani.

30 DESEMBER 2008 / 2 MUHARAM 1429 H

menyimpan, sampai mengolahnya. Keracunan yang terjadi di Bajawa boleh jadi penyebabnya adalah bahan makanan yang tidak aman serta pengolahannya yang tidak tepat. Kondisi ini bisa terjadi karena pengetahuan yang terbatas tentang tumbuhan jamur. Sangat mungkin, dengan pengetahuan yang sangat terbatas, warga tidak bisa membedakan mana jenis jamur yang dapat dimakan dan mana yang tidak. Mengenai keracunan makanan jenis kue yang dialami oleh istri- istri pejabat perwira Polda NTT, patut kita syukuri karena tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Meski demikian, kasus itu perlu dicermati lebih jauh untuk dicari pokok persoalannya yang benar. Secara jujur harus dikatakan bahwa kita menyesalkan peristiwa ini terjadi, apalagi menyeret toko sekelas Borneo. Warga Kota Kupang tahu toko kue Borneo. Ia menjadi salah satu ikon makanan di NTT, khususnya Kupang. Sudah sekian lama dia hadir untuk melayani masyarakat. David Gunawan selaku pemilik toko merasa tidak yakin kue yang dijual di tokonya beracun. Keyakinan ini sah-sah saja. Namun, terlepas dari itu, selaku pemilik toko Borneo juga mestinya bisa menerima hasil kerja dari instansi berwenang yang dapat membuktikan bahwa kue yang dijual beracun. Tentunya lewat suatu proses pemeriksaan yang baik dan benar tanpa ada tendensi mematikan bisnis orang. Kekhawatiran ini wajar karena di era sekarang banyak instansi yang sangat mudah terkontaminasi dengan kepentingan orang lain. Di sinilah peran dan independensi Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) diuji. Hasil pemeriksaan akan dijadikan bahan masukan untuk proses penyelidikan dan penyidikan aparat kepolisian terhadap kasus ini. Kita tidak mengintervensi kerja polisi tapi mengharapkan agar proses hukum kasus ini dilakukan secara transparan, benar dan adil.

e-mail : redaksi@banjarmasinpost.co.id Pemimpin Umum : HG Rusdi Effendi AR Pendiri : Drs H J Djok Mentaya (1939-1994) Drs H Yustan Aziddin (1933-1995) HG Rusdi Effendi AR

Pemimpin Perusahaan: A Wahyu Indriyanta, Wakil Pemimpin Perusahaan/Bagian Promosi: M Fachmy Noor, Bagian PSDM/Umum: Tapriji, Bagian Iklan: Fahmi Setiadi (08115003012), Bagian Sirkulasi: Eko Wahyudi (08115000117). Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi: Gedung HJ Djok Mentaya, Jl AS Musyaffa No 16 Banjarmasin 70111, Telepon (0511) 3354370 (hunting), Fax 4366123, 3353266, 3366303 Bagian Iklan: (ext. 113, 114), Bagian Sirkulasi: (ext. 116, 117) Hotline Langganan: (0511) 3352050 Biro Jakarta-Persda: Redaksi, Jl Pal Merah Selatan No 12 Lantai II Jakarta 10270, Telp (021) 5483008, 5480888 dan 5490666 Fax (021) 5495360, Iklan/ Sirkulasi: Gd Persda Lt I Jalan Palmerah Selatan No 1-4 Jakarta 10270 Telp (021) 5483008, 5480008, Fax (021) 53696583 Perwakilan Surabaya: Jl Raya Gubeng No 98 Surabaya, Telp/Fax (031) 5021779, Biro Banjarbaru: Jl Wijaya Kusuma No 11 Telp (0511) 4780356, Biro Palangka Raya: Jl Tjilik Riwut Km.2,5 Palangka Raya, Telp (0536) 3242361 Tarif Iklan: zDisplay Umum: Hitam Putih (BW): Rp 17.500/mmk Berwarna (FC): Rp 35.000/mmk zDisplay Halaman 1: Hitam Putih (BW): Rp 35.000/ mmk Berwarna (FC): Rp 70.000/mmk zIklan kolom/Duka Cita: Hitam Putih (BW): Rp 10.000/ mmk Berwarna (FC): Rp 20.000/mmk zIklan Baris: Rp 10.000/baris Catatan: Harga belum termasuk PPN 10%. Harga Langganan: Rp 75.000/bln Percetakan: Alma Mater Press Offset Alamat: Lianganggang Km 21 Landasan Ulin Selatan Banjarbaru. Telepon (0511) 4705900-01 isi di luar tanggungjawab percetakan.

WARTAWAN “BANJARMASIN POST GROUP” SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APA PUN DARI NARASUMBER.

Saatnya Bertindak Nyata SESEORANG yang mengenal Marabahan dari sejarah, maka ia akan kagum terhadap kebesaran kota ini di masa lalu. Pada masa Kerajaan Banjar, kota Marabahan secara ekonomi dan hubungan internasional menjadi bandar dagang yang bernama Arya Trenggana. ada masa ‘zaman kupon’ antara tahun 1940 - 1950an, penduduknya pernah mengalami kemakmuran karena diuntungkan harga karet yang melambung tinggi. Dari sejarah perjuangan, orang akan kagum karena perlawanan dari Marabahan melawan penjajah tak kunjung padam. Pembakal Kendet dan anaknya, Panglima Wangkang adalah contoh pahlawan yang tak gentar melawan penjajah dan sering membuat ketakutan Belanda. Perjuangan terus berlanjut hingga perang kemerdekaan yang dikokohkan dengan berkibarnya bendera merah putih di Marabahan yang pertama terjadi di Kalimantan (lihat Sjamsuddin, 2001; Maulani, 2005). Sebaliknya, seseorang yang mengenal secara langsung Marabahan dan Kabupaten Barito Kuala secara umum, ia akan kecewa mendapati kemunduran di masa sekarang. Apalagi Barito Kuala menjadi salah satu kabupaten tertinggal di Indonesia. Inilah fakta yang harus kita akui, bahwa di masa lalu kita pernah mengalami masa keemasan dan sekarang mengalami kemunduran yang mesti dihadapi. Kita tidak ingin tenggelam dengan romantika kebesaran Marabahan tempo dulu. Marilah kita menatap ke depan. Untuk menggapai kemajuan Kabupaten Batola diperlukan usaha keras. Apalagi beban semakin berat, selain menghadapi status tertinggal

P

BPOST/DOK

Oleh: Drs Hikmatullah ditambah pula gempuran krisis global yang menambah angka pengangguran sekaligus terjadinya PHK. Maka, tidak ada cara lain selain meninggalkan upaya yang bersifat ‘biasa-biasa’ saja dan menemukan terobosan penting yang dapat mengubah keadaan. Kalau melihat perkembangan Batola terkini, kita boleh sedikit lega terhadap upaya perubahan yang dilakukan. Masyarakat dengan cerdas menentukan pemimpin pilihan mereka, yang seakanakan menjadi isyarat dimulainya suatu perubahan menuju perbaikan. Tidak seperti kebanyakan orang yang ingin terus berada di puncak karier dan bercokol di pusat keramaian seperti Jakarta, semangat untuk mengabdi ke daerah menjadi pilihan Hasanuddin Murad, Bupati Batola sekarang, dengan meninggalkan karier di ibukota. Kalimat di atas mungkin

berlebihan atau terkesan menyanjung seseorang, tapi marilah kita melihat dengan objektif bahwa Batola memerlukan orang-orang lokal yang berwawasan global untuk mengubah keadaan. Tanpa mengesampingkan kemampuan dari daerah, tapi kita memerlukan sinergi dan menghidupkan kembali jaringan orang-orang sukses di luar daerah untuk memikirkan tempat asalnya. Selain itu, diperlukan banyak orang saja yang berbuat dan bertindak nyata, bukan sekadar no action talk only (NATO), bahasa gaulnya ngomong doang mangganii maka kada. Kesuksesan memajukan daerah jangan dibebankan kepada seseorang, tapi milik bersama. Itulah yang diakui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa kemajuan Indonesia bukan hanya karena dilakukan seorang pemimpin, melainkan atas keterlibatan para pemimpin daerah baik gubernur, bupati, hingga struktur lapisan bawah. Begitu pula Batola, marilah kita bertanggung jawab untuk mewujudkan kemajuan secara bersama-sama. Beberapa waktu lalu penulis menggugah pihak eksekutif agar mengundang orang Batola di luar daerah. Kini, tidak adil rasanya kalau hal serupa tidak disampaikan kepada orang Batola di luar daerah Dengan berkenan kembali ke tempat asal dan kita bisa duduk satu meja untuk berdiskusi dan bertindak demi kemajuan daerah, sudah menjadi langkah maju dan penting untuk sebuah kebersamaan. Tidak ada kemajuan daerah tanpa kebersamaan di antara kita. Dimaklumi dalam hal tertentu terdapat perbedaan pendapat, tapi untuk kemajuan kita harus satu suara. Oleh karena itu, tindakan nyata yang perlu diambil dalam tataran ide adalah pikir-

an-pikiran jernih berdasarkan argumentasi dan data yang kuat serta tepat untuk daerah. Jika hal demikian bisa mengemuka, berarti kita telah melakukan kebijakan daerah berbasis riset. Secara praktis, kita memerlukan keterlibatan para pengusaha, pemilik modal, kontraktor, para pengambil kebijakan di tingkat pusat untuk melihat dan merealisasikan peluang pembangunan daerah. Pererat Kebersamaan Hikmah penting yang dapat dipetik adalah menumbuhkan kembali serta mempererat kebersamaan. Kemajuan yang dikehendaki tidak hanya berdasarkan standar pemerintah pusat, tapi kemajuan yang benar-benar menyentuh kesejahteraan masyarakat. Ketertinggalan hanyalah ujian, jika kita melewatinya dengan kebersamaan dan perjuangan penuh kerja keras akan lahir orang-orang yang unggul dan tangguh. Sebab, dari ketertinggalan ini akan tumbuh kreativitas dan ide-ide penting untuk bertahan, beradaptasi bahkan melawan. Apalagi di dalam darah kita sesungguhnya mengalir darah pejuang, kini perjuangan itu kita lanjutkan bukan dengan berperang mengangkat senjata tapi perjuangan mewujudkan perubahan untuk menyejahterakan masyarakat Barito Kuala. Masalahnya sekarang, walaupun masing-masing orang memiliki skill, tanpa kerja sama tidak mungkin akan tercipta kemenangan. Inilah waktu yang tepat untuk berbuat nyata demi kemajuan daerah. Di akhir 2008 ini, marilah kita mengukuhkan niat, membulat tekad dan berbuat yang terbaik demi tanggung jawab kita sebagai putera daerah. * Anggota DPRD Barito Kuala Email: atulhikmatullah@yahoo.co.id

Tulisan Opini bisa dikirim ke email: redaksi@banjarmasinpost.co.id (Maksimal 5.000 karakter tanpa spasi). Sertakan nama, alamat lengkap, nomor telepon, nomor rekening dan fotokopi (KTP). Opini yang terbit akan kami berikan imbalan ke nomor rekening penulis. Terima kasih.

MEREKA BICARA

Langganan Banjir Oleh: Basuki Alfiannor SKep Ns SEJAK beberapa bulan terakhir, hujan melanda negeri ini. Hujan membawa optimisme bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan, karena seiring dengan hujan ini bumi terasa ‘hidup’ dengan tanaman menjadi hijau dan suasana terasa segar. Satu hal yang sering terjadi di musim hujan, yaitu banjir. Banjir membawa rentetan persoalan sosial, kesehatan, ekonomi, politik, lingkungan, dan psikologis yang tak kunjung usai. Pada aspek lain saling menyalahkan menjadi ‘pemandangan’ lain ketika banjir melanda, tapi itu hanyalah suatu debat kusir belaka. Ada hal yang cukup positif, terjadinya banjir menyadarkan kembali bahwa kita mengalami krisis lingkungan hidup. Secara sederhana, banjir bisa diartikan sebagai peristiwa alam berupa pe-

ningkatan debet air secara cepat, sehingga meluap dari palungnya dan menggenangi daerah sekitarnya secara temporer. Penyebab banjir tidak tunggal, tetapi saling keterkaitan dengan banyak aspek, antara lain lingkungan, sikap hidup dan politik kebijakan. Beberapa penyebab banjir di antaranya: 1) terjadinya penggundulan hutan dan rusaknya kawasan resapan air di hulu sungai akibat pembalakan hutan dan area tambang yang tidak dikelola secara baik, 2) beralihnya fungsi penggunaan lahan di daerah hulu dari kawasan pertanian dan budi daya menjadi kawasan pemukiman dan kawasan terbangun, 3) terjadinya pendangkalan di saluran sungai dan drainase akibat terjadinya erosi di daerah hulu. 4) Perilaku manusia dan dampak dari pembangunan fisik perkotaan, 5) tidak adanya kesadaran dan kepekaan lingkungan dari perilaku masyarakat dan 6) tidak dipatuhinya berbagai regulasi terutama berkaitan dengan kegiatan pembangunan.

Fenomena banjir sangat terkait dengan sikap manusia terhadap alam lingkungannya. . Tuhan menciptakan alam semesta dalam kesatuan makna dan sistem. Ketika terjadi sesuatu yang sering diistilahkan sebagai ‘bencana alam’ berarti ada ‘kesalahan prosedur’ dalam sistem tersebut. Hal itu terjadi karena manusia mendewakan dan lebih mengutamakan kehidupan duniawi dengan sikap egois, sehingga alam semata objek tanpa hak sedikitpun. Banyak perilaku manusia yang hanya mementingkan dirinya sendiri untuk memenuhi nafsu perut dan kekuasaannya, tanpa mencoba mengembangkan nalar empati kepada alam lingkungannya. Perilaku seperti ini yang menyebabkan kerusakan alam dan aneka makhluk lainnya semakin parah dan manusia sendiri yang akan menanggung dan merasakannya. *Staf Puskesmas Batang Kulur HSS

Bersahabat dengan Alam GUBERNUR Kalsel H Rudy Ariffin beberapa waktu lalu memperingatkan waspada banjir kepada bupati/wali kota se-Kalsel, terutama pada daerah ‘langganan’ di musim penghujan. Itu adalah hal yang wajar. Kalau dicermati lagi, banjir yang menjadi langganan ini seharusnya dapat dicari penyebabnya ataupun faktor yang mengakibatkan meluasnya daerah genangan banjir sehingga dapat mengurangi dampaknya. Secara daur hidrologis, air hujan yang jatuh ke permukaan bumi mengalami beberapa proses. Yang diameter kecil tidak akan sampai ke permukaan bumi karena mengalami evaporasi, sedangkan yang sampai ke permukaan bumi akan masuk ke dalam tanah berinfiltrasi sampai masuk ke zona jenuh menjadi cadangan air tanah atau mengisi aquifer air tanah. Jika tanah permukaan telah jenuh dengan air, maka akan terjadi aliran permukaan yang mengalir ke tempat yang lebih rendah dan masuk ke laut melalui sungai dan terevaporasi kembali

Oleh : Isfahan Pahreza Hamni menjadi awan dan hujan. Secara alami proses tersebut akan terulang terus menerus menjadi siklus hidrologi. Akan tetapi, ketika pada subsistem penyusun daur tersebut ada yang terganggu. Geomorfologi Kalsel sebagian besar merupakan dataran rendah berupa rawa yang terbentuk sejak jutaan tahun yang lalu. Secara hidrologis, rawa-rawa ini berfungsi untuk menampung limpasan air sementara. Akibat adanya tekanan penduduk terhadap lahan, pembangunan dengan cara pengurukan daerah rawa mengakibatkan fungsi rawa sebagai tampungan air menjadi terganggu. Ketika hujan air meluap dan mencari daerah lain yang lebih rendah, sehingga menggenangi permukiman warga. Warna air sungai yang keruh menandakan bahwa materi suspensi yang ter-

angkut oleh sungai sangat tinggi. Materi ini berasal dari erosi tanah yang terangkut oleh aliran permukaan dan terbawa ke aliran sungai. Adanya pembukaan lahan dan juga maraknya aktivitas penambangan terutama pada daerah hulu yang memicu erosi lahan. Adanya materi suspensi ini akan mempercepat terjadinya sedimentasi atau pendangkalan alur sungai .Secara alami, debit air yang melewati penampang sungai itu tetap, akan tetapi karena volume tampungan sungai yang mengecil akibat pendangkalan, sehingga tinggi air sungai naik sehingga menggenangi daerah sekitar sungai. Jika kondisi seperti itu didiamkan terus menerus, maka tidak mustahil Banjarmasin hanya akan menjadi ingatan bagi anak cucu kita. Oleh karena itu, kita perlu menunggu langkah konkrit yang akan dilakukan pemerintah dalam menanggulangi banjir. * AMKS Pangeran Antasari Yogyakarta Email: isfahanph@gmail.com

SAATNYA ANDA BICARA MULAI edisi 1 Desember 2008, BPost memberi ruang bagi siapa saja untuk memberi komentar mengenai suatu masalah. Permasalahan untuk minggu ini Kekerasan dalam Dunia Pendidikan, dan minggu depan tentang Solusi Penanganan Banjir. Sampaikan komentar Anda maksimal 500 karakter secara santun ke redaksi@banjarmasinpost.co.id, disertai salinan kartu identitas diri dan foto. Komentar terbaik untuk tiap minggunya, mendapat kenang-kenangan manis dari BPost. Jadi, saatnya Anda bicara demi kebaikan bersama.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.