Banjarmasin Post - 14 Oktober 2008

Page 2

banjarmasin bungas 2 Simpan Solar Oplosan di Bunker Banjarmasin Post SELASA

14 OKTOBER 2008 / 14 SYAWAL 1429 H

Total 41 Ton Diamankan Dit Polair

“Kita akan mendalami penyelidikan, untuk mengetahui asal dari minyak tanah yang dipakai untuk pengoplosan solar ini,”

BPOST/RYM

BANJARMASIN, BPOST- Direktorat Polisi Perairan (Dit Polair) Polda Kalsel mengamankan 41 ton solar dari perairan Sungai Barito. Puluhan ton bahan bakar tersebut didapat dari dua lokasi berbeda.

BRIGJEN ANTON BACHRUL A

Sebanyak 26 ton diamankan dari floating bunker (SPBU terapung) agen 6770210, di Muara Basirih, Batola. Lima belas ton didapat dari LCT Labitra Karmel. SPBU terapung itu milik H Doni, warga Jalan Cemara Banjarmasin. Ditpolair Polda Kalsel sejak September 2008 mengamankan solar sebanyak 26 ton itu karena diduga telah dioplos. Namun baru diekspose kepada media, Senin (13/10). Pihak Dit Polair berasalan, saat itu mereka masih menunggu hasil penelitian uji sampel solar oleh pihak Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas). Hasil uji sampel, 26 ton solar yang terdapat di floating bunker itu telah dioplos dengan minyak tanah. Kadar titik nyala hanya 54. Sementara, batas stadar titik nyala solar dari Pertamina adalah 60. Keterangan H Dony kepada polisi, dia tidak mengetahui perihal solar di dalam floating bunker miliknya telah dioplos dengan minyak tanah. Semua aktivitas perdagangan solar di SPBU tera-

pung itu ditangani pegawainya, Delta Montana, warga Jalan HKSN Banjarmasin.

Delta telah ditetapkan sebagai tersangka dan saat ini ditahan di Markas komando Dit Polair. Namun, ketika dimintai keterangan oleh petugas, Delta malah mengatakan dirinya sama sekali tidak melakukan pengoplosan. Solar yang disimpan pada floating bunker langsung didapat dari Depo Pertamina. Kapolda Kalsel Brigjen Anton Bachrul Alam, saat meninjau SPBU terapung itu, menyatakan, semua pihak yang terkait dengan aktivitas penjualan solar oplosan bakal diperiksa. “Kita akan mendalami penyelidikan, untuk mengetahui asal dari minyak tanah yang dipakai untuk pengoplosan solar ini,” katanya. Diungkapkannya, aktivitas tersebut terbukti melanggar pasal 54 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Migas serta dapat diancam dengan hukuman delapan tahun penjara. (tin)

Beli dari Kelotok AKTIVITAS perdagangan solar ilegal juga dilakukan awak kapal LCT Labitra Karmel. Kapal beserta krunya ditangkap petugas patroli Dit Polair Polda Kalsel, saat membeli solar bersubsidi dari dua kelotok di perairan Tanjung Kelantan, Kecamatan Aluh Aluh, Banjar Sabtu (11/ 10) sekitar pukul 02.00 wita. Petugas menahan empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka, yakni Kapten LCT Labitra Karmel Agus Sofyan Hadi, warga Jalan Mangun Jaya Indah, Bekasi, Jabar, pemilik kelotok H Ismed dan Gazali warga Aluh Aluh Besar serta Ardani perantara dalam pembelian solar. Pemilik kelotok mengaku, mendapatkan pasokan solar dengan jalan membeli dari warga. Solar tersebut kemudian ditawarkan ke perantara (Ardani) dengan harga Rp 6.200 per liter. Kemudian oleh Ardani, solar dijual kembali kepada LCT dengan harga Rp 6.500 perliter. ketika ditanya langsung oleh Kapolda, Agus mengaku tidak mengetahui kalau solar yang diisi ke kapal milik perusahaan Labitra Bahtera Pratama bermarkas di Jakarta tersebut merupakan solar bersubsidi. “Kami cuma diperintahkan oleh perusahaan kalau nanti akan ada pengisian solar, itu saja. Masalah itu solar industri ataukah solar subsidi kami tidak mengetahuinya,” ungkap Agus. (tin)

BANJARMASIN POST/HERRY MURDY HERMAWAN

DUDUK DI ATAP - Sekelompok siswa SMA lebih memilih duduk dan berdiri di atap kelotok di kawasan Sungai Martapura Banjarmasin yang akan mengantar mereka pulang, Senin (13/10)

Peran Senator DPD Dikritisi KALAU tak ada aral melintang, pada Pemilu 2009 nanti di Kalsel akan bertarung 35 orang kandidat calon anggota Dewan perwakilan Daerah (DPD) untuk mendapatkan jatah empat kursi yang tersedia. Di mata masyarakat pemilih, boleh jadi kinerja anggota produk Pemilu 2004 patut dinilai “kurang memuaskan”. Nyaris tak ada produk perjuangan politik yang dihasilkan anggota DPD dari Kalsel. Kewenangan DPD menurut pasal 22 D ayat (1) UUD 1945 dibatasi hanya dapat mengajukan RUU tertentu kepada DPR. Mengkritisi kinerja dan peran fungsional anggota DPD-RI, pusat kajian dan kebijakan Pembangunan Daerah Universitas Lambung Mangkurat (PK2PD Unlam)

bekerjasama dengan Sekretariat Jenderal DPD RI, menyelenggarakan dialog publik bertajuk Mengkritisi Peran Aktif DPD Dalam Konteks Dinamika Politik Lokal Menjelang 2009, Rabu (15/10) 2008. Bertempat di Hotel Palm Banjarmasin, rencananya akan menghadirkan Ketua DPD Prof Dr Ginanjar Kartasasmita sebagai keynote speaker. Sedangkan sebagai narasumber adalah Gubernur Kalsel Rudy Ariffin, Sekjen DPD, Siti Nurbaya dan Kepala PK2D Unlam Mukhtar Sarman. Menurut Ketua Panitia Andi Tenri Sompa, diharapkan dialog publik ini dihadiri 200 undangan terpilih. Berita ini sekaligus jadi undangan bagi calon anggota DPD dari Kalsel yang hingga hari ini belum menerima undangannya. (ncu/*)

Banjarmasin Kebanjiran Atribut Parpol

Khawatir Peringkat Adipura Turun JELANG pemilu 2009 benar-benar dimanfaatkan partai politik (parpol) mempromosikan diri. Kecuali di jalan-jalan protokol, dengan mudah atribut partai ditemukan di pinggir jalan, baik bendera stiker atau spanduk. Padahal, sesuai SK Wali Kota Nomor 10 Tahun 2008 tentang Izin Pemasangan atribut dan bendera partai, di jalan-jalan harus dapat izin khusus dari wali kota. Seperti di Jalan Kelayan A dan B, Alalak, Kelurahan Kuin. Masih banyak atribut dan bendera parpol yang dipasang tidak sesuai aturan. Seperti di Jalan Kelayan,

beberapa jembatan di sana, pada bagian sisinya nyaris tidak ada ruang, karena penuh atribut parpol. Begitu juga di jalan lingkungan lainnya, tidak sedikit yang melakukan pelanggaran tersebut. Timbul kehawatiran, pemasangan atribut partai yang semrawut bisa menjatuhkan Kota Banjarmasin pada penilaian Adipura tahap I awal November 2008. Penilaian Adipura terakhir, Banjarmasin menduduki peringkat sembilan kategori kota besar. Kasubdin Operasi dan Penertiban Dinas Satpol PP Kota Banjarmasin Nazamuddin, mengatakan, pihaknya akan

menggiatkan lagi penertiban atribut parpol yang melanggar aturan. Pasalnya, keberadaan atribut parpol diyakini bakal mengurangi penilaian Adipura tahap I nanti. “Kita kembali akan menggiatkan penertiban atribut yang melanggar aturan seperti median jalan, jembatan, sarana pendidikan, tempat ibadah dan kawasan instansi pemerintahan. Spanduk yang melintang jalan, juga akan kita tertibkan,” ujarnya. Sayang, Satpol PP masih memberi toleransi bagi atribut yang dipasang di jalan lingkungan. “Saya juga sering lihat banyak atribut yang dipasang di jembatan, atau di pinggir

jalan menutupi pangkalan ojek. Tetapi lantaran letaknya di jalan lingkungan kami sedikit toleran,” ujarnya. Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Banjarmasin Rusmin Ardalewa menga-

takan, penilaian tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Titik-titik pantau Adipura hanya 70 persen saja masuk penilaian, sedangkan 30 persen sisanya, diambil dari pantauan tim penilai ke 60 persen luas wilayah kota. (dd)

Police Line

Tenggak Racun di Jembatan WARGA sekitar Jembatan RK Ilir sempat dikejutkan ketika menemukan tubuh perempuan tergeletak di bagian tengah jembatan yang pembangunannya belum selesai itu, Senin (13/10) sekitar pukul 12.00 Wita. Ternyata perempuan berusia sekitar 17 tahun itu sebelumnya berupaya bunuh diri dengan minum racun serangga. Warga kemudian melapor ke Mako Dit Polair Polda Kalsel yang berjarak sekitar 50 meter dari jembatan. Beruntung nyawanya bisa diselamatkan setelah dirawat di IGD Rumah Sakit Bhayangkara. Korban adalah RL (17) seorang siswi sebuah SMA di BanjarmasinKasubdit Bin Ops Dit Polair Polda Kalsel, Kompol H Daswar Tanjung, mengatakan, pihaknya telah menyerahkan kasus tersebut ke pada Polsekta Banjarmasin Selatan. (ee)

Menggauli di Atas Truk M Syaufi Noor (30) tertunduk lesu saat berada di Mapolsekta Banjarmasin Selatan, Senin (13/10) sekitar pukul 17.30 wita. Sambil duduk di kursi ruang pelayanan masyarakat, dia mengusap rambutnya yang acak-acakan. Sementara kaos warna krem yang dikenakannya kusut dan kotor. Warga Jalan Mantuil Kompleks Perumahan Wengga RT 53 Banjarmasin itu ditahan petugas Polsekta Banjarmasin Selatan karena memerkosa NO (28) warga Kelayan B Banjarmasin. Syaufi yang berprofesi sebagai sopir truk, melakukannya Sabtu (11/10) sekitar pukul 21.00 Wita di atas truk yang diparkirnya di Jalan RK Ilir. Sebelum memerkosa, Syaufi mengancam korban dengan pisau. Kapolsekta banjarmasin Selatan, AKP Zainal Arrahman mengatakan, Syaufi dapat dikenakan pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan. (ee)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.