Beita Demokrasi Edisi Krisis Air Bersih Lay 01

Page 13

|Catatan Perjalanan

Berita Demokrasi

air gallon paling tidak tiga hari sekali tapi hanya untuk minum saja atau dengan membeli air dari bak-bak tadah hujan yang berasal dari inisiatif warga tertentu untuk membuatnya, berfungsi sebagai stok air yang tentunya ditampung ketika hujan, jadi kalau mau bisnis air gallon prospeknya cukup cerah disini�, sambungnya lagi sambil berseloroh. Kalau mau dilihat dari upaya warga dan pemerintah melalui mekanisme Musrenbang saja misalnya, pada Musrenbang ditingkat kecamatan tahun 2010 lebih banyak diprioritaskan pembahasannya soal bidang pendidikan, kesehatan dan jalan lingkungan. Sementara dalam hal kebutuhan air bersih tidak begitu mendapat perhatian yang cukup. “Sebenarnya sudah ada pengajuan yang setidaknya dipandang bisa mengurangi beban warga dengan pengadaan pasokan air melalui truk-truk tanki. namun sampai saat ini belum diketahui apakah pengajuan tersebut bisa disetujui pada Musrenbang tingkat kabupaten atau tidak?� katanya. Namun dari perkembangan dialog dengan Arif Rahman, ditemukan suatu fakta yang menarik ditengah kondisi yang memprihatinkan tersebut. Ternyata selama ini warga masih cukup tertolong dengan keberadaan kolam penampungan yang berada ditengah-tengah desa. Kolam penampungan itu kemudian berfungsi sebagai cadangan air untuk kebutuhan warga. Karena merasa tidak cukup puas dengan memberi informasi lisan saja, kemudian Arif Rahman mengajak tim reporter Berita Demokrasi untuk langsung melihat langsung ke lokasi. Ketika sampai dilokasi sangat terasa denyut kehidupan dari warga terhadap air. Seolah menemukan semacam benteng pertahanan lapis terakhir yang berfungsi sebagai pengaman kebutuhan warga terhadap air. Betapa tidak karena kalau tidak ada kolam penampungan tersebut tentu tidak akan ada lagi harapan. Posisi kolam tersebut berada di lahan seluas kurang lebih 15x15 meter persegi dengan kedalaman yang cukup fantastis sekitar 40 meter ke bawah tanah. Kolam penampungan tersebut terletak ditempat yang nampaknya mudah diakses oleh seluruh warga. Tim reporter seperti disuguhkan pemandangan yang mengharukan, karena tidak hanya orang dewasa saja yang berbondong-bondong datang ke kolam penampungan tersebut dengan membawa gerobak dorong serta bersusun dirijen diatasnya, akan tetapi juga anak-anak kecil yang seolah paham bahwa tidak ada perbedaan usia jika sudah menyangkut hasrat untuk bertahan hidup. Hal menarik lainnya adalah tanpa ada sistem pengaturan mereka melakukan kegiatan pengambilan air itu dengan tertib, tak ada yang berebut dan bersaing. Nampaknya alam telah mengajarkan kepada mereka bahwa persamaan nasib telah mendorong mereka untuk saling bahu membahu dan bersatu. Ajaibnya itu semua didapatkan dengan cuma-cuma. Mereka tidak membeli dan dengan demikian juga tidak menjualnya. Mereka rata rata mengambil air untuk kebutuhan empat hari yang digunakan untuk masak dan minum. Dari dialog dengan beberapa orang warga yang sedang mengambil air tersebut, didapatkan informasi

| No. 05 / Agustus 2010

bahwa air di kolam penampungan berasal dari air irigasi untuk sawah dari Kampung Kerebing yang mengalir melewati Kampung Gabral Klutuk sampai ke Kampung Kresek dan juga berasal dari aliran sungai Cisadane. Sebetulnya keberadaan kolam tersebut sudah cukup lama namun atas inisiatif oleh seorang tokoh masyarakat yang cukup disegani, sebut saja Haji Darma namanya, diperbaharui pada tahun 2004 dengan menggunakan dana PPK, selanjutnya Haji Darma menjadi pengelola kolam penampungan tersebut, sementara tanahnya sendiri adalah tanah hibah. Dalam pengelolaannya kolam penampungan berada dibawah naungan struktur pemerintahan desa. Sehingga semua keperluan menyangkut pengadaan air kolam penampungan tersebut agar tetap terjaga guna memenuhi kebutuhan warga, dilakukan melalui musyawarah dan gotong royong. Menariknya lagi tidak ada pembatasan yang diberlakukan terhadap warga dalam mengambil air. tambahan lagi air kolam tidak terasa payau, dan sama sekali tidak terpengaruh intrusi air laut. Sehingga tim reporter bisa mengajukan hipotesis, bahwa kolam penampungan yang berada didesa Muncung ini bisa menjadi model bagi desa-desa lain untuk mengatasi permasalahan kelangkaan air bersih. Dan satu hal yang nyaris terlupakan dari pengamatan tim reporter Berita Demokrasi bahwa kualitas air dari kolam penampungan bisa menjadi layak untuk dikonsumsi bukanlah sebuah peristiwa yang magis. Ternyata salah satu penyebabnya adalah keberadaan enceng gondok yang hampir menutupi seluruh permukaan kolam. Sehingga air kolam penampung relatif bisa diandalkan untuk diminum, karena fungsi dari enceng gondok bisa mengikat kotoran-kotaran yang mengakibatkan air kelihatan lebih jernih. Maka manfaat dan fungsi dari enceng gondok untuk menghasilkan air yang berkualitas akan dibahas secara khusus di kolom Iptek Berita Demokrasi. Adzan magrib berkumandang, langitpun mulai gelap, tim reporeter Berita Demokrasi kemudian berpamitan untuk pulang. ***(rr & jf).

Berita Demokrasi | 13


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.