Kelas XI, Bahasa Indonesia

Page 159

Bab 12 Berkomunikasi

bangau lagi minum air. Sri Rama pun bertanya kepada bangau itu, katanya, “Hai bangau, adakah engkau melihat biniku dilarikan orang?” Maka kata bangau itu, “Ya Tuanku Sri Rama hamba mencahari makanan hamba dalam benua ini, maka hamba lihat bayang-bayang pada danau ini. Nyatalah Maharaja Rawana membawa perempuan seorang. Adapun kainnya itu kain kesumba warna keemas-emasan. Tetapi perempuan mana itu hamba tiada tahu. Kenyataan kain perca itu digugurkannya ke bumi.” Maka kata Sri Rama, “Baharulah padamu aku mendengar khabar berita Sita Dewi yang nyata. Sekarang apa kehendakmu, hai bangau, supaya aku pohonkan kepada Dewata Mulia Raja.” Maka kata bangau, “Ya Tuanku, yang hamba pohonkan kepada tuan hamba supaya leher hamba panjang, dapat berdiri mencari makanan di bawah danau.” Kata Sri Rama, “Baiklah, engkau peroleh seperti kehendak hatimu itu. Apa tiadakah sukar lehermu panjang itu, kalau-kalau dijerat orang? Tetapi barang pintamu itu kita pohonkan kepada Dewata Mulia Raya.” Sesudah ia meminta doa akan bangau itu, maka ia pun berjalanlah dengan Laksamana. Sepeninggal Sri Rama dan Laksamana itu datanglah seorang kanak-kanak ke danau itu hendak mengail. Maka dilihatnya leher bangau itu terlalu panjang

seperti ular, lalu dijeratnya dan dibawanya ke pasar hendak dijualnya, Maka Sri Rama dan Laksamana bertemu akan kanak-kanak itu membawa burung bangau kata Sri Rama, “Ini kanak-kanak membawa seekor burung bangau.” Maka kata Laksamana, “Tiadakah tuan hamba kenai akan bangau ini? Inilah bangau yang bertemu dengan kita dahulu. Maka oleh Sri Rama lalu ditebusnya dengan sebentuk cincin daripada kanakkanak itu. Kata Sri Rama kepada bangau itu, “Engkau pinta kepadaku dahulu itu hendakkan lehermu panjang, ini perolehanmu. Pada hatiku baiklah engkau duduk bernaung pada suatu tempat di sebuah benua, empat ekor burung betina sediakala mengantarkan makanan akan dikau. Itulah kehendakku.” Kata bangau, “Ya Tuanku, hamba junjunglah perintah tuanku itu.” Sesudah Sri Rama mintakan doa akan bangau itu, maka ia beserta Laksamana berjalanlah ke dalam hutan rimba. Sri Rama pun hauslah hendak minum air, ia pun berkata kapada Laksamana, “Hai Laksamana, caharikan aku air!” Kata Laksamana, “Ya Tuanku, ke mana hamba pergi mencahari air itu?” Kata Sri Rama, “Aku panahkan anak panahku ini, ikutlah olehmu. Di mana jatuhnya anak panah ini, adalah air di sana.” Maka dipanahkan oleh Sri Rama akan Gandewati, diikuti oleh Laksamana. Anak panah itu jatuh pada suatu lupak mata air. Maka diperbuatnya oleh Laksamana sehelai daun kayu akan timba air, lalu diisinya dan anak panah itu pun dibantunnyalah, lalu dibawanya kembali kepada Sri Rama. Maka baharulah diminum oleh Sri Rama dirasainya air itu terlalu busuk. Kata Sri Rama, kepada Laksamana, “Di mana adinda ambil air ini?” Kata Laksamana, “Di tempat jatuhnya anak panah itu juga, di sanalah hamba ambil air itu.” Maka kata Sri Rama, “Hai adinda, marilah tunjukkan aku akan tempat air itu: “

Mata Sri Rama kepada bangau itu, “Engkau pinta kepadaku dahulu itu hendakkan lehermu panjang, ini perolehanmu.

Maka Sri Rama pun berjalanlah bersamasama dengan Laksamana. setelah sampailah kepada tempat air itu, dilihatnya air itu berlinang-linang. Kata Sri Rama, “Apa sebabnya maka air ini berlinang-linang, ada juga binatang besar mati di hulu sungai.

149


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.