RABU, 19 OKTOBER 2011

Page 3

CMYK

RABU, 19 OKTOBER 2011

Inspirasi

METROPOLIS Disperda Sisir 32 Kecamatan Genjot Target Wajib Pajak 2011

Nerty Krisnawati Staff TU Puskesmas Kelurahan Muka Kabupaten Cianjur

SUKSESKAN PIN KAMPANYE polio dan campak 2011, dimulai. Selama satu bulan penuh, bayi dan balita (usia 0-59 bulan) diharuskan untuk datang ke puskesmas terdekat untuk jadi bagian dari program tersebut. “Oleh karena itu, momentum PIN (Pekan Imunisasi Nasional) ini adalah kesempatan yang harus dimanfaatkan sebaikbaiknya demi mencegah sekaligus menekan angka penderita polio dan campak khususnya di Cianjur,” jelas Staff TU Puskesmas Kelurahan Muka, Nerty Krisnawati, kepada Cianjur Ekspres kemarin, (18/10). Ia mengimbau kepada setiap ibu yang mamiliki bayi dan balita untuk mendapatkan vaksin polio dan campak ini. Dengan harapan, kelak, bayinya terhindar dari penyakit tersebut. “Datang dan daftarkan bayi dan balita anda, jangan sampai penyakit datang lebih dahulu menyerang putra dan putri tercinta kita,” jelasnya. (mg3)

SOSOK

Aki Dadan Tokoh Seni Mamaos Cianjuran

LESTARIKAN WARISAN BUDAYA SENI mamaos Cianjur merupakan salah satu kesenian yang diwariskan oleh leluhur para dalem Cianjur. Warisan tersebut, tentu harus dilestarikan kepada para keturunannya sebagai aset. Oleh karena itu, adanya generasi penerus sebagai penanggungjawab dalam menjaga dan melestarikan kesenian ini sangat penting. “Warisan para leluhur ini harus bisa dijaga dengan baik. Aki sudah puluhan tahun memainkan tembang Cianjuran dan seni mamaosan, sekarang waktunya generasi muda yang harus peka dan memikul tanggungjawab ini dengan baik. Hingga bisa diwariskan kepada generasi penerus selanjutnya,” jelas Tokoh Seni Mamaos Cianjuran, Aki Dadan. Dengan alasan itu, Aki Dadan mengimbau pada para tokoh mamaosan yang lain untuk segera meregenerasikan dan mewariskan pengetahuannya pada generasi muda. Sehingga kebudayaan bisa terus terjaga dengan baik. Terutama dengan adanya rencana pendirian museum kebudayaan. Karena bagaimanapun juga disana nantinya akan menjadi pusat pendidikan dan pengetahuan bagi masyarakat untuk belajar sejarah, seni dan kebudayaan Cianjur dengan baik. “Aki sangat senang dengan adanya rencana pendirian museum ini. Karena disana nantinya akan jadi pusat pengetahuan bagi masyarakat. Terlebih Cianjur dulunya sebagai ibu kota Periangan, yang memiliki berbagai kekayaan budaya yang sangat berharga,” pungkasnya. (mg3)

CMYK

JL RAYA BANDUNG—Dinas Perpajakan Daerah (Diperda) Kabupaten Cianjur berencana akan melakukan operasi sisir ke-32 kecamatan. Penyisiran, dilakukan dalam upaya menggenjot raihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang naik target sekitar Rp5 milliar di 2011. Pada pembahasan perubahan anggaran 2011 bersama DPRD Kabupaten Cianjur, Pemerintah Kabupaten Cianjur melalui Diperda menetapkan adanya kenaikan target PBB 2011 dari sekitar Rp25 milliar menjadi Rp 30 milliar. Atau mengalami kenaikan Rp5 miliar. Kepala Diperda Cianjur Dadan Harmilan mengatakan, kenaikan ini merupakan sebuah tantangan yang sangat positif. Semua perangkat perpajakan menyatakan kesiapanya untuk berusaha keras mencapai target yang ditetapkan pada pembahasan anggaran 2011. ”Memang cukup berat adanya kenaikan target ini, akan tetapi kami optimis dapat mencapainya. Makanya, kami akan melakukan berbagai upaya demi mencapai target tersebut, salah sa-

TAAT BAYAR PAJAK: Sejumlah warga terlihat antre untuk membayar pajak di kantor pajak, belum lama ini. Namun demikian, Disperda melansir masih banyak masyarakat di 32 kecamatan yang belum membayar pajak.

DOK CIANJUR EKSPRES

tunya dengan menggelar operasi sisir PBB di 32 kecamatan,” ujar Dadan Harmilan kepada Cianjur Ekspres, kemarin (18/10). Hingga saat ini, berdasarkan data dari Diperda Cianjur hing-

ga 4 Oktober 2011, PBB yang masuk sekitar 54 persen. Memasuki Oktober hingga Nopember, Dadan optimis akan mengalami kenaikan sekitar 20 hingga 30 persen pelunasan PBB.

Pemkab Siap Ladeni Yudi Terkait Pemecatan Eks Dirut PDAM JL SITI JENAB—Pemerintah Kabupaten Cianjur menyatakan siap melayani rencana tuntutan Mantan Direktur Utama PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur Yudi Junadi ke Pengadilan Tata Usaha Negera (PTUN) Bandung, terkait proses pengangkatan dan pemberhentian direktur yang dinilai melanggar Permendagri No 2/2007 tentang Organ dan Kepegawaian PDAM. Kesiapan Pemkab Cianjur dikemukakan Plt Sekretaris Daerah Kabupaten Cianjur Baharudin Ali, menanggapi tuntutan yang akan dilayangkan Yudi Junadi terhadap Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh karena dinilai sudah melanggar aturan yang ada. “Silahkan saja ajukan tuntutanya ke PTUN Bandung, pemerintah sudah siap melayaninya. Karena, apa yang kami lakukan ini sudah benar. Tidak ada yang keluar dari jalur yang sebenarnya, terutama secara administrasi,” tegas Baharudin Ali kepada Cianjur Ekspres, saat dihubungi melalui telepon selulernya, kemarin. Sekda menganggap Yudi sepihak dalam menyatakan penda-

Sementara itu, Kepala Kecamatan Sukaresmi Drs.Asep Kusmana mengaku optimis bisa meraih 100 persen memenuhi target PBB. Mengingat banyaknya kendala di lapangan, salah

satunya petugas dari kecamatan sangat kesulitan menagih PBB pada pemilik villa maupun rumah yang berada di luar kota. ”Kami pesimis bisa mencapai target 100 persen PBB, karena ada-

nya berbagai kendala di daerah kami. Setidaknya dalam dua bulan ini, kami bisa mencapai target PBB sekitar 60 hingga 70 persen,” ungkap Asep Kusmana kepada Cianjur Ekspres, kemarin.(mg6)

Kepengurusan Sempat Dibuat Geger

Dr Mien Hengkang dari Dharma Wanita? M IKHSAN/CIANJUR EKSPRES

DATANGI PEMKAB: Yudi Junadi (tengah) terlihat berbincang dengan sejumlah pegawai Pemkab Cianjur, belum lama ini.

pat perihal adanya pelanggaran kewenanngan dalam pemberhentian dan penujukan Plh Dirut PDAM Tirta Mukti, karena kami memakai Peraturan Daerah (Perda) Nomor 17 tahun 1986. Rencana Yudi Junadi mempertimbangkan menuntut Bupati, tidak terlepas dari permasalahan pengangkatan dan pemberhentian direktur yang dinilai melanggar Permendagri No 2/ 2007 tentang Organ dan Kepegawaian PDAM. ”Pertimbangan tuntutan secara hukum sudah ada sejak adanya pemberhentian yang tidak jelas dengan saya, selain melanggar Permendagri, juga

tak sesuai dengan asas-asas pemerintahan yang baik,” ucap Yudi, kemarin.. Yudi menyebutkan, sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 2/2007 tentang Organ dan Kepegawaian PDAM, untuk jabatan dirut PDAM yang kedua kalinya, Bupati dapat mengangkat kembali setelah ada usulan dari Dewan Pengawas atas hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Namun kenyataannya, Bupati diduga mengabaikan aturan tersebut, dan menunjuk Dedi Purwadji sebagai Pelaksana Harian (Plh) Direktur Utama PDAM Tirta Mukti.(mg6)

JL SITI JENAB—Istri Wakil Bupati Cianjur dr Mien Suranto dikabarkan mengundurkan diri dari kepengurusan Dharma Wanita Kabupaten Cianjur. Tidak jelas alasan pengunduran diri Mien dari kepengurusan. Namun begitu, berhembusnya isu tersebut cukup menghebohkan anggota Dharma Wanita lainya, sejak dua pekan lalu. Kabar pengunduran diri terungkap disaat Diny Diana Farida menyampaikan surat pengunduran diri dari kepengurusan dan anggota Dharma Wanita Kabupaten Cianjur sekitar dua hari setelah acara pisah sambut mantan Dirut PDAM Tirta Mukti Cianjur Yudi Junadi, Senin pekan lalu (10/10). ”Saya waktu itu dapat kabar dari salah seorang pengurus Dharma Wanita, katanya pengunduran diri juga dilayang-

kan istri Wakil Bupati Cianjur, Ibu Mien Suranto. Jujur saya kaget, padahal saya sendiri mengundurkan diri atas inisiatif sendiri, tidak ikut-ikutan sama orang lain,” tutur Diny kepada Cianjur Ekspres, kemarin (17/10). Diny mengungkapkan, sekitar dua hari acara pisah sambut tepatnya sekitar Rabu (12/ 10) mendatangi kantor Dharma Wanita Kab.Cianjur di Komplek Pemkab Cianjur Jalan Siti Jenab, Pamoyanan, Cianjur. Tujuanya untuk menyerahkan surat pengunduran diri. Namun, di saat berbincang dengan beberapa pengurus dan anggota Dharma Wanita, muncul perkataan jika pengundurannya seperti yang dilakukan istri Wabup Mien Suranto. Diny mengku kaget mendengar kabar tersebut. ”Kalau masalah benar atau

tidaknya, saya tidak tahu. Tapi keterangan yang saya dengar dari salah seorang anggota Dharma Wanita, berbicara seperti itu. Saya sendiri belum bertemu dengan ibu Mien, guna menanyakan langsung perihal informasi itu,” katanya. Sementara itu, Mien Suranto saat dikonfirmasi kebenaran informasi pengunduran diri dari Dahrma Wanita Kabupaten Cianjur tidak benar. Saat ini masih menjadi Ketua sementara Dharma Wanita Cianjur, meski sebenarnya istri Wabup sebagai penasehat saja. ”Tidak benar informasi itu, saya masih aktif di Dharma Wanita. Sebenarnya, ketua Dharma Wanita itu dijabat istri Sekda Cianjur, dikarenakan hingga kini belum ada Sekda definitif, sementara waktu sama saya dijabat,” tuturnya. (mg6)

Kemiskinan dan Minimnya Akses kesehatan Jadi Faktor Utama

Lahir Prematur, Sudah Besar Ajeng Idap Hydrocephalus Penyakit Hydocephalus hingga saat ini masih menjadi momok menakutkan bagi bayi dari kalangan menengah kebawah. Minimnya sarana dan akses kesehatan, membuat penyakit pembesaran kepala akibat kelebihan cairan otak itu terus tumbuh dan berkembang seperti halnya cairan otak yang ada di kepala penderita Hydrocepalus.

lagi. Karena uang yang saya miliki sangat pas-pasan,” ujar sang ayah, Etim. Ia berada di rumah sakit saat ini, sudah terbilang 3 kali bolak balik Cianjur-Naringgul. Dengan ongkos yang tidak sedikir, yakni sekitar Rp90 ribu per orang. Dan mereka berdua,

SISKA DIAN KLARESIA, Jl Rumah Sakit PENEMUAN kasus bayi penderita Hydrocephalus di Kabupaten Cianjur, terus bertambah. Setahun terakhir, setidaknya ada 26 kasus yang baru ditemukan, melapor dan mendapatkan bantuan. Layaknya fenomena gunung es, penyakit ini pun diduga masih banyak yang belum terunkap ke permukaan akibat minimnya akses masyarakat. Contoh kasus ini, ternyata juga menjangkiti bayi perempuan 8 bulan bernama Ajeng Silvia Rosa. Anak kedua pasangan Etim (36) dan Ena (26) kini memiliki bobot tubuh sekitar 7,5 kilogram. Naik drastis dari saat ia lahir sekitar 1,8 kilogram. Kelahiran ajeng memang terbilang funtastis. Ia lahir secara prematur saat usia kandungan sang ibu berusia 7 bulan. “Saat mengandung saya memang mengalami pembengkakan, baik tangan , kaki dan tubuh saya. Ditambah saya sering sakit batuk terutama saat usia kandungan 6 bulan. Sudah cek ke puskesmas, namun tidak kunjung sembuh hingga akhirnya kandungan berusia 7 bulan saya melahirkan,,” jelas Ena yang tercatat sebagai warga Kampung Miduana RT 01/12 Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, kemarin (18/10).

Saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur, Ena mengaku, kerap sakit. Rasa sakit itu berlipat ganda saat dia menderta bengkak dan batuk. Karena minimnya pengetahuan, dia pun menyangka, pembengkakan yang terjadi hanya bagian dari kebiasaan ibu-ibu saat hamil. Selebihnya (batuk-batuk) dinilainya sebagai penyakit karena masuk angin. Dia tidak menyangka, jika kandungannya bermasalah. Sampai pada usia 7 bulan, Ajeng menghirup udara dunia dengan susah payah. Bukan karena bantuan bidan, dia lebih mempercayakan prosesi kelahiran anak pertamanya itu kepada dukun beranak. Ajeng, saat itu lahir dengan kelainan. Yaitu, lahir dengan kondisi masih tertutup selaput dan cairan ketuban yang belum sepenuhnya pecah. ”Kalau saja tidak panggil bidan, mungkin Ajeng akan meninggal, karena bobotnya juga sangat kecil. Terlebih, tensi darah saya juga ikut naik, sehingga dinilai riskan saat melahirkan,” tandasnya sambil menambahkan, tensi darahnya saat itu mencapai 200 per 130. Seiring berjalannya waktu, usia Ajeng masuk dua bulan ja-

SISKA DIAN KLARESIA/CIANJUR EKSPRES

lan. Keanehan mulai muncul: kepala Ajeng mulai terlihat membesar. Ena tidak lantas melaporkan apa yang dialami Ajeng karena memang perjalanan menuju puskesmas terdekat harus ditempuh cukup jauh. ”Karena saya tidak pernah menyangka anak saya mengidap hydrocephalus. Dan sebelumnya juga tidak pernah tahu penyakit itu,” jelasnya. Sang ibu yang bekerja sebagai rumah tangga dan sang ayah yang hanya buruh tani serabutan memang tidak memiliki uang lebih untuk memeriksakan kondisi anak bungsunya ini. Sehingga saat sang anak berusia 8 bulan, barulah ia melapor setelah diberikan rujukan juga dari puskesmas Naringgul. “Saya langsung ke Cianjur dan mengajukan bantuan memakai SKTM. Alhamdulilah dapat bantuan 100 persen, meskipun saya masih kebingungan untuk kemana dan harus seperti apa

DIRAWAT: Ajeng saat ini berada di RSUD Cianjur untuk mendapatkan tindakan medis. Namun begitu, pihak keluarga masih membutuhkan biaya untuk pengobatan Ajeng.

sehingga untuk satu balik saja ongkos yang harus dimiliki sekitar Rp80 ribu. “Saya banting tulang, pinjam sana-sini, tetangga teman dan orangtua saya. Semua demi kesembuhan Ajeng. Karena saya hanya ingin dia sembuh dan tumbuh seperti anak-anak yang lain,” jelasnya. Persediaan uangpun semakin menipis, sementara itu sang ayah tengah menanti hasil keputusan dokter untuk pelaksanaan jadwal operasi yang belum terketahui kapan dilakukan. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.