Islamku-Islam Anda-Islam Kita - Gus Dur

Page 434

Pertentangan Bukanlah Permusuhan

K

etika penulis memberikan ceramah di KSG (Kennedy School of Government) bagi sejumlah orang mahasiswa Universitas Harvard, akhir September 2002 ini, ada per­ ta­nyaan dari seorang mahasiswa pascasarjana asal Singapura: me­ngapakah penulis memusuhi Singapura? Penulis menjawab, bah­wa ia memang menolak arogansi sementara para pemimpin Singapura, yang sok tahu tentang perkembangan Islam di Tanah Air kita. Bahkan dua orang pejabat tinggi Singapura menyatakan bahwa “Muslim garis keras” akan memerintah Indonesia dalam waktu 50 tahun lagi. Penulis menyatakan melalui jawaban tu­ lisan —ia menjawab melalui beberapa buah media massa Indone­ sia yang masih mau memuat pernyataannya, bahwa kita tidak per­lu mendengarkan pendapat kedua orang pemimpin Singapu­ ra ten­tang Islam di negeri ini, karena mereka tidak tahu apa-apa tentang agama tersebut. Jawaban penulis ini, menunjuk pada sebuah perkembang­ an penting di negeri kita. Karena sebelumnya, para pemimpin kita di masa lam­pau menerima suapan dari sejumlah tokoh Singa­ pura, lalu mere­ka berada pada posisi bergantung pada ekonomi Singapura. Kare­na itu, timbulah arogansi di kalangan sementara tokoh nege­ri itu. Dari arogansi ini, lalu timbul sikap mementing­ kan pihak yang tidak penting, dan mem­­berikan penilaian yang terlalu tinggi terhadap mereka. Ter­ma­suk dalam sikap ini, pan­ dangan sangat merendahkan ter­hadap kaum Sunni tradisional seperti yang ada di lingkungan Nahdlatul Ulama. Selain itu, kare­ na pe­nulis tidak mau meng­gunakan kekerasan untuk memper­ta­ g 396 h


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.