Benarkah Mereka Terlibat Terorisme?
B
eberapa waktu yang lalu, penulis diwawancarai oleh wartawan dari Televisi SBS (Special Broadcasting System) dari Melbourne, Australia di lapangan terbang Ceng kareng, sekitar jam 5.30 Wib. Ada tiga buah pertanyaan men dasar yang diajukan pada penulis. Pertanyaan pertama berkisar pada masalah mengapa penulis menganggap Abu Bakar Ba’asyir sebagai teroris? Penulis menjawab, bahwa laporan intelijen dari lima negara menyebutkan hal tersebut. Termasuk di dalamnya intelijen Malaysia dan Amerika Serikat, yang sejak dahulu tidak pernah ada kecocokan antara keduanya. Selain itu penulis me ngacu Hadits Nabi Saw menyatakan: “Kalau suatu masalah ti dak diserahkan pada ahlinya, tunggulah datangnya kiamat (idzâ wushida al ‘amru ilâ ghairi ahlihî fa intadziri al-sâ’ah).” Jadi, sikap penulis itu sudah benar menurut ketentuan agama, dan ka lau terbukti ada masalah lain akan diperiksa di kemudian hari. Abu Bakar Ba’asyir (atau Abubakar Bashir) alias Abdus Somad (lahir di Jombang pada 17 Agustus 1938) adalah seorang ustadz keturunan Arab asal Indonesia. Ia juga dituding sebagai kepala spiritual Jemaah Islamiyah (JI), se buah grup separatis militan Islam. Berbagai badan intelijen menuduh Ba’asyir mempunyai hubungan dengan al-Qaeda. Ba’asyir membantah dia menjalin hubungan dengan JI atau terorisme. Hingga saat ini, ia merupakan pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang bermarkas di Jogjakarta.
g 314 h