Islamku-Islam Anda-Islam Kita - Gus Dur

Page 271

Berkuasa dan Harus Memimpin

jelas bagi kita adanya kewajiban besar untuk berpegang kepada amanat tersebut. Kepentingan rakyat, yang dirumuskan dengan sangat baik oleh para pendiri negeri ini, melalui pembukaan UUD 1945, yaitu dengan rumusan ”masyarakat adil dan makmur”, je­las menunjuk pada keharusan mencapai kesejahteraan bangsa. Per­ nah diperdebatkan, apakah peningkatan PNB (Produk Natio­nal Bruto), dapat dinilai sebagai upaya mencapai keadaan ter­sebut? Sekarang jangankan berusaha ke arah itu, berdebat mengenai apa yang dimaksud dengan kesejahteraan, keadilan dan kemak­ muran pun sudah tidak lagi kita lakukan. Kehidupan kita yang kering-kerontang ini sekarang ha­nya dipenuhi oleh kegiatan untuk mempertahankan kekuasaan, bu­ kannya untuk mencapai kepemimpinan yang diharapkan. Ke­­kua­ sa­an disamakan dengan kepemimpinan, dan kekuasaan tidak lagi mengindahkan aspek moral/etika-nya dalam kehidupan kita sebagai bangsa. Pantaslah jika kita sekarang seolah-olah tidak memiliki kepemimpinan, karena kita sudah kehilangan aspek mo­ral dan etika tersebut. Kepemimpinan kita saat ini, sebagai bangsa, hanya dipenuhi oleh basa-basi (etiket) yang tidak mem­ berikan jaminan apa-apa kepada kita sebagai bangsa. Agama Islam, yang dipeluk oleh mayoritas bangsa kita, memiliki sebuah adagium yang sangat penting: ”Kebijakan dan tindakan seorang pemimpin atas rakyat yang dipimpin, haruslah terkait langsung dengan kesejahteraan mereka” (Tasharruf alimâm ‘alâ ar-ra’iyyah manûtun bi al-maslahah) jelas menun­ juk kewajiban sang pemimpin kepada rakyat yang dipimpinnya. Benarkah kita saat ini memperjuangkan kesejahteraan dengan sungguh-sungguh, kalau dilihat kelalaian para penguasa kita de­­wasa ini? Tentu saja pertanyaan ini tidak akan ada yang men­ jawab sekarang, karena dalam kenyataan hal ini tidak di­pikir­kan secara sungguh-sungguh oleh para penguasa kita. Tidak ada usaha untuk mengkaji kembali sistem pemerintahan kita, mini­ mal mengenai orientasinya, hingga tidak heranlah jika langkah bangsa ini sedang terseok-seok. Umar bin Khattab pernah mengeluarkan sebuah statemen populer: “Tiada Islam tanpa kelompok, tiada kelompok tanpa kepemimpinan, dan tiada kepemimpinan tanpa ketundukan (La islama illa bi jama’ah wala jama’ata illa bi imarah wala imarata illa bi tha’ah),” jelas sekali menunjuk pada pentingnya arti kepemimpinan dan sang pemimpin. Dengan demikian, ke­pe­ g 233 h


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.