Islamku-Islam Anda-Islam Kita - Gus Dur

Page 244

Islam DAN EKONOMI KERAKYATAN

capai tingkatan kesempurnaan (excellence) da­lam bidang-bidang tersebut, seperti terbukti dari hasil-hasil yang dicapai anak-anak mereka di luar negeri. Karena itu tidaklah mengherankan, jika lalu dunia usaha (bis­nis) mereka kuasai. Para manager/pimpinan usaha ada di tangan mereka, bahkan hal itu terasa pada tingkat usaha di bi­ dang keuangan/finansial. Bahkan Bulog dan Dolog hampir selu­ ruhnya ber­hutang uang pada mereka. Sehingga praktis merekalah yang me­­nen­tukan jalannya kebijakan teknis, dalam hal-hal yang me­nyangkut sembilan macam kebutuhan pokok bangsa. Tidak meng­herankan jika lalu ada pihak yang merasa, ekonomi negeri kita dikuasai oleh keturunan Tionghoa. Itu wajar saja. Bahkan lontaran emosional itu akan menjadi sangat berbahaya, jika di­ tutup-tutupi oleh pemerintah dan media dalam negeri. Namun, harus segera ditemukan sebuah kerangka lain, untuk menghin­ dar­kan lontaran-lontaran perasaan yang emosional seperti itu. Janganlah berbagai reaksi itu, lalu berkembang karena diper­ caya oleh orang banyak. Kesenjangan kaya-miskin yang terus menjadi besar dalam kenyataan, maka diperlukan sebuah penataan ekonomi bangsa kita. Bagai­mana­pun juga harus diakui, bahwa apa-apa yang ter­ baik di ne­ge­ri kita, dikuasai/dimiliki oleh mereka yang kaya, baik golong­an pribumi maupun golongan keturunan Tionghoa. Na­ mun untuk me­nye­lamatkan diri dari kemarahan orang melarat, baik yang merasa miskin ataupun yang memang benar-benar tidak me­ngua­sai/memiliki apa-apa, maka elite ekonomi/orang kaya kalang­an pribumi selalu meniup-niupkan bahwa perekono­ mi­an nasional kita dikuasai/dimiliki para pengusaha golongan keturunan Tiong­hoa. Karena memang selama ini media nasio­ nal dan ke­kua­saan politik selalu berada di tangan mereka, de­ ngan mudah saja pendapat umum dibentuk dengan mengang­ gap golongan keturunan Tionghoa, yang lazim disebut golongan non-pribumi, sebagai penguasa perekonomian bangsa kita. Kesan salah itu dapat segera dibetulkan dengan sebuah koreksi total atas jalannya orientasi perekonomian kita sendiri. Koreksi total itu harus dilakukan. Orientasi yang lebih me­men­ tingkan pelayanan kepada pengusaha besar dan raksasa, apa­ pun alasannya, termasuk klaim pertolongan kepada peng­usaha nasional “pribumi”, haruslah disudahi. Sebenarnya yang harus di­to­­long adalah pengusaha kecil dan menengah, seperti yang g 206 h


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.